...🍒Reading Books 🍒...
Dengan tatapan dingin, Stevani berjalan melewati beberapa siswa yang ada. Ia sengaja datang cepat agar ia dapat melihat Syifa sekolah atau tidak setelah kejadian kemaren.
Ia duduk dimeja nya dengan buku pelajaran satu ,meski begitu buku itu tak semuanya ia baca dan hanya beberapa poin yang menurutnya harus dihapal.
Tak terasa beberapa orang pun akhirnya datang dan ia pun memutuskan untuk sebentar keluar hanya karena bosan didalam.
Ia berjalan perlahan-lahan menatap kiri kanan sekolah yang ia lewati,sampai satu tangan menarik dan membekap mulutnya dengan cukup kuat.
Stevani berusaha untuk lepas namun kekuatan oran Guang menariknya cukup kuat,ia tak mampu melihat siapa orang itu namun yang ia yakin bahwa saat ini yang berada dihadapan nya adalah anak sekolah sini.
"Tenanglah,aku hanya bertanya beberapa hal saja" Ucap dingin seseorang dengan suara yang cukup familiar oleh Stevani.
Stevani pun tenang,ia diam dan terus menatap seseorang yang memakai masker dan Hoodie hitam sehingga tak sedikit pun terlihat dan hanya mata coklat itu yang diperlihatkan.
"Ada apa" Tanya Stevani dengan tatapan dingin.
"Berhentilah mengganggu Syifa" Ucap nya.
"Heh...aku tak pernah mengganggu nya tapi dia selalu membuat mata ku sakit,jadi kotoran seperti itu harus segera disingkirkan" Ucapnya dengan gaya angkuh Stevani.
Stevani saat ini tau bahwa yang bersamanya adalah Dian,Abang nya Syifa atau bisa dibilang Abang tiri yang beda ayah.
Terlihat Dian hanya diam menatap lekat padanya,seakan pria itu mengatakan 'apa Syifa pernah menyinggung mu' . Cukup lama tatapan itu sampai akhirnya pun berakhir.
"Kamu seharusnya tak begitu dendam dengan Syifa bukan" Ucap Dian dengan badan yang masih mengurung Stevani.
"Heh...dendam, aku hanya mengembalikan semua perlakuan nya pada ku " Ucap Stevani datar dengan tatapan dingin.
"Kurangilah dendam mu,mata mu begitu tajam sehingga membuat orang sekitar terluka" Ucap Dian yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Stevani dengan pikiran yang berkecamuk.
"Heh,kamu pikir aku bodoh hanya karna hal sepele itu aku akan nyerah. Bang Dian...bang Dian kamu pikir kamu hebat apa" Batin Stevani dengan senyum semringai nya.
Ia pun pergi menuju kelasnya lagi. Saat ini mood nya cukup terbantu ntah karna Dian yang tiba-tiba memperingati nya atau karena ia datang pagi ini tapi ia tak peduli,ia duduk dengan anteng di kursinya sambil membaca buku yang ia letakkan tadi di dalam laci
Di jam istirahat,ia duduk di kantin melihat Syifa dan teman-temannya tertawa dengan girang disudut ruangan kantin.
Terlihat Stevani hanya menatap remeh lalu pergi mengambil makanan dan duduk dimeja kosong. Cukup tenang ia menikmati makanannya,namun beberapa saat kedua teman Syifa datang menghampiri nya dengan satu botol minuman dan langsung menuangkannya di piringnya. Hal itu membuat Stevani langsung diam dan matanya mulai tajam membuat beberapa siswa yang berada didekatnya langsung menghindar.
"Hahaha... Lihat si bodoh ini, makanannya saja sampai begitu banyak kuah nya" Ucap penuh kemenangan Savina.
"Sebaiknya cepat lah kamu makan,kalo tidak ini makanan akan tumpah" Ucap Resva sembari tertawa dan bertos ria.
Sedangkan dari kejauhan Syifa menatap takut pada temannya yang sebentar lagi akan tamat riwayatnya karna telah mengganggu ketenangan Stevani saat ini.
"Heh...Apakah sudah selesai" Ucap Stevani yang langsung berdiri dan tersenyum licik.
Kedua gadis itu langsung berhadapan dengan Stevani,dengan percaya dirinya ia menatap angkuh dirinya.
"Makan lah makanan itu,bukan kah sangat nikmat" Ucap Resva yang mengambil piring Stevani dan menyodorkan pada Stevani.
Stevani langsung menangkis piring itu,sehingga membuat isinya mengenai baju Resva secara menyeluruh.
"Sialan!" Ucapnya yang langsung melayangkan tangannya.
Tapi tangan itu tak sempat mengenai wajah Stevani dan malah tangannya digenggam sangat kuat oleh Stevani.
"Sudah cukup bermain-main nya,sekarang giliran aku" Ucap Stevani.
Ia langsung mempelintir tangan Resva sehingga beberapa bunyi tulang bergeser terdengar jelas dan seisi kantin langsung menegang dan diam.
"Akhh....sakit" Ringisnya yang merasa kesakitan pada pergelangan tangannya.
Savina perlahan mundur kebelakang, berancang-ancang ingin kabur. Namun hal itu tak mungkin,Stevani langsung membuat jari Savina patah dan terkulai seperti tak bertulang.
"Akhh..."
Semua yang ada dikantin perlahan langsung keluar dari kantin,mereka berlari berbondong-bondongan termasuk Syifa yang tak ingin berurusan dengan Stevani.
"Ikut aku" Ucap Dian yang langsung menarik Stevani dengan kasar.
Sedangkan kedua gadis yang meringis itu,langsung dibawa oleh oleh beberapa anggotanya untuk dibawa kerumah sakit.
*BRAKK*...
Dian langsung melempar Stevani dengan cukup keras,sehingga Stevani langsung merasakan pinggang yang cukup sakit.
"Apa tulang kamu begitu kuat,sampai membuat kedua siswi mengalami patah tulang ha" Bentak Dian.
"Dia yang memulai dulu" Ucap Stevani yang langsung tegak dari tempatnya.
Dian tampak geram,ia langsung mengurung Stevani. Tatapannya begitu tajam,ia tak habis pikir mengapa ada cewek yang begitu bruntal nya seperti ini.
"Kamu ingat, sebagai mana mereka berbuat hal, Ingat! kamu masih disekolah bukan diluar" Ucap Dian yang sudah emosi dengan tingkah laku Stevani saat ini.
Sangat keterlaluan,ini bukanlah sikap seorang pelajar saat ini. Apa begitu mudahnya ia berbuat hal yang tidak wajar itu.
"Lepas! dan ini bukan urusan kamu" Tunjuk Stevani pada Dian.
"Heh...kamu cari gara-gara,ini akibat karena kamu tak patuh" Ucap Dian yang langsung saja menc\*um Stevani dengan cukup kasar.
Stevani berusaha melepas nya namun Dian begitu sangat kuat dan kasar sehingga ia tak mampu untuk menang dari Dian. Cukup lama mereka melakukan hal itu,sehingga membuat Stevani sesak nafas dan akhirnya Dian pun selesai.
"Ini ganjaran karena kamu tak pernah patuh,sekali lagi kamu berbuat hal itu maka bukan hanya ini hukuman kamu tapi lebih dari ini" Ucap Dian yang langsung pergi meninggalkan Stevani.
Stevani cukup kesal dimana ia mengalami kerugian.satu, makanannya sudah tak ada. dua, first kiss nya telah hilang. Yang ketiga,kini bibirnya cukup terasa tebal saat ini.
Dengan kesal Stevani mengambil masker dari sakunya dan memakai masker itu diwajahnya. Ia pun keluar,seakan tak terjadi apa-apa namun semua murid menatapnya takut karena hal itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ida Blado
males bgt ceweknya lemah
2023-01-31
0