Kediaman Chu Jeong Byun
Setelah beberapa hari sejak kejadian di aula istana, tuan Chu memanggil putrinya di ruang kerjanya.
Gadis itu sekarang sedang duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.
"Sekarang katakan dengan jujur pada ayah, sejak kapan kamu memiliki kelebihan itu." Tanya tuan Chu hati-hati.
"Sejak umurku 10 tahun ayah." Jawab Chu Pian Ran singkat.
Tuan dan nyonya Chu saling berpandangan.
"Kau tidak berbohong kan nak?" Kali ini ganti nyonya Chu yang bertanya.
Chu Pian Ran menggeleng.
"Jika kau sudah memilikinya sejak umur 10 tahun, lalu kenapa kau tidak menceritakannya pada ayah atau ibumu." Lanjut tuan Chu masih dengan nada yang sama.
"Jika aku berkata jujur sekarang, apakah ayah dan ibu akan marah padaku?" Tanya Chu Pian Ran.
"Kenapa ayah harus marah padamu?" Ucap pria paruh baya.
"Karena aku sudah membohongi kalian." Sambung Chu Pian Ran dengan pelan.
"Bohong soal apa maksud kamu nak?" Tanya tuan Chu.
"Sebenarnya aku bukan Chu Pian Ran putri kalian, aku Song Hyu Meen." Karena keadaannya sudah seperti ini, maka Song Hyu Meen pun harus membuka rahasianya.
Demi mendengar perkataan gadis itu, sepasang suami istri itu tidak mudah percaya begitu saja. Bahkan mereka mengganggap kalau putrinya sedang berkelakar.
"Kau pasti sedang bercanda kan nak?" Kata tuan Chu.
"Aku tidak bercanda tuan Chu. Aku adalah Song Hyu Meen, gadis yang lahir pada tahun 2002 di kota Guangzhou China" Song Hyu Meen berusaha meyakinkan sepasang suami istri itu.
Kali ini wajah tuan dan nyonya Chu terlihat lebih serius.
"Apa maksudmu itu? Kami benar-benar tidak mengerti." Ucap tuan Chu.
Song Hyu Meen pun mulai bercerita panjang lebar pada tuan dan nyonya Chu.
Mereka benar-benar terkejut dibuatnya.
"Jadi, putriku yang asli sudah meninggal?" Tanya nyonya Chu dengan wajah sedih.
"Aku tidak berani mengatakannya dengan pasti nyonya Chu. Secara raga, tubuh putri anda masih ada hingga saat ini. Sedangkan untuk rohnya, aku pernah sekali berbincang dengannya saat aku kritis karena racun langka itu." Jelas Song Hyu Meen.
"Roh putri andalah yang berperan utama dalam merangkai kisah tidak masuk akal ini tuan dan nyonya. Dia melakukan semuanya itu karena ingin melindungi keluarga kalian dari niat jahat orang lain." Sambung Song Hyu Meen.
"Niat jahat apa maksud kamu?" Tanya tuan Chu.
"Roh Chu Pian Ran bercerita jika selama beberapa tahun ini keluarga kalian diserang oleh teluh. Penyakit yang diderita putri kalian asalnya juga dari teluh itu. Makanya para tabib menyebutnya sebagai penyakit langka." Lanjut Song Hyu Meen.
"Teluh? Benarkah itu?" Tanya tuan Chu tidak percaya.
"Benar tuan Chu. Dugaan sementaraku adalah keluarga Xian yang melakukannya. Bukankah tuan pernah bermasalah dengan keluarga Xian." Ucap Song Hyu Meen.
Malam itu, di ruang kerja tuan Chu terdengar obrolan serius yang sangat panjang.
Sekalipun sulit diterima oleh akal sehat, tuan dan nyonya Chu berusaha menerima kenyataan.
Dan gadis yang ada di depan mereka, tetap mereka anggap sebagai putri mereka.
****
"Jadi kau sudah jujur pada orang tuamu?" Tanya Lee.
Chu Pian Ran mengangguk.
"Lalu bagaimana reaksi mereka?" Lanjut Lee.
"Awalnya sama sepertimu, mereka tidak percaya. Tapi akhirnya mereka menerima kenyataan yang ada bahwa putri mereka sudah meninggal." Terang Chu Pian Ran.
"Apakah mereka marah padamu?" Sambung Lee.
Chu Pian Ran menggelengkan kepalanya.
"Syukurlah kalau begitu. Sekarang aku bisa lega." Ucap Lee.
"Apakah penduduk ibukota masih membicarakanku?" Sekarang giliran Chu Pian Ran yang bertanya.
"Masih... Sudah biarkan saja mereka, jika sudah bosan pasti mereka akan berhenti sendiri." Hibur Lee.
"Siapa yang menemukanku pertama kali saat aku kabur dari aula istana? Dari suaranya aku belum pernah mengenal dia." Lanjut Chu Pian Ran.
"Itu pangeran Qin Wu Zhu. Kenapa?" Selidik Lee.
"Tidak apa-apa, aku hanya bertanya saja." Ucap Chu Pian Ran.
"Bolehkah aku melihatnya lagi. Rasanya sukar dipercaya kau punya kelebihan seperti itu. Jangan-jangan kau jelmaan penyihir." Goda Lee.
"Jika kau menyebutku penyihir, maka kau akan ku ubah menjadi katak." Kata Chu Pian Ran dengan bibir sedikit cemberut.
"Ye enak saja... Masa tampan begini mau kau ubah jadi katak. Memang kamu mau dicium sama bibirnya katak." Ledek Lee.
"Haishhh." Bibir Chu Pian Ran menyeringai.
Dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, Ran Er menunjukkan kelebihannya pada Lee.
Pemuda tampan itu benar-benar dibuat kagum.
Suara tepuk tangan terdengar di ruang perpustakaan itu.
"Penyihir cantikku benar-benar hebat. Untungnya selama ini aku tidak putus asa untuk mengejarmu. Sekarang aku bangga punya pacar hebat sepertimu." Puji Lee.
Chu Pian Ran hanya menjulurkan lidahnya.
"Jangan-jangan, setelah namamu menjadi bahan perbincangan di luar sana, mulai banyak pemuda tampan yang ingin melamarmu. Tidak, aku tidak akan rela. Sampai kapanpun kamu tetap milikku." Kata Lee.
"Memangnya pemuda mana yang ingin melamarku? Sampai hari ini kediamanku sepi-sepi saja. Malah aku punya rencana mencarikan pacar untuk Xi Er." Ucap Ran Er.
"Mungkin hari ini belum." Balas Lee.
"Bagaimana kalau kita bertunangan dulu. Aku takut kalau kau direbut orang lain." Saran Lee tiba-tiba.
"Aku tidak mau. Aku tidak mau buru-buru terikat oleh suatu hubungan." Jawab Chu Pian Ran tegas.
"Ayolah sayang, ini demi kebaikan kita berdua. Aku tidak ingin hubungan kita terganggu oleh orang lain." Desak Lee.
"Menurutku kau terlalu berlebihan. Sudahlah jangan membahas hal itu lagi." Ucap Chu Pian Ran.
Wajah Lee terlihat masam dengan keputusan Chu Pian Ran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
sejahteraselalu
2022-10-15
0