Disebuah stasiun pinggiran Kota Madya, Paman Benton dan Bibi Resty sedang menunggu kedatangan seseorang yang sangat penting baginya. Setelah beberapa lama mereka menunggu akirnya kereta api cepat yang ditumpangi Tuan Arthur Nugraha dan Istrinya Nyonya Anastasya Nugraha beserta kedua pengawalnya tiba distation.
"Selamat siang Tuan dan Nyonya," kata Om Benton dengan mode hormat menyambut Tuan dan Nyonya Nugraha yang keluar dari pintu kereta cepat gerbong VVIP.
"Selamat siang juga Benton.. Gimana kabarnya Elya putriku," jawab Tuan Nugroho dengan mode penuh wibawa.
"Seperti biasa tuan, nona Elya setiap akir pekan selalu dihabiskan di Tebing Tiga Bintang Tuan..?.. Nona Elya semakin mahir dan lincah memanjat sama seperti masa muda Tuan Arthur dulu." jawab Benton dengan mode penuh semangat.
"Terima Kasih Benton, kamu telah menjaga dan membesarkan Elya dengan baik," kata Tuan Arthur sambil melangkah memasuki mobil yang sudah disiapkan Benton.
"Sudah menjadi tanggung jawab saya Tuan..?.." jawab Benton, sambil mengekor dibelakang Tuan Arthur. Setelah semua masuk kedalam mobil, rombonganpun mulai bergerak meninggalkan station kereta.
Rombongan bergerak memasuki jalan yang tak begitu ramai dan behenti didepan rumah sederhana. Dua buah mobil Roll Royce yang mewah, terpakir didepan rumah sederhana, sungguh membuat kontras pemandangan orang yang melihatnya.
"Silahkan masuk Tuan, sambil menunggu non Elya pulang sebaiknya Tuan Arthur istirahat dulu," kata Benton dengan rasa hormat.
"Baik," jawab Tuan Arthur singkat sambil melangkahkan kaki memasuki rumah sederhana yang cukup luas itu.
Waktu terus berputar dan senjapun datang menyapa mayapada. Gadis cantik dengan daypack dipunggung berjalan memasuki halaman luas sebuah hunian sederhana, langkahnya terhenti tatkala melihat dua buah Roll Roys terpakir di pinggir halaman.
"Siapa tamu Om Ben..?.. gak biasanya Om Ben punya tamu orang kaya..?," gumam Elya dalam hati, dan terus melangkah mendekati pintu.
"Om... Elya pulaaang..?.." teriak Elya setelah dekat dengan pintu. Mendengar teriakan Elya orang-orang didalam rumah berdiri dan melihat keluar pintu.
"Jangan teriak-teriak dong sayaaang..?.." suara lembut seorang wanita dari dalam rumah.
"Bundaaaa.." teriak Elya mendengar suara familiar dari dalam rumah, dan langsung berlari memasuki rumah. Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita cantik usia 40an tahun memakai gaun mewah yang elegan.
"Buuuunda....?!.. Aaaaayaaah..?!.." ucapnya penuh tak percaya melihat penampilan Ayah dan Bundanya yang berubah 180 derajat. Bunda Ana yang dia tahu adalah seorang wanita sederhana yang kerja keluar negeri bersama Ayahnya untuk mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan keluarga hingga ia dititipkan pada Paman dan Bibinya. Sedang Bunda Ana melihat ketikmengertian anaknya berjalan mendekati dan memeluk putri cantiknya.
"Ada apa saaayaaang..?!.. kenapa kok bengong.." ucap Bunda Ana sambil mengecup kening putri cantiknya.
"Elya besok adalah hari Ulang Tahunmu yang ke-17 jadi sudah saatnya kamu mengetahui yang sebenarnya, Ayah dan Bundamu juga sudah menyiapkan hadiah special buatmu." ucap Ayah Arthur menimpali omongan Bunda Ana.
"Iiiiiihhhhh bauk, mandi dulu sana," ucap Buda Ana.
"Nanti setelah mandi kita makan malam ke Kota Madya, disana ada restoran favorit Ayah dan Bunda," kata Ayah Arthur melanjutkan.
"Siaaap, Ayah-Bunda, Elya mandi dulu," jawabnya dengan expresi masih tak mengerti.
Seperti yang telah mereka rencanakan sebelumnya, Dua buah mobil mewah Roll Roys memasuki tempat parkir HARFEST Hotel 'n Resto, alalah sebuah restoran mewah diKota Madya, yang langsung disambut oleh puluhan orang berseragan serba hitam yang membungkuk hormat ketika mereka keluar dari mobil.
"Selamat malam Tuan Arthur, Nyonya Anastasya, mari saya antar keruang VVIP." ucap seorang yang berperawakan tinggi besar, dari rombongan orang berseragam hitam, pengawal keamanan hotel dan resto.
"Oh ini pasti Nona Elya Nugroho..?!.. Perkenalkan saya Robert, Manajer HARVEST Hotel 'n Resto yang masih bagian dari NUGRAHA Corporation," ucapnya memperkenalkan diri pada Elya. Tanpa menunggu jawaban Robert pun membawa rombongan Tuan Arthur menuju ruang VVIP HARVEST Hotel and Resto. Sesampainya dalam ruangan VVIP mata Elya memandangi takjub interior dalam ruangan dengan dekorasi yang classik namun elegant, lalu melangkahkan kaki mendekati aquarium besar berisi ikan Arwana Black Golden besar yang diimpor langsung dari Penang-Malaysia, yang berada disisi dalam ruangan yang berfungsi sebagai dinding pemisah antara ruang satu dengan ruang lainnya. Elya sangat terpesona dengan semua dekorasi dalam ruangang itu hingga tak menyadari kehadiran kedua orang tuanya.
"Elya sudah ah... mulai saat ini dan seterusnya kamu harus membiasakan diri dengan semua kemewahan ini, masa pembelajaran dalam kemiskinan dan kesusahanmu sudah berakhir mulai saat ini, namun ingat kamu tetap tidak boleh sombong, pertahankan kesederhaanmu. Sederhana bukan berarti tidak punya." kata-kata Bunda Ana membuyarkan ketakjuban Elya pada ikan Arowana.
"Iya Elya.. putri tercantik Ayah, kamu adalah Putri Milyader terkaya dibelahan dunia ini, Arthur Nugraha.... yang berarti kamu adalah pewaris keluarga Arthur Nugraha, disamping Kakakmu yang juga kembaranmu Arya Nugraha yang saat ini masih dalam pembelajaran dalam kesederhanaan hingga usianya 20 tahun nanti, jadi mulai saat ini kamu bisa melepas masa sulitmu dan nikmati segalanya mulai sekarang, satu lagi kalau sewaktu-waktu kamu ketemu kakakmu jangan pernah ceritakan masalah ini, Hanya Ayah yang akan mengungkapkannya nanti bila waktunya sudah tiba." kata Arthur dengan mode sombong menyambung kata-kata istrinya.
"Jadi... Ayah-Bunda... keluarga nomer satu Nugroho itu adalah keluarga kita," kata Elya patah-patah seperti tak percaya dengan pergantian peristiwa.
"Iya saaayyaaaang.. ayo kita duduk dan makan dulu..?!.. selesai makan, kamu mau diajak ayahmu keruang rapat, Ayahmu akan memperkenalkan dirimu didepan para staf dan pemilik saham perusahaan Nugraha Corporation se Kota Madya." kata Bunda Ana. Setelah berdo'a tanpa kata dan suara mereka semua mulai menyantap hidangan yang beraneka macam masakan lezat memenuhi meja makan. Setelah merasa cukup Elya meletakkan sendok dan garpu diatas piring dengan penuh rasa syukur. Sambil menunggu Ayah-Bundanya menyelesaikan makannya, Elya mulai mempersiapkan diri menyambut perubahan yang sedemikian drastisnya. Robert sang manajer hotel dan resto, masuk kedalam ruangan dan medekati Arthur,
"Maaf Tuan, para staf dan pemegang saham sudah berkumpul diruang rapat." ucap Robert dengan penuh hormat.
"Elya..?!.. gimana.. kamu sudah siap nak..?.. kalau sudah ayo kita pergi ke ruang rapat," kata Arthur penuh kasih namun tak mengurangi wibawanya pada putrinya.
"Robert bawa kami keruang rapat kalau begitu..!.." perintah Tuan Arthur.
"Mari Tuan, silahkan." jawab Robert, sambil melangkahkan kaki menuju ruang rapat yang berada di lantai dua.
Memasuki ruang rapat Tuan Arthur dan Putrinya memberi salam pada staf dan pemegang saham yang sedang duduk melingkar memutari meja bundar panjang diruang rapat.
"Selamat Malam semua," ucap Tuan Athur dengan khas wibawanya. Mendengar salam dari Tuan Arthur para hadirin berdiri dari duduknya, seraya menjawab dengan kompak,
"Selamat Malam juga Tuan."
"Silahkan duduk kembali," ucap Tuan Arthur. Setelah mereka duduk kembali suasana hening menjadi hening untuk beberapa saat.
"Perkenalkan ini putri saya Elya Nugraha, yang akan menjadi CEO NUGRAHA Corporation Kota Madya yang baru," suara Tuan Arthur penuh wibawa.
Elya memberikan senyum ramah kepada semua petinggi perusahaan dan pemegang saham perusahaan.
Elya mengambil alih kepemimpinan rapat, dengan penuh percaya diri Elya berhasil meyakinkan para petinggi dan pemegang saham itu untuk mempercayainya memenpati posisi CEO yang sudah lama kosong.
Para direksi merasa sangat yakin dan puas dengan peforma Elya saat memimpin rapat, walau masih pertama kalinya dan di usianya yang masih 17 tahun.
Kesan pertama Elya yang mempesona seluruh direksi dan pemegang saham tak luput dari pantauan Tuan Arthur, semyuman muncul diwajah tegas Tuan Arthur.
Rapat telah selesai, Tuan Arthur dan Elya keluar dari ruang rapat dan kembali menemui Bunda Ana yang sudah menggu di ruang keluar yang berada dilantai teratas hotel berbintang itu.
"Elya, NUGRAHA Corporation Kota Madya, punya banyak usaha di segala bidang yang tersebar di Kota Madya, jadi setelah ulang tahunmu ke-17 besok biar Om Ben mengantarkanmu keliling mengunjungi satu per satu perusahaan yang berada dibawah kepemimpinanmu." ucap Bunda Ana setelah melihat anaknya duduk.
"Ok.. Ayah rasa sudah cukup untuk malam ini dan mari kita istirahat dulu di hotel ini." ucap Tuan Artur mengakhiri.
Pagi harinya mereka kembali meluncur kedaerah dimana Om Ben tinggal, namun tidak berhenti di rumah Om Ben melainkan terus menuju villa diatas Gunung Tiga Bintang dan disisi barat Gunug terdapat tebing yang sangat terkenal dikalangan pecinta wisata minat khusus panjat tebing yakni Tebing Tiga Bintang.
Tebing Tiga Bintang diklaim sebagai tebing tertinggi di Kota Madya yang memiliki bebatuan yang sangat bagus, serta panorama alam yang terhampar indah saat dilihat dari ketinggian tebing.
Setelah melakukan perjalanan sekitar dua jam, Mereka tiba diVilla Tiga Bintang.
"Selamat datang Nona Muda," Bunda Ana membuka pintu mobil untuk anak perempuan tercintanya.
Elya terkejut saat melihat villa yang telah dipersiapkan Ayah dan Bundanya. Sangat mewah dan indah luar biasa.
"Ayah Bunda, ini villa kita..?.." tanya Elya kagum, matanya berbinar saat menemukan ada sebuah taman dan kolam ikan kecil didekat pintu masuk.
"Iya sayaang, villa ini menjadi rumahmu mulai sekarang, dan akan menjadi saksi sejarah tolak balik kehidupanmu," ucap Bunda Ana.
Elya tersipu malu mendengar ucapan manis Bundanya.
Tak lama setelah Om Ben dan Bibi Resty mengajak Bunda Ana memasuki Villa, disusul Ayah Arthur mengendong Elya ala-ala Bridal Style.
"Ayah ngapain..?.. Elya malu," tolak Elya kaget, tiba-tiba digendong Ayahnya.
"Aku mau membawa putri kecilku yang tercantik kedalam rumah, bersiaplah ini hari bersejarah dalam hidupmu." Ayah Arthur mengecup kening putrinya. Dengan gagah dan dilihat oleh semua penghuni Villa, Ayah Arthur mengendong Ellya memasuki Villa. Arthur menurunkan Elya disofa empuk yang berada dalam ruangan utama Villa. Lagi dan lagi Ella ternganga melihat dekorasi ruangan yang begitu mewah dan indah.
"Elya sayang, mulai hari ini Villa ini menjadi tempat tinggalmu, peralatan panjat dan segala kebutuhanmu ada diruang belakang, ada boulder untuk kamu latihan setiap kamu mau dilantai dua, dan ruang pribadimu ada dilantai tiga, Villa ini kami desain sama dengan Villa yang sekarang ditempati Kakakmu diVilla Pecinta Alam, yang membedakan kalau Villa Tiga Bintang dengan segala fasilitasnya adalah milikmu dan atas namamu, Sedangkan Villa Pecinta Alam untuk saat ini belum atas nama Kakakmu dengan kata lain masih titipan, kamu boleh mengunjungi Kakakmu kapan saja namun satu hal yang tidak boleh kamu katakan jangan beritahu Kakakmu tentang hubunganmu dan tentang semua kemewahan ini, biar Kakakmu menyelesaikan pelajaran hidup dalam keterbatasan dan kemiskinannya," ucap Bunda Ana dengan tidak melepaskan pelukan sayangnya pada Elya.
"Iya Bunda, jadi benar Kak Arya yang aku temui di SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL adalah Kakak kembaranku..?.. hmmm iya bunda, aku pengen lebih banyak mengenal Kakak tanpa memberi tahu siapa dia sebenarnya, Kakak adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan wajahnya ganteng mirip Ayah versi mudanya dan satu lagi yang Elya tahu Kakak adalah seorang jenius panjat Bunda..?.." ucap Elya sambil mengecup pipi Bundanya.
"Bukan cuma jenius panjat, nilai akademis Kakakmu luar biasa, dia the best di Pesisir Pantai Pantai Selatan saat ini." ucap Ayahnya menimpali.
"Dan untuk acara Ulang Tahun Non Elya besok, saya sudah merencakan dan sudah mempersiapkan segala sesuatunya," kata Om Ben yang memang sejak tadi berdiri di belakang mereka.
"Rencana..?.. mempersiapkan," seru Elya tak mengerti.
"Maafkan Om Non..?.. Om Ben tidak memberi tahu Non Elya sebelumnya, karena memang oleh Tuan Arthur tidak boleh memberi tahu Non..?.." jawab Om Ben.
"Iya Elya.. putri kesayangan Ayah, untuk ulang tahunmu ke-17, Ayah pengin mengadakan "FESTIVAL TIGA BINTANG" tiga hari tiga malam, tidak cuma panjat di Tebing Tiga Bintang disiang hari tapi juga ada lomba menyanyi dan kesenian daerah dimalam harinya dan sebagai acara puncak Ayah mengundang artis papan atas Ibu Kota," kata Bunda Ana.
"Untuk peserta Om Ben sudah mengantarkan Undangan keseluruh sekolah dan intansi pemerintah seKota Madya." suara Bibi Resty menimpali.
"Karena Ayahmu malam ini ada acara yang harus dihadiri di Ibu Kota dan sangat sibuk, sekarang kita akan kembali dan ini untuk kebutanmu sehari-hari mulai sekarang dan untuk masa yang akan datang, gunakan ini sesukamu." suara Bunda Ana sambil memberikan katu kredit Black Gold yang tidak ada batas pengunaan harian juga buku cek yang masih kosong.
Elya semakin bingung dengan kenyataan yang ia hadapi saat ini.
"Terima Kasih Ayah.. Bunda.." hanya itu yang dapat Elya ucapkan setelah dapat menguasai dirinya.
...CREATED, NOVEMBER 2021...
...~°• CINK's eL A •°~...
...“ Jangan tanyakan pada dirimu apa yang dibutuhkan dunia. Bertanyalah apa yang membuatmu hidup, kemudian kerjakan. Karena yang dibutuhkan dunia adalah orang yang antusias”...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments