Saat hendak masuk ke dalam Villa, Tasya dan Ryo berpaspasan dengan Rey yang juga hendak masuk ke dalam Villa, sejenak mata Tasya dan Rey bertemu pandang, namun Rey cepat mengalihkannya dan menatap Tasya dingin.
"Syaa, Ayo." panggil Ryo yang masih merangkul pundak tasya. Lalu Tasya segera mengikuti langkah kaki kekasihnya itu.
"Huuh." Rey manarik napas panjang. Lalu ikut melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
*
Di kamar, Ryo mendudukkan tubuh Tasya di tepi tempat tidur.
"Syaa, kau masih kedinginan?" tanya Ryo khawatir.
"Udah nggak kok."
"Baiklah, aku mau kembali ke paviliun dulu. Kau beristirahatlah." ujarnya sambil mengusap puncak kepala Tasya. Tasya menjawab dengan anggukan kepala. Lalu Ryo melangkahkan kakinya meninggalkan kamar kekasihnya itu.
Setelah Ryo meninggalkan kamarnya, Tasya segera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
Glek
Tasya menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat notif pesan dari Rey dan juga beberapa panggilan tak terjawab dari ayahnya.
"Wanita macam apa kamu, yang berani berpelukan mesrah dengan orang lain di hadapan calon suaminya" ~ Rey.
Seketika Tasya membulatkan matanya dan mengernyitkan dahinya, "Kenapa laki-laki itu terlihat marah? apa aku keterlaluan? Tapi biarkan saja, lagipula pernikahan kami hanya akan bertahan 6 bulan saja." gumamnya.
Tasya hendak meletakkan ponselnya kembali di atas nakas, namun ponselnya itu kembali berdering tanda panggilan telepon, Tasya segera mengangkat panggilan telepon tersebut yang ternyata dari ayahnya.
"Hallo syaa, kau dari mana saja? kenapa tidak mengangkat panggilan telepon dari papa."
"A-aku tidak kemana-mana. Aku tidak memegang ponselku sejak tadi."
"Kau sudah menemui calon suamimu?"
"Sudah pa. Huh laki-laki itu sangat menyebalkan." gerutunya tanpa berpikir
"Syaa, jaga bicaramu."
"Memang dia menyebalkan, dan kenapa papa menjodohkanku dengan pria tua yang bahkan cocoknya menjadi ayahku."
"Syaa." bentaknya. Seketika Tasya langsung menutup mulutnya.
"Syaa, dia akan menjadi suamimu maka perlakukanlah dia sebagaimana mestinya." ujarnya. Tasya memutar kedua bola matanya.
"Iya pa. Pa aku mau tidur, aku sudah sangat mengantuk."
"Baiklah, beristirahatlah. Minggu depan pernikahanmu akan dilaksanakan, papa sudah membicarakannya dengan om Vino"
"Paa, kenapa begitu terburu-buru?"
"Syaa, jangan menolak lagi. Ini sudah menjadi keputusan papa dan juga om Vino."
"Hah, Baiklah." ujarnya dengan malas. Lalu ayahnya memutuskan panggilan teleponnya.
Tasya meletakkan ponselnya ke sembarang tempat, ia hendak tidur namun hidungnya mengeluarkan cairan bening. Tasya segera beranjak duduk dan mengambil tisu yang berada di atas nakas lalu melap cairan bening itu. Kemudian ia mengambil tas kecilnya yang juga tergeletak di atas nakas, lalu merogoh isi tas itu mencari-cari sesuatu.
"Astaga, kenapa aku lupa membawa minyak telon." gumamnya.
Tasya hendak turun dari tempat tidurnya namun tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit.
"Aaww." pekiknya sambil memeluk perutnya itu.
"Kenapa perutku terasa sakit? Apa aku salah makan? tapi tadi aku hanya makan daging dan sosis." gumamanya seraya berpikir.
"Astagaa, kenapa aku begitu bodoh? akukan alergi dengan daging sapi." ujarnya mengutuki dirinya.
Tasya memaksakan dirinya untuk turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar lalu ia mencari-cari keberadaan Ryo. Namun Tasya tidak kuat lagi untuk berjalan, perutnya sangat sakit dan juga ia mulai merasa kesulitan bernapas.
Brukk
Tasya jatuh tersungkur ke lantai sambil memegang dada dan juga perutnya.
"Kau kenapa?" tanya Rey yang baru saja keluar dari pintu kamarnya. Ia melihat wajah Tasya yang mulai memucat.
"Kaak, perutku sangat sakit dan aku kesulitan bernapas." ujarnya dengan suara tersenggal-sengal. Rey mengerutkan dahinya lalu ia segera menggendong tubuh Tasya dan membawanya ke dalam kamarnya.
Rey menindurkan tubuh Tasya di atas tempat tidur
"Kau kenapa sebenarnya?" tanyanya yang berdiri mematung dan menunjukkan ekspresi datar.
"A-aku alergi dengan daging sapi tapi aku tidak sengaja memakannya." jawabnya tanpa menatap wajah calon suaminya itu.
"Dasar bodoh, sudah tahu alergi kenapa kau malah memakannya?"
"A-aku tidak sengaja." ucapnya dengan wajah memelas.
Ryo mengambil ponselnya yang di letakkannya di atas nakas yang berada di sampingnya lalu ia segera menghubungi seseorang.
"Hallo, Bim. Cepatlah kemari!"
"A-ada apa, tumben sekali kau memanggilku tiba-tib.a"
"Cepatlah kemari!"
"Ini sudah tengah malam, besok saja baru aku ke Villa untuk menemuimu."
"Dasar bodoh, aku memerlukan bantuanmu sekarang. Cepatlah!" pinta Rey, Bimo hendak berbicara lagi namun Rey sudah memutuskan teleponya.
***
Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Rey bergegas membuka pintu tersebut.
"Maaf Tuan, ada dokter Bimo di depan." ujar penjaga Villa tersebut.
"Suruh dia kemari!"
"Ba-baik Tuan." ucapnya seraya menundukan kepalanya. Lalu ia bergegas melangkahkan kakinya menuju ruang tamu yang ada di Villa itu. Tak berselang lama saat Rey hendak melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya, ada yang kembali mengetuk pintunya.
"Masuklah." pinta Rey yang memegang handle pintu.
"Ada ap---." pertanyaan Bimo terputus saat melihat seorang wanita yang tidur di atas kasur.
"Siapa?" tanya Bimo menatap Rey sambil mengernyitkan dahinya bingung. Karena baru kali ini Bimo melihat sahabatnya itu bersama seorang wanita selain Sisil.
"Bukan siapa-siapa, cepat periksalah dia! sepertinya dia kurang sehat." jawabnya dingin lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang tempat tidurnya itu.
Bimo segera meletakkan tasnya di atas nakas, ia sengaja membawa peralatan medisnya karena ia rasa sahabatnya itu membutuhkannya karena itu, tidak mungkin Rey memanggilanya tiba-tiba kalau bukan dalam keadaan darurat.
Lalu Bimo meletakkan tangannya di dahi Tasya bermaksud mengecek suhu badannya.
"Tidak panas." gumam Bimo menoleh ke arah Rey. "Tapi kenapa wanita ini terlihat pucat?" gumamnya dalam hati
"Dia bukan deman tapi sakit perut gara-gara mengonsumsi daging sapi." jawab Rey yang berdiri di sampingnya sambil melipat kedua tangannya di dadanya. Sedangkan Tasya, ia masih tetap bungkam dan menyimak apa yang baru saja terjadi.
"Apa kau kesulitan bernapas?" tanya Bimo menatap Tasya. Tasya menjawab dengan anggukan.
"Apa perutmu terasa sakit?" tanyanya lagi.
"Hey kau seorang dokter atau polisi? kenapa kau mengintrogasinya?" tanya Rey kesal, karena sahabatnya itu terus saja bertanya tanpa mengambil tindakan.
"Diamlah, kau tau apa soal ini." pintanya tanpa menoleh.
Lalu Bimo segera meraih tasnya dan mengambil beberapa tablet obat untuk meredahkan rasa nyeri akibat alergi dan juga menyodorkan inhaler pada Tasya. Tasya segera menghirup inhaler tersebut. Lalu mengatur napasnya pelan-pelan.
"Dia akan baik-baik saja, dia hanya mengalami alergi ringan. Tapi sebaiknya dia tidak mengonsumsi daging sapi lagi atau makanan-makanan yang terdapat daging sapi di dalamnya. Karena itu sangat berbahaya jika dia terus-terus mengonsumsinya."
"Kenapa bisa?" tanya Rey mengerutkan dahinya. Ia juga baru kali ini mendapatkan orang yang alergi daging sapi biasanya orang-orang akan alergi dengan telur, susu, kacang-kacangan atau makanan laut.
"Ada beberapa orang yang alergi daging sapi disebabkan oleh imun tubuhnya atau sistem kekebalan yang lemah dan akan menimbulkan reaksi seperti ini jika mengonsumsi daging merah termaksud daging sapi, tapi terkadang alergi itu menurun dari orang tuanya."
"Oh.., Baiklah kau boleh pulang." ujar Rey
"Tapi--." belum menyelesaikan ucapannya Rey segera manarik tangan sahabatnya itu untuk keluar dari kamarnya.
"Rey, kau berutang penjelasan padaku." ujarnya saat sudah berada di depan pintu.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan." jawabnya lalu menutup pintu kamarnya kasar. Lalu Bimo melangkahkan kakinya meninggalkan kamar itu.
Bimo sebenarnya begitu enggan meninggalkan tempat itu tapi mau bagaimana lagi Rey telah mengusirnya. Bimo sangat penasaran dengan wanita yang berada di dalam kamar Rey, karena setahunya Rey tidak pernah menjalin kasih dengan wanita manapun semejak kekasihnya meninggal, bahkan Rey sangat dingin terhadap wanita. Bimo juga berpikir jika sahabatnya itu akan menjadi jomblo abadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading ❤️❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak kakaks Readers 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Yustina Rini
Rey mau move on Bim
2021-08-06
3
Mama amiinn Asis
mulai de Rey lanjut thor, ,,,
2021-01-06
1
R_armylove ❤❤❤❤
nyicil bacanya
2020-12-14
1