...🍒Reading Books 🍒...
Setelah beberapa hari telah berlalu, Stevani semakin gencar melakukan balas dendam terhadap Syifa dan teman-temannya. Ia bahkan saat ini sudah mempelajari beberapa ilmu bela diri yang berada di dalam ruang rahasianya.
" Jangan mendekat, ka-kamu sebenarnya siapa? mengapa selalu ikut campur dalam urusan aku " Ucap ketakutan Syifa saat Stevani terus mendekat ke arahnya.
"heh...hahahaha...kamu membuat Clara meninggal maka kamu selamanya akan menjadi seseorang yang aku permainkan,jika kamu bisa membangunkan Clara maka kamu bebas" Ucap Stevani yang tertawa lepas.
Bagaimana mungkin? Seseorang yang sudah meninggal dihidupkan,hanya orang bodoh yang berpikir begitu.
"Ta-tapi bukan aku yang ngelakuin itu,Resva lah yang ngelakuin itu" Ucap Syifa yang semakin mundur kebelakang.
Kini mereka berada di sebuah tepian danau,dimana Stevani sedang melakukan penyendirian ditepi danau ,namun saat itu ia juga melihat Syifa.
Syifa terus berjalan mundur dan Stevani semakin berjalan kedepan. Tatapan mata Syifa dan Stevani tak pernah lepas sedikit pun sampai Syifa hilang keseimbangan dan masuk kedalam danau.
Awalnya Stevani hanya melihat dengan mata dingin,namun saat melihat tak ada pergerakan didalam air ia memutuskan untuk masuk kedalam dan memeriksa apa yang terjadi.
Ia masuk kedalam dan menemukan Syifa yang sudah tak sadarkan diri,sehingga membuatnya langsung menarik Syifa agar segera naik.
"Hah...hah....menyusahkan" Gumam Stevani yang langsung memompa dada Syifa.
Cukup lama ia melakukan hal itu,sampai akhirnya Syifa pun terbatuk-batuk dan mengeluarkan semua air yang ada di mulutnya.
Stevani langsung pergi meninggalkan Syifa yang masih belum sepenuhnya sadar.
Syifa sadar setelah Stevani pergi meninggalkan nya. Ia menggerakkan gigi sampai gertakan itu cukup terdengar dari luar.
"Clara ini demi Clara dia sampai membuat aku hampir mati" Ucapnya dengan menggerakkan gigi.
Syifa pun langsung berdiri meski dengan sempoyongan. Ia keluar dari daerah danau menuju tempat mobil yang ia parkir kan.
Ditempat lain,Dian yang sedang berada disebuah markas dimana ia adalah salah satu kelompok geng motor. Ia menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.
Ia akhir-akhir ini merasa bahwa ada yang aneh dengan Stevani,wanita yang beberapa hari baru dikenalnya. Tak ada siswa yang berani berhubungan dengan Syifa karena takut terkena bully.
Sebenarnya ia sudah tau bahwa Syifa sering membuly orang dan ia beberapa kali mengasih hukuman dan beberapa sanksi pada Syifa dan teman-temannya. Namun semua hal itu tak membuat mereka jera untuk melakukan hal yang tak terpuji itu.
Ia terus bingung,dimana Stevani adalah siswa baru tapi mengapa ia seperti begitu memiliki tatapan tajam yang kuat saat bertemu Syifa dan diri nya,apa ia melakukan hal yang tak ia ketahui,tapi apa.
"Eh bro bengong aja, kesambet ntar baru tau" Ucap seseorang yang langsung menepuk bahu Dian.
Sedangkan dari tempat duduk yang tidak jauh, Bian terus menatap abangnya yang beda 1 jam itu dengan muka yang serius.
"Nggak ada,sekarang kita akan melakukan perlombaan balap di jalan kenangan,jangan lupa aku pergi dulu" Ucap Dian yang menepuk bahu temannya dan langsung pergi meninggalkan markas nya atau bascam.
"hus...hus... Kenapa" Tanya Bian.
"Ntahlah" Jawabnya menaikkan bahu.
Dian pergi menggunakan motornya,ia tak tau harus berbuat apa saat ini tapi ia terus melajukan mobilnya dan tanpa sadar ia menuju rumah Stevani.
"Ets...Ngapain aku kesini ya" Batinnya dan langsung memutar balikkan motornya.
Namun saat itu,ia juga melihat Stevani datang menggunakan motornya juga memasuki per-karangan rumahnya. Terlihat Stevani yang sedikit kacau dengan penampilan nya itu,Dian pun memutuskan untuk segera pulang untuk istirahat.
Sesampainya dirumah,ia malah di suguhkan oleh adegan yang tak terduga. Adiknya menangis sesenggukan dengan mata merah menangis dipelukan sang mama.
"Hiks...Hiks... ma,dia ngancam aku ma...hiks" Ucapnya sesegukan.
Dian hanya diam mematung menatap keduanya dengan tatapan dingin.
"S-te-Stevani membuatku terjatuh ke danau...hiks...hiks" Adu nya.
"Jangan menangis lagi sayang,sekarang kita tukar baju ya biar mama bantu" Ucap lembut Madani dan Syifa hanya mengangguk saja.
Mereka berdua berjalan melewati Dian begitu saja. Tak ada yang peduli dengan dian saat ini tapi yang dipedulikan oleh Madani adalah anak gadisnya satu-satunya itu.
"Stevani" Gumam Dian menatap kosong.
Apa penampilan Stevani yang kacau tadi ada hubungannya dengan Syifa,apa ia yang melakukan hal itu tapi mengapa juga Stevani ikut kacau juga.
Dalam pemikiran Dian saat ini adalah Stevani membuat Syifa terjatuh namun melakukan penyelamatan pada Syifa. Dian tau bahwa Syifa belum sepenuhnya pandai dalam berenang sehingga Dian mendefinisikan seperti hal itu.
Dian pun berjalan masuk menuju kamar nya, pikiran nya cukup kacau sehingga ia memutuskan untuk sesaat memejamkan mata dan melupakan masalah yang akhir-akhir ini datang.
🍃🍃🍃
Didalam sebuah tempat dimana terletak di sebuah cafe yang cukup terkenal. Disana berkumpul beberapa emak-emak elit yang akan melakukan arisan termasuk dengan Maya.
"Eh jeng,aku denger anak kamu dah sadar terus gimana keadaan nya" Tanya nya jeng Sinta.
"Iya nih,anak aku udah sadar hampir sebulan lalu,ngapain kamu baru nanya sih jeng" Ucap Maya dengan gaya ibu-ibu sosialita.
"Ya aku kan baru dapet kabar dari jeng Mirna noh" Tunjuk jeng Sinta pada jeng Mirna yang sedang rumpi.
"Nggak papa kok jeng,yaudah kita mulai deh arisan nya aku masih ada kue yang belum aku masak nih" Ucap Maya
"Bagi dong kue nya,elu pelit amat deh Ama kita" Ucap jeng Fira.
"Yaelah elu pada dateng lah kerumah aku,aku akan kasih cicip kamu pada semua kue yang aku buat deh" Ucap Maya dan semua ibu-ibu arisan itu hanya bertepuk tangan.
"Minggu besok deh,kan kita akan lakuin arisan juga deh" Ucap Mirna menyusul.
"Tapi kan aku kan sibuk Minggu besok,toko emas aku buka" Ucap memelas jeng Ainun.
"Yaelah,kasih ke anak kamu deh,masak iya kamu nggak mau pergi ucap jeng Sinta.
"Udah ah,jangan ada yang berselisih oke. Kalian boleh kapan aja Dateng kerumah aku asalkan jangan tiap hari deh,kan aku masih ada urusan" Ucap Maya dengan tangan yang naik ke atas berusaha menenangkan suasana.
"Oke deh jeng aku lain kali aja dateng kerumah kamu, Sekarang yok langsung kocok arisan nya dong" Ucap jeng Ainun.
dan semua ibu-ibu elit itu pun langsung mengocok arisan mereka dengan cukup girang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ida Blado
buat apa di tolongin bodoh
2023-01-31
0