Episode 4 Keajaiban

1 bulan sudah jiwa Song Hyu Meen menempati raga Chu Pian Ran. Dari hari ke hari tubuh gadis itu semakin lama semakin membaik secara ajaib. Tabib Lou merasa bingung dengan keanehan tersebut.

Selama 1 tahun lebih Tabib Lou rutin memeriksa kesehatan nona Chu Pian Ran. Dari hasil pemeriksaan pertama hingga pemeriksaan yang baru dilakukan sebulan yang lalu, kondisi tubuh putri tunggal Tuan Chu Jeong Byun itu menunjukkan kelemahan yang terus meningkat. Namun semenjak gadis tersebut dinyatakan hilang ingatan, dengan tidak terduga kondisi fisiknya malah membaik secara bertahap.

Kondisi terburuk yang dialami Chu Pian Ran adalah saat tubuhnya menjadi tak berdaya. Yang bisa dia lakukan hanyalah berbaring di ranjang sepanjang hari. Badannya semakin lama semakin kurus dan wajahnya memucat.

Banyak orang yang berpikiran bahwa hidup gadis itu akan berakhir dengan tragis. Tinggal menunggu waktu saja kapan dia akan menemui ajalnya.

Saat ini, keadaan buruk itu berubah secara tidak masuk akal. Tentu saja keluarga besar Chu beserta seluruh pelayan yang ada di kediamannya menyambut hal ini dengan sukacita.

"Ayo nak, makanlah yang banyak agar tubuhmu semakin pulih...," kata Nyonya Chu Jeong Byun sambil meletakkan sepotong daging ke mangkuk nasi putrinya.

"Terimakasih banyak bu...," jawab Chu Pian Ran singkat.

"Tabib Lou sudah berkata, bahwa mulai hari ini kamu sudah boleh makan makanan biasanya. Tidak ada pantangan makanan lagi. Jadi ambillah makanan apapun yang kamu sukai," tambah Tuan Chu Jeong Byun yang juga sambil menyumpit sayuran lalu meletakkannya di mangkuk nasi putrinya.

"Iya ayah, terimakasih...," balas gadis itu.

Hari ini, Chu Pian Ran kembali bisa makan bersama dengan orang tuanya di ruang makan. Di meja makan tersedia berbagai macam masakan yang bisa dimakan oleh 10 orang. Wanita paruh baya itu memang sengaja meminta para pelayan dapur untuk memasak lebih banyak. Tentu saja semua ini dilakukan untuk putri tercintanya.

Selama berbulan-bulan, putrinya hanya diizinkan oleh Tabib Lou makan bubur halus. Ini dikarenakan pencernaan Chu Pian Ran sedang bermasalah akibat penyakit yang dideritanya. Untuk itu, hari ini Nyonya Chu Jeong Byun menyiapkan banyak makanan kesukaan putrinya agar dia bisa memilih makanan apa yang ingin dia makan.

Setelah menyelesaikan acara makan bersama, wanita paruh baya itu mengajak putrinya untuk berkeliling di kediaman. Inilah pengalaman pertamakali bagi jiwa Song Hyu Meen benar-benar berada dalam dunia China kuno yang biasanya hanya bisa dia lihat di film-film.

Menakjubkan... Batin jiwa Song Hyu Meen.

Kediaman keluarga Chu lumayan besar dan mewah. Ada beberapa ruangan terpisah yang masing-masing memiliki kegunaannya sendiri. Kediaman itu juga memiliki kolam dan taman bunga beraneka warna. Jiwa Song Hyu Meen sedikit merasa tenang saat berada di taman bunga tersebut.

Nyonya Chu Jeong Byun kemudian mengajak putrinya duduk di gazebo yang ada di taman.

Anggap saja ini taman bunganya....

"Nak, inilah kediaman kita... Semua kekayaan yang kita miliki juga karena kerja keras mendiang kakek nenekmu," wanita paruh baya itu pun mulai bercerita tentang mendiang kakek nenek Chu saat mereka masih hidup.

Semenjak putrinya hilang ingatan, Nyonya Chu Jeong Byun berusaha merangsang memori putrinya dengan menceritakan banyak hal. Namun dilihat dari kenyataannya sekarang, apa yang pernah wanita paruh baya itu ceritakan seolah-olah terasa sia-sia saja.

Sekalipun tubuh putrinya semakin membaik, namun ingatannya masih tetap tidak ada perubahan. Bahkan Nyonya Chu Jeong Byun merasa bahwa putrinya yang sekarang ini jauh berbeda dengan sebelumnya. Putrinya yang sekarang terkesan lebih dingin dan pendiam.

"Kita sudah terlalu lama di luar, lebih baik sekarang ibu mengantarmu kembali ke kamar...," ujar wanita paruh baya itu.

"Baik bu..."

Tak lama kemudian, kedua perempuan itu pun beranjak meninggalkan taman lalu melangkahkan kaki mereka menuju ke kamar Chu Pian Ran.

🌹

Kamar Chu Pian Ran

"Nona, sudah waktunya minum obat," kata Xi'er sambil menyodorkan mangkuk berisi cairan berwarna hitam pekat pada Chu Pian Ran. Aroma obat itu sangat kuat hingga menyebar memenuhi kamar.

"Aku sudah tidak mau minum obat itu Xi'er, bawa saja kembali ke dapur, baunya membuatku mual...," balas gadis itu terus terang.

"Ayolah nona, nona harus minum obat ini agar cepat sembuh," Xi'er berusaha memaksa majikannya itu.

"Aku sudah tidak apa-apa Xi'er, aku sudah sembuh. Jadi tidak perlu minum obat yang rasanya sangat pahit itu," tolak Chu Pian Ran sekali lagi.

"Ehem, ehem... halo nona-nona cantik," sapa seorang pemuda sambil masuk kamar.

"Tuan Muda Lee...," Xi'er memberi salam sambil sedikit membungkukkan badannya setelah dia bangkit berdiri.

"Apa itu Xi'er, obat untuk nonamu?" tanya Lee Jiang Wook sambil matanya melihat mangkuk berisi cairan berwarna hitam pekat dan beraroma kuat yang dibawa oleh gadis pelayan itu.

"Iya tuan muda, tapi nona menolak untuk minum...," jawab Xi'er jujur.

"Kemarikan obatnya Xi'er... Dan kau, bisa melakukan pekerjaan yang lain." Setelah memberikan mangkuk obat itu pada pemuda tampan tersebut, Xi'er pun undur diri dari ruangan itu.

"Ayo sayang, minumlah obat ini agar kamu cepat sehat...," ujar Lee Jiang Wook sambil menyodorkan mangkuk obat itu yang langsung membuat mata Chu Pian Ran mendelik padanya karena mengucapkan kata 'sayang'.

"Aku kan hanya bercanda Ran'er, kenapa dianggap serius... Ini minum obatnya," sekali lagi putra tunggal Tuan Lee Jiang Xun itu menyuruh gadis tersebut untuk minum obat.

"Aku tidak mau, minum saja sendiri," tolak Chu Pian Ran untuk kesekian kalinya.

"Yang sakit kan kamu, kenapa aku yang harus minum obat," tukas Lee Jiang Wook.

"Tidak apa-apa kan, hitung-hitung untuk tambah stamina," ledek gadis itu.

"Ayolah Ran'er, minumlah obat ini... Orang tuamu sangat berharap kamu segera sembuh lo...," kali ini pemuda tampan itu mengulangi perkataannya dengan volume suara yang lebih rendah dari sebelumnya.

"Dengar Tuan Muda Lee Jiang Wook, aku sudah sehat. Jadi aku tidak akan minum obat bau itu lagi," Chu Pian Ran tetap kukuh menolak minum obat dengan memberikan penekanan pada kalimat 'Tuan Muda Lee Jiang Wook'.

"Haiiish, ya sudahlah," akhirnya putra tunggal Tuan Lee Jiang Xun itu pun menyerah dan meletakkan mangkuk obat tersebut di atas meja.

"Aku akan membawa obat itu ke dapur. Baunya benar-benar membuatku mual," gadis tersebut bermaksud beranjak dari tempat duduknya namun langsung dicegah oleh Lee Jiang Wook.

"Biar aku yang membawanya ke dapur, kau duduk manis saja di sini...," pemuda tampan itu pun bangkit dari tempat duduknya sambil membawa mangkuk obat itu keluar kamar.

Beberapa menit kemudian, tampaklah putra tunggalnya Tuan Lee Jiang Xun telah kembali ke kamar Chu Pian Ran.

"Kau benar-benar yakin sudah merasa sehat?" pemuda tampan itu bertanya sekali lagi untuk mendapatkan kepastian.

"Heem."

"Apa kau tidak bosan sering datang ke sini? Aku saja mulai bosan melihat wajahmu," kata gadis itu terus terang.

Lee Jiang Wook meringis mendengar perkataan Chu Pian Ran barusan.

"Aku tidak percaya kalau kau merasa bosan melihat wajah tampanku ini. Asal kau tahu ya, banyak perempuan-perempuan cantik di ibukota ini yang ingin sekali menjadi kekasihku," balas pemuda tampan itu dengan percaya dirinya.

"Heleh, aku tidak percaya dengan omongan playboy sepertimu," ucap putrinya Tuan Chu Jeong Byun.

"Playboy? Apa itu playboy? Perasaan baru pertama kali ini aku mendengarnya," sahut Lee Jiang Wook jujur bercampur bingung dengan 'kata aneh' yang diucapkan Chu Pian Ran tadi.

Gadis itu tidak menggubris keingintahuan pemuda tampan tersebut, dia malah asyik membaca buku yang baru saja dipegangnya.

Tiba-tiba saja putra tunggalnya Tuan Lee Jiang Xun merebut buku yang ada di tangan Chu Pian Ran. Alhasil, sikap pemuda tersebut membuat mata gadis itu mendelik lagi padanya.

Sejarah Kerajaan Qin. Itu kalimat yang tertulis di sampul buku itu.

"Kembalikan!" Chu Pian Ran mengulurkan tangan kanannya untuk meminta buku itu kembali.

"Nanti saja kukembalikan, sekarang aku ingin ngobrol hal penting denganmu," ucap Lee Jiang Wook sambil menyelipkan buku itu di bajunya dengan maksud agar gadis yang ada di depannya tersebut tidak berani mengambil buku itu lagi.

"Mau mengobrol apa lagi? Bukannya kau sudah bercerita banyak hal. Cerewetmu melebihi perempuan saja," tukas Chu Pian Ran terus terang.

Putra tunggalnya Tuan Lee Jiang Xun menatap gadis yang duduk ada di depannya itu. Hari ini wajah Chu Pian Ran sudah pulih seperti sediakala. Cantik, segar dan memikat. Tapi untuk perawakan tubuhnya, gadis cantik itu masih terlihat kurusan karena tabib Lou baru mengizinkan dia mengonsumsi makanan seperti biasanya sebelum dia jatuh sakit.

"Jangan menatapku seperti itu, aku tidak suka," ujar Chu Pian Ran sambil merengut.

"Memangnya kenapa kalau aku melihat wajah cantikmu seperti ini? Lagipula kita ini sangat serasi jika menjadi sepasang kekasih," gadis cantik itu langsung melotot pada Lee Jiang Wook. Tak berapa lama, dia membuang mukanya ke samping.

Dasar menyebalkan, rutuk Chu Pian Ran dalam hati.

"Sudahlah, sekarang katakan untuk apa kau ke sini. Jika tidak ada urusan lagi lebih baik kau pulang saja," kata Chu Pian Ran terus terang.

"Kau mengusirku?" tanya pemuda itu.

"Iya, kenapa?" lanjut gadis cantik itu.

"Malang nian nasibku ini... Ingat Ran'er, suatu saat nanti jika aku sudah punya kekasih dan tidak ke sini lagi pasti kau akan menyesal," balas Lee Jiang Wook terdengar dramatis.

Percaya diri sekali. Batin Chu Pian Ran.

"O iya, ada yang ingin kutanyakan padamu. Ayahku berkata jika 3 bulan lagi akan ada pemilihan selir untuk para pangeran. Apa kau sudah mendengarnya? Kau ikut mendaftar juga?" Kali ini pemuda itu menjadi lebih serius karena dia ingin tahu jawaban pasti dari gadis tersebut. Jika Chu Pian Ran berniat ikut mendaftar pemilihan selir itu pasti dia akan sangat patah hati.

"Aku sama sekali tidak tertarik ikut acara seperti itu," jawab Chu Pian Ran apa adanya.

"Benarkah? Apa kau tidak tertarik dengan ketampanan para pangeran itu?" tanya Lee Jiang Wook sekali lagi.

Gadis cantik itu diam saja yang malah membuat putra tunggalnya Tuan Lee Jiang Xun tersebut menjadi gemas dengan gadis itu.

"Hei aku bertanya padamu, kenapa tidak dijawab sih?" Lee Jiang Wook semakin tidak sabaran.

"Kan tadi sudah kujawab," balas gadis itu santai.

Gadis ini benar-benar tidak mengerti perasaanku sama sekali... Keluh pemuda tampan itu dalam hati.

"Kau tidak tertarik dengan para pangeran itu?" Lee Jiang Wook mengulang pertanyaannya lagi.

"Kenal saja tidak bagaimana bisa tertarik," tambah Chu Pian Ran terus terang.

Jawaban gadis cantik itu sedikit membuat pemuda tersebut lega.

"Bagaimana jika ayahmu berniat mendaftarkanmu?" buru Lee Jiang Wook.

"Aku akan menolaknya," ujar gadis cantik itu.

"Jika yang mulia kaisar menghendakimu menjadi menantunya bagaimana?" imbuh pemuda itu.

Lagi-lagi pemuda tampan itu mencecar Chu Pian Ran dengan pertanyaan seputar pemilihan selir, yang tentu saja membuat gadis tersebut akhirnya menjadi jengkel dengan sikapnya dan menatap Lee Jiang Wook dengan muka kecut.

"Kamu ini kenapa sih tanya-tanya seperti itu?!" tanya Chu Pian Ran dengan nada sedikit ketus lalu membuang mukanya lagi.

Ya dewaaaa, apakah gadis ini tidak tahu betapa cemasnya aku jika dia sampai menjadi selir salah satu pangeran itu.

Pemuda tampan itu pun merasa dongkol.

"Sudahlah, tidak perlu membahas hal yang tidak penting. Aku tidak suka dengan orang yang banyak bicara," ujar Chu Pian Ran terus terang.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya masalah ini lagi... Oh ya, beberapa hari lagi akan ada perayaan festival lentera, apa kau akan menontonnya?" tanya Lee Jiang Wook mengalihkan bahan pembicaraan.

"Jika ayah dan ibu tidak mengijinkan, aku ya tidak bisa pergi... Mereka masih melarangku pergi keluar ruangan terlalu lama," jelas gadis cantik itu.

"Bagaimana jika aku yang meminta ijin pada mereka?" tawar pemuda tampan itu

"Itu ya terserah kamu," jawab Chu Pian Ran.

"Jika orang tuamu mengijinkan, kau mau pergi denganku kan?" lanjut Lee Jiang Wook.

"Sebaiknya kau minta ijin dahulu, masalah aku pergi denganmu atau tidak itu urusan nanti," balas Chu Pian Ran datar.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

ketua banget dah ahhh 😁😁✌

2022-10-31

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2022-10-14

1

Liswati Angelina

Liswati Angelina

saking pendiamnya merasa kesal jika diajak bicara

2022-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kepergian Song Hyu Meen
2 Episode 2 Chu Pian Ran
3 Episode 3 Tuan Muda Lee Jiang Wook
4 Episode 4 Keajaiban
5 Episode 5 Menonton Festival Lentera
6 Episode 6 Kelebihan Yang Tersembunyi
7 Episode 7 Teluh Yang Gagal
8 Episode 8 Kerinduan Song Hyu Meen
9 Episode 9 Aku Bukan Chu Pian Ran
10 Episode 10 Jarum Beracun
11 Episode 11 Kecurigaan Pangeran Qin Wu Zhu
12 Episode 12 Pangeran Qin Wu Zhu Menolak Memilih Selir
13 Episode 13 Seleksi Pemilihan Selir
14 Episode 14 Hati Lee Jiang Wook Berbunga-Bunga
15 Episode 15 Pengumuman Selir Terpilih
16 Episode 16 Menemui Jalan Buntu
17 Episode 17 Kejadian Tak Terduga
18 Episode 18 Ketakutan Chu Pian Ran
19 Episode 19 Pengakuan Yang Mengejutkan
20 Episode 20 Latihan Terang-Terangan
21 Episode 21 Gambar Bunga Mei Hwa di Bahu Chu Pian Ran
22 Episode 22 Menjadi Suka Bermeditasi
23 Episode 23 Mengembangkan Kemampuan
24 Episode 24 Panggilan Kaisar
25 Episode 25 Chu Pian Ran Berangkat Mengembara
26 Episode 26 Perang Spiritual Dengan Dukun Shie
27 Episode 27 Munculnya Pendekar Bertopeng
28 Episode 28 Menumpas Perampok
29 Episode 29 Jaringan Perdagangan Manusia (1)
30 Episode 30 Qin Wu Zhu Bertemu Dengan Pria Bertopeng
31 Episode 31 Berlatih Mematahkan Besi
32 Episode 32 Menerima Bantuan Qin Wu Zhu
33 Episode 33 Jaringan Perdagangan Manusia (2)
34 Episode 34 Kecurigaan Chu Pian Ran
35 Episode 35 Keprihatinan Chu Pian Ran
36 Episode 36 Bupati Xhin Dilengser Dan Dihukum
37 Episode 37 Siluman Harimau Gunung Yinlong
38 Episode 38 Lee Jiang Wook Mencari Keberadaan Chu Pian Ran
39 Episode 39 Kepulangan Chu Pian Ran
40 Episode 40 Tahanan Korban Fitnah
41 Episode 41 Kemunculan Tuan Song Di Penjara Istana
42 Episode 42 Rencana Pergi Ke Hanzhong
43 Episode 43 Di Hanzhong
44 Episode 44 Gubernur Lei Diadili
45 Episode 45 Wabah Penyakit Aneh
46 Episode 46 Melawan Iblis Betina
47 Episode 47 Tuan Song Adalah Nona Chu Pian Ran
48 Episode 48 Chu Pian Ran Koma Selama 3 Bulan
49 Episode 49 Chu Pian Ran Sadar
50 Episode 50 Qin Wu Zhu Menjenguk Chu Pian Ran
51 Episode 51 Mata-Mata Kerajaan Lian
52 Episode 52 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sekarat
53 Episode 53 Chu Pian Ran Menyembuhkan Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Diam-Diam
54 Episode 54 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sadar
55 Episode 55 Pengakuan Qin Wu Zhu
56 Episode 56 Qin Wu Zhu Membuka Rahasia Chu Pian Ran Kepada Kaisar
57 Episode 57 Chu Pian Ran Diculik
58 Episode 58 Dukacita Keluarga Chu dan Keluarga Lee
59 Episode 59 Chu Pian Ran Dibelenggu dan Dimantrai
60 Episode 60 Kerajaan Lian Gempar
61 Episode 61 Kelereng Aneh
62 Episode 62 Jenderal Long Yuan Memperingatkan Qin Wu Zhu
63 Episode 63 Lee Jiang Wook Berangkat Ke Perbatasan
64 Episode 64 Kesedihan Hati Qin Wu Zhu
65 Episode 65 Anugerah Yang Tidak Diinginkan Oleh Chu Pian Ran
66 Episode 66 Lian Xiao Jung Mengirim Mata-Mata Ke Wilayah Qin
67 Episode 67 Putri Nanyang
68 Episode 68 Bencana Kekeringan Di Beidi
69 Episode 69 Kasus Hilangnya Seorang Anak
70 Episode 70 Lee Jiang Wook Kritis
71 Episode 71 Kesedihan Chu Pian Ran
72 Episode 72 Pembalasan Chu Pian Ran Untuk Kerajaan Lian
73 Episode 73 Kerajaan Lian Terpuruk
74 Episode 74 Sepenggal Kisah Peri Bunga Mei Hwa Lie
75 Episode 75 Lee Jiang Wook Bisa Berjalan Kembali
76 Episode 76 Kesurupan Massal
77 Episode 77 Pernikahan Lee Jiang Wook Dan Chu Pian Ran
78 Episode 78 Kebahagiaan Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran
79 Episode 79 Menikmati Kehidupan Berumah Tangga
80 Episode 80 Kasus Kematian Aneh
81 Episode 81 Rong Hya Membantu Chu Pian Ran Melawan Iblis
82 Episode 82 Kehamilan Chu Pian Ran
83 Episode 83 Kebahagiaan Keluarga Lee Dan Keluarga Chu
84 Episode 84 Mengungkap Pelaku Pencurian
85 Episode 85 Xi Er Dan Xio Bai
86 Episode 86 Harimau Nyasar
87 Episode 87 Keresahan Nona Kung Xhu Fei
88 Episode 88 Peri Zhin Zhuan
89 Episode 89 Si Putri Mungil Yang Cantik
90 Episode 90 Kebakaran Hutan
91 Episode 91 Keluarga Harimau Berkumpul Kembali
92 Episode 92 Kesedihan Selir Chi Min Ru
93 Episode 93 Serangan Belalang Di Mong Yan
94 Episode 94 Terusir Karena Penyakit Kusta
95 Episode 95 Berkuda Bersama
96 Episode 96 Kunjungan Dari Kerajaan Han
97 Episode 97 Kutukan Siluman Tikus
98 Episode 98 Bukan Gempa Bumi Biasa
99 Episode 99 Akhirnya Bisa Bernapas Lega
100 Episode 100 Ketertarikan Lee Chu Mian Yin Pada Prajurit
101 Episode 101 Kisah Sedih Xhi Wan Mei
102 Episode 102 Rong Hya Membawa Zhin Zhuan Ke Hutan Jinfeng
103 Episode 103 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (1)
104 Episode 104 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (2)
105 Episode 105 Malam Purnama Yang Mencekam (1)
106 Episode 106 Malam Purnama Yang Mencekam (2)
107 Episode 107 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (1)
108 Episode 108 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (2)
109 Episode 109 Transformasi Chu Pian Ran Menjadi Peri
110 Episode 110 Chu Pian Ran Di Istana Bulan
111 Episode 111 Gagasan Chu Pian Ran (1)
112 Episode 112 Gagasan Chu Pian Ran (2)
113 Episode 113 Penambangan Emas Besar-Besaran
114 Episode 114 Pembangunan Rumah Untuk Kaum Tunawisma
115 Episode 115 Kekaguman Han Zhuo Jin Pada Chu Pian Ran
116 Episode 116 Bangsa Kurcaci (1)
117 Episode 117 Bangsa Kurcaci (2)
118 Episode 118 Rencana Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
119 Episode 119 Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
120 Episode 120 Berlian Yang Berkilauan
121 Episode 121 Pakaian Aneh Chu Pian Ran
122 Episode 122 Telur Elang Emas
123 Episode 123 Telur Emas Menetas
124 Episode 124 Jinying Eek Emas
125 Episode 125 Lee Chu Mian Yin Tidak Rela Melepas Jinying
126 Episode 126 Jinying Bertemu Induknya
127 Episode 127 Qin Wu Zhu Menggoda Lee Chu Mian Yin
128 Pengumuman Untuk Para Readers Novel "Chu Pian Ran" Yang Setia
129 Episode 128 Ibukota Qin Gempar
130 Episode 129 Semua Anggota Keluarga Kerajaan Qin Turut Melihat Induknya Jinying
131 Episode 130 Jinying Dan Induknya Menginap Di Kediaman Chu
132 Episode 131 Dewa Shao Hao Menjemput Jinying dan Induknya
133 Episode 132 Berkunjung Ke Rumah Xhi Wan Mei
134 Episode 133 Jenderal Long Yuan Pulang Ke Ibukota
135 Episode 134 Iblis Qing Liong Lepas dari Segel
136 Episode 135 Duka Mendalam Keluarga Chu dan Keluarga Lee
137 Episode 136 Lee Chu Mian Yin Menjadi Sosok Pendiam
138 Episode 137 Para Peri Senior Memusnahkan Iblis Qing Liong
139 Episode 138 Para Peri Senior Berkunjung Ke Kediaman Chu
140 Episode 139 Lee Chu Mian Yin Mencoba Kesaktian Cincinnya
141 Episode 140 Ide Cemerlang Zhin Zhuan
142 Episode 141 Sekolah Khusus Anak Rakyat Jelata
143 Episode 142 Kehebohan Siswa Kelas A
144 Episode 143 Kecemburuan Qin Wu Dang
145 Episode 144 Kesedihan Rong Hya
146 Episode 145 Rong Hya Berkunjung Ke kediaman Chu
147 Episode 146 Rong Hya Membujuk Lee Chu Mian Yin
148 Episode 147 Nyonya Chu Jeong Byun Emosi
149 Episode 148 Keterkejutan Qin Wu Dang
150 Episode 149 Keistimewaan Lee Chu Mian Yin Diketahui Anggota Keluarga Kerajaan
151 Episode 150 Lee Chu Mian Yin Menolak Tinggal Di Istana
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Episode 1 Kepergian Song Hyu Meen
2
Episode 2 Chu Pian Ran
3
Episode 3 Tuan Muda Lee Jiang Wook
4
Episode 4 Keajaiban
5
Episode 5 Menonton Festival Lentera
6
Episode 6 Kelebihan Yang Tersembunyi
7
Episode 7 Teluh Yang Gagal
8
Episode 8 Kerinduan Song Hyu Meen
9
Episode 9 Aku Bukan Chu Pian Ran
10
Episode 10 Jarum Beracun
11
Episode 11 Kecurigaan Pangeran Qin Wu Zhu
12
Episode 12 Pangeran Qin Wu Zhu Menolak Memilih Selir
13
Episode 13 Seleksi Pemilihan Selir
14
Episode 14 Hati Lee Jiang Wook Berbunga-Bunga
15
Episode 15 Pengumuman Selir Terpilih
16
Episode 16 Menemui Jalan Buntu
17
Episode 17 Kejadian Tak Terduga
18
Episode 18 Ketakutan Chu Pian Ran
19
Episode 19 Pengakuan Yang Mengejutkan
20
Episode 20 Latihan Terang-Terangan
21
Episode 21 Gambar Bunga Mei Hwa di Bahu Chu Pian Ran
22
Episode 22 Menjadi Suka Bermeditasi
23
Episode 23 Mengembangkan Kemampuan
24
Episode 24 Panggilan Kaisar
25
Episode 25 Chu Pian Ran Berangkat Mengembara
26
Episode 26 Perang Spiritual Dengan Dukun Shie
27
Episode 27 Munculnya Pendekar Bertopeng
28
Episode 28 Menumpas Perampok
29
Episode 29 Jaringan Perdagangan Manusia (1)
30
Episode 30 Qin Wu Zhu Bertemu Dengan Pria Bertopeng
31
Episode 31 Berlatih Mematahkan Besi
32
Episode 32 Menerima Bantuan Qin Wu Zhu
33
Episode 33 Jaringan Perdagangan Manusia (2)
34
Episode 34 Kecurigaan Chu Pian Ran
35
Episode 35 Keprihatinan Chu Pian Ran
36
Episode 36 Bupati Xhin Dilengser Dan Dihukum
37
Episode 37 Siluman Harimau Gunung Yinlong
38
Episode 38 Lee Jiang Wook Mencari Keberadaan Chu Pian Ran
39
Episode 39 Kepulangan Chu Pian Ran
40
Episode 40 Tahanan Korban Fitnah
41
Episode 41 Kemunculan Tuan Song Di Penjara Istana
42
Episode 42 Rencana Pergi Ke Hanzhong
43
Episode 43 Di Hanzhong
44
Episode 44 Gubernur Lei Diadili
45
Episode 45 Wabah Penyakit Aneh
46
Episode 46 Melawan Iblis Betina
47
Episode 47 Tuan Song Adalah Nona Chu Pian Ran
48
Episode 48 Chu Pian Ran Koma Selama 3 Bulan
49
Episode 49 Chu Pian Ran Sadar
50
Episode 50 Qin Wu Zhu Menjenguk Chu Pian Ran
51
Episode 51 Mata-Mata Kerajaan Lian
52
Episode 52 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sekarat
53
Episode 53 Chu Pian Ran Menyembuhkan Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Diam-Diam
54
Episode 54 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sadar
55
Episode 55 Pengakuan Qin Wu Zhu
56
Episode 56 Qin Wu Zhu Membuka Rahasia Chu Pian Ran Kepada Kaisar
57
Episode 57 Chu Pian Ran Diculik
58
Episode 58 Dukacita Keluarga Chu dan Keluarga Lee
59
Episode 59 Chu Pian Ran Dibelenggu dan Dimantrai
60
Episode 60 Kerajaan Lian Gempar
61
Episode 61 Kelereng Aneh
62
Episode 62 Jenderal Long Yuan Memperingatkan Qin Wu Zhu
63
Episode 63 Lee Jiang Wook Berangkat Ke Perbatasan
64
Episode 64 Kesedihan Hati Qin Wu Zhu
65
Episode 65 Anugerah Yang Tidak Diinginkan Oleh Chu Pian Ran
66
Episode 66 Lian Xiao Jung Mengirim Mata-Mata Ke Wilayah Qin
67
Episode 67 Putri Nanyang
68
Episode 68 Bencana Kekeringan Di Beidi
69
Episode 69 Kasus Hilangnya Seorang Anak
70
Episode 70 Lee Jiang Wook Kritis
71
Episode 71 Kesedihan Chu Pian Ran
72
Episode 72 Pembalasan Chu Pian Ran Untuk Kerajaan Lian
73
Episode 73 Kerajaan Lian Terpuruk
74
Episode 74 Sepenggal Kisah Peri Bunga Mei Hwa Lie
75
Episode 75 Lee Jiang Wook Bisa Berjalan Kembali
76
Episode 76 Kesurupan Massal
77
Episode 77 Pernikahan Lee Jiang Wook Dan Chu Pian Ran
78
Episode 78 Kebahagiaan Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran
79
Episode 79 Menikmati Kehidupan Berumah Tangga
80
Episode 80 Kasus Kematian Aneh
81
Episode 81 Rong Hya Membantu Chu Pian Ran Melawan Iblis
82
Episode 82 Kehamilan Chu Pian Ran
83
Episode 83 Kebahagiaan Keluarga Lee Dan Keluarga Chu
84
Episode 84 Mengungkap Pelaku Pencurian
85
Episode 85 Xi Er Dan Xio Bai
86
Episode 86 Harimau Nyasar
87
Episode 87 Keresahan Nona Kung Xhu Fei
88
Episode 88 Peri Zhin Zhuan
89
Episode 89 Si Putri Mungil Yang Cantik
90
Episode 90 Kebakaran Hutan
91
Episode 91 Keluarga Harimau Berkumpul Kembali
92
Episode 92 Kesedihan Selir Chi Min Ru
93
Episode 93 Serangan Belalang Di Mong Yan
94
Episode 94 Terusir Karena Penyakit Kusta
95
Episode 95 Berkuda Bersama
96
Episode 96 Kunjungan Dari Kerajaan Han
97
Episode 97 Kutukan Siluman Tikus
98
Episode 98 Bukan Gempa Bumi Biasa
99
Episode 99 Akhirnya Bisa Bernapas Lega
100
Episode 100 Ketertarikan Lee Chu Mian Yin Pada Prajurit
101
Episode 101 Kisah Sedih Xhi Wan Mei
102
Episode 102 Rong Hya Membawa Zhin Zhuan Ke Hutan Jinfeng
103
Episode 103 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (1)
104
Episode 104 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (2)
105
Episode 105 Malam Purnama Yang Mencekam (1)
106
Episode 106 Malam Purnama Yang Mencekam (2)
107
Episode 107 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (1)
108
Episode 108 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (2)
109
Episode 109 Transformasi Chu Pian Ran Menjadi Peri
110
Episode 110 Chu Pian Ran Di Istana Bulan
111
Episode 111 Gagasan Chu Pian Ran (1)
112
Episode 112 Gagasan Chu Pian Ran (2)
113
Episode 113 Penambangan Emas Besar-Besaran
114
Episode 114 Pembangunan Rumah Untuk Kaum Tunawisma
115
Episode 115 Kekaguman Han Zhuo Jin Pada Chu Pian Ran
116
Episode 116 Bangsa Kurcaci (1)
117
Episode 117 Bangsa Kurcaci (2)
118
Episode 118 Rencana Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
119
Episode 119 Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
120
Episode 120 Berlian Yang Berkilauan
121
Episode 121 Pakaian Aneh Chu Pian Ran
122
Episode 122 Telur Elang Emas
123
Episode 123 Telur Emas Menetas
124
Episode 124 Jinying Eek Emas
125
Episode 125 Lee Chu Mian Yin Tidak Rela Melepas Jinying
126
Episode 126 Jinying Bertemu Induknya
127
Episode 127 Qin Wu Zhu Menggoda Lee Chu Mian Yin
128
Pengumuman Untuk Para Readers Novel "Chu Pian Ran" Yang Setia
129
Episode 128 Ibukota Qin Gempar
130
Episode 129 Semua Anggota Keluarga Kerajaan Qin Turut Melihat Induknya Jinying
131
Episode 130 Jinying Dan Induknya Menginap Di Kediaman Chu
132
Episode 131 Dewa Shao Hao Menjemput Jinying dan Induknya
133
Episode 132 Berkunjung Ke Rumah Xhi Wan Mei
134
Episode 133 Jenderal Long Yuan Pulang Ke Ibukota
135
Episode 134 Iblis Qing Liong Lepas dari Segel
136
Episode 135 Duka Mendalam Keluarga Chu dan Keluarga Lee
137
Episode 136 Lee Chu Mian Yin Menjadi Sosok Pendiam
138
Episode 137 Para Peri Senior Memusnahkan Iblis Qing Liong
139
Episode 138 Para Peri Senior Berkunjung Ke Kediaman Chu
140
Episode 139 Lee Chu Mian Yin Mencoba Kesaktian Cincinnya
141
Episode 140 Ide Cemerlang Zhin Zhuan
142
Episode 141 Sekolah Khusus Anak Rakyat Jelata
143
Episode 142 Kehebohan Siswa Kelas A
144
Episode 143 Kecemburuan Qin Wu Dang
145
Episode 144 Kesedihan Rong Hya
146
Episode 145 Rong Hya Berkunjung Ke kediaman Chu
147
Episode 146 Rong Hya Membujuk Lee Chu Mian Yin
148
Episode 147 Nyonya Chu Jeong Byun Emosi
149
Episode 148 Keterkejutan Qin Wu Dang
150
Episode 149 Keistimewaan Lee Chu Mian Yin Diketahui Anggota Keluarga Kerajaan
151
Episode 150 Lee Chu Mian Yin Menolak Tinggal Di Istana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!