Seorang gadis cantik sedang duduk sendirian di ruang perpustakaan sambil menulis sesuatu di atas kertas.
Chu Pian Ran menghentikan tulisannya yang belum selesai. Hatinya sedang tidak bagus saat ini.
Gadis itu kemudian meletakkan kepalanya di atas meja. Pikirannya sedang tidak menentu.
Seorang pemuda masuk ke ruangan itu diam-diam, tanpa menimbulkan suara.
Sesampainya di depan meja, matanya melihat sebuah kertas dengan tulisan yang aneh.
Tulisan apa ini? Aku belum pernah melihat sebelumnya... Batin Lee.
Pemuda tampan itu lalu memperhatikan gadis yang ada di depannya itu. Chu Pian Ran benar-benar tidak sadar dengan kedatangannya.
Apakah dia sedang tertidur...
Lee tidak tega untuk membangunkan Chu Pian Ran, jika gadis itu memang benar-benar tertidur.
Untuk sesaat pemuda itu kembali mengamati tulisan yang ada di kertas. Namun tetap saja dia sama sekali tidak mengerti arti dari tulisan itu.
Beberapa menit kemudian ada pergerakan dari tubuh Chu Pian Ran.
"Kau? Bagaimana bisa tiba-tiba ada di sini?" Tanya gadis cantik itu dengan wajah lesu.
"Kau kenapa? sakit?" Bukannya menjawab pertanyaan Chu Pian Ran, Lee malah balik bertanya.
Gadis itu menggeleng malas.
"Lalu?" Lanjut pemuda tampan itu.
"Aku sedang ingin sendirian. Jika kau tidak ada urusan, sebaiknya pulang saja..." Ucap Chu Pian Ran sambil meletakkan kepalanya kembali di atas meja.
Bukannya pergi, Lee Jiang Wook malah duduk di dekat gadis cantik itu. Tangan kirinya mengelus lembut rambut Chu Pian Ran. Gadis itu tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan pemuda itu. Biasanya dia tidak suka jika Lee melakukan hal seperti itu.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?" Ajak pemuda tampan itu dengan suara lembut.
"Malas." Balas Chu Pian Ran singkat.
"Berkuda?" Tanya Lee Jiang Wook lagi.
"Memangnya kau bisa berkuda?" Ucap gadis itu.
"Tentu saja. Pemuda tampan sepertiku masa tidak bisa berkuda..." Pamer Lee.
Chu Pian Ran tidak bereaksi.
"Kenapa diam?" Pemuda itu semakin bingung dibuatnya.
Gadis itupun memejamkan matanya. Dia memang sedang tidak ingin banyak bicara.
Entah kenapa beberapa hari terakhir ini dia sangat merindukan orang tuanya.
Sejak kematiannya, pasti ayahnya sangat sedih dan kesepian di Guangzhou sana.
Hati Lee terasa sakit. Dia merasakan bahwa gadis yang ada di depannya itu sedang menyimpan kesedihan yang terpendam.
****
Pagi ini jalanan ibukota terlihat sangat ramai. Para penduduk sedang berjajar di tepi kanan kiri jalan menunggu rombongan pasukan Qin lewat.
Selama beberapa tahun ini, pasukan Qin sedang menjaga daerah perbatasan yang sedang bergolak akibat pasukan Lian ingin merebut daerah itu.
Setelah sekian lama berjuang, akhirnya pasukan Qin memperoleh kemenangan. Dan kini merekapun kembali ke ibukota.
Diantara kerumunan penduduk, terdapat seorang gadis dan seorang pemuda yang juga ingin menyaksikan rombongan pasukan itu.
Siapa lagi jika bukan Lee Jiang Wook dan Chu Pian Ran.
Hari ini, Lee memang sengaja datang ke rumah gadis itu. Ingin memastikan apakah Chu Pian Ran sudah baik-baik saja sejak terakhir kali dia datang dua hari lalu.
Untuk menghibur gadis pujaannya itu, dia mengajaknya jalan-jalan. Dan untunglah gadis itu mau. Dan kebetulan hari ini bertepatan dengan kepulangan pasukan Qin ke ibukota.
Sorak sorai penduduk terdengar riuh saat rombongan lewat di depan mereka.
Di baris paling depan terdapat 2 laki-laki yang mengendarai kudanya dengan gagah.
Yang seorang sudah paruh baya, yang seorang lagi masih muda dan sangat tampan.
Itulah Jenderal Besar Long Yuan dan ponakannya Pangeran Qin Wu Zhu, pangeran kedua Kerajaan Qin.
Visual Pangeran Qin Wu Zhu. Pemuda tampan ini memiliki pembawaan yang dingin.
Yang mencuri perhatian Chu Pian Ran bukanlah pemuda tampan yang digandrungi oleh banyak perempuan di ibukota itu. Namun pria paruh baya yang mengendarai kuda di sampingnya.
Kenapa wajah pria itu mirip sekali dengan ayah... Chu Pian Ran bertanya dalam hati.
Matanya terus memperhatikan pria paruh baya itu hingga menghilang dari pandangannya.
Lee melihat dengan jelas mimik wajah Chu Pian Ran menunjukkan sesuatu yang berbeda.
Pemuda itu akhirnya mengajak gadis cantik itu menjauh dari kerumunan.
Sekarang mereka berdua sedang duduk di tepi kanal, di bawah rindangnya pohon persik.
"Kenapa? Kau juga tertarik dengan pangeran itu?" Tanya Lee Jiang Wook mencoba mengorek penjelasan dari gadis itu.
"Pangeran? Maksud kamu pemuda tampan itu seorang pangeran?" Balas Chu Pian Ran.
"Iya... Dia Pangeran Qin Wu Zhu, pangeran kedua kaisar." Terang pemuda itu.
"Lalu, siapa paruh baya itu?" Lanjut gadis itu.
"Dia Jenderal Besar Long Yuan, adik kandung kaisar." Ucap Lee.
Chu Pian Ran terdiam. Dia hanyut dalam pikirannya.
Beberapa hari ini dia sedang merindukan ayahnya, dan tiba-tiba saja melihat wajah seorang jenderal yang sangat mirip dengan ayahnya.
Ada apa ini... Aku benar-benar tidak habis pikir... Batin gadis itu sambil mengelengkan kepalanya.
Sikap Chu Pian Ran itu diperhatikan oleh Lee Jiang Wook. Sedari tadi pemuda itu merasakan curiga dengan gelagat aneh gadis itu.
"Kenapa?" Tanya Lee penasaran.
"Tidak apa-apa." Jawab Chu Pian Ran.
"Tapi kulihat dari sikapmu menunjukkan bahwa kau tidak baik-baik saja. Kau tertarik dengan pangeran tampan itu kan?" Desak pemuda itu.
Gadis cantik itu menoleh pada Lee dan mendelik.
"Jangan membahas yang bukan-bukan!" Ucap Chu Pian Ran sedikit ketus.
"Lalu?" Buru Lee Jiang Wook.
"Kau ini kenapa sih, ingin tahu saja. Cemburu?" Lanjut gadis itu mulai jengkel.
"Jelaslah aku cemburu." Jawab pemuda itu terus terang.
Chu Pian Ran lalu mencibirkan mulutnya.
****
Kamar Chu Pian Ran
"Xi Er, apa kau tahu jenderal Long Yuan?" Tanya Chu Pian Ran pada suatu malam.
"Tahu sedikit nona... Kenapa nona tiba-tiba bertanya tentang jenderal itu?" Balas Xi Er penasaran.
"Ingin tahu saja." Lanjut majikannya datar.
"Coba kau ceritakan tentang jenderal itu." Tambah gadis itu.
Xi Er diam saja. Pelayan itu semakin penasaran dengan sikap majikannya.
"Hei, kok malah melamun." Ucap Chu Pian Ran membuyarkan pikiran Xi Er.
Pelayan itu meringis sebentar, lalu bercerita apa yang dia ketahui tentang jenderal Long Yuan pada nonanya.
Sebenarnya Xi Er menyimpan pertanyaan tentang keanehan majikannya itu. Tapi dia tidak berani mengutarakannya.
"Apa kau tahu rumahnya?" Lanjut nona mudanya.
"Kenapa nona ingin tahu rumah jenderal Long Yuan?" Tanya pelayan itu tambah bingung.
"Sudah jangan banyak tanya, jawab saja." Ucap Chu Pian Ran.
"Iya nona saya tahu rumahnya." Sambung Xi Er.
"Kapan-kapan kau bawa aku lewat depan rumahnya ya?" Pinta gadis cantik itu.
"Iya nona, iya." Pelayan itu menyimpan tanda tanya besar. Kali ini nona mudanya benar-benar aneh.
Aku harus memberitahukannya pada tuan muda Lee... Batin Xi Er.
****
Kamar Lee Jiang Wook
Pemuda itu sedang membuka sebuah kertas yang tergulung. Kertas itu diantar oleh salah satu pelayan dari kediaman paman Chu siang tadi.
Lee Jiang Wook membaca tulisan yang ada di kertas dan kemudian dahinya berkerut.
Kenapa Ran Er ingin tahu soal jenderal Long... Apa ini yang membuat sikapnya aneh kemarin... Ada apa ini...
Muncul rasa penasaran dan kebingungan di hati dan pikiran pemuda tampan itu.
****
Beberapa hari kemudian, Lee Jiang Wook sengaja mengajak Chu Pian Ran datang ke rumahnya.
Awalnya gadis itu menolak. Tapi setelah dirayu-rayu oleh Lee, akhirnya gadis itu mau juga.
Saat ini, mereka berdua sedang duduk santai dan mengobrol di gazebo sambil makan cemilan dan minum teh.
Beberapa waktu kemudian, muncullah seorang pria paruh baya. Dia adalah Jenderal Long Yuan.
Lee yang menyadari terlebih dahulu kedatangan jenderal Long Yuan pun bangkit berdiri.
Chu Pian Ran yang saat itu sedang duduk dengan membelakangi jenderal Long Yuan pun memutar badannya dan...
Gadis itu terdiam terpaku melihat sosok pria yang berjalan semakin mendekat ke arah mereka.
"Salam paman Long Yuan, lama tidak berjumpa. Bagaimana kabar paman?" Tanya Lee Jiang Wook dengan sopan sambil memberi hormat pada pria yang ada di depannya.
Chu Pian Ran menatap lekat pada pria paruh baya itu.
"Aku baik-baik saja Lee... Sekarang kau makin besar dan gagah saja." Balas jenderal Long Yuan dengan menepuk pundak kanan pemuda itu.
"Dan ini?..." Tanya pria paruh baya itu sambil melihat ke arah Chu Pian Ran.
Pertanyaan jenderal Long Yuan membuat gadis cantik itu kaget dan tersadar.
"Salam tuan jenderal Long Yuan, saya Chu Pian Ran, putri tuan Chu Jeong Byun, penasehat kerajaan..." Balas gadis itu dengan sedikit membungkukkan badannya.
"Oh, kamu putri tuan Chu Jeong Byun. Aku dengar kamu sakit?" Lanjut jenderal Long Yuan
"Benar tuan, tapi sekarang sudah lebih baik..." Jawab Chu Pian Ran.
"Ah syukurlah... Maaf, aku tadi sempat tidak mengenalmu. Harap maklum, aku sudah bertahun-tahun tidak berkunjung ke kediaman kalian. Mungkin kapan-kapan jika ada waktu aku akan bertamu ke kediaman Chu." Tambah pria paruh baya itu.
"Baik tuan. Silahkan jika tuan ingin berkunjung. Kediaman kami selalu terbuka." Sambung gadis itu.
"Kalau begitu silahkan kalian lanjutkan ngobrolnya. Aku akan menemui tuan Lee di dalam." Ujar jenderal Long Yuan, lalu pria paruh baya itu beranjak pergi untuk menemui tuan Lee.
Chu Pian Ran terus menatap kepergian jenderal Long Yuan hingga menghilang dari pandangan.
Sejak kedatangan jenderal Long Yuan, Lee memperhatikan terus gadis itu. Pemuda itu semakin yakin bahwa Chu Pian Ran memiliki pandangan yang berbeda terhadap pria paruh baya itu.
Saat Lee mendapatkan kabar dari Xi Er jika nonanya bertanya-tanya tentang jenderal Long Yuan. Pemuda itu menyimpan penasaran yang besar.
Secara kebetulan, ayahnya akan mengadakan pertemuan dengan jenderal Long Yuan di kediamannya.
Jadi, hari ini Lee berusaha membujuk Chu Pian Ran agar gadis itu mau diajak ke rumahnya. Pemuda itu ingin tahu bagaimana reaksi gadis itu setelah bertemu langsung dengan pria paruh baya itu.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Lee Jiang Wook.
Wajah gadis itu berubah murung sejak bertemu langsung dengan jenderal Long Yuan tadi.
Chu Pian Ran hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku ingin pulang..." Ucap gadis itu pelan. Tanpa menunggu jawaban pemuda itu, Chu Pian Ran pun melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang.
"Hei tunggu!" Seru Lee Jiang Wook sambil menyusul gadis cantik itu.
Mau tidak mau Lee merelakan kepulangan Chu Pian Ran. Padahal baru beberapa menit saja mereka mengobrol sampai kedatangan jenderal Long Yuan di kediaman Lee.
Pemuda itu mengantar gadis itu pulang tanpa bertanya lagi. Dia menyimpan sendiri rasa penasaran yang selama dua hari ini ada di benaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Septi Verawati
siapakah sang Jendral 🤔🤔🤔🕵🕵🕵
2022-10-31
0
fifid dwi ariani
trs sehat
2022-10-15
0