2 minggu sebelum seleksi pemilihan selir
Paviliun Jinlong
"Apa alasanmu menolaknya Zhu Er?" Tanya Kaisar Qin Shi Huang pada putranya.
"Ayahanda, sejak berumur 14 tahun ananda sudah mengikuti paman Long Yuan pergi ke beberapa tempat untuk meningkatkan kemampuan ilmu bela diri dan ilmu pedang ananda. Kemudian beberapa tahun terakhir ini, ananda juga ikut berperang melawan pasukan kerajaan Lian di perbatasan. Untuk saat ini ananda benar-benar membutuhkan waktu untuk istirahat ayahanda..." Terang Qin Wu Zhu.
"Aku paham maksudmu Zhu Er... Tapi, bukankah seharusnya kau senang jika mendapatkan selir?" Lanjut kaisar.
"Maaf ayahanda, ananda sama sekali belum punya keinginan untuk menikah..." Balas Qin Wu Zhu jujur.
Untuk sesaat pria paruh baya itu sedang berpikir.
"Baiklah, ayah menyetujui permintaanmu." Ucap kaisar.
"Terimakasih banyak atas pengertian ayahanda... Kalau begitu ananda mohon diri dulu..." Qin Wu Zhu memberi hormat pada ayahnya lalu meninggalkan ruangan itu.
****
Paviliun Huo Jiang
"Jadi, yang mulia pangeran sudah yakin tidak mau memilih salah satu selir?" Tanya Lu Zee.
"Kalau aku tidak yakin, untuk apa aku menemui ayah secara langsung dan meminta ijin padanya." Balas Qin Wu Zhu.
"Untuk saat ini aku sedang tidak ingin direpotkan oleh perempuan." Lanjutnya.
"Lalu, kalau boleh hamba tahu kenapa yang mulia pangeran peduli dengan nona muda Chu saat dia diracun, dan juga menyuruh mata-mata untuk mengawasi gerak-gerik keluarga Xian?" Ucap Lu Zee menyelidik.
Bibir junjungannya berkata jika dia tidak ingin direpotkan oleh perempuan. Tapi faktanya, dia malah rela membantu secara diam-diam masalah nona muda Chu dan keluarganya.
"Memangnya kenapa? Sepertinya kamu mulai berani ikut campur urusanku Lu Zee." Sambung Qin Wu Zhu.
"Hamba tidak berani yang mulia... Tolong jangan dimasukkan dalam hati." Ujar Lu Zee tidak habis pikir dengan junjungannya itu.
"Bagaimana keadaan nona Chu sekarang?" Tanya Qin Wu Zhu.
"Dari informasi yang hamba dengar, kesehatan nona Chu semakin membaik yang mulia... Sejak kejadian itu, tuan Chu menyewa beberapa pengawal khusus untuk menjaga kediamannya. Untuk sementara waktu, tuan Chu juga melarang putrinya untuk keluar rumah." Terang Lu Zee.
"Lu Zee, sekarang aku perintahkan kamu untuk mencarikanku lukisan nona muda Chu." Kata Qin Wu Zhu.
"Apa yang mulia?" Tanya Lu Zee sedikit terkejut.
"Sejak kapan telingamu sakit Lu Zee? Apa aku perlu mengatakannya untuk kedua kali?" Ucap Qin Wu Zhu sambil menatap tajam pengawal pribadinya itu.
"Tidak perlu yang mulia... Baiklah hamba akan melaksanakan perintah yang mulia." Lu Zee memberi hormat pada pemuda tampan itu lalu undur diri.
Sambil meninggalkan Paviliun Huo Jiang, Lu Zee pun berpikir.
Untuk apa yang mulia pangeran menyuruhku mencarikan lukisan nona muda Chu... Apakah yang mulia pangeran tertarik dengan gadis itu... Batin Lu Zee.
****
Kamar Chu Pian Ran
"Sudahlah kakak Lee, aku bisa melakukannya sendiri." Ucap Chu Pian Ran yang saat itu sedang duduk di ranjangnya.
"Tidak apa-apa, kan hanya memotong buah saja... Lagi pula kesehatanmu belum benar-benar pulih." Balas Lee sambil terus memotong sebuah apel merah menjadi beberapa bagian.
"Maaf, aku sudah banyak merepotkanmu..." Lanjut Chu Pian Ran.
"Aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Malah aku merasa senang jika berlama-lama di sini." Kata Lee jujur.
Pemuda itu memberikan sepotong buah apel kepada gadis yang ada di depannya.
"Apa kau tidak merasa bosan dan lelah melayani aku yang penyakitan ini?" Sambung Chu Pian Ran dengan mulut mengunyah apel.
"Sama sekali tidak. Jika perlu, aku ingin bisa tinggal bersama denganmu, agar aku bisa menjagamu dan melayanimu sepanjang hari." Terang Lee.
Chu Pian Ran menatap Lee. Kedua insan itu saling beradu pandang.
"Apa maksudmu?" Tanya Chu Pian Ran.
"Maksudku, kita menikah dan hidup bersama hingga menua... Bagaimana? Apakah kau mau menikah denganku?" Lee mengungkapkan perasaannya untuk yang kedua kali.
Jika yang pertama dulu Lee patah hati karena Chu Pian Ran hanya menganggapnya sebagai kakak. Dan sekarang Lee ingin mencobanya lagi karena dia tahu gadis yang ada di depannya bukanlah Chu Pian Ran yang sebenarnya.
"Bukankah gadis yang kau sukai adalah Chu Pian Ran asli? Sedangkan aku adalah Song Hyu Meen. Kau tentu tahu kita memiliki sifat yang berbeda." Jelas gadis itu.
"Iya aku tahu, sifat kalian lumayan beda jauh... Tapi bagiku itu tidak masalah, karena tubuh yang kulihat saat ini adalah tetap Chu Pian Ran, gadis yang sudah kusukai sejak dulu." Ucap Lee terus terang.
Lee kemudian meraih tangan kanan Chu Pian Ran dan menggenggamnya.
"Bagaimana, apa kau mau? Jika kau belum siap untuk menikah, kita bisa berpacaran dulu..." Tambah Lee harap-harap cemas.
"Kau yakin ingin berpacaran denganku yang seperti ini?" Tanya Chu Pian Ran.
"Aku sangat yakin. Aku akan menerimamu apa adanya..." Jawab Lee.
Chu Pian Ran terlihat merenung. Dia sangat sadar siapa dia sebenarnya.
"Sayang, apa yang sedang kau pikirkan?" Lee sudah tidak merasa sungkan lagi memanggil gadis itu dengan sebutan 'sayang' sekalipun belum mendapatkan jawaban dari Chu Pian Ran.
"Aku belum bisa menjawabnya sekarang..." Balas Chu Pian Ran.
"Baiklah... Aku akan memberikan waktu padamu untuk berpikir. Yang penting sekarang kamu harus sehat dulu dan lebih berhati-hati lagi. Untuk sementara jangan keluar rumah dulu sebelum pelakunya tertangkap." Kata Lee.
"Ada yang ingin kukatakan padamu kakak Lee." Ucap Chu Pian Ran.
"Apa itu?" Tanya Lee.
"Sebenarnya, beberapa tahun ini keluarga Chu sedang diincar oleh orang jahat." Jelas Chu Pian Ran.
"Maksudmu?" Tanya pemuda itu.
'Chu Pian Ran' pun menceritakan pengalamannya saat dalam keadaaan kritis dan bertemu dengan roh Chu Pian Ran.
"Kau yakin dengan semua itu? Mungkin itu hanya bunga tidur saja Ran Er." Lee masih belum percaya dengan penuturan gadis itu.
"Tapi aku benar-benar yakin dengan apa yang diceritakannya... Bahkan roh dialah yang telah mengeluarkan racun dalam tubuhku." Terang Chu Pian Ran.
Lee menatap lekat gadis yang ada di depannya.
Apa yang dikatakan Chu Pian Ran memang tidak masuk akal, tapi demi melihat beberapa keanehan yang terjadi pada gadis itu belakangan ini, Lee mulai berpikir dua kali.
"Jika memang demikian, aku akan meminta ayahku untuk melakukan penyelidikan... Lebih cepat pelakunya tertangkap akan lebih baik agar tidak menimbulkan masalah lagi." Ujar Lee.
"Apa kau tidak ingin berkata jujur pada orang tuamu?" Lanjut Lee.
"Aku masih belum siap..." Balas Chu Pian Ran.
"Jika kau tidak berani mengatakannya sendirian, aku akan mendampingimu." Tambah Lee.
"Kapan-kapan saja jika kondisinya sudah memungkinkan." Kata Chu Pian Ran.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Lee.
"Apa itu?" Jawab Chu Pian Ran.
"Apakah di duniamu sana kau pernah berpacaran?" Sambung Lee.
Chu Pian Ran menggelengkan kepalanya.
"Benarkah?" Lanjut Lee.
"Aku ingin fokus pada sekolahku. Belum ada niat untuk berpacaran sama sekali." Jelas Chu Pian Ran.
Tanpa disangka-sangka oleh Chu Pian Ran, tiba-tiba Lee mencium pipi kanannya.
"Kau..." Ucap Chu Pian Ran sedikit mendelik.
"Aku sangat mencintaimu Ran Er. Sudah lama aku ingin melakukan ini padamu." Kata Lee jujur.
Wajah gadis itu merengut.
Kali ini gantian tangan Lee terulur dan mengelus pipi kiri Chu Pian Ran.
Chu Pian Ran tidak protes. Entah mengapa dia semakin merasa nyaman jika dekat dengan pemuda itu.
Kedua mata insan itu saling menatap. Menumbuhkan kehangatan diantara keduanya.
Tahu gadis di depannya itu tidak komplain. Lee mendekatkan kepalanya, dan mencium lembut bibir gadis itu.
Tubuh Chu Pian Ran seperti tersengat listrik. Baru kali ini bibirnya dicium oleh lawan jenis.
"Terimakasih..." Kata Lee sambil mencium kening gadis itu.
****
Paviliun Huo Jiang
Qin Wi Zhu telah menerima lukisan yang dipesannya dari Lu Zee. Setelah pengawal pribadinya meninggalkan ruangan itu, pemuda itu membuka gulungan lukisan.
Lukisan Chu Pian Ran
Qin Wu Zhu menatap lukisan itu cukup lama.
Entah mengapa, baru melihat lukisannya saja, dia merasa tertarik dan ingin memiliki gadis yang ada di lukisan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
adie_izzati
seru ni
2022-11-08
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-10-15
0
Thiack Bado Sukiman
wadduhhh kasian lee donk, klo berebut dgn pangeran
2022-09-24
4