bab 18: Danau

...🍒Reading Books 🍒...

Setelah beberapa hari telah berlalu, Stevani semakin gencar melakukan balas dendam terhadap Syifa dan teman-temannya. Ia bahkan saat ini sudah mempelajari beberapa ilmu bela diri yang berada di dalam ruang rahasianya.

" Jangan mendekat, ka-kamu sebenarnya siapa? mengapa selalu ikut campur dalam urusan aku " Ucap ketakutan Syifa saat Stevani terus mendekat ke arahnya.

"heh...hahahaha...kamu membuat Clara meninggal maka kamu selamanya akan menjadi seseorang yang aku permainkan,jika kamu bisa membangunkan Clara maka kamu bebas" Ucap Stevani yang tertawa lepas.

Bagaimana mungkin? Seseorang yang sudah meninggal dihidupkan,hanya orang bodoh yang berpikir begitu.

"Ta-tapi bukan aku yang ngelakuin itu,Resva lah yang ngelakuin itu" Ucap Syifa yang semakin mundur kebelakang.

Kini mereka berada di sebuah tepian danau,dimana Stevani sedang melakukan penyendirian ditepi danau ,namun saat itu ia juga melihat Syifa.

Syifa terus berjalan mundur dan Stevani semakin berjalan kedepan. Tatapan mata Syifa dan Stevani tak pernah lepas sedikit pun sampai Syifa hilang keseimbangan dan masuk kedalam danau.

Awalnya Stevani hanya melihat dengan mata dingin,namun saat melihat tak ada pergerakan didalam air ia memutuskan untuk masuk kedalam dan memeriksa apa yang terjadi.

Ia masuk kedalam dan menemukan Syifa yang sudah tak sadarkan diri,sehingga membuatnya langsung menarik Syifa agar segera naik.

"Hah...hah....menyusahkan" Gumam Stevani yang langsung memompa dada Syifa.

Cukup lama ia melakukan hal itu,sampai akhirnya Syifa pun terbatuk-batuk dan mengeluarkan semua air yang ada di mulutnya.

Stevani langsung pergi meninggalkan Syifa yang masih belum sepenuhnya sadar.

Syifa sadar setelah Stevani pergi meninggalkan nya. Ia menggerakkan gigi sampai gertakan itu cukup terdengar dari luar.

"Clara ini demi Clara dia sampai membuat aku hampir mati" Ucapnya dengan menggerakkan gigi.

Syifa pun langsung berdiri meski dengan sempoyongan. Ia keluar dari daerah danau menuju tempat mobil yang ia parkir kan.

Ditempat lain,Dian yang sedang berada disebuah markas dimana ia adalah salah satu kelompok geng motor. Ia menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.

Ia akhir-akhir ini merasa bahwa ada yang aneh dengan Stevani,wanita yang beberapa hari baru dikenalnya. Tak ada siswa yang berani berhubungan dengan Syifa karena takut terkena bully.

Sebenarnya ia sudah tau bahwa Syifa sering membuly orang dan ia beberapa kali mengasih hukuman dan beberapa sanksi pada Syifa dan teman-temannya. Namun semua hal itu tak membuat mereka jera untuk melakukan hal yang tak terpuji itu.

Ia terus bingung,dimana Stevani adalah siswa baru tapi mengapa ia seperti begitu memiliki tatapan tajam yang kuat saat bertemu Syifa dan diri nya,apa ia melakukan hal yang tak ia ketahui,tapi apa.

"Eh bro bengong aja, kesambet ntar baru tau" Ucap seseorang yang langsung menepuk bahu Dian.

Sedangkan dari tempat duduk yang tidak jauh, Bian terus menatap abangnya yang beda 1 jam itu dengan muka yang serius.

"Nggak ada,sekarang kita akan melakukan perlombaan balap di jalan kenangan,jangan lupa aku pergi dulu" Ucap Dian yang menepuk bahu temannya dan langsung pergi meninggalkan markas nya atau bascam.

"hus...hus... Kenapa" Tanya Bian.

"Ntahlah" Jawabnya menaikkan bahu.

Dian pergi menggunakan motornya,ia tak tau harus berbuat apa saat ini tapi ia terus melajukan mobilnya dan tanpa sadar ia menuju rumah Stevani.

"Ets...Ngapain aku kesini ya" Batinnya dan langsung memutar balikkan motornya.

Namun saat itu,ia juga melihat Stevani datang menggunakan motornya juga memasuki per-karangan rumahnya. Terlihat Stevani yang sedikit kacau dengan penampilan nya itu,Dian pun memutuskan untuk segera pulang untuk istirahat.

Sesampainya dirumah,ia malah di suguhkan oleh adegan yang tak terduga. Adiknya menangis sesenggukan dengan mata merah menangis dipelukan sang mama.

"Hiks...Hiks... ma,dia ngancam aku ma...hiks" Ucapnya sesegukan.

Dian hanya diam mematung menatap keduanya dengan tatapan dingin.

"S-te-Stevani membuatku terjatuh ke danau...hiks...hiks" Adu nya.

"Jangan menangis lagi sayang,sekarang kita tukar baju ya biar mama bantu" Ucap lembut Madani dan Syifa hanya mengangguk saja.

Mereka berdua berjalan melewati Dian begitu saja. Tak ada yang peduli dengan dian saat ini tapi yang dipedulikan oleh Madani adalah anak gadisnya satu-satunya itu.

"Stevani" Gumam Dian menatap kosong.

Apa penampilan Stevani yang kacau tadi ada hubungannya dengan Syifa,apa ia yang melakukan hal itu tapi mengapa juga Stevani ikut kacau juga.

Dalam pemikiran Dian saat ini adalah Stevani membuat Syifa terjatuh namun melakukan penyelamatan pada Syifa. Dian tau bahwa Syifa belum sepenuhnya pandai dalam berenang sehingga Dian mendefinisikan seperti hal itu.

Dian pun berjalan masuk menuju kamar nya, pikiran nya cukup kacau sehingga ia memutuskan untuk sesaat memejamkan mata dan melupakan masalah yang akhir-akhir ini datang.

🍃🍃🍃

Didalam sebuah tempat dimana terletak di sebuah cafe yang cukup terkenal. Disana berkumpul beberapa emak-emak elit yang akan melakukan arisan termasuk dengan Maya.

"Eh jeng,aku denger anak kamu dah sadar terus gimana keadaan nya" Tanya nya jeng Sinta.

"Iya nih,anak aku udah sadar hampir sebulan lalu,ngapain kamu baru nanya sih jeng" Ucap Maya dengan gaya ibu-ibu sosialita.

"Ya aku kan baru dapet kabar dari jeng Mirna noh" Tunjuk jeng Sinta pada jeng Mirna yang sedang rumpi.

"Nggak papa kok jeng,yaudah kita mulai deh arisan nya aku masih ada kue yang belum aku masak nih" Ucap Maya

"Bagi dong kue nya,elu pelit amat deh Ama kita" Ucap jeng Fira.

"Yaelah elu pada dateng lah kerumah aku,aku akan kasih cicip kamu pada semua kue yang aku buat deh" Ucap Maya dan semua ibu-ibu arisan itu hanya bertepuk tangan.

"Minggu besok deh,kan kita akan lakuin arisan juga deh" Ucap Mirna menyusul.

"Tapi kan aku kan sibuk Minggu besok,toko emas aku buka" Ucap memelas jeng Ainun.

"Yaelah,kasih ke anak kamu deh,masak iya kamu nggak mau pergi ucap jeng Sinta.

"Udah ah,jangan ada yang berselisih oke. Kalian boleh kapan aja Dateng kerumah aku asalkan jangan tiap hari deh,kan aku masih ada urusan" Ucap Maya dengan tangan yang naik ke atas berusaha menenangkan suasana.

"Oke deh jeng aku lain kali aja dateng kerumah kamu, Sekarang yok langsung kocok arisan nya dong" Ucap jeng Ainun.

dan semua ibu-ibu elit itu pun langsung mengocok arisan mereka dengan cukup girang.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

buat apa di tolongin bodoh

2023-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 : dikurung digudang
2 bab 2: mimpi
3 bab 3: kecelakaan
4 bab 4: sadar
5 bab 5 : keluarga baru
6 bab 6: kembali ke rumah baru
7 bab 7: kolam berenang
8 Bab 8: Masuk sekolah
9 Bab 9 Baru dimulai...heh
10 bab 10 : Rencana busuk Syifa dan Madani
11 bab 11 :Dihadang
12 Bab 12: Diantar pulang
13 Bab 13: Terlambat
14 bab 14 : Manjat pagar
15 Bab 15: Di aula
16 bab 16 Diganggu dua cowok
17 bab 17: Masa lalu Madani
18 bab 18: Danau
19 bab 19 Kerugian Stevani
20 Bab 20: Kehidupan disekolah yang berbeda
21 bab 21: maafkan Stevani pa ma
22 Bab 22:Nomor tak dikenal
23 bab 23 : Gue tidak meminta pendapat (Coklat)
24 Bab 24: Deal,sesuai perjanjian
25 Bab 25 : Rumah makan Padang
26 Bab 26: Peretas
27 Bab 27: Perpustakaan
28 Bab 28: Pembalasan Syifa
29 Bab 29: Kotak bekal (Emosi)
30 Bab 30: Pemilik tempat musik
31 Bab 31: Pergi kerumah teman Maya
32 Bab 32: Dirumah bunda Eva
33 Bab 33: Jangan ganggu aku
34 Bab 34: Identitas terbongkar (memberi pelajaran pada sampah)
35 Bab: 35 Maya yang tegas
36 Bab 36: XVQ
37 Bab 37: Acara di sekolah
38 Bab 38: Kasih gue alasan
39 Bab 39:Gue bukan barang yang diperebutkan
40 Bab 40: Keluarga Erlangga
41 Bab 41: Tak bisa tidur.
42 Bab 42: Pelatihan untuk anggota XVQ
43 Bab 43: Hancurnya keluarga Syifa
44 Bab 44: Menangkap penghianat
45 Bab 45: Dikerjai oleh Gabriel
46 Bab 46: Krim kue
47 Bab 47: milih kue
48 Bab 48: Kejutan untuk Maya
49 Bab 49: Vidio call
50 Bab 50: Pergi atau kau habis
51 Bab 51: Bar
52 Bab 52: Pulang ke rumah
53 Bab 53: Susah bangun
54 Bab:54 kejutan yang luar biasa
55 Bab 55: Mengurus perusahaan
56 Bab 56: Toko kue
57 Bab 57: Toko kue 2
58 Bab 58: Godaan Elang
59 Bab 59: Melakukan kerjasama.
60 Bab 60: Kembali di ganggu
61 Bab 61: Dewrid Anwar
62 Bab 62: Mempunyai tamu
63 Bab 63: Liontin
64 Bab 64: Tak sengaja tertabrak
65 Bab 65: Kisah Elang
66 bab 66 : Menguji kesabaran
67 Bab 67: Wanita arogan
68 Bab 68: Aku bos nya
69 Bab 69: Penyesalan Syifa.
70 Visual
71 Bab 70: Gangguan
72 Bab 71: Drama
Episodes

Updated 72 Episodes

1
bab 1 : dikurung digudang
2
bab 2: mimpi
3
bab 3: kecelakaan
4
bab 4: sadar
5
bab 5 : keluarga baru
6
bab 6: kembali ke rumah baru
7
bab 7: kolam berenang
8
Bab 8: Masuk sekolah
9
Bab 9 Baru dimulai...heh
10
bab 10 : Rencana busuk Syifa dan Madani
11
bab 11 :Dihadang
12
Bab 12: Diantar pulang
13
Bab 13: Terlambat
14
bab 14 : Manjat pagar
15
Bab 15: Di aula
16
bab 16 Diganggu dua cowok
17
bab 17: Masa lalu Madani
18
bab 18: Danau
19
bab 19 Kerugian Stevani
20
Bab 20: Kehidupan disekolah yang berbeda
21
bab 21: maafkan Stevani pa ma
22
Bab 22:Nomor tak dikenal
23
bab 23 : Gue tidak meminta pendapat (Coklat)
24
Bab 24: Deal,sesuai perjanjian
25
Bab 25 : Rumah makan Padang
26
Bab 26: Peretas
27
Bab 27: Perpustakaan
28
Bab 28: Pembalasan Syifa
29
Bab 29: Kotak bekal (Emosi)
30
Bab 30: Pemilik tempat musik
31
Bab 31: Pergi kerumah teman Maya
32
Bab 32: Dirumah bunda Eva
33
Bab 33: Jangan ganggu aku
34
Bab 34: Identitas terbongkar (memberi pelajaran pada sampah)
35
Bab: 35 Maya yang tegas
36
Bab 36: XVQ
37
Bab 37: Acara di sekolah
38
Bab 38: Kasih gue alasan
39
Bab 39:Gue bukan barang yang diperebutkan
40
Bab 40: Keluarga Erlangga
41
Bab 41: Tak bisa tidur.
42
Bab 42: Pelatihan untuk anggota XVQ
43
Bab 43: Hancurnya keluarga Syifa
44
Bab 44: Menangkap penghianat
45
Bab 45: Dikerjai oleh Gabriel
46
Bab 46: Krim kue
47
Bab 47: milih kue
48
Bab 48: Kejutan untuk Maya
49
Bab 49: Vidio call
50
Bab 50: Pergi atau kau habis
51
Bab 51: Bar
52
Bab 52: Pulang ke rumah
53
Bab 53: Susah bangun
54
Bab:54 kejutan yang luar biasa
55
Bab 55: Mengurus perusahaan
56
Bab 56: Toko kue
57
Bab 57: Toko kue 2
58
Bab 58: Godaan Elang
59
Bab 59: Melakukan kerjasama.
60
Bab 60: Kembali di ganggu
61
Bab 61: Dewrid Anwar
62
Bab 62: Mempunyai tamu
63
Bab 63: Liontin
64
Bab 64: Tak sengaja tertabrak
65
Bab 65: Kisah Elang
66
bab 66 : Menguji kesabaran
67
Bab 67: Wanita arogan
68
Bab 68: Aku bos nya
69
Bab 69: Penyesalan Syifa.
70
Visual
71
Bab 70: Gangguan
72
Bab 71: Drama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!