TWENTY

**Dalam mimpi yang takkan menjadi kenyataan, aku menanam bunga yang tak bisa berbunga.

Cinta palsu

•{ Anonimoûs }•

- **BTS - Fake Love

Sicka mematut dirinya di depan cermin, sesekali dia membenarkan rambutnya agar lebih rapi. Dia akan datang ke acara ulang tahun Brandon yang statusnya pacarnya.

White dress tanpa lengan yang dia gunakan tampak pas ditubuh mungilnya, dan dia sangat menyukai dress nya itu. Setelah dirasa cukup puas dengan penampilannya, Sicka membuka lemarinya untuk mengambil tas lalu memasukkan kado yang telah dia siapkan untuk diberikan ke Brandon.

Tapi dia terpikirkan dengan kata-kata Kimi saat dia akan masuk rumah tadi sore, kalau Sicka jangan datang ke acara ulang tahun itu. Saat Sicka bertanya alasannya, Kimi malah menjawab, 'gue cuma takut lo sakit hati.' Dan jawaban itu belum terlalu memuaskannya.

Mencoba menghiraukan larangan Kimi, dia pun segera keluar dari kamar. Tepat saat dia keluar San pun juga keluar dari kamarnya dengan dress merah kesukaannya.

 

"Kak San diundang juga ke ulang tahun Brandon?" tanya Sicka.

San yang akan turun ke bawah itupun menoleh dan menatap tajam Sicka, "Ya iyalah gue diundang, emang lo doang? Terus lo nggak suka gue diundang?"

Sicka menggeleng, "Bukan gitu kak San, aku cuma nanya kok hehe ... Oh iya kak San bawa mobil kan pasti? Aku boleh ikut nebeng nggak?"

  "Sorry, mobil gue nggak menerima kehadiran lo. Permisi." Sicka menghembuskan nafasnya pelan mendengar penolakan San. Mungkin dia akan datang terlambat nanti.

Hihihihiiiiii hiiiiihihihihi

Sicka segera mengambil ponselnya yang berada di tas lalu melihat siapa yang menelponnya.

Onald 🐻is calling....

Segera dia mengangkat telpon itu.

  "Hal-"

"*Turun. Gue di bawah*."

"Ha? Maksud lo?"

"*Turun aja, gue anter lo*."

"Ish ... Iya\-iya gue turun." Setelah itu sambungan diputuskan oleh Rion, dengan tongkatnya Sicka pun menuruni tangga dengan hati\-hati.

Tepat setelah Sicka turun dari tangga, dia melihat Rion yang sudah memandanginya. Cowok itu berjalan menghampiri Sicka.

  "Tadi gue ketemu ortu lo, dia nanya gue siapa lo." jelasnya tanpa Sicka bertanya. Gadis itu terkekeh pelan.

"Pasti mereka nggak percaya ya gue bisa berteman sama lo *handsome boy*,  hahahah ..." Rion memalingkan wajahnya kesamping, dia merasakan panas di kedua pipinya. Hanya karena dipuji ganteng oleh Sicka sudah mampu membuatnya seperti ini. Memalukan.

Padahal dia biasanya akan marah saat mendengar orang memujinya 'ganteng'. Tapi tidak dengan Sicka, dia justru merasakan sesuatu dalam dirinya yang akan keluar. Dia merasa bahagia. Sungguh!

  "Cieee malu cieeee hahaha ... Duh ileh, ternyata semen basi bisa blushing juga," Segera Rion menggendong Sicka seperti biasanya dan enggan menatap Sicka digendongannya lantaran gadis itu yang terus meledeknya.

"Ck, berhenti ngeledekin gue." ucap Rion yang tak ditanggapi oleh Sicka, gadis itu malah menoel\-noel pipi Rion dan sesekali juga dia menjepit hidung mancung milik Rion hingga Rion mendudukkannya di kursi mobil samping pengemudi.

Setelah memastikan Sicka duduk dengan nyaman, Rion memutari mobil dan membuka pintu bagian driver lalu mulai menjalankan mobilnya.

Bi Sum yang memang sedari tadi memperhatikan mereka hingga mobil itu pergi mengusap air matanya, "Hiks jadi baper ..."

<•[💙]•>

Sicka memasuki rumah yang kini sudah sangat ramai sekali dengan orang-orang seumurannya. Dia tak menyangka ternyata dia akan datang ke acara ulang tahun seperti ini.

Dengan gugup Sicka melangkah melewati tatapan-tatapan mata tak suka dari teman satu sekolahnya. Andai saja Rion ikut masuk mungkin dia tidak akan segugup ini.

Tadi saat Sicka mengajaknya masuk, Rion menolak dan memilih menungguinya di dalam mobil. Karena dia malas bertemu orang-orang yang ada di dalam sana. Jadilah Sicka berjalan masuk sendirian.

Sicka bersusah payah melangkah menuju taman belakang rumah Brandon dimana acaraya dimulai disitu. Saat dia memasuki taman belakang, dia sedikit menganga melihat dekorasi yang indah.

Dari kejauhan tepatnya Brandon dan teman-temannya yang berdiri disamping kolam renang melihat kedatangan Sicka.

  "Si cacat bisa cantik juga ternyata," ucap Fahri sambil terus melihat Sicka yang masih menatap sekeliling dengan senyum yang merekah.

"Ho'oh gue kali ini setuju sama lo, dia keliatan cantik." sahut Brian.

"Tapi bakal jelek karena air mata nantinya hahaha ..." ucapan Alex membuat Fahri dan Brian mencebik.

Brandon hanya terkekeh melihat teman-temannya ini, dia melangkah menghampiri pacarnya ehm maksudnya yang akan menjadi mantan pacarnya.

  "Lo telat Sicka ..." Sicka berhenti memandangi sekeliling saat mendengar suara Brandon. Gadis itu tersenyum kikuk dan sedikit menunduk.

"Maaf Bran, tadi dijalan agak macet hehe"

Brandon pun segera menggandeng tangan Sicka dan membawanya menuju pinggir kolam dimana teman-temannya berada.

 

"HAI TEMAN-TEMAN! MINTA PERHATIANNYA SEBENTAR BISA?" Brandon tiba-tiba berseru keras dan masih menggenggam tangan Sicka, kini mereka berhenti di pinggir kolam.

"Kalian tau gadis yang di gue gandeng tangannya ini kan? Dan kalian udah pasti tau dia siapa gue." Jantung Sicka berdetak kencang mendengar Brandon menunjukkan dirinya kepada teman\-temannya yang hadir. Dia mencengkram erat tongkat yang menumpu badannya.

"Dan gue bakal ngumumin sesuatu buat dia." Kini Brandon menghadap tepat didepan Sicka, gadis itu sudah senyum\-senyum malu karena dipikirannya Brandon sama sekali tidak malu mengakuinya sebagai pacar.

"Gue selama ini pacaran sama Sicka cuma terpaksa. Oke gue tekankan lagi, T.E.R.P.A.K.S.A"

Sicka terperanjat kaget mendengar itu, dia mendongak menatap Brandon yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Seketika ada sesuatu yang menikam dada Sicka, terasa perih dan menyakitkan.

Semua yang hadir disitu pun lantas berkomentar dengan berbagai macam opini tak menghiraukan bagaimana perasaan Sicka sekarang.

  "Gue pacaran sama Sicka cuma sekedar dare dari Alex sahabat gue ini. Dan buat lo Sicka," Sicka masih menunggu lanjutan perkataan dari Brandon.

"Kita putus dan anggep kita nggak pernah saling kenal satu sama lain. Karena gue nggak mau liat cewek cacat kaya lo!"

Sicka mematung, tidak ada air mata yang jatuh. Lagi-lagi dia gagal mendapat apa itu cinta. Suara cemoohan dari orang yang hadir itu ikut meramaikan menambah sakit dihatinya.

  "WKWKWKW BENER KAN KATA GUE KALO BRANDON TUH PASTI NGGAK BENER SUKA SAMA SI CACAT ITU HAHAHA,"

"MALUNYAAA, KALO GUE JADI DIA AUTO BUNUH DIRI."

"SEORANG UPIK ABU MENGHARAP PANGERAN HAHAHA HALUUU!"

"\*\*\*\*\*\* LU CACAT!"

Sicka memejamkan matanya erat, sedangkan Brandon, dia menatap gadis di depannya yang sama sekali raut wajahnya susah di tebak. Tak ada air mata yang keluar dari mata belonya.

Sicka mendongak menatap Brandon, senyuman dia berikan kepada Brandon membuat cowok itu merasakan keanehan di hatinya. Suasana juga seketika sepi, seolah menanti hal apa yang akan terjadi.

  "Hehe ... Bran makasih ya buat semua. Maakasih karena udah buat gue ngerasain punya pacar, gimana rasanya mencintai seseorang dengan tulus," Brandon terdiam begitupun semua yang ada disitu.

"Gue juga di awal udah sadar banget kok kalau gue nggak pantes buat lo yang sempurna. Tapi emang gue yang \*\*\*\*\*\* terlalu percaya dengan omongan lo yang katanya suka gue." Sicka berucap masih dengan senyuman yang terukir diwajahnya. Tidak ada kesedihan dari orang yang melihat wajah Sicka.

Sicka mengambil tangan Brandon yang tadi sudah tak menggenggamnya, cowok itupun tak menepis tangan Sicka, "Selamat ulang tahun ya Brandon. Semoga jadi pribadi yang lebih baik buat kedepannya, jadi anak sholeh buat ortu lo, bahagiain mereka. Dan bahagia selalu."

Sicka menahan rasa nyeri disetiap kata yang dia ucapkan kepada Brandon, dia tidak akan menangis didepan orang banyak seperti ini. Tidak akan.

  "Oh iya ini hadiah dari gue, jangan diliat dari harganya. Liat dari kegunaannya ya?" Sicka mengambil hadiah itu dari dalam tas yang dia bawa lalu menyerahkannya kepada Brandon.

"Saat lo bener\-bener ngerasa butuh banget tempat berkeluh kesah dan nggak ada yang ngerti lo sama sekali. Lo bisa gunain ini."

"Sicka ..." Brandon ingin menyentuh wajah Sicka. Tapi gadis itu malah mundur dan membuat Sicka terpeleset tercebur ke dalam kolam.

BYUURRR

Semua orang memekik melihat Sicka yang tercebur itu dan dengan segera Brandon melempar hadiah itu lalu menceburkan dirinya ke kolam untuk menolong Sicka.

Setelah menarik tangan Sicka agar gadis itu tak tenggelam dengan segera gadis itu di angkat oleh teman-teman Brandon. Sicka menggigil kedinginan, tapi dia berusaha tetap biasa saja.

Brandon yang sudah keluar dari kolam dan kini berdiri di hadapan Sicka menatap gadis itu khawatir, "Lo nggak papa kan, Sicka?"

Sicka tersenyum lalu geleng-geleng kepala, "Duh maap banget yak Bran, gue buat lo jadi basah gini maap banget yaaa? Oh iya, gue juga nggak bisa lama-lama disini. Gue pamit pulang dulu," Sicka pun mulai mengayunkan tongkatnya ke depan, tapi Brandon menahannya.

  "Biar gue anter lo," Sicka segera menggeleng, jujur saja dia sudah tak kuat menahan air mata yang ingin keluar dari matanya.

"Nggak usah Bran. Di depan udah ada sopir *handsome* gue yang nungguin. Lo disini aja, dan salamin buat ortu lo ya hehe ... Bye."

Brandon menatap kepergian gadis itu, dia kali ini benar-benar merasa bersalah. Sumpah demi apapun dia merasa kesalahannya kali ini tak termaafkan.

  "Gue cuma bisa melongo liatnya Bran, dia nggak nangis sama sekali." ucap Alex yang berada di sebelahnya.

"Brandon!" lelaki itu menoleh dan mendapati sosok bundanya yang berjalan menghampirinya dengan tatapan marah. Sedangkan di belakangnya, ayahnya hanya diam dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Mama mau bicara sama kamu, di dalam." Reva menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya kepada anak laki\-lakinya ini.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!