NINETEEN

Andai kau tau seberapa beruntungnya mendapatkan bintang tanpa perlu kau meraihnya.

•{ Uknown }•

Sicka berjalan menyusuri jalanan yang sepi dan gelap menuju ke rumah keduanya. Rumah Kimi. Dia menyeimbangkan tongkat dan langkahnya dengan hati-hati, sesekali dia melihat sekeliling yang begitu sepi.

Dia berhenti sejenak untuk sekedar istirahat lantaran kakinya yang tidak bisa di ajak kompromi untuk melangkah cepat. Setelah itu dia membenarkan tas gendongnya, lalu melanjutkan langkahnya kembali.

  "Semoga gada mba kunti di pohon," gumamnya sembari melihat pohon-pohon tinggi di pinggir jalan itu. Dia terus berusaha mempercepat langkahnya agar segera sampai di rumah Kimi. Seandainya ponselnya tidak lowbat tentu dia sudah memakai jasa ojol.

Bayangkan saja seorang perempuan berjalan sendirian di jalanan sepi dan lampu penerangan jalan yang redup, sungguh membuat hawa mengerikan di sekitar begitu terasa. Meskipun Sicka terus meyakinkan dirinya kalau dia pemberani tetap saja rasa takut itu masih ada.

Dikejauhan seorang lelaki yang tengah mengendarai motor, memicingkan matanya saat melihat seorang gadis di depan. Lama-lama kendaraan yang dia tumpangi mendekati gadis itu, dan dia pun mencoba membunyikan klaksonnya.

Tin tin tin

Sicka yang mendengar bunyi klakson motor pun menoleh dan pandangannya bertemu dengan seorang pengendara motor. Tubuhnya seketika merinding, apakah dia orang jahat? Begal? Apalagi pengendara itu berhenti dan turun menghampiri Sicka.

  "Ja-jangan mendekat!" Desis Sicka sembari memundurkan langkahnya. Lelaki itu yang mengerti ketakutan Sicka segera membuka helmnya.

  "Tenang woi gue bukan orang jahat. Lo Sicka kan?" tanya lelaki itu. Lalu tak lama lelaki itu mengulurkan tangannya "Gue Alex, temennya pacar lo, Brandon."

Dia adalah Alex, cowok yang membuat Brandon mendekati Sicka.

Dengan ragu Sicka menjabat uluran tangan itu, "Iya-iya ... gue Sicka."

Setelah terlibat obrolan singkat, Alex mengantar Sicka hingga tiba di rumah Kimi. Gadis itu sangat bersyukur sekali karena dia dipertemukan orang baik semacam Alex.

Sicka berdiri di depan pintu rumah Kimi yang tertutup rapat, dia ingin mengetuk namun keraguan menghampirinya. Sudah sering dia datang dengan keadaan seperti ini, dia kadang merasa merepotkan Kimi dan keluarganya.

Cklek

  "Loh kak Rin? Kenapa berdiri depan pintu?" Tiba-tiba pintu dibuka dari dalam dan menampakkan Harun adik Kimi.

"Masuk gih kak, langsung ke kamar kak Kimi aja biar bisa langsung istirahat, istirahat untuk menghadapi kenyataan hidup." Perkataan Harun membuat Sicka tertawa, ya cuma di keluarga ini dia merasakan kehangatan sebuah keluarga.

Sicka kemudian melangkah masuk,lalu segera menuju ke kamar Kimi. Di dalam kamar dia langsung meletakkan tasnya ke sofa yang memang ada di kamar Kimi, lalu dia merebahkan tubuhnya di kasur.

Matanya menerawang menatap langit-langit kamar. Ada banyak hal yang dia pikirkan.

  Apa semua sia-sia? Apa aku memang nggak pantes? Kenapa? Kapan mereka mau memaafkanku? Lalu apa bener yang dibilang kak San kalau Brandon sebenernya nggak suka sama aku?

Dia mengusap air mata yang mengalir di pipinya, ternyata dia menangis. Dia mendudukkan dirinya dan terkejut saat melihat Kimi berdiri didepan pintu kamar sembari bersidekap dada.

  "Astaghfirullah Kimi bikin kaget aja *****!" pekik Sicka sembari mengelus dadanya. Sedangkan gadis itu terbahak-bahak lalu berjalan ke arah kasur dan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasurnya.

  "Mana ada istigfar abis itu ngumpat? Dasar lo human." Sicka mengerucutkan bibirnya kesal sambil memukul paha Kimi.

Kimi yang masih tertawa langsung terdiam terkejut, segera dia bangun lalu memegang pelipis Sicka.

  "Ini kenapa? Ini gara-gara mereka lagi?" Sicka menggeleng. Kemudian tanpa disuruh Sicka pun bercerita sampai dia juga berakhir menginap di rumah Kimi lagi.

Wajah Kimi memerah mendengar setiap kata yang keluar dari Sicka, dan gadis itu bercerita dengan santai seolah apa yang terjadi padanya hanyalah hal biasa. Hal itulah yang selalu membuat Kimi takjub kepada Sicka, meskipun dia juga tau kalau sebenarnya Sicka menangis dalam hati. Kimi tau kalau sahabatnya itu tak ingin membuatnya khawatir dengannya yang tiba-tiba menangis.

  "Lo kenapa nggak ceritain alesan mobil bang Satya rusak karena ngelindungi mereka?" Kimi bertanya dengan menggebu.

"Nggak perlu Kim, biarin mereka nggak tau. Dan lo juga nggak perlu ceritain ini ke mereka kalau kalau gue tiba\-tiba berubah," Omongan dari Sicka membuat Kimi mengernyit.

"Lo berubah gimana?"

"Nggak tau juga, intinya semua yang gue lakuin dibelakang mereka nggak usah lo kasih tau."

Kimi hanya memasang wajah datar. "Termasuk kalo lo tiba-tiba mati gegara lindungin mereka dan gue harus diem juga?" Sicka mengangguk.

  "Dasar **** lo anak gajah. Lalu sebelum lo diusir dari rumah tadi lo nggak di apa-apain kan?"

"Nggak, cuma nggak dikasi uang jajan lagi buat bulan kedepannya."

Kimi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Terus Bi Sum nggak belain lo?"

"Auto kena pecat, tadi Ayah ngancem gitu. Makanya gue nyuruh Mami buat nggak ikut campur."

Kimi berdecak kesal, sahabatnya ini terlalu baik atau *****? Rasanya dia ingin menjedotkan kening Sicka ke tembok biar sadar.

 

"Udah nggak usah dipikirin, gue ngantuk mau bobok cantik dulu, bubayyy!" Sicka merebahkan tubuhnya kembali dan memunggungi Kimi.

"Yeuuuuu gue ditinggal \*\*\*\*!" Kimi pun ikut merebahkan tubuhnya. Mereka sama\-sama saling memunggungi.

Diam-diam Sicka menghapus air matanya yang kembali mengalir.

  Aku takut jika aku tiba-tiba berubah. Aku takut kalau tiba-tiba aku nggak mengenali kalian. Semoga saja aku bisa mengendalikan diri baik-baik.

Setelah itu Sicka memejamkan matanya erat, lalu mimpi pun membawanya dari alam sadar.

<•[💙]•>

Sicka duduk di bangku depan kelasnya dengan rasa aneh di hatinya. Dia merasa akan ada hal buruk yang terjadi dengannya. Tadi setelah upacara Seninan, Brandon menghampirinya dan meminta gadis itu untuk datang ke acara ulang tahunnya nanti malam di rumah cowok itu.

Harusnya dia senang karena diundang oleh pacarnya yang berulang tahun, tapi kenapa hatinya mendadak merasa ada yang mengganjal.

Dia menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran-pikiran buruk dan kembali berpositif thinking seperti biasanya.

 

"Rin rin! Duh ... anterin ke kamar mandi yok!! Aaa kebelet nih gue!" Kimi datang dari dalam kelas dan menarik lengan baju Sicka.

Sicka yang memang tengah malas melakukan apapun itu menolak, "Sendiri emang nggak berani? Gue lagi males banget sumpah!"

  "Hilih nggak kawan lo ah, yaudah gue sendiri aja." Setelah mengucapkan itu Kimi berlari, mungkin memang sudah dipucuk kali. Pikir Sicka.

"Hadehhh kenapa aku gini amat sih hari ini? Kayaknya aku harus minum obat lagi." Setelah itu Sicka bangkit dari duduknya lalu masuk ke dalam kelas yang ramainya mengalahkan pasar.

Dia duduk di tempat duduknya, lalu tangannya merogoh sesuatu dari dalam tas. Setelah mendapat barang yang dia dapat, dia segera membuka tutup botolnya. Dia menelan obat yang sempat dia ambil diam-diam di tas tadi.

  "Lo minum obat apaan Karin?" Sontak Sicka menoleh dan mendapati Dodo yang tengah melihatnya penasaran. Sicka gelagapan menanggapi itu.

"Eh emm ... itu gue minum obat pusing kepala yang dikasi dokter kemaren, Do. Kenapa emangnya?"

Dodo menatap Sicka sedikit aneh, "Em soalnya itu mirip obat depresan punya sepupu gue."

Dan saat itu juga jantung Sicka bergemuruh kencang.

<•[💙]•>

Kimi yang sudah selesai dari kamar mandi itupun berjalan dengan santai sambil bersenandung. Kali ini dia ingin jalan-jalan memutari gedung IPA, karena di gedung itu ada seorang cowok yang sukses membuatnya jatuh hati. Mumpung hari ini dikelasnya tengah jamkos makanya dia berani untuk berlama-lama diluar kelas.

Saat dia akan sampai di belokan koridor ke gedung IPA, dia mendengar suara tawa kencang. Dia pun mulai melambatkan kakinya, lalu mengintip di balik tembok. Di depannya dia dapat melihat orang yang sangat dikenalinya bahkan satu sekolah pun tau mereka. Brandon dan teman-temannya.

 

"Semoga sukses putusin doi nanti malem ya Broo ..." Itu adalah suara Alex yang tengah tertawa kencang.

 

Brandon menyeringai, "Tentu, gue pastiin dare kalian berhasil. Dan jangan lupa sepuluh jutanya."

Ditempatnya Kimi mengernyit, sepuluh juta? Mereka lagi taruhan ya?

  "Busyeett gue kira lo udah lupa haha ..." sahut Fajar sambil menepuk bahu Brandon karena lelaki itu duduk di sebelah Brandon.

"Eh tapi tadi malem gue nganterin cewek lo ke rumah sahabatnya loh. Gila dia berani banget jalan sendirian di jalanan ituloh yang katanya angker banget." Brandon mengernyit mendengar cerita Alex.

"Jalan Butek Aren maksud lo?" Fahri bertanya.

"Ho'oh, berani banget kan dia? Padahal udah jam sebelas malem loh!" lanjut Alex.

"Ngapain?" tanya Brandon kepada Alex.

"Katanya sih dia mau nginep di rumah Kimi sahabatnya itu, tapi pas di jalan ojek yang dia tumpangi bannya bocor jadi dia milih jalan kaki aja gitu. Karena gue kasian aja, ya gue anterin dia lah. Gini\-gini gue masih punya rasa kasian." sambungnya sembari menepuk dadanya dengan bangga.

"Alah cowok \*\*\*\*\*\*\* aja bangga lo!" seloroh teman\-temannya yang membuat lelaki itu tertawa kencang. Sedangkan Brandon diam, dia tiba\-tiba terpikirkan Sicka.

"Tapi lo nggak jatuh cinta sama Sicka si cacat itu kan, Bran?" Mendengar itu sontak Brandon menggeleng.

"Ya nggak lah, lo pikir gue mau punya cewek yang cacat gitu? Nyusahin aja." seketika hati Brandon terasa berbeda setelah berucap hal itu.

"Oke sip bagus. Duh gue nggak sabar liat si cacat itu nangis\-nangis gegara tau lo pacarin cuma karena dare."

Kimi membulatkan matanya, jadi selama ini benar dugaannya. Bahwa Brandon mendekati Sicka pasti karena ada alasan. Benar-benar brengsek Brandon itu. Tangan Kimi terkepal kuat, ingin rasanya dia membuat warna biru di wajah mulus cowok itu.

Dengan langkah pasti dia menghampiri gerombolan itu.

  "OH JADI INI ALESAN LO DEKETIN SAHABAT GUE?" ucapan Kimi yang menggelegar membuat mereka semua yang ada di sana terkejut. Tak terkecuali Brandon.

BUGH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!