Istana Kerajaan Qin
Hari ini, di salah satu aula yang ada di istana Kerajaan Qin, telah duduk rapi puluhan peserta yang mengikuti pemilihan selir.
Para peserta adalah putri yang berasal dari kalangan bangsawan kelas atas dan pejabat istana.
Untuk hari pertama ini, mereka harus mengikuti tes tertulis.
"Lihat kak, mereka cantik-cantik ya." Kata pangeran ke 5, Qin Wu Wang pada kakaknya pangeran ke 4, Qin Wu Zhi.
Pangeran ke 5, Qin Wu Wang.
"Wang Er, jangan mudah menilai orang dari penampilan luarnya saja... Sekalipun wajah mereka cantik, belum tentu dalamnya juga cantik." Ucap Qin Wu Zhi.
Pangeran ke 4, Qin Wu Zhi.
Mereka berdua sedang melihat jalannya hari pertama seleksi pemilihan selir dari atas balkon yang ada di dekat aula tersebut.
"Aku dengar kakak ke 2 menolak untuk memilih selir. Apa tidak sayang, melewatkan gadis-gadis cantik begitu saja." Lanjut Qin Wu Wang.
"Kakak ke 2 baru saja pulang dari berperang. Dia belum minat untuk menikah." Balas Qin Wu Zhi.
"Lihat kak, gadis itu kelihatan lebih cantik dan lebih menarik dari lainnya." Tunjuk Qin Wu Wang pada salah satu putri.
"Rupanya kalian sudah ada di sini duluan." Sebuah suara membuat kedua pangeran itu membalikkan badan.
"Kakak pertama, kakak ketiga." Ucap Qin Wu Zhi dan Qin Wu Wang bersamaan.
Putra Mahkota Qin Wu Zhang.
Pangeran ke 3, Qin Wu Lei.
"Sayang sekali kakak ke 2 tidak ada di sini. Rasanya tidak lengkap jika tidak ada kakak ke 2. Apa benar kakak ke 2 sama sekali tidak tertarik dengan gadis-gadis cantik ini?" Sesal Qin Wu Wang.
"Jika tidak mau ya jangan dipaksakan. Dia sudah terbiasa hidup di tengah-tengah prajurit dan berperang. Mungkin untuk saat ini hatinya masih belum tergerak oleh perempuan." Balas putra mahkota Qin Wu Zhang.
"Nanti aku berniat akan ke paviliunnya, apa kalian akan ikut? Rasanya lama sekali kita tidak berkumpul dan ngobrol bersama." Lanjut putra mahkota.
Ketiga pangeran itu menyetujui ajakan putra mahkota.
Hari pertama seleksi pemilihan selir berlangsung selama 3 jam.
Setelah para peserta selesai mengerjakan soal, para penilai yang telah ditunjuk oleh kaisar langsung memberikan nilai pada lembar jawaban peserta.
Para penilai tersebut lalu mengumumkan siapa saja peserta yang mendapat nilai yang tinggi.
Dalam seleksi pemilihan selir ini, kaisar sudah memberi peringatan jauh hari sebelumnya bahwa peserta yang lolos terpilih sebagai selir adalah murni dari keahlian dan bakat yang dimiliki, bukan karena ikut campur dari pihak orang tua.
Jika ada yang ketahuan melakukan tindak kecurangan, tanpa segan-segan kaisar akan memberikan hukuman dengan tegas.
****
Taman Paviliun Huo Jiang
Kelima pangeran itu sekarang sudah berkumpul dan duduk di gazebo taman kediaman pangeran Qin Wu Zhu.
Mereka sedang ngobrol sambil minum teh dan makan cemilan yang disediakan pelayan.
"Kak Zhu Er, apa kau tidak rugi tidak ikut memilih selir? Gadisnya cantik-cantik kak." Kata Qin Wu Wang.
"Aku belum minat untuk menikah." Jawab Qin Wu Zhu datar.
"Jangan-jangan kakak kedua sudah punya kekasih?" Selidik pangeran kelima kaisar Qin itu.
"Darimana punya kekasih. Di daerah perbatasan semua orang sedang konsentrasi mengusir pasukan Lian." Balas Qin Wu Zhu.
"Ya siapa tahu kan di daerah perbatasan sana ada gadis yang sudah memikat hati kak Zhu Er." Lanjut Qin Wu Wang sekenanya.
"Sekalipun kamu menolak memilih selir, besok ikutlah bersama kami melihat tes bakat para peserta. Siapa tahu dengan penampilan mereka, hatimu mulai tertarik dan mengubah keputusanmu. Sudah waktunya untuk kamu menikmati masa-masa hidup yang menyenangkan. Bukankah dengan mempunyai selir itu akan menghibur hatimu." Ucap Qin Wu Zhang, si putra mahkota.
"Betul kak, aku setuju dengan kakak pertama." Kata Qin Wu Wang sambil mengunyah kue.
"Kita lihat saja besok." Jawab pangeran kedua kaisar Qin itu singkat.
****
Tes Bakat Peserta Seleksi Pemilihan Selir
Di sebuah aula yang lumayan luas telah duduk Ibu Suri Ying Zhi Min, Yang Mulia Kaisar Qin Shi Huang, Permaisuri Ling Mu Nian, Selir Agung Zhing Ru Yan, Selir Kehormatan Chang Bin Man, Selir Zhou Lan Ting, dan kelima pangeran.
Mereka akan menyaksikan penampilan bakat yang akan dibawakan oleh semua peserta.
Satu persatu peserta dipanggil oleh Kasim Liu untuk menampilkan bakat mereka. Ada yang menari, memainkan alat musik, bela diri, dan menyanyi.
Diantara 5 pangeran, pangeran Qin Wu Wang lah yang paling antusias melihat pertunjukan bakat itu. Apalagi dari kemarin dia sudah mengincar salah satu gadis cantik yang sudah memikat hatinya.
Hari ini, gadis itu menampilkan sebuah tarian yang membuat Qin Wu Wang semakin terpesona.
Gadis itu menari dengan gerakan yang lemah gemulai.
Mau tidak mau Qin Wu Zhu mencoba bertahan untuk mengikuti pertunjukan bakat ini.
Menurutnya, semua bakat yang ditunjukkan oleh para gadis cantik itu hanyalah sekedar tipuan. Mereka bertindak berlebihan karena ada maksud tersembunyi. Apalagi jika bukan untuk memikat para penonton yang adalah anggota kerajaan semua.
Bagi Qin Wu Zhu, hari ini berlalu sangat lama. Rasanya dia sudah ingin cepat-cepat pergi dari aula itu. Tapi karena merasa tidak enak hati dengan ibu suri, ayah dan ibunya, dia mencoba bertahan hingga akhir acara.
"Sepertinya kakak sudah tidak betah berlama-lama di sini." Kata Qin Wu Lei melihat kakak keduanya Qin Wu Zhu sudah mulai gelisah.
"Aku lebih suka berperang daripada duduk berlama-lama di sini dan melihat gadis-gadis yang menurutku berlebihan itu." Balas Qin Wu Zhu jujur.
Qin Wu Lei sedikit tersenyum. Dia maklum jika kakak keduanya memiliki reaksi seperti itu.
"Tidak adakah satu gadis yang menarik perhatian kakak?" Lanjut Qin Wu Lei.
"Tidak sama sekali. Hampir semua peserta riasannya berlebihan." Jawab Qin Wu Zhu.
Qin Wu Zhu merasa lega. Akhirnya pertunjukan bakat itu pun selesai. Dengan segera ia mohon undur diri dari aula dengan alasan tidak enak badan.
Anggota keluarga kerajaan yang lain masih ada di aula tersebut hingga pengumuman nilai dilaksanakan.
Di hari kedua ini, jika peserta gagal lagi untuk mendapatkan nilai yang tinggi seperti hari pertama, maka dengan terpaksa mereka harus berhenti mengikuti seleksi karena secara otomatis mereka dinyatakan gugur.
Beberapa gadis yang dinyatakan gugur benar-benar merasa kekecewaan yang mendalam. Mereka terpaksa pulang dengan tangan kosong. Keinginan mereka untuk menjadi selir pangeran dan anggota kerajaan kini telah pupus.
****
Paviliun Huo Jiang
"Ya ampuun, aku benar-benar tidak tahan mengikuti acara seperti itu." Ucap Qin Wu Zhu.
"Bukankah seharusnya yang mulia pangeran senang melihat gadis-gadis cantik itu? Sekalian bisa untuk cuci mata. Siapa tahu dengan begitu yang mulia pangeran bisa tertarik dengan perempuan." Kata Lu Zee.
"Cuci mata? Memangnya mataku kotor harus dicuci." Balas Qin Wu Zhu dingin.
"Hamba hanya bercanda yang mulia... Jangan dimasukkan dalam hati." Sambung Lu Zee.
"Kalau boleh hamba tahu, memangnya tipe gadis yang seperti apa yang menarik hati yang mulia? Apakah yang seperti nona muda Chu?" Pancing Lu Zee.
"Sudahlah Lu Zee, jangan sok tahu. Aku malas membahas soal seperti ini lagi." Ujar Qin Wu Zhu.
****
Hari Terakhir Pelaksanaan Seleksi Pemilihan Selir
Di hari ketiga ini, tersisa 18 peserta dari 42 peserta.
Tes di hari terakhir adalah setiap peserta harus menyulam sebagus mungkin karena hasil sulamannya nanti akan dinilai oleh ibu suri dan permaisuri.
Dari beberapa hasil sulaman yang terbagus akan menjadi milik ibu suri dan permaisuri sebagai hadiah.
Ke 18 peserta tersebut mulai sibuk dengan sulamannya. Mereka diberi waktu hingga 5 jam. Tema sulaman yang harus mereka buat adalah tentang pemandangan alam.
Semua bahan untuk menyulam sudah disediakan oleh pihak istana, dan tentu saja bahan-bahan tersebut memiliki kualitas yang tinggi.
5 jam kemudian
Semua peserta diminta berhenti untuk menyulam karena waktunya telah habis.
Para pengawas tes mengambil hasil sulaman dari meja masing-masing peserta untuk diserahkan pada ibu suri dan permaisuri.
Para peserta tersebut kemudian diminta untuk kembali ke kediaman masing-masing dan menunggu 2 hari saat pengumuman akhir dilaksanakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-10-15
0