Bab 9 Baru dimulai...heh

...🍒READING BOOK🍒...

"Stevani Carolina" Ucapnya tanpa menyebutkan nama belakang dari keluarganya.

"Pindahan dari mana" Tanya seorang gadis yang duduk tepat didepan.

"Alexander school" Jawabnya singkat.

Semua murid sempat terkejut,dimana beberapa orang menginginkan untuk masuk sana tapi ia malah pindah kesekolah yang seperti ini. Tak ingin banyak keributan,guru pun menyuruh Stevani untuk duduk segera.

"Silakan duduk dikursi kosong" Tunjuk guru itu sambil menunjuk kearah bangku yang kosong.

Tak jauh dari sana tiga orang gadis yang dipermalukan oleh Stevani menatap dengan kebencian dan emosi yang sudah memuncak, mereka pun akhirnya berencana akan balas dendam setelah jam pelajaran ini usai.

Di jam istirahat,cukup banyak yang mendekati Stevani dengan alasan berteman. Stevani hanya acuh tanpa niat untuk menanggapi semua celoteh teman kelasnya yang mengajaknya berteman.

"Dasar!! sombong bat dah,aku kalo nggak denger dia dari Alexander school mana mau aku" Ucap salah satu murid saat melihat Stevani berjalan keluar kelas.

"Iya terlebih tu gaya nya,kayak orang songong" timpal siswi satu lagi.

Dan banyaklah ucapan yang menyindir Stevani meski tak dihiraukan oleh nya. Stevani terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan yang diberikan oleh beberapa murid. Saat ini ternyata ia baru tau bahwa umur Stevani lebih tua darinya yang dulu menjadi Clara.

"Membosankan"Gumam nya sambil mengunyah permen karet.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba tangannya langsung ditarik oleh seseorang dengan cukup kasar menuju tempat yang sunyi. Setelah penarikan itu selesai ia langsung balikkan tubuhnya menghadap 3 orang gadis yang saat ini membuat Stevani ingin sekali membunuhnya.

"Bagaimana,nyalinya masih aman" Sinis Syifa yang memajukan langkahnya menghadap Stevani.

Syifa menjulurkan tangannya,menarik dagu Stevani keatas dan tersenyum remeh pada Stevani.

"Sepertinya kalian salah mencari lawan...heh" Ucap Stevani dengan senyum remeh nya juga.

"Pegang" Tintah Syifa dan kedua gadis yang bernama Savina dan Resva langsung memegang kedua tangan Stevani dan menginjak kakinya agar pergerakan Stevani berkurang.

Syifa langsung menampar satu pipi Stevani dengan sangat kuat,ia sudah dipenuhi emosi yang cukup mendalam meski baru pertama kali bertemu.

"Ini karna kau ikut campur urusan aku...*plak* " Ucap Syifa dengan menampar pipi Stevani.

"Ini karna kau mempermalukan kita ditempat umum..... *plak* " Ucap nya lagi dengan menampar kembali Stevani.

Stevani tersenyum miring,ia pun langsung memulai aksinya dengan membuka kunci tangannya. Ia langsung menekuk lutut kedua gadis yang menghalangi pergerakannya dan akhirnya ia pun menendang dengan cukup kuat kedua gadis itu,lalu ia mendekat kearah Syifa yang semakin kebelakang.

"Bagaimana,sekarang kita gantian" Ucap Stevani yang mendekat dan langsung menggampar pipi Syifa dengan sangat kuat,saat ini ia sedang membalaskan dendam nya secara perlahan.

"Jangan mendekat" Ujar ketakutan Syifa.

"Bukannya kau sangat hebat tadi,tapi mengapa sekarang kau seperti ini nona Syifa" Sinis Stevani dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Syifa.

"Dasar \*\*\*\*\*\*,bajingan pergi kau" Teriak Syifa dengan cukup ketakutan.

Syifa langsung terduduk dan perlahan mundur kebelakang seiring langkah kaki Stevani. Stevani yang merasakan akan datang orang ia langsung menginjak tangan Syifa dengan sangat kuat dan langsung pergi meninggalkan ketiga gadis itu yang meringis kesakitan.

"Ada apa? Kenapa disini ada keributan?" Tanya seorang siswa yang sepertinya salah satu anggota OSIS.

"Aw....aw...anak baru....anak baru itu mem-bully kami" Ringis kesakitan Resva.

"Bagaimana mungkin,sedangkan aku aja baru datang cuman ada kalian,cepat bangun mana tauan kalian yang memang sedang bertengkar" Bantah siswa itu yang langsung membantu Syifa dan teman-temannya.

"Kau pikir kita pembohong apa" Emosi Syifa.

Dan cowok itu hanya menunduk takut terkena masalah hanya karna salah bicara pada ketiga gadis ini.

"Sudah lah,minggir kau" Ketus Savina yang langsung mendorong siswa itu sampai terjatuh.

Syifa dkk langsung berjalan kembali sekolah,tak ingin terkena masalah karna pergi ke taman belakang.

"Sial! awas kau Stevani" Ucap penuh kebencian dari Syifa.

Mereka bertiga langsung pergi kekelas yang sudah memulai pelajaran,mereka perlahan-lahan masuk dan meminta izin untuk mengikuti pelajaran.

"Dari mana saja kalian? kamu juga itu muka kenapa apa kalian berantem ya?"Tanya guru itu dengan menunjuk bekas kebiruan di pipi Syifa.

"Itu Itu gara-gara Stevani buk" Tunjuk Syifa langsung pada Stevani yang sedang mencatat tulisan dipapan di bukunya.

"Kenapa aku...kau lihat aku dari tadi duduk disini" Bantah Stevani saat dirinya ditunjuk.

"Kau..."

"Kenapa aku...Kalo begitu kalian tanyakan pada Bu guru,aku dari tadi sudah berada disini" Bela Stevani.

"Sudah! Kalian ngapain nuduh Stevani sedang dia saja sudah dari tadi masuk kelas ibu" Ucap guru itu dan dari tempat duduk Stevani merasa puas saat ini.

Mereka bertiga merasa geram terlebih Syifa yang melihat senyum kemenangan Stevani dari jauh. Meski terlihat kedua pipi Stevani agak bengkak tapi ia tetap tak terlihat bekas tamparan di pipinya,sedangkan dirinya malah terlihat bekas tamparan dan bahkan saat ini tangannya sedikit terkilir.

"**Akan aku inget lo**" Batin Syifa.

Ketiga gadis itu menatap dengan tatapan yang begitu tajam menatap kearah Stevani. Sudah kedua kalinya mereka dipermalukan oleh Stevani,saat ini kebencian mereka sudah melebihi batas.

Tak ada seorang pun yang berani mengganggu dan mempermalukan mereka ,tapi sekarang mereka seperti bola yang dipermainkan dengan mudah oleh Stevani.

Stevani hanya bersikap santay,dari tempat duduk ia tersenyum remeh pada ketiga gadis itu, ia juga sempat menjulurkan lidah pada ketiga gadis itu sehingga mereka saat ini merasa kesal dan emosi.

sudah dipastikan oleh Stevani bahwa saat ini ketiga gadis itu sudah kebakaran jenggot karna ledekan dan senyumannya dari jarak yang cukup jauh.

Selama jam pelajaran ke empat gadis itu saling bertatapan dengan tatapan kebencian dan emosi ,tanpa berniat untuk memutuskan mereka terus bertatapan dan mengirim tanda-tanda mengancam dari keempatnya dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah.

"*Aku pastiin kamu nyesel berurusan sama aku*" Batin Syifa yang terus menatap Stevani dengan tatapan yang ingin balas dendam

"*Ini baru permulaan dan bertahanlah kalian sampai akhir*" Batin Stevani dengan senyum miring dan liciknya

"*Itu cewek berani banget,aku nggak lupain perbuatan kamu*" Batin Resva dengan tatapan penuh kebencian

"*Aku akan balas dendam*" Batin Savina dengan tatapan yang juga kebencian.

Episodes
1 bab 1 : dikurung digudang
2 bab 2: mimpi
3 bab 3: kecelakaan
4 bab 4: sadar
5 bab 5 : keluarga baru
6 bab 6: kembali ke rumah baru
7 bab 7: kolam berenang
8 Bab 8: Masuk sekolah
9 Bab 9 Baru dimulai...heh
10 bab 10 : Rencana busuk Syifa dan Madani
11 bab 11 :Dihadang
12 Bab 12: Diantar pulang
13 Bab 13: Terlambat
14 bab 14 : Manjat pagar
15 Bab 15: Di aula
16 bab 16 Diganggu dua cowok
17 bab 17: Masa lalu Madani
18 bab 18: Danau
19 bab 19 Kerugian Stevani
20 Bab 20: Kehidupan disekolah yang berbeda
21 bab 21: maafkan Stevani pa ma
22 Bab 22:Nomor tak dikenal
23 bab 23 : Gue tidak meminta pendapat (Coklat)
24 Bab 24: Deal,sesuai perjanjian
25 Bab 25 : Rumah makan Padang
26 Bab 26: Peretas
27 Bab 27: Perpustakaan
28 Bab 28: Pembalasan Syifa
29 Bab 29: Kotak bekal (Emosi)
30 Bab 30: Pemilik tempat musik
31 Bab 31: Pergi kerumah teman Maya
32 Bab 32: Dirumah bunda Eva
33 Bab 33: Jangan ganggu aku
34 Bab 34: Identitas terbongkar (memberi pelajaran pada sampah)
35 Bab: 35 Maya yang tegas
36 Bab 36: XVQ
37 Bab 37: Acara di sekolah
38 Bab 38: Kasih gue alasan
39 Bab 39:Gue bukan barang yang diperebutkan
40 Bab 40: Keluarga Erlangga
41 Bab 41: Tak bisa tidur.
42 Bab 42: Pelatihan untuk anggota XVQ
43 Bab 43: Hancurnya keluarga Syifa
44 Bab 44: Menangkap penghianat
45 Bab 45: Dikerjai oleh Gabriel
46 Bab 46: Krim kue
47 Bab 47: milih kue
48 Bab 48: Kejutan untuk Maya
49 Bab 49: Vidio call
50 Bab 50: Pergi atau kau habis
51 Bab 51: Bar
52 Bab 52: Pulang ke rumah
53 Bab 53: Susah bangun
54 Bab:54 kejutan yang luar biasa
55 Bab 55: Mengurus perusahaan
56 Bab 56: Toko kue
57 Bab 57: Toko kue 2
58 Bab 58: Godaan Elang
59 Bab 59: Melakukan kerjasama.
60 Bab 60: Kembali di ganggu
61 Bab 61: Dewrid Anwar
62 Bab 62: Mempunyai tamu
63 Bab 63: Liontin
64 Bab 64: Tak sengaja tertabrak
65 Bab 65: Kisah Elang
66 bab 66 : Menguji kesabaran
67 Bab 67: Wanita arogan
68 Bab 68: Aku bos nya
69 Bab 69: Penyesalan Syifa.
70 Visual
71 Bab 70: Gangguan
72 Bab 71: Drama
Episodes

Updated 72 Episodes

1
bab 1 : dikurung digudang
2
bab 2: mimpi
3
bab 3: kecelakaan
4
bab 4: sadar
5
bab 5 : keluarga baru
6
bab 6: kembali ke rumah baru
7
bab 7: kolam berenang
8
Bab 8: Masuk sekolah
9
Bab 9 Baru dimulai...heh
10
bab 10 : Rencana busuk Syifa dan Madani
11
bab 11 :Dihadang
12
Bab 12: Diantar pulang
13
Bab 13: Terlambat
14
bab 14 : Manjat pagar
15
Bab 15: Di aula
16
bab 16 Diganggu dua cowok
17
bab 17: Masa lalu Madani
18
bab 18: Danau
19
bab 19 Kerugian Stevani
20
Bab 20: Kehidupan disekolah yang berbeda
21
bab 21: maafkan Stevani pa ma
22
Bab 22:Nomor tak dikenal
23
bab 23 : Gue tidak meminta pendapat (Coklat)
24
Bab 24: Deal,sesuai perjanjian
25
Bab 25 : Rumah makan Padang
26
Bab 26: Peretas
27
Bab 27: Perpustakaan
28
Bab 28: Pembalasan Syifa
29
Bab 29: Kotak bekal (Emosi)
30
Bab 30: Pemilik tempat musik
31
Bab 31: Pergi kerumah teman Maya
32
Bab 32: Dirumah bunda Eva
33
Bab 33: Jangan ganggu aku
34
Bab 34: Identitas terbongkar (memberi pelajaran pada sampah)
35
Bab: 35 Maya yang tegas
36
Bab 36: XVQ
37
Bab 37: Acara di sekolah
38
Bab 38: Kasih gue alasan
39
Bab 39:Gue bukan barang yang diperebutkan
40
Bab 40: Keluarga Erlangga
41
Bab 41: Tak bisa tidur.
42
Bab 42: Pelatihan untuk anggota XVQ
43
Bab 43: Hancurnya keluarga Syifa
44
Bab 44: Menangkap penghianat
45
Bab 45: Dikerjai oleh Gabriel
46
Bab 46: Krim kue
47
Bab 47: milih kue
48
Bab 48: Kejutan untuk Maya
49
Bab 49: Vidio call
50
Bab 50: Pergi atau kau habis
51
Bab 51: Bar
52
Bab 52: Pulang ke rumah
53
Bab 53: Susah bangun
54
Bab:54 kejutan yang luar biasa
55
Bab 55: Mengurus perusahaan
56
Bab 56: Toko kue
57
Bab 57: Toko kue 2
58
Bab 58: Godaan Elang
59
Bab 59: Melakukan kerjasama.
60
Bab 60: Kembali di ganggu
61
Bab 61: Dewrid Anwar
62
Bab 62: Mempunyai tamu
63
Bab 63: Liontin
64
Bab 64: Tak sengaja tertabrak
65
Bab 65: Kisah Elang
66
bab 66 : Menguji kesabaran
67
Bab 67: Wanita arogan
68
Bab 68: Aku bos nya
69
Bab 69: Penyesalan Syifa.
70
Visual
71
Bab 70: Gangguan
72
Bab 71: Drama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!