Episode 5 Menonton Festival Lentera

Sebenarnya Tuan dan Nyonya Chu Jeong Byun merasa berat hati jika mengijinkan Lee Jiang Wook mengajak putrinya melihat perayaan festival lentera. Mereka berdua khawatir jika sepulang menonton acara tersebut, tubuh Chu Pian Ran akan melemah lagi akibat terlalu lama terkena angin malam.

Namun, karena pemuda tampan itu terus meyakinkan pasangan suami istri tersebut, akhirnya mereka pun mengijinkan Lee Jiang Wook untuk membawa putrinya tapi dengan syarat jika Chu Pian Ran sudah merasa tidak nyaman pada tubuhnya, putra tunggal Tuan Lee Jiang Xun harus segera membawanya pulang.

🌹

Setelah mendapatkan ijin dari Tuan dan Nyonya Chu Jeong Byun, Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran pun menapakkan kaki mereka keluar dari kediaman.

Begitu sampai di jalanan ibukota, jiwa Song Hyu Meen benar-benar terpesona begitu menyaksikan gemerlapnya cahaya lampion yang menerangi ibukota Qin pada malam itu. Lampion dengan beraneka bentuk dan warna menghiasi jalanan dan semua bangunan yang ada di wilayah tersebut.

Jalanan ibukota Qin malam itu benar-benar ramai dengan orang yang berlalu lalang untuk turut memeriahkan festival lentera.

"Apa kau senang?" Lee Jiang Wook bertanya sambil menoleh pada gadis yang berjalan di samping kirinya itu.

"Iya aku senang, lampionnya benar-benar luar biasa...," Chu Pian Ran menjawab dengan memperlihatkan senyuman yang tipis.

Selama sebulan lebih putri tunggal Tuan Chu Jeong Byun itu tidak pernah tersenyum, dan malam ini pemuda tampan tersebut menyaksikan senyumannya kembali. Sekalipun hanya senyuman tipis tapi hal itu sudah membuat putra tunggal Tuan Lee Jiang Xun merasa bahagia.

"Jika kau menginginkan barang-barang yang dijual di sini katakan saja, tidak perlu sungkan. Aku yang akan membelikannya untukmu sebagai rasa terimakasihku karena kau sudah mau menemaniku malam ini," terang Lee Jiang Wook yang mendapat balasan berupa anggukan kepala dari gadis itu.

Dua insan tersebut pun terus berjalan pelan sambil menikmati indahnya malam di ibukota Qin. Tiba-tiba saja, tanpa permisi, tangan kiri pemuda itu menggandeng tangan kanan Chu Pian Ran yang langsung saja membuat gadis tersebut mendelik ke arah Lee Jiang Wook.

"Kenapa, kau tidak suka? Malam ini terlalu banyak orang yang berlalu lalang, jadi aku menggandeng tanganmu agar tidak terpisah. Aku sudah berjanji pada paman dan bibi Chu untuk menjagamu dengan baik," putra tunggal Lee Jiang Xun memberikan alasan yang kelihatannya 'masuk akal', namun dibalik sikapnya itu, sebenarnya dia mempunyai motif yang lain.

"Tapi aku merasa tidak nyaman," protes putri tunggal Tuan Chu Jeong Byun terus terang dengan wajah mulai cemberut.

"Sudahlah, kau tidak perlu komplain seperti itu. Jika terjadi apa-apa denganmu nanti, aku yang akan menyesal ," Lee Jiang Wook tetap kukuh dengan pendiriannya.

Mau tidak mau Chu Pian Ran pun menuruti kemauan pemuda tampan itu. Bagi Lee Jiang Wook sendiri, tangan kanan gadis yang digandengnya sekarang terasa memberikan suatu kehangatan dan kebahagiaan di hatinya.

"Lihat, di sana banyak lampion-lampion cantik yang dijual. Bagaimana kalau kita kesana?" tawar putra tunggalnya Lee Jiang Xun sambil jari telunjuk kanannya menuding sebuah kios yang menjual banyak lampion yang juga hanya mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari Chu Pian Ran karena hati gadis itu masih merasa sebal dengan sikap Lee Jiang Wook tadi.

Tak berapa lama, mereka berdua pun lalu berjalan mendekat ke arah toko yang menjual lampion itu, yang tampak agak banyak pembelinya.

"Kau suka lampion yang mana?" tanya pemuda itu sambil menoleh pada putrinya Tuan Chu Jeong Byun yang berdiri di samping kirinya itu.

Untuk sesaat, mata Chu Pian Ran mengamati lampion-lampion tersebut lalu jari telunjuk kanannya menunjuk ke arah salah satu lampion yang berwarna merah dan bentuknya lumayan bagus.

"Aku mau yang itu."

"Baiklah, aku akan kesana untuk menemui penjualnya. Kau tetaplah di sini dan jangan kemana-mana ya...," pesan Lee Jiang Wook yang tak lama kemudian dia pun terlihat menerobos kerumunan pembeli yang lain untuk menghampiri si penjual.

Sambil menunggu pemuda itu membeli dan membayar lampion yang diinginkannya, gadis itu pun mengedarkan pandangannya melihat ke sekeliling. Sekali lagi dia dibuat kagum dengan suasana malam itu.

Beberapa menit kemudian, putra tunggal Tuan Lee Jiang Xun sudah ada di samping Chu Pian Ran dan menunjukkan lampion yang dibelinya tadi pada gadis itu.

"Terimakasih ya...," kata Chu Pian Ran sambil mengulurkan tangan kanannya yang berniat untuk mengambil alih lampion itu dari tangan Lee Jiang Wook namun pemuda itu mencegahnya.

"Biar aku saja yang membawanya... Sekarang kau ingin kemana lagi? Atau kau ingin makan sesuatu yang enak?" ucap Lee Jiang Wook menawarkan sesuatu yang lain pada gadis pujaannya itu.

"Aku masih ingin jalan-jalan, aku benar-benar terpesona dengan kecantikan lampion-lampionnya," balas Chu Pian Ran terus terang.

"Baiklah... Tapi jika kau sudah merasa tidak nyaman dengan tubuhmu, segera kau katakan padaku. Tidak usah memaksakan diri. Kita bisa langsung pulang," pemuda itu mengingatkan kembali putri tunggalnya Tuan Chu Jeong Byun yang hanya dijawab dengan anggukan kepala lagi oleh gadis tersebut.

Tak berapa lama, mereka berdua pun melanjutkan perjalanan dengan tangan kanan Lee Jiang Wook memegang lentera sedangkan tangan kirinya kembali menggandeng tangan kanan Chu Pian Ran.

Belasan menit kemudian, tibalah mereka di sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir sebuah kanal yang lumayan lebar dan ada beberapa perahu yang sedang berlayar di atasnya.

"Apa kau mau menghanyutkan lentera permohonan?" pemuda tampan itu bertanya lagi pada putri tunggalnya Tuan Chu Jeong Byun.

"Iya aku mau," jawab Chu Pian Ran singkat.

Sesaat kemudian, tampaklah Lee Jiang Wook mengajak gadis itu untuk membeli lentera permohonan di sebuah kios lalu mereka berdua kembali berjalan menuju ke tepi kanal.

Saat ini, terlihatlah muda mudi itu mulai menuliskan permohonannya di lentera tersebut.

"Permohonan apa yang kau tuliskan?" tanya Lee Jiang Wook sambil melirik lentera permohonan miliknya Chu Pian Ran.

"Kau tidak perlu tahu, ini rahasia," ujar gadis itu dengan suara agak tinggi sambil menjauhkan lenteranya agar tidak dilirik lagi oleh pemuda yang ada di samping kanannya itu.

Karena tidak ingin berdebat, Lee Jiang Wook pun mengurungkan rasa ingin tahunya.

Saat ini, terlihatlah muda mudi itu sedang menghanyutkan lentera permohonan mereka di kanal, yang tak lama kemudian lentera itu pun bergerak dengan cepat sesuai arah arus air.

"Apa kau merasa baik-baik saja atau kita langsung pulang?" tanya pemuda tampan itu sambil tiba-tiba merapatkan kerah jubah bulu Chu Pian Ran.

"Aku baik-baik saja," jawab gadis itu sedikit gugup akibat sikap Lee Jiang Wook barusan.

"Kau yakin?" pemuda itu menatap lekat Chu Pian Ran untuk memastikan bahwa gadis itu benar baik-baik saja.

"Aku yakin Tuan Muda Lee," tegas Chu Pian Ran.

"Bagaimana kalau kita mencari rumah makan saja. Aku tidak mau kau terlalu banyak terkena angin malam," kata Lee Jiang Wook ingin mengambil cara yang teraman.

"Tapi aku masih ingin jalan-jalan," sahut Chu Pian Ran dengan wajah sedikit merengut.

"Aku tidak ingin terlalu mengambil resiko Ran'er... Jika setelah menonton festival lentera ini kemudian kamu jatuh sakit lagi, bisa-bisa ayahmu menggantungku," pemuda tampan itu berusaha memberi pengertian.

"Lagi pula festival lentera ini kan diadakan setahun sekali. Jika tahun depan tubuhmu benar-benar sembuh total, kau bisa melihatnya sampai puas," tambah Lee Niang Wook.

Chu Pian Ran pun akhirnya mengalah. Tak berapa lama, pemuda itu pun mengajak gadis pujaannya menuju ke salah satu rumah makan yang terkenal di ibukota. Kemudian Lee Jiang Wook memesan ruang makan khusus agar mereka berdua tidak terganggu dengan kebisingan di sekitarnya.

Rumah makan berlantai 3 itu tampak lebih ramai dari biasanya dikarenakan memang hari ini ada perayaan spesial yang sudah ditunggu-tunggu oleh banyak orang.

Penduduk ibukota Qin lebih memilih untuk menghabiskan waktunya menikmati perayaan festival lentera daripada berdiam diri di dalam rumah.

"Bagaimana tanggapan orang tuamu terkait pemilihan seleksi selir para pangeran? Apakah mereka sudah membicarakannya denganmu?" pemuda itu mengungkit kembali masalah yang dibahasnya beberapa hari yang lalu, dia masih belum merasa puas dengan jawaban Chu Pian Ran saat itu sehingga hari ini ia menanyakannya kembali.

"Sudah," jawab Chu Pian Ran pendek.

"Lalu?" buru Lee Jiang Wook sambil menatap lekat pada gadis pujaannya.

"Sepertinya kau sangat antusias membahas masalah ini," bukannya menjawab pertanyaan pemuda tampan itu, putrinya Tuan Chu Jeong Byun malah membuka masalah yang lain.

"Aku hanya ingin tahu saja," balas Lee Jiang Wook berbohong.

Sebenarnya Chu Pian Ran sudah tahu perasaan pemuda itu padanya dari Xi'er. Pelayannya itu sudah bercerita banyak hal tentang perjuangan Lee Jiang Wook untuk mendapatkan hatinya.

"Ayah tidak ingin aku mengikuti acara itu," ujar gadis itu.

"Bagaimana jika kaisar meminta ayahmu untuk mendaftarkanmu?" pemuda itu kembali bertanya.

"Ayah sudah menemui kaisar secara langsung hari ini. Dan dia mengatakan dengan jujur pada kaisar bahwa dia tidak akan mendaftarkanku menjadi kandidat calon selir mengingat kondisi fisikku yang belum pulih sepenuhnya," jelas Chu Pian Ran yang membuat Lee Jiang Wook benar-benar merasa lega. Beban berat dalam hatinya seolah-olah terlepas.

"Pasti kau merasa senang mendengar berita ini kan?" gadis itu mencoba memancing pemuda yang duduk di samping kirinya tersebut.

"Tentu saja aku senang. Coba bayangkan, jika kaisar benar-benar memilihmu menjadi selir dari anaknya tentu kita tidak akan bisa dekat lagi," kata Lee Jiang Wook berdalih.

Kedua insan itu menghentikan pembicaraannya saat pelayan rumah makan datang untuk mengantarkan pesanan mereka.

"Lebih baik sekarang kita cepat menyelesaikan acara makan ini. Jika terlalu lama, pasti paman dan bibi akan cemas karena terus mengkhawatirkanmu," saran pemuda tampan itu.

Tak berapa lama, mereka berdua pun lalu makan dengan tenang tanpa obrolan apapun.

🌹

Saat ini, Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran sudah berada di depan kediaman keluarga Chu. Seperti perkiraan pemuda itu, paman dan bibi Chu Jeong Byun telah menunggu kepulangan putri tunggalnya dengan gelisah.

"Ran'er sayang, kau sudah pulang nak? Apa kau baik-baik saja?" tanya wanita paruh baya itu dengan perasaan cemas sambil memegang kedua pundak putrinya.

"Aku baik-baik saja bu... Ibu tidak perlu cemas...," balas Chu Pian Ran.

"Ah syukurlah...," Nyonya Chu Jeong Byun pun merasa lega mendengar jawaban putrinya.

"Maaf paman dan bibi, aku sudah membuat kalian cemas," ucap Lee Jiang Wook terus terang.

"Tidak apa-apa Lee, yang penting sekarang Ran'er sudah kembali ke rumah dengan selamat. Paman mengucapkan terimakasih karena sudah menjaga Ran'er dengan baik hingga sekarang ini," jawab Tuan Chu Jeong Byun.

"Paman tidak perlu berterimakasih. Lee tulus melakukan semua ini karena Lee sudah mengganggap keluarga paman seperti kerabat sendiri," ujar pemuda tampan itu.

"Sekarang sudah malam, sebaiknya kamu segera pulang. Jangan lupa ya sampaikan salam kami pada kedua orang tuamu," lanjut pria paruh baya itu.

Beberapa detik kemudian, Lee Jiang Wook pun berpamitan dengan keluarga Chu. Langkah kakinya terasa ringan setelah mendapatkan kejelasan dari Chu Pian Ran bahwa dia tidak ikut dalam pemilihan calon selir.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Septi Verawati

Septi Verawati

Lee yg baik 🥰🥰🥰

2022-10-31

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kepergian Song Hyu Meen
2 Episode 2 Chu Pian Ran
3 Episode 3 Tuan Muda Lee Jiang Wook
4 Episode 4 Keajaiban
5 Episode 5 Menonton Festival Lentera
6 Episode 6 Kelebihan Yang Tersembunyi
7 Episode 7 Teluh Yang Gagal
8 Episode 8 Kerinduan Song Hyu Meen
9 Episode 9 Aku Bukan Chu Pian Ran
10 Episode 10 Jarum Beracun
11 Episode 11 Kecurigaan Pangeran Qin Wu Zhu
12 Episode 12 Pangeran Qin Wu Zhu Menolak Memilih Selir
13 Episode 13 Seleksi Pemilihan Selir
14 Episode 14 Hati Lee Jiang Wook Berbunga-Bunga
15 Episode 15 Pengumuman Selir Terpilih
16 Episode 16 Menemui Jalan Buntu
17 Episode 17 Kejadian Tak Terduga
18 Episode 18 Ketakutan Chu Pian Ran
19 Episode 19 Pengakuan Yang Mengejutkan
20 Episode 20 Latihan Terang-Terangan
21 Episode 21 Gambar Bunga Mei Hwa di Bahu Chu Pian Ran
22 Episode 22 Menjadi Suka Bermeditasi
23 Episode 23 Mengembangkan Kemampuan
24 Episode 24 Panggilan Kaisar
25 Episode 25 Chu Pian Ran Berangkat Mengembara
26 Episode 26 Perang Spiritual Dengan Dukun Shie
27 Episode 27 Munculnya Pendekar Bertopeng
28 Episode 28 Menumpas Perampok
29 Episode 29 Jaringan Perdagangan Manusia (1)
30 Episode 30 Qin Wu Zhu Bertemu Dengan Pria Bertopeng
31 Episode 31 Berlatih Mematahkan Besi
32 Episode 32 Menerima Bantuan Qin Wu Zhu
33 Episode 33 Jaringan Perdagangan Manusia (2)
34 Episode 34 Kecurigaan Chu Pian Ran
35 Episode 35 Keprihatinan Chu Pian Ran
36 Episode 36 Bupati Xhin Dilengser Dan Dihukum
37 Episode 37 Siluman Harimau Gunung Yinlong
38 Episode 38 Lee Jiang Wook Mencari Keberadaan Chu Pian Ran
39 Episode 39 Kepulangan Chu Pian Ran
40 Episode 40 Tahanan Korban Fitnah
41 Episode 41 Kemunculan Tuan Song Di Penjara Istana
42 Episode 42 Rencana Pergi Ke Hanzhong
43 Episode 43 Di Hanzhong
44 Episode 44 Gubernur Lei Diadili
45 Episode 45 Wabah Penyakit Aneh
46 Episode 46 Melawan Iblis Betina
47 Episode 47 Tuan Song Adalah Nona Chu Pian Ran
48 Episode 48 Chu Pian Ran Koma Selama 3 Bulan
49 Episode 49 Chu Pian Ran Sadar
50 Episode 50 Qin Wu Zhu Menjenguk Chu Pian Ran
51 Episode 51 Mata-Mata Kerajaan Lian
52 Episode 52 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sekarat
53 Episode 53 Chu Pian Ran Menyembuhkan Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Diam-Diam
54 Episode 54 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sadar
55 Episode 55 Pengakuan Qin Wu Zhu
56 Episode 56 Qin Wu Zhu Membuka Rahasia Chu Pian Ran Kepada Kaisar
57 Episode 57 Chu Pian Ran Diculik
58 Episode 58 Dukacita Keluarga Chu dan Keluarga Lee
59 Episode 59 Chu Pian Ran Dibelenggu dan Dimantrai
60 Episode 60 Kerajaan Lian Gempar
61 Episode 61 Kelereng Aneh
62 Episode 62 Jenderal Long Yuan Memperingatkan Qin Wu Zhu
63 Episode 63 Lee Jiang Wook Berangkat Ke Perbatasan
64 Episode 64 Kesedihan Hati Qin Wu Zhu
65 Episode 65 Anugerah Yang Tidak Diinginkan Oleh Chu Pian Ran
66 Episode 66 Lian Xiao Jung Mengirim Mata-Mata Ke Wilayah Qin
67 Episode 67 Putri Nanyang
68 Episode 68 Bencana Kekeringan Di Beidi
69 Episode 69 Kasus Hilangnya Seorang Anak
70 Episode 70 Lee Jiang Wook Kritis
71 Episode 71 Kesedihan Chu Pian Ran
72 Episode 72 Pembalasan Chu Pian Ran Untuk Kerajaan Lian
73 Episode 73 Kerajaan Lian Terpuruk
74 Episode 74 Sepenggal Kisah Peri Bunga Mei Hwa Lie
75 Episode 75 Lee Jiang Wook Bisa Berjalan Kembali
76 Episode 76 Kesurupan Massal
77 Episode 77 Pernikahan Lee Jiang Wook Dan Chu Pian Ran
78 Episode 78 Kebahagiaan Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran
79 Episode 79 Menikmati Kehidupan Berumah Tangga
80 Episode 80 Kasus Kematian Aneh
81 Episode 81 Rong Hya Membantu Chu Pian Ran Melawan Iblis
82 Episode 82 Kehamilan Chu Pian Ran
83 Episode 83 Kebahagiaan Keluarga Lee Dan Keluarga Chu
84 Episode 84 Mengungkap Pelaku Pencurian
85 Episode 85 Xi Er Dan Xio Bai
86 Episode 86 Harimau Nyasar
87 Episode 87 Keresahan Nona Kung Xhu Fei
88 Episode 88 Peri Zhin Zhuan
89 Episode 89 Si Putri Mungil Yang Cantik
90 Episode 90 Kebakaran Hutan
91 Episode 91 Keluarga Harimau Berkumpul Kembali
92 Episode 92 Kesedihan Selir Chi Min Ru
93 Episode 93 Serangan Belalang Di Mong Yan
94 Episode 94 Terusir Karena Penyakit Kusta
95 Episode 95 Berkuda Bersama
96 Episode 96 Kunjungan Dari Kerajaan Han
97 Episode 97 Kutukan Siluman Tikus
98 Episode 98 Bukan Gempa Bumi Biasa
99 Episode 99 Akhirnya Bisa Bernapas Lega
100 Episode 100 Ketertarikan Lee Chu Mian Yin Pada Prajurit
101 Episode 101 Kisah Sedih Xhi Wan Mei
102 Episode 102 Rong Hya Membawa Zhin Zhuan Ke Hutan Jinfeng
103 Episode 103 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (1)
104 Episode 104 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (2)
105 Episode 105 Malam Purnama Yang Mencekam (1)
106 Episode 106 Malam Purnama Yang Mencekam (2)
107 Episode 107 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (1)
108 Episode 108 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (2)
109 Episode 109 Transformasi Chu Pian Ran Menjadi Peri
110 Episode 110 Chu Pian Ran Di Istana Bulan
111 Episode 111 Gagasan Chu Pian Ran (1)
112 Episode 112 Gagasan Chu Pian Ran (2)
113 Episode 113 Penambangan Emas Besar-Besaran
114 Episode 114 Pembangunan Rumah Untuk Kaum Tunawisma
115 Episode 115 Kekaguman Han Zhuo Jin Pada Chu Pian Ran
116 Episode 116 Bangsa Kurcaci (1)
117 Episode 117 Bangsa Kurcaci (2)
118 Episode 118 Rencana Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
119 Episode 119 Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
120 Episode 120 Berlian Yang Berkilauan
121 Episode 121 Pakaian Aneh Chu Pian Ran
122 Episode 122 Telur Elang Emas
123 Episode 123 Telur Emas Menetas
124 Episode 124 Jinying Eek Emas
125 Episode 125 Lee Chu Mian Yin Tidak Rela Melepas Jinying
126 Episode 126 Jinying Bertemu Induknya
127 Episode 127 Qin Wu Zhu Menggoda Lee Chu Mian Yin
128 Pengumuman Untuk Para Readers Novel "Chu Pian Ran" Yang Setia
129 Episode 128 Ibukota Qin Gempar
130 Episode 129 Semua Anggota Keluarga Kerajaan Qin Turut Melihat Induknya Jinying
131 Episode 130 Jinying Dan Induknya Menginap Di Kediaman Chu
132 Episode 131 Dewa Shao Hao Menjemput Jinying dan Induknya
133 Episode 132 Berkunjung Ke Rumah Xhi Wan Mei
134 Episode 133 Jenderal Long Yuan Pulang Ke Ibukota
135 Episode 134 Iblis Qing Liong Lepas dari Segel
136 Episode 135 Duka Mendalam Keluarga Chu dan Keluarga Lee
137 Episode 136 Lee Chu Mian Yin Menjadi Sosok Pendiam
138 Episode 137 Para Peri Senior Memusnahkan Iblis Qing Liong
139 Episode 138 Para Peri Senior Berkunjung Ke Kediaman Chu
140 Episode 139 Lee Chu Mian Yin Mencoba Kesaktian Cincinnya
141 Episode 140 Ide Cemerlang Zhin Zhuan
142 Episode 141 Sekolah Khusus Anak Rakyat Jelata
143 Episode 142 Kehebohan Siswa Kelas A
144 Episode 143 Kecemburuan Qin Wu Dang
145 Episode 144 Kesedihan Rong Hya
146 Episode 145 Rong Hya Berkunjung Ke kediaman Chu
147 Episode 146 Rong Hya Membujuk Lee Chu Mian Yin
148 Episode 147 Nyonya Chu Jeong Byun Emosi
149 Episode 148 Keterkejutan Qin Wu Dang
150 Episode 149 Keistimewaan Lee Chu Mian Yin Diketahui Anggota Keluarga Kerajaan
151 Episode 150 Lee Chu Mian Yin Menolak Tinggal Di Istana
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Episode 1 Kepergian Song Hyu Meen
2
Episode 2 Chu Pian Ran
3
Episode 3 Tuan Muda Lee Jiang Wook
4
Episode 4 Keajaiban
5
Episode 5 Menonton Festival Lentera
6
Episode 6 Kelebihan Yang Tersembunyi
7
Episode 7 Teluh Yang Gagal
8
Episode 8 Kerinduan Song Hyu Meen
9
Episode 9 Aku Bukan Chu Pian Ran
10
Episode 10 Jarum Beracun
11
Episode 11 Kecurigaan Pangeran Qin Wu Zhu
12
Episode 12 Pangeran Qin Wu Zhu Menolak Memilih Selir
13
Episode 13 Seleksi Pemilihan Selir
14
Episode 14 Hati Lee Jiang Wook Berbunga-Bunga
15
Episode 15 Pengumuman Selir Terpilih
16
Episode 16 Menemui Jalan Buntu
17
Episode 17 Kejadian Tak Terduga
18
Episode 18 Ketakutan Chu Pian Ran
19
Episode 19 Pengakuan Yang Mengejutkan
20
Episode 20 Latihan Terang-Terangan
21
Episode 21 Gambar Bunga Mei Hwa di Bahu Chu Pian Ran
22
Episode 22 Menjadi Suka Bermeditasi
23
Episode 23 Mengembangkan Kemampuan
24
Episode 24 Panggilan Kaisar
25
Episode 25 Chu Pian Ran Berangkat Mengembara
26
Episode 26 Perang Spiritual Dengan Dukun Shie
27
Episode 27 Munculnya Pendekar Bertopeng
28
Episode 28 Menumpas Perampok
29
Episode 29 Jaringan Perdagangan Manusia (1)
30
Episode 30 Qin Wu Zhu Bertemu Dengan Pria Bertopeng
31
Episode 31 Berlatih Mematahkan Besi
32
Episode 32 Menerima Bantuan Qin Wu Zhu
33
Episode 33 Jaringan Perdagangan Manusia (2)
34
Episode 34 Kecurigaan Chu Pian Ran
35
Episode 35 Keprihatinan Chu Pian Ran
36
Episode 36 Bupati Xhin Dilengser Dan Dihukum
37
Episode 37 Siluman Harimau Gunung Yinlong
38
Episode 38 Lee Jiang Wook Mencari Keberadaan Chu Pian Ran
39
Episode 39 Kepulangan Chu Pian Ran
40
Episode 40 Tahanan Korban Fitnah
41
Episode 41 Kemunculan Tuan Song Di Penjara Istana
42
Episode 42 Rencana Pergi Ke Hanzhong
43
Episode 43 Di Hanzhong
44
Episode 44 Gubernur Lei Diadili
45
Episode 45 Wabah Penyakit Aneh
46
Episode 46 Melawan Iblis Betina
47
Episode 47 Tuan Song Adalah Nona Chu Pian Ran
48
Episode 48 Chu Pian Ran Koma Selama 3 Bulan
49
Episode 49 Chu Pian Ran Sadar
50
Episode 50 Qin Wu Zhu Menjenguk Chu Pian Ran
51
Episode 51 Mata-Mata Kerajaan Lian
52
Episode 52 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sekarat
53
Episode 53 Chu Pian Ran Menyembuhkan Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Diam-Diam
54
Episode 54 Qin Wu Zhu Dan Lu Zee Sadar
55
Episode 55 Pengakuan Qin Wu Zhu
56
Episode 56 Qin Wu Zhu Membuka Rahasia Chu Pian Ran Kepada Kaisar
57
Episode 57 Chu Pian Ran Diculik
58
Episode 58 Dukacita Keluarga Chu dan Keluarga Lee
59
Episode 59 Chu Pian Ran Dibelenggu dan Dimantrai
60
Episode 60 Kerajaan Lian Gempar
61
Episode 61 Kelereng Aneh
62
Episode 62 Jenderal Long Yuan Memperingatkan Qin Wu Zhu
63
Episode 63 Lee Jiang Wook Berangkat Ke Perbatasan
64
Episode 64 Kesedihan Hati Qin Wu Zhu
65
Episode 65 Anugerah Yang Tidak Diinginkan Oleh Chu Pian Ran
66
Episode 66 Lian Xiao Jung Mengirim Mata-Mata Ke Wilayah Qin
67
Episode 67 Putri Nanyang
68
Episode 68 Bencana Kekeringan Di Beidi
69
Episode 69 Kasus Hilangnya Seorang Anak
70
Episode 70 Lee Jiang Wook Kritis
71
Episode 71 Kesedihan Chu Pian Ran
72
Episode 72 Pembalasan Chu Pian Ran Untuk Kerajaan Lian
73
Episode 73 Kerajaan Lian Terpuruk
74
Episode 74 Sepenggal Kisah Peri Bunga Mei Hwa Lie
75
Episode 75 Lee Jiang Wook Bisa Berjalan Kembali
76
Episode 76 Kesurupan Massal
77
Episode 77 Pernikahan Lee Jiang Wook Dan Chu Pian Ran
78
Episode 78 Kebahagiaan Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran
79
Episode 79 Menikmati Kehidupan Berumah Tangga
80
Episode 80 Kasus Kematian Aneh
81
Episode 81 Rong Hya Membantu Chu Pian Ran Melawan Iblis
82
Episode 82 Kehamilan Chu Pian Ran
83
Episode 83 Kebahagiaan Keluarga Lee Dan Keluarga Chu
84
Episode 84 Mengungkap Pelaku Pencurian
85
Episode 85 Xi Er Dan Xio Bai
86
Episode 86 Harimau Nyasar
87
Episode 87 Keresahan Nona Kung Xhu Fei
88
Episode 88 Peri Zhin Zhuan
89
Episode 89 Si Putri Mungil Yang Cantik
90
Episode 90 Kebakaran Hutan
91
Episode 91 Keluarga Harimau Berkumpul Kembali
92
Episode 92 Kesedihan Selir Chi Min Ru
93
Episode 93 Serangan Belalang Di Mong Yan
94
Episode 94 Terusir Karena Penyakit Kusta
95
Episode 95 Berkuda Bersama
96
Episode 96 Kunjungan Dari Kerajaan Han
97
Episode 97 Kutukan Siluman Tikus
98
Episode 98 Bukan Gempa Bumi Biasa
99
Episode 99 Akhirnya Bisa Bernapas Lega
100
Episode 100 Ketertarikan Lee Chu Mian Yin Pada Prajurit
101
Episode 101 Kisah Sedih Xhi Wan Mei
102
Episode 102 Rong Hya Membawa Zhin Zhuan Ke Hutan Jinfeng
103
Episode 103 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (1)
104
Episode 104 Membongkar Kelicikan Tabib Zhang (2)
105
Episode 105 Malam Purnama Yang Mencekam (1)
106
Episode 106 Malam Purnama Yang Mencekam (2)
107
Episode 107 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (1)
108
Episode 108 Mustika Kehidupan Dewi Bulan (2)
109
Episode 109 Transformasi Chu Pian Ran Menjadi Peri
110
Episode 110 Chu Pian Ran Di Istana Bulan
111
Episode 111 Gagasan Chu Pian Ran (1)
112
Episode 112 Gagasan Chu Pian Ran (2)
113
Episode 113 Penambangan Emas Besar-Besaran
114
Episode 114 Pembangunan Rumah Untuk Kaum Tunawisma
115
Episode 115 Kekaguman Han Zhuo Jin Pada Chu Pian Ran
116
Episode 116 Bangsa Kurcaci (1)
117
Episode 117 Bangsa Kurcaci (2)
118
Episode 118 Rencana Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
119
Episode 119 Mengajari Bangsa Kurcaci Memasak
120
Episode 120 Berlian Yang Berkilauan
121
Episode 121 Pakaian Aneh Chu Pian Ran
122
Episode 122 Telur Elang Emas
123
Episode 123 Telur Emas Menetas
124
Episode 124 Jinying Eek Emas
125
Episode 125 Lee Chu Mian Yin Tidak Rela Melepas Jinying
126
Episode 126 Jinying Bertemu Induknya
127
Episode 127 Qin Wu Zhu Menggoda Lee Chu Mian Yin
128
Pengumuman Untuk Para Readers Novel "Chu Pian Ran" Yang Setia
129
Episode 128 Ibukota Qin Gempar
130
Episode 129 Semua Anggota Keluarga Kerajaan Qin Turut Melihat Induknya Jinying
131
Episode 130 Jinying Dan Induknya Menginap Di Kediaman Chu
132
Episode 131 Dewa Shao Hao Menjemput Jinying dan Induknya
133
Episode 132 Berkunjung Ke Rumah Xhi Wan Mei
134
Episode 133 Jenderal Long Yuan Pulang Ke Ibukota
135
Episode 134 Iblis Qing Liong Lepas dari Segel
136
Episode 135 Duka Mendalam Keluarga Chu dan Keluarga Lee
137
Episode 136 Lee Chu Mian Yin Menjadi Sosok Pendiam
138
Episode 137 Para Peri Senior Memusnahkan Iblis Qing Liong
139
Episode 138 Para Peri Senior Berkunjung Ke Kediaman Chu
140
Episode 139 Lee Chu Mian Yin Mencoba Kesaktian Cincinnya
141
Episode 140 Ide Cemerlang Zhin Zhuan
142
Episode 141 Sekolah Khusus Anak Rakyat Jelata
143
Episode 142 Kehebohan Siswa Kelas A
144
Episode 143 Kecemburuan Qin Wu Dang
145
Episode 144 Kesedihan Rong Hya
146
Episode 145 Rong Hya Berkunjung Ke kediaman Chu
147
Episode 146 Rong Hya Membujuk Lee Chu Mian Yin
148
Episode 147 Nyonya Chu Jeong Byun Emosi
149
Episode 148 Keterkejutan Qin Wu Dang
150
Episode 149 Keistimewaan Lee Chu Mian Yin Diketahui Anggota Keluarga Kerajaan
151
Episode 150 Lee Chu Mian Yin Menolak Tinggal Di Istana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!