"Ma, papa mau menelfon Vino dulu, untuk memberitahunya kabar gembira ini." ujarnya, lalu Kinaya melepas pelukannya, ia begitu gembira melihat suaminya yang tersenyum bahagia, entah sejak kapan senyum itu kembali. Semenjak kehilangan putri sulungnya perlahan Haris tidak pernah tersenyum lagi, ia merasa sangat kehilangan. Haris selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantor yang dilakukannya agar bisa melupakan kematian anaknya itu.
"Hallo Vino." sapa Haris semangat.
"Hallo Har, bagaimana?"
"Tasya mau menerima perjodohan ini."
"Benarkah? Tasya mau menikah dengan anakku?"
"Iya Vin, bagaimana dengan Reyhans. Apa di menerima perjodohan ini?"
"Iya dia mau menerima perjodohan ini, setelah aku dan adiknya membujuknya dengan susah payah."
"Awalnya ia menolak, namun adiknya terus membujuknya, katanya ia butuh sosok pengganti ibunya. Jadi jika Reyhans akan menikah maka Tasya bisa menggantikan sosok Viola untuknya." sambungnya.
"Benarkah? kenapa hanya dengan itu Rey mau menerima perjodohan ini?"
"Har, Viola meninggal saat adiknya Rey berusia 5 tahun. Rey begitu sayang terhadap adiknya karena adiknya belum merasakan kasih sayang Viola seutuhnya. Untuk itu Rey selalu memanjakan adiknya dan tidak bisa menolak permintaan adiknya itu."
"Hm, baiklah. Rencanamu bagus sekali, kau pasti memaksa adiknya Rey untuk mau menjalankan rencanamu itu kan?"
"Heheh iya, walaupun dengan sedikit paksaan tapi berhasilkan." ujar Vino bangga.
"Baiklah, kita harus menentukan tanggal pernikahannya dan kita harus sesuikan juga dengan jadwal libur Tasya."
"Atur saja, aku akan menyetujui keputusanmu. Lebih cepat lebih baik bukan?"
"Baiklah, aku akan membicarakannya dulu dengan Tasya."
"Har, sekali lagi terima kasih."
"Vin kenapa berterima kasih?, bukankah ini perjodohan yang baik. Selain jadi sahabat kita akan menjadi besan dan itu akan menambah keakraban di antara kita."
"Baiklah, aku tutup dulu teleponnya. Aku mau menemui klienku."
"Baiklah, sampai jumpa." ujar papa lalu memutuskan sambungan teleponnya kemudian ia segera mengutak-atik ponselnya mencari nama kontak anaknya.
"Hallo pa, ada apa?" tanya Tasya dengan suara parau.
"Kau menangis?"
"T-tidak pa, siapa yang menangis? Tasya nggak nangis kok."
"Baiklah, kapan jadwal liburmu Syaa?"
"Em, minggu depan pa. Karena minggu depan jurusan Tasya mengadakan turname selama satu minggu. Jadi tidak ada kuliah."
"Kenapa emang?" tanya Tasya.
"Kabar baik, kau akan menikah minggu depan."
Deg. Mendengar ucapan papanya, seketika tubuh Tasya terasa mati bahkan dadanya begitu sesak, kenapa harus minggu depan? bahkan ia belum bertemu dan mengenal calon suaminya itu, bagaimana bisa mereka akan menikah minggu depan?
"Ta-tapi pa, aku bahkan belum melihat wajah dan mengenal anak om Vino bagaimana kami akan menikah secepat itu?"
"Kau akan bertemu dengannya besok, kebetulan dia tinggal di kota yang sama denganmu."
Tasya menghebuskan napas berat "Baiklah terserah papa saja." ujar Tasya pasrah. Lalu Haris memutuskan sambungan teleponnya.
***
Tasya hendak membaringkan tubuhnya namun ponselnya kembali berdering, seketika Tasya langsung meraih ponselnya yang ia letakkan ke sembarang tempat tadi. Ia melihat nama Ryo tertera di layar ponselnya. Tasya segera menggeser icon hijau dan mendekatakan ponselnya itu ke telinganya.
"Hallo kak, ada apa?" tanya Tasya.
"Hallo Syaa, bisakah sebentar malam kau ikut denganku?"
"Kemana?"
"Aku akan berkumpul dengan teman-temanku untuk membicarakan tempat yang akan kita tempati untuk merayakan kelulusanku."
"Baiklah, aku akan menemanimu."
"Terima kasih sayang, jam 8 aku jemput ya."
"Iya." Kemudian Ryo mematikan panggilan suaranya. lalu Tasya segera membaringkan tubuhnya karena ia begitu merasa kelelahan, tak butuh waktu lama Tasya langsung terpejam.
*
Malamnya, Tasya sudah selesai bersiap-siap, ia hendak meraih jam tangannya yang berada di atas meja namun ia urungkan dan menoleh ke arah ponselnnya yang baru saja bergetar tanda pesan masuk. Tasya segera meraih ponselnya itu lalu membuka notif pesan masuk.
"Temui aku di cafe X jam 4 sore, jangan lewat 1 detikpun." Tasya langsung mengerutkan dahinya. "Nomor siapa ini? sungguh tidak sopan sekali, belum memperkenalkan namannya ia sudah menyuruhku untuk menemuinya bahkan ada nada mengancam" gumamnya. Tasya begitu enggan membalasnya ia meletakkan ponselnya kembali ke tempatnya semula. Beberapa menit kemudian, ponsel Tasya berdering, Tasya segera mengangkat panggilan masuk itu.
"Hallo kak" sapanya.
"Syaa, aku sudah di depan. Ayo cepatlah"
"Baiklah, aku akan segera keluar" ujar Tasya lalu memutuskan sambungan teleponya dan bergegas keluar dari kamar kosnya itu.
"Ayo sayang" pinta Ryo saat melihat Tasya yang sudah keluar dari kamar kosnya dan sedang menguncinya.
"Ayo." ujarnya sudah menghampiri Ryo, Ryo tersenyum melihat wajah cantik kekasihnya itu, lalu memasangkan helm di kepala Tasya.
***
"Ryo, kok lama banget sih." celetuk Alfin saat Ryo dan Tasya baru saja memasuki cafe.
"Biasa, aku menjemput kekasihku dulu." jawabnnya lalu mengajak Tasya untuk bergabung dengan teman-temannya.
"Congratulation Bro." ucap Zayn memukul pelan bahu Ryo dan langsung memeluk tubuhnya.
"Kau datang?" tanya Ryo melepas pelukannya
"Pastilah, aku tidak mau melewatkannya lagi." jawab Zayn tersenyum. Lalu Ryo memperhatikan wanita yang duduk di sebelah Vano.
"Kau kemari?" tanyanya pada wanita yang berada di samping Vano.
"Aku yang mengajaknya." timpal Zayn lalu mendudukkan tubuhnya di samping wanita itu.
"Oh, perkenalkan ini Tasya, kekasihku." ujar Ryo sambil meraih tubuh dan melingkarkan lengannya di pinggang Tasya. Tasya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan wanita itu. Namun wanita itu begitu enggan menjabat tangan Tasya, ia malah memalingkan wajahnya dan melipat kedua tangannya di dadanya. Seketika Tasya menarik uluran tangannya yang sudah menggantung di udara sejak tadi.
"Syaa ini Sisil, Mantan kekasih R--" ucap Zayn saat melihat tingkah Sisil yang enggan berkenalan dengan Tasya.
"Diamlah" pinta Ryo memotong perkataan Zayn. Seketika Zayn langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Lalu Ryo menyuruh Tasya duduk.
"Em baiklah, kita pesan makan dulu sebelum membicarakan tempat yang akan kita pakai untuk party." ujar Ryo yang sudah mendudukan tubuhnya di kursi tepat di samping Tasya.
"Oh iya, bagaimana kalau partynya di Villa kakakku saja?" usul Zayn.
"Villa yang kita pakai waktu acara pergantian tahun kemarin?" tanya Alfin menoleh ke arah Zayn.
"Iya, Bagaimana?"
"Aku sih setuju-setuju saja."
"Makanlah dulu, kalian tidak lapar?" tanya Ryo menatap kedua sahabatnya itu kesal.
Lalu mereka memesan makanan kesukaan mereka masing-masing tidak dengan Tasya yang masih merasa canggung sehingga Ryo yang memilihkan menu makanan untuknya.
"Syaa, kenapa diam saja?" tanya Ryo menoleh ke arah Tasya.
"Enggak, bingung aja mau ngomong apa." jawabnya tersenyum lebar, Ryo membalas senyuman Tasya sambil mengusap-usap puncak kepala Tasya. Sisil yang memperhatikan keduanya sejak tadi merasa kesal terhadap Tasya, seharusnya posisi itu ada pada dirinya.
"Sil, bagaimana pekerjaanmu? apa kau menikmatinya?" tanya Ryo menatap Sisil.
"Ehm, aku sangat menikmatinya." jawabnya menatap Ryo dalam.
"Baguslah." Ryo tersenyum masam
Beberapa menit kemudian para waiters menghampiri meja Ryo dan teman-temannya itu sambil memegang nampan berisi makanan, dengan hati-hati mereka memindahkan makanan itu ke atas meja.
"Selamat menikmati." ucap dua orang waiters lalu berlalu pergi meninggalkan Ryo dan teman-temannya.
"Ayo makanlah" ujar Ryo kepada teman-temannya. Lalu mereka mulai menyantap makanannya masing-masing.
"Ehm, bagaimana yo? apa kita mengadakan acaranya di villa kakakku saja?" tanya Zayn menghentikan makannya.
"Terserah kau saja." jawabnya tanpa menatap Zayn.
"Baiklah, besok sore kita akan ke sana. Dan malamnya kita akan mengadakan party." ujar Zayn.
"Syaa, apa besok kau ada kuliah sore dan besok lusa mau masuk pagi?" tanya Ryo menoleh ke arah Tasya. Tasya menjawab dengan gelengan kepala.
"Baiklah aku akan menjemputmu besok sore." ujar Ryo lalu ia melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan dan sudah menetapkan tempat yang akan mereka tempati untuk party. Ryo dan Tasya berpamitan pulang, sebenarnya Alfin menahannya namun Ryo tidak bisa berkata apa-apa karena Tasya sudah ingin pulang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading ❤️❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak yah kakak-kakak Readers 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
opung grab
disini ada kata "adiknya" atau "anaknya" y?
2022-09-28
0
Febri Ana
lanjuutt
2021-09-16
0
Yustina Rini
next Thorrr
2021-08-06
1