...🍒READING BOOK🍒...
"Hiks...hiks...mama!!!" Isakan yang dibuat oleh Syifa yang baru pulang sekolah.
"Eh Anak mama kenapa hmm... siapa yang bikin nangis sayang" Ucap penuh kelembutan Madani menghampiri Syifa.
"Aku dibully ma" Ucapnya yang memegangi pipinya yang masih bengkak.
"Hah...kok bisa! siapa yang ngelakuin itu sayang! sini biar mama yang kasih pelajaran" Ujar Madani yang sudah berancang-ancang dengan alatnya.
"Ma!! dia anak orang kaya ma" Rengek Syifa menahan sang mama.
"Terus kalo kaya kenapa,harus mama biarin dia bully kamu" Ucap Madani.
"Kitakan harus bermain cantik ma,mama tau dia bahkan memiliki kekuatan seperti seorang laki-laki ma" Ucap Syifa menjelaskan.
"Bermain cantik,tapi kenapa! kita kan bisa langsung sidang dan meminta pertanggungjawaban luka diwajah kamu ini" Ucap Madani mem-bolak-balikkan wajah memar Syifa.
"Aku ada ide" Ucapnya dengan senyum sumringah yang licik.
"Apa?"
"Apa mama memiliki kenalan seorang preman" Tanya Syifa pada mamanya.
"Hmmm.... sepertinya ada deh,terus emangnya mau ngapain" Ucap Madani.
"Seperti ini..." Syifa langsung membisikkan rencananya pada sang mama,sampai keduanya tertawa jahat diiringi dengan senyuman devil mereka.
"Ini uang mukanya,kalo kalian berhasil maka uang akan lunas" Ucap Madani dengan memberikan satu amplop coklat.
Preman itu langsung menerimanya,ia memeriksa berapa banyak uang yang diberikan oleh kedua orang wanita ini.
"Baiklah,apa tugas kita" Tanya nya menggenggam amplop itu dengan sangat senang.
"Kalian cuman tinggal kasih pelajaran apapun itu terserah kalian mau berbuat apa ,tapi ingat! jangan sampai dia meninggal" Ucap Madani
"Oke kami terima dan ingat uang sisanya harus kalian kasih setelah tugas ini selesai" Ucap preman itu dan langsung menjabat tangan Madani sebagai penerimaan pekerjaan itu.
Madani dan anaknya Syifa tertawa puas,saat ini dendamnya sudah terbalaskan dan ia hanya tinggal menunggu hasil.
"Sekarang kita pulang dan menunggu hasil" Ucap Syifa yang terus tertawa devil.
"Baiklah sayang" Ucapnya dan langsung menggandeng tangan Syifa lalu berlalu pergi.
🍃🍃🍃
Ditempat Stevani,ia baru tau bahwa ia ternyata menjadi guru musikal di tempat temannya. Ternyata Stevani sudah hebat sebelum dirinya memasuki tubuh Stevani.
"Aku sedikit-sedikit hapal sih ini not,tapi nggak mungkin kan aku ajarin pelajaran yang aku hapal" Gumamnya memperhatikan tombol-tombol piano.
"Eh kamu kenapa,masak iya kau lupa mainnya padahal cuman sebulan loh kamu nggak kesini" Sapa seorang pemuda yang langsung merangkul Stevani.
"Hmmm....kamu siapa" Tanya Stevani.
"Gila, kamu nggak bercanda kan Stev, masak sama teman sendiri lupa" Ucap pemuda itu yang merasa tak percaya bahwa temannya itu tak mengenalinya.
"Maaf aku tak ingat,jadi siapa nama kamu" Ucap Stevani yang pura-pura tak ingat tapi sebenarnya ia memang tak mengetahuinya.
"Ingat baik-baik Stevani Carolina, nama aku Sandy Thema qaulan" Ucapnya dengan menekankan setiap kata yang ia ucapkan.
"Oh Sandy,hmmm...ini bisa nggak aku cuti hari ini" Tanya Stevani yang sedikit ragu.
"Hmmm...enggak boleh" Jawab santai Sandy.
"Ya...kenapa sih,kan aku cuman izin hari ini doang" Kesal Stevani.
"Karna Diana nggak hadir hari ini dan kamu pengganti nya" Ucap santai Sandy lalu duduk di sofa dengan menyedot minumannya.
"Hmmm....kasih aku materi dong,soalnya aku nggak ada persiapan" Ucap memelas Stevani.
"Tumben! Biasanya aku kasih materi kamu mencak-mencak sama aku" Ujarnya lalu memberikan satu materi pada Stevani.
Stevani datang karna??....
"Minggir pengen mati kamu" Teriak Stevani yang berada diatas motor.
Untung saja ia mengerem dengan tepat waktu,jika tidak maka ia akan mendapatkan masalah karena menabrak seseorang.
"Elah.... turun dah" Ucap seorang pemuda yang tak diketahui namanya oleh Stevani.
Pemuda itu langsung menarik Stevani untuk turun sehingga Stevani segera menurunkan standar motornya dan turun dengan helem yang masih melekat di kepalanya.
"Ada apaan sih!" Kesal Stevani yang langsung menghempas tangan pemuda itu.
"Kamu harus menjadi pembimbing pelajaran hari ini" Ucap nya dan langsung menarik Stevani dalam keadaan bingung.
Pemuda itu membawa Stevani masuk kedalam sebuah tempat yang dipenuhi dengan alat musik. Sempat kagum tapi karna pemuda itu menarik secara paksa dirinya,membuat dirinya tak jadi kagum.
"Ngapain sih kamu narik aku,kayak kenal aja" Ketus Stevani yang langsung menghempaskan tangan pemuda itu.
"Astaga Stev,kamu sekarang jangan pura-pura deh,sekaran kamu duduk disini dan pelajari itu semua" Ucap pria itu yang menduduki Stevani didepan sebuah piano.
Stevani terus menatap piano itu,ia berpikir keras mengapa ia sampek bisa disini dan harus mengajar,apa ia guru pembimbing.
"Aku sedikit-sedikit hapal sih ini not,tapi nggak mungkin kan aku ajarin pelajaran yang aku hapal" Gumamnya memperhatikan tombol-tombol piano.
"Eh kamu kenapa,masak iya kau lupa mainnya padahal cuman sebulan loh kamu nggak kesini" Sapa seorang pemuda yang langsung merangkul Stevani.
"Hmmm....kamu siapa" Tanya Stevani.
"Gila, kamu nggak bercanda kan Stev, masak sama teman sendiri lupa" Ucap pemuda itu yang merasa tak percaya bahwa temannya itu tak mengenalinya.
"Maaf aku tak ingat,jadi siapa nama kamu" Ucap Stevani yang pura-pura tak ingat tapi sebenarnya ia memang tak mengetahuinya.
"Ingat baik-baik Stevani Carolina, nama aku Sandy Thema qaulan" Ucapnya dengan menekankan setiap kata yang ia ucapkan.
"Ohh Sandy,hmmm...ini bisa nggak aku cuti hari ini" Tanya Stevani yang sedikit ragu.
"Hmmm...enggak boleh" Jawab santai Sandy.
"Ya.... kenapa sih,kan aku cuman izin hari ini doang" Kesal Stevani.
"Karna Diana nggak hadir hari ini dan kamu pengganti nya" Ucap santai Sandy lalu duduk di sofa dengan menyedot minumannya.
"Hmmm....kasih aku materi dong,soalnya aku nggak ada persiapan" Ucap memelas Stevani.
"Tumben! Biasanya aku kasih materi kamu mencak-mencak sama aku" Ujarnya lalu memberikan satu materi pada Stevani.
"Kan kamu secara mendadak narik aku" Ucap Stevani.
"Karna kamu nggak pernah kelihatan,jadi pas kamu nampak yaudah aku tarik deh" Ujar Sandy.
"Serah deh,yaudah aku mau ngapalin materi dulu" Ucap Stevani yang fokus pada lembaran materi yang ia terima.
Terlihat Sandy terus memperhatikan Stevani,dari Stevani yang menguap sampai sedikit bergeser tempat duduk saja Sandy perhatikan. Sandy sempat aneh,dimana Stevani sangat akrab padanya padahal sebelumnya Stevani tampak berusaha menjauhinya setelah ia menyatakan isi hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments