...🍒Reading Books 🍒...
Tak berselang satu hari,kedua orang tua kedua gadis itu datang dengan membawa polisi menghadap Stevani. Stevani tampak tenang,ia menatap acuh saat polisi menghampiri nya.
Cukup banyak siswa/siswi yang menatap sekeliling mereka,beberapa ucapan didengar oleh Stevani dengan cukup jelas karena berada tak jauh darinya.
"Anda tau kesalahan anda nona" Ucap polisi itu.
"Ya saya tau dan saya saat ini ingin membuat sebuah laporan" Ucap nya dengan tegas.
"Tapi bukan itu yang saya bahas nona,anda telah membuat dua siswi mengalami cedera tulang, seharusnya anda tau hukuman apa untuk siswi yang nakal" Ucap polisi itu yang masih berusaha sopan.
Sebenarnya polisi itu tau bahwa yang di hadapannya saat ini adalah anak seorang pengusaha yang bisa menghancurkan dirinya dan orang lain yang mengganggu ketenangan keluarganya,jadi ia harus berhati-hati dalam berbicara.
"Untuk apa berbicara basa basi untuk orang seperti ini,cepat tangkap dan masukkan ke jeruji besi,biar dia tau bagaimana rasanya" Ucap papanya Savina.
" Harap tenang pak,disini kita sedang berkerja" Ucap polisi itu.
"Bawa aku ke kantor mu,akan ku selesai kan masalah ini dan juga mereka" Ucap Stevani dingin dengan mata tajamnya.
"Baiklah nona,sekarang anda ikut kita" Ucap polisi itu dan Stevani langsung berjalan lebih dulu dengan polisi mengawasinya dari belakang.Stevani dibawa oleh polisi menggunakan mobil polisi.
Setelah kepergian Stevani dan beberapa orang,membuat beberapa siswa dan siswi merasakan bahwa Stevani sebentar lagi akan dikeluarkan dan pasti akan dipenjara.
Semua murid pun masuk kekelas masing-masing untuk memulai pelajaran nya yang terakhir sebelum pulang sekolah. Banyak desas desus mengatakan Stevani karena kejadian itu.
Bahkan beberapa saat Stevani tak pernah menampakkan diri sehingga semua orang berpikir bahwa Stevani sudah dikeluarkan dan dipenjarakan di jeruji besi.
Namun hal itu buyar saat Stevani datang menggunakan mobil mewahnya yang berwarna hitam pekat. Ia datang dengan gaya angkuhnya membelah semua murid yang berkumpul melihatnya.
Kini malah setelah sekolah kembali Stevani terdengar kabar bahwa keluarga Abimanyu bangkrut dan keluarga Hendra juga mengalami hal itu. Kedua keluarga itu adalah kedua keluarga dari gadis yang tak lain adalah Resva dan Savina.
"Masih ada muka tu cewek dateng kesekolah setelah kejadian waktu itu" Rumpi beberapa siswi.
"Lihat nggak tu mobilnya yang sendiri terlihat cukup mewah la dia mampu lah menyogok polisi itu" timpal mereka.
Ucapan demi ucapan didengar langsung oleh Dimas,ia pun langsung berlari mencari keberadaan Stevani saat ini. Ia terus mencari sampai akhirnya bertemu Stevani yang berada dikantin memakan makanannya dengan santai.
"Hay...makan kok sendirian sih,aku temenin ya " Ucap Dimas yang menyapa Stevani.
Namun Stevani hanya diam dan menatap dingin kearah Dimas.
" Jangan mengganggu " Ucap Stevani datar.
" Baiklah,aku cuman duduk saja di deket kamu doang kok" Bela Dimas.
Stevani hanya diam,ia acuh pada Dimas yang terus menatapnya. Setelah selesai makan Stevani langsung pergi dari kantin tanpa sepatah kata pun setelah membayar makanannya.
Dimas terus mengikutinya,sampai saatnya Stevani merasa sudah cukup kesal dengan sikap Dimas yang kekanakan seperti ini.
" Pergi dari sini atau kamu habis di tangan aku" Ucap Stevani dengan tatapan tajam.
"Oh santai lah,baiklah aku pergi tapi makanlah ini! ini bisa mengembalikan mood " Ucap Dimas yang memberikan satu coklat yang sudah diikat pita.
Dimas pun pergi meninggalkan Stevani yang memegang coklat dengan muka bengongnya. Semua orang menatap keduanya dengan tatapan yang berbeda-beda diantara mereka berdua.
Stevani berjalan masuk kedalam kelasnya,semua orang menatapnya lagi dan lagi dengan tatapan waspada.
"Jika kalian tidak mengganggu aku,kalian tak akan bermasalah jadi hentikan tatapan waspada itu atau kalian aku congkel tu mata" Ucap Stevani dengan suara yang disengaja ditinggikan.
Semua orang langsung menunduk dan pura-pura melihat sesuatu agar diri mereka masing-masing tak bermasalah dengan gadis gila dan bar-bar itu.
Stevani langsung duduk ketempat nya,ia membuka plastik coklat dan perlahan mematahkan sedikit demi sedikit coklat itu.
Stevani membaca sebuah artikel yang ada di handphone nya,saat ini ia cukup merasa senang karna orang yang telah mendorongnya sekarang berada di jeruji dan hanya meninggalkan satu orang yang akan selalu ia permainkan.
Saat Syifa masuk dengan wajah yang pucat,terlihat Stevani sedikit meliriknya. Tak seperti biasa,Syifa yang berpenampilan modis kini berpenampilan sedikit berantakan sedikit ada yang kurang.
Syifa menatap Stevani dengan tatapan penuh kebencian,ia sudah bersumpah akan membunuh Stevani dengan tangannya.
"Dasar bodoh" Batin stevani.
Stevani menampakkan senyum penuh kemenangan nya dengan sangat terlihat jelas. Sempat beberapa orang merasa takut meski Stevani menutupinya menggunakan handphone tapi tetap saja senyum itu terlihat jelas.
"Akan aku buat derita kamu Stevani,lihatlah dendam ini akan aku balas kan pada kamu" Batin Syifa yang langsung memutus kontak mata yang sengit terhadap Stevani.
Pelajaran pun dimulai,semua murid sudah siap untuk menerima ilmu yang diberikan guru pengajar.
Dijam istirahat, semua orang memberi jalan untuk Stevani dengan cukup luas,mereka semua berbaris ditepi dinding agar tidak mengenai Stevani.
Stevani terus berjalan menghiraukan tatapan dan perilaku semua orang,sampai tanpa sengaja adek kelasnya menabraknya.
"Ma-maaf kak" Ucap ketakutan siswi itu.
"Ki-kita akan mundur atau kau beri hukuman asal jangan mempermasalahkan kita" Mohon siswi yang satu lagi.
"*Apa begitu menakutkan kah aku*" Batin Stevani.
"Berdirilah,kalian tak salah apa-apa " Ucap Stevani dan siswa itu langsung berdiri namun kepalanya menunduk.
"Ba-baik kak" Ucap takut keduanya.
"Tegakkan kepala kalian" Perintah Stevani.
Kedua siswa itu pun langsung menegakkan kepalanya,dengan wajah yang ketakutan dan kaki menggigil ia menatap Stevani. Stevani pun langsung pergi meninggalkan kedua gadis itu dan kerumunannya.
Ia berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kosong karena tidak sempat untuk serapan pagi tadi.
Saat ia memasuki kantin,semua orang yang berkumpul langsung bubar dan memberikan Stevani jalan dengan cukup lebar.
Saat Stevani akan mengantri semua orang yang didepannya langsung beranjak dan menyusahkan Stevani sendiri. Begitu banyak hal yang ia lihat saat ini,dari tingkah laku sampai yang mereka lakukan karena merasa takut padanya.
Stevani pun mengambil makanannya,ia duduk dibangku yang kosong bukan yang kosong sih,hanya siswa yang langsung berpindah tempat karena melihat Stevani menghampiri mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments