Semenjak kelebihan Chu Pian Ran terbongkar, gadis itu mulai berlatih secara terang-terangan.
Tuan Chu menyediakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan berbagai barang khusus untuk putrinya berlatih.
Karena rajinnya berlatih, kini Chu Pian Ran sudah bisa mengangkat tubuh pelayan setianya yang berat badannya lebih dari 40 kilo.
Xi Er sempat menjerit ketakutan akibat ulah majikannya itu.
Kini Chu Pian Ran sedang berlatih memecahkan sebuah guci besar yang sudah diisi air hingga penuh.
Dengan jarak 10 meter, Chu Pian Ran memusatkan seluruh kekuatannya di kedua telapak tangannya.
Sekali dua kali hentakan masih gagal. Namun Chu Pian Ran tidak putus asa.
Setelah beberapa kali mencoba akhirnya guci yang berisi air itu berhasil pecah. Air yang ada dalam guci membasahi tempat di sekitarnya.
Suara tepuk tangan terdengar dari balik tubuh Chu Pian Ran.
Gadis itu memutar badannya. Muncul pikiran iseng di otak gadis itu.
Dengan mantap, Chu Pian Ran mengangkat tubuh Lee hingga 2 meter jauhnya dari lantai.
"Hei Ran Er apa yang kau lakukan?! Cepat turunkan aku!" Rupanya pemuda itu punya rasa takut juga seperti Xi Er.
Bukannya menuruti perintah Lee. Chu Pian Ran malah mengangkat tubuh pemuda itu dan membawanya tepat di atas kolam.
"Jangan bilang kau ingin menceburkanku ke kolam Ran Er!" Teriak Lee.
"Ran Er." Suara bariton tuan Chu membuat Chu Pian Ran berhenti mempermainkan Lee.
"Lihat paman, Ran Er semakin berani saja." Adu Lee pada paman Chu.
"Jangan main-main yang tidak perlu dengan kelebihanmu Ran Er. Tidak baik. Jika Lee mengadu pada ayahnya bagaimana." Kata tuan Chu.
"Maaf ayah." Jawab Chu Pian Ran singkat.
"Harusnya kau minta maaf padaku bukan pada paman. Dasar penyihir." Gerutu Lee dengan bibir cemberut.
Tuan Chu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan muda mudi itu.
"Kau sedang longgar Lee? Akhir-akhir ini paman perhatikan kau semakin sering saja datang kemari. Apa kau tidak bosan?" Tanya tuan Chu. Pria paruh baya itu sudah duduk di kursi dekat kolam.
"Mana mungkin saya bosan paman. Saya malah betah berlama-lama di sini. Kalau boleh saya ingin tinggal di sini saja paman." Balas Lee jujur.
"Maksudmu?" Tanya tuan Chu sambil menoleh pada Lee.
"Maksud saya, jika paman mengijinkan, saya ingin segera menikahi Ran Er agar kita bisa tinggal bersama paman." Ucap Lee tanpa rasa sungkan.
"Hei, jangan bicara yang tidak-tidak pada ayah!" Ketus Chu Pian Ran.
"Bicara yang tidak-tidak bagaimana. Aku serius tahu." Lanjut Lee.
"Bagaimana paman, boleh tidak?" Tanya Lee serius.
"Yang niat kau nikahi kan Ran Er, bukan paman. Kenapa malah bertanya pada paman?" Sambung tuan Chu.
"Ya kan Ran Er putrinya paman, jadi wajar kan kalau Lee minta ijin pada paman." Jelas Lee.
Dari kejauhan, nyonya Chu tersenyum mendengar obrolan suaminya dengan Lee.
Nyonya Chu dan Bibi Chen sedang membawa nampan berisi teh hangat dan cemilan, kemudian meletakkannya di atas meja.
"Kelihatannya asyik sekali, apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya nyonya Chu.
"Ini bibi, Lee sedang meminta ijin pada paman untuk menikahi Ran Er." Lee mengulangi kata-katanya.
"Kamu ingin menikahi Ran Er? Kenapa harus buru-buru?" Tanya nyonya Lee.
"Lee takut Ran Er direbut orang bibi." Jawab Lee terus terang.
Nyonya Chu tersenyum mendengar jawaban Lee.
"Memangnya siapa yang ingin merebut Ran Er?" Lanjut nyonya Chu sambil duduk di kursi kosong yang ada di samping suaminya.
"Siapa tahu setelah banyak orang mendengar kalau Ran Er punya kelebihan yang luar biasa, kemudian banyak pemuda tampan yang ingin melamar Ran Er seperti dulu. Perjuangan Lee akan sia-sia jika Lee kehilangan Ran Er bibi." Jelas Lee.
"Kamu yakin ingin menikahi Ran Er?" Tanya tuan Chu.
"Sangat yakin paman." Jawab Lee mantap.
"Kalau begitu kau minta ayah dan ibumu untuk datang kemari dan melamar." Ucap tuan Chu.
"Tapi ayah, Ran Er masih belum ingin menikah." Dengan cepat Chu Pian Ran memotong pembicaraan.
"Kan kita bisa bertunangan dulu sayang." Sambung Lee tanpa rasa malu jika dia sedang berbicara di depan tuan dan nyonya Chu.
Chu Pian Ran mendelik pada Lee.
"Sekarang kau benar-benar mirip dengan penyihir. Awas bola matamu bisa lepas." Ledek Lee.
Spontan, kaki kiri Chu Pian Ran menginjak kaki kanan Lee.
"Aduh. Kenapa kau menginjak kakiku Ran Er!" Lee mengaduh protes.
"Lihat paman, bibi, Ran Er menginjak kakiku." Adu Lee pada tuan dan nyonya Chu.
Tuan dan nyonya Chu benar-benar gemas dengan kelakuan Lee.
"Sudah jangan ribut lagi, buang-buang energi... Paman dan bibi tidak melarangmu ingin menikahi Ran Er. Tapi jika Ran Er masih belum minat ya jangan dipaksakan. Tidak perlu buru-buru." Kata tuan Chu bijak.
"Bagaimana kalau Ran Er nanti direbut orang lain paman?" Tanya Lee pura-pura memelas.
"Kau tidak perlu berpikir berlebihan Lee. Jalani saja yang ada di depan." Lanjut tuan Chu.
Mau tidak mau, Lee harus menuruti kata-kata paman Chu. Dia harus bersabar lagi demi menikahi gadis pujaannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ana Kurniawan
pengangguran apa si Lee ini. ngapel mulu kerjaannya.
2024-01-26
1
fifid dwi ariani
bahagia selalu
2022-10-15
0
Liswati Angelina
kamu juga harus kuat juga lee agar bisa melindungi ran er
2022-09-27
1