Senja diujung cakrawala, Langit cerah berbias rona merah kala mentari menuju peraduan. Dalam kamar sebuah asrama seorang pemuda terbaring diatas kasur dengan penuh bahagia terukir diwajahnya, dan dengan sedikit rasa lelah Aryo bangkit dari pembaringan seraya bergumam,
"Mandi dulu ach.."
maaf adegan dalam kamar mandi saya "SENSOR" karena mengandung unsur ketelanjangan.
...~•°LAAAAANJUUUUUT°•~...
Senjapun telah berganti malam, dijalan samping asrama yang memisahkan antara asrama putra dan asrama putri, Berbondong-bondong siswa menuju lapangan utama SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL dan langsung menempati kursi-kursi kosong yang sudah tertata rapi setengah lingkaran disebelah susunan kayu yang tertata mengerucut tinggi diatas lempengan baja yang luas dan mengambang diatas rumput halus lapangan, disebelah sisi yang lain ada pangung terbuka. Dibarisan depan duduk dua keindahan yang sempurna Ani dan Elya, mereka berdua hening dalam kemeriahan pesta.
"Kenalkan namaku Riani Anggara," kata Ani dengan mode serius dan mengulurkan tangan pada gadis disampingnya, dan memecah suasana ambigu diantara mereka berdua.
"Namaku Elya Nugraha," kata Elya dengan mode yang sama dan menyambut uluran tangan gadis disebelahnya. Perkenalan singkat namun membuat perubahan yang lebih akrab diantara mereka.
Di sudut lapang dibawah pohon tabebuya besar yang sedang berbunga indah Arya duduk santai membaca buku pelajaran yang dibawanya, seakan tak terusik oleh hiruk pikuknya pesta. Keasyikannya terusik saat namanya dipanggil oleh pembawa acara untuk penyerahan hadiah diatas panggung. Dengan langkah pasti Arya berjalan melewati deretan kursi penuh penonton. Diatas panggung sudah berdiri dua orang yang sudah Aryo kenal yakni Rangga Dwi dan Sabda Alam, Arya pun menghampiri mereka memberi selamat dan berdiri diantara keduanya, suasana menjadi hening untuk beberapa saat.
"Prosesi penyerahan hadiah akan dilakukan langsung oleh Presiden Federasi Panjat Tebing Kota Madya, untuk bapak Presiden waktu dan tempat saya persilahkan." ucap pembawa acara dengan mode lembut. Dengan langkah tegap penuh wibawa seorang lelaki umur 40an naik keatas panggung yang diikuti oleh Tiga gadis cantik membawa nampan berhias indah,
Tidak memakan waktu yang lama Bapak Presiden langsung menyerahkan hadiah pada Sabda Alam yang menempati posisi III, berupa uang 5.000.000, mendali dan tropi. Dilanjutkan penyerahan hadiah pafa juara II, Rangga Dwi hadiah berupa uang 10.000.000, mendali dan tropi. Dan yang terakir penyerahan hadiah juara I, Arya Nugraha, berupa uang 15.000.000 mendali dan tropy juga sebuah amplop hitam exclusif berlogo Senior International School, yang langsung disambut tepuk tangan meriah oleh penonton. Satu persatu mereka turun dari podium, kembali ketempat masing-masing. Ani dan Elya menyambut Arya yang turun dari pangung.
"Selamat ya Kak.... kamu memang yang terbaik, pertama tampil langsung juara." kata Ani dengan mode bangga saat menyambut Arya. Arya tidak menyahut perkataan Ani, dia masih memandangi gadis disamping Ani dengan penuh tanya.
"Kok bengong sich Kak..?.. iya.. iya nanti aku kenalin," sungut Ani sambil memegang lengan Arya.
"I i iya... apa tadi An..?.." jawab Arya sadar dari lamunannya.
"Ya sudah duduk dulu aja yuk...?.." ajak Ani, sambil mengandeng lengan kanan Arya, yang diikuti Elya berjalan disamping kiri Arya menuju kursi. Setelah beberpa saat mereka sudah kembali ketempat duduk.
"Penasaran apa tertarik dengan kecantikan kak Elya...?..." goda Ani sesaat setelah mereka duduk, sementara Elya mendengar kata-kata Ani, wajah cantiknya merona merah.
"Terus terang aku penasaran aja An.. kok wajahnya mirip banget sama aku ya...?.." gumam Arya hampir tak terdengar.
"Ya udah kenalan dulu sana, kalau begitu." perintah Ani pada Arya.
"Kenalin namaku Arya Nugraha, aku datang dari desa pesisir Pantai Selatan." ucap Arya mengenalkan diri sambil menjulurkan tangan.
"Aku Elya Nugraha, aku dari desa lembah tiga bintang." jawab Elya.
"Hmmmm maaf kalau tidak sopan, kok nama akhir kita sama ya..?.. terus wajah kita...?.." kata Arya tidak menyelesaikan pertanyaanya.
"Gak tau juga ya kak, mungkin kebetulan saja." jawab Elya singkat. Setelah saling kenal mereka bertiga makin akrab. Hingga tak terasa waktupun semakin malam dan acara api unggunpun sudah selesai. Mereka berpisah dan kembali ke asrama masing-masing.
Sesampainya diasrama Arya meletakkan tropy dan mendali pada lemari kaca dan membuka amplop hitam. Yang ternyata isinya undangan menemui kepala sumber daya siswa di kantornya, jam 09.00 besok. Setelah menyimpan undangan itu Arya merebahkan tubuhnya ke kasur dan tidak membutuhkan waktu yang lama diapun tertidur.
Pagi itu didalam ruang kepala kantor sumber daya siswa, seorang lelaki paruh baya sedang duduk di sebuah kursi, sedang mengamati laporan-laporan yang tertumpuk diatas meja kerjanya, sesekali matanya menatap pintu yang seolah-olah sedang menunggu seseorang.
"Tok tok tok" suara pintu di ketuk.
"Masuuk" jawab suara lelaki dengan mode tegas dari dalam ruanga. Setelah pintu terbuka Arya masuk dan menutup pintu itu kembali, sera melangkahkan kaki mendekati meja kerja lelaki itu.
"Selamat pagi pak, ini undangan yang bapak berikan pada saya semalam," kata Arya dengan mode datar sambil menyodorkan undangan.
"Duduk," ucapnya singkat, sambil memandang kearah Arya, melihat Arya sudah duduk.
"Perkenalkan nama saya Ribut Hartono, saya manager sumber daya siswa, adapun keperluan saya memberi undangan kepada anda itu karena saya melihat potensi yang bagus didiri anda, apa saat ini anda berada di kelas unggulan..?.." dengan mode tegas penuh wibawa
"Benar Pak," jawab Arya masih dengan mode datar.
"Ooooo bagus, begini tahun ini sekolahan kita mempunyai pavilyun pecinta alam plus prasarananya termasuk perlengkapan panjat dan pendakian yang sudah siap digunakan tapi kami belum punya pengurus yang cocok untuk kita serahi, setelah melihat data dan potensi anda, saya percaya anda mampu dan bisa mengelola gedung ini, sekaligus sebagai penghargaan sekolah atas potensi anda." kata Pak Ribut dengan tegas.
"Trima kasih atas kesempatan dan kepercayaan Bapak kepada saya," jawab Arya.
"Ok saya anggap anda sudah menerima tugas ini, untuk kepengurusan dan anggota sepenuhnya saya serahkan kepada anda dan dibawah naungan departemen saya, ini kartu akses pavilyun, dan biar sekertaris saya yang mengantarkan anda," kata pak Ribut sambil menyerahkan kartu yang didesain elegan.
"Siap Pak, saya siap melaksanakan tugas dengan segala kemampuan saya," jawab Arya sambil menerima kartu itu.
"Bu Anjar, silahka anda antar saudara Arya ini ke pavilyun pecinta alam," perintah Pak Ribut pada sekertarisnya.
"Siap Pak, saudara Arya mari saya tunjukkan tempatnya," ajak Bu Anjar.
"Mari Bu, dan saya permisi dulu Pak," jawab Arya sambil melangkah mengikuti Bu Anjar meninggalkan ruangan Direktur.
Berjalan sekitar 30 menit mereka sampai pada sebuah gerbang yang bertuliskan "PAVILYUN PECINTA ALAM"
"Ini tempatnya saudara Arya," kata Bu Anjar ketika secara otomatis pintu gerbang terbuka.
Arya terkesima melihat pemandangan didepannya, ada jalan batu alam yang tertata rapi dan disisi kiri kanan jalan ditanami pohon-pohon Asem besar, berjalan masuk ada taman beraneka bunga yang indah dan luas ditengahnya ada sebuah miniatur danau lengkap dengan bebatuan dan air terjun, berjalan terus mereka sampai pada bangunan utama yang sangat megah dan indah, bangunan tiga lantai dengan model klasic seperti kastil, bangunan itu lebih cocok disebut dengan villa. Arya diam terpaku, tertegun, dalam perasaannya seolah dia memasuki dunia lain, dunia fantasi yang ada difilm-film.
Suasana disini memang seperti suasana desa yang asri. Ya suasana desa yang berada ditengah-tengah Kota Madya. Arya masih terbawa perasaannya tatkala sebuah suara membawanya kembali ke dunia nyata.
"Ini pintu utamanya, gunakan kartu anda untuk membuka pintu," perintah Bu Anjar, menyadarkan lamunann Arya. Tidak menunggu perintah dua kali, Arya mengeluarkan kartu dan mengesekkan pada tempat yang sudah tersedia di pintu itu yang dengan otomatis pintu itu bergeser terbuka dan pemperlihatkan isi dalam bangunan itu. Lantai mengkilap yang terbuat dari batu alam bercorak abu-abu muda yang bermotif natural dan alami. Disebelah kanan pintu ada satu set meja kursi tamu besar terbuat dari kayu jati yang dibalut dengan kulit halus berwarna coklat tua. Dan sebelah kiri pintu ada meja terbuat dari kayu jati dengan finising halus berwarna natural, diatas meja ada monitor komputer besar dengang merk terkenal berloggo buah Apel kroak. Dibelakang meja ada kursi besar berlapis busa empuk dan terbalut kulit hitam doff elegant. Melihat keatas ruangan ada serangkai lampu cristal besar tergantung indah dan mewah. Melangkah lurus masuk kedalam ada pintu kaca tebal yang terbuka otomatis, Ada satu ruangan besar disisi kiri dan diatas pintu bertuliskan "DUNIA PANJAT" masuk kedalam disambut oleh rak dan etalase kaca berisi semua peralatan panjat yang komplit, seperti toko penjual alat-alat panjat saking komplitnya. Melangkah belok kekiri ada pintu kayu menuju lorong yang menghubungkan halaman belakang, Halaman yang luas dengan rerumputan halus tertata apik, diujung halaman berdiri kokoh sebuah wall climbing dengan ketinggian 15 meter dan lebar 6 meter lengkap dengan poin-poin terpasang.
Kembali masuk kedalam, di sebelah kanan ada satu ruangan lagi dan diatas pintu bertuliskan "DUNIA PENDAKI" masuk kedalam tak kalah memukaunya dengan ruangan yang ada di sebelah kiri, Tas-tas carriel bermerk dan berbagai ukuran tegantung rapi berjejer di dinding kayu yang didesain elegant. Dalam etalase kaca tersusun sepatu gunung berbagai model dan warna dengan merk yang sama, Ari masih terpana melihat itu semua.
"Dan ini hadiah dari saya pribadi untuk anda, semoga anda mau menerima dan memakainya," ucap Bu Anjar dengan mode sopan sambil memberikan sebuah DAYPACK 30L bermerk international berwarna Black Army yang terlihat sederhana tapi elegant. Arya menerima Daypack itu seraya berkata,
"Terima Kasih, ini sangat special buat saya, dan modelnya sangat cocok dengan saya. Sekali lagi Terima Kasih." dengan mode datarnya.
Keluar dari Dunia Pendaki, mereka berjan kesudut ada pintu lift yang membawa mereka ke lantai dua, Sampai di lantai dua sebuah ruangan luas berlantai rumput sintetis lembut, disisi-sisi dinding didesain dengan relief-relif batu halus sedikit dengan poin-poin terpasang, kalau seorang semanjat pasti tau, ini adalah sebuah Boulder dengan ketinggian 5 meter, masih dalam ruangan yang sama dibalik cekungan Boulder ada beberapa kamar diperuntukkan buat kamar mandi dan ruang ganti, sedang pada cekungan sisi yang lain ada pintu lift yang menghubungkan lantai satu dan lantai tiga, masuk kedalan bilik lift menuju lantai tiga. Sampai di lantai tiga, lantai teratas bangunan ini, Lantai tiga di bagi menjadi tiga ruangan besar, keluar dari pintu lift langsung memasuki ruang tamu melangkah kesisi kiri adalah ruang pribadi lengkap dengan perabotannya, ada tempat tidur empuk dan mewah, ada lemari kayu elegant, dan ada kamar mandi. Disisi sebelah kanan ruang dapur yang juga lengkap dengan perabotan memasak tertata rapi. Dalam benak Arya masih belum percaya sepenuhnya dengan keaadan yang dia alami, dia yang berasal dari keluarga susah dan tak mampu tak pernah membayangkan tinggal ditempat semewah dan selengkap itu, jangankan membayangkan berfikir pun dia tidak berani.
"Ok.. sampai disini ada yang perlu anda tanyakan..??.. Oh iya satu hal lagi, kalau anda membutuhkan team silahkan mencari team anda sendiri, di sebelah kanan bangunan ini ada beberapa bangunan untuk tempat tinggal dan kami juga sudah menyiapkan petugas untuk mengurus tempat ini," kata Bu Anjar panjang lebar.
"Untuk saat ini tidak ada yang saya tanyakan, Bu.." jawab Arya.
"Ok... kalau tidak ada yang perlu ditanyakan saya akan kembali ke departemen melaporkan pada ketua, dan untuk akomodasi serta barang-barang anda yang ada di asrama nanti ada petugas yang mengurus dan mengantarkan kesini, selamat beristirahat dan jangan lupa belajar yang rajin dan bekerjalah dengan giat," kata Bu Anjar sambil melangkah menuju pintu lift.
...CREATED, NOV 2021...
...~°• CINK's eL A •°~...
..."Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai, dicintai karena diri kita sendiri, atau lebih tepatnya, dicintai terlepas dari diri kita sendiri."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments