Senyum Shanum

Senyum Shanum

Bab 1

"Pak, Ibu ke pasar bentar. Mau nganterin barang dagangan terus pulang. Bapak nggak apa-apa 'kan Ibu tinggal sendiri?" pamit Bu Lestari pada suaminya.

Pak Yanto hanya mengangguk mendengar ucapan sang istri. Badannya sudah lemas sekali sehingga tidak sanggup berkata-kata. Hanya menggunakan bahasa isyarat saja.

Bu Lestari pun bergegas ke pasar dengan motor bebek jadulnya. Begitu sampai di pasar dia menyerahkan barang pesanan tengkulak. Kemudian, kembali ke rumah. Hanya satu jam dia meninggalkan sang suami di rumah sendiri.

Bu Lestari langsung masuk karena pintu tidak dikunci. Betapa terkejutnya dia, melihat sang suami sudah tergeletak di lantai dekat ranjang. Pak Yanto sudah tidak sadarkan diri saat Bu Lestari masuk rumahnya.

"Bapaaak!" jerit Bu Lestari histeris sehingga mengundang kedatangan tetangganya.

Beberapa jam kemudian ....

"Ibu ... Buuu ... Pak ... Bapaaak!" teriak gadis remaja berusia 13tahun.

Shanum menggedor pintu rumahnya yang terkunci. Gadis kecil berbaju merah putih itu baru pulang sekolah. Shanum saat ini masih duduk di kelas 6 SD.

Ketika dia pulang sekolah keadaan rumah sepi, bahkan rumah tetangga pun sepi. Semua pintu rumah tertutup rapat. Sebenarnya dia sudah biasa mendapati rumah tetangga tertutup rapat. Kenapa rumahnya pun sekarang juga terkunci? Padahal bapak dan ibu selalu berada di rumah pada saat tengah hari seperti ini.

"Kemana sih bapak sama ibu. Mana kuncinya nggak ada lagi." gerutu Shanum sambil terus mencari kunci rumah.

Biasanya orang tuanya selalu memberitahu Shanum jika ingin bepergian. Kalau pun pergi mendadak mereka akan meninggalkan kunci rumah di bawah pot bunga atau di bawah keset.

Shanum mengangkat satu persatu pot bunga yang berada di teras. Bahkan sela-sela genting teras pun tidak luput dari amatannya. Genting teras itu berantakan, kalau hujan nanti dapat dipastikan teras rumah itu akan basah oleh air hujan.

Setelah kelelahan mencari kunci rumah dan tidak mendapatkannya, akhirnya Shanum terduduk lemas di bangku panjang yang ada di teras rumah.

Saat Shanum mulai berlayar ke alam mimpi, ada suara seseorang mendekati Shanum. Kemudian orang itu memanggil Shanum.

"Num ... Anum!" panggil orang itu sambil mengusap tangan Shanum.

Dengan berat hati Shanum mulai membuka matanya.

"Iya," jawab Shanum malas.

"Bangun! Ini ibumu nitip kunci rumah sama Budhe," kata budhe Sri sambil menyerahkan kunci rumah pada Shanum.

"Memangnya bapak sama ibu kemana, Budhe?" tanya Shanum sambil mengambil kunci tersebut.

"Bapakmu sakit, sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Ibumu menjaga bapakmu di rumah sakit," jelas budhe Sri.

Shanum terdiam, gadis kecil itu tidak tahu harus berkata apa.

"Kamu yang sabar ya! Do'akan semoga bapakmu cepat sembuh. Kamu berani kan di rumah sendiri?" tanya budhe Sri.

"Berani kok, makasih ya Budhe. Anum masuk dulu, mau ganti baju dan istirahat," jawab Shanum meninggalkan budhe Sri.

Badan Shanum lemas tidak bertenaga, padahal biasanya gadis kecil itu sangat energik.

Shanum adalah anak terakhir dari pasangan suami istri yang sudah berusia setengah baya. Dia dilahirkan saat usia ibunya 47 tahun, sedangkan usia bapaknya 64 tahun. Orang pun tidak akan percaya bahwa gadis cantik itu lahir dari pasangan yang sudah berusia lanjut.

Selisih usia Shanum dengan kakaknya yang paling kecil saja 10 tahun. Saat ini sang kakak kuliah semester akhir di Jogja. Shanum hanya tinggal bertiga dengan kedua orang tuanya. Sedangkan kakaknya tinggal bersama budhe, kakak dari pihak ibu.

Banyak orang yang mengira Shanum adalah cucu bapak Suyanto dan ibu Lestari. Hal ini dikarenakan anak pak Yanto, begitu beliau biasa disapa, yang paling besar sudah menikah saat Shanum lahir.

Shanum memiliki paras yang cantik, mata lebar dan berambut ikal panjang. Gadis kecil itu sejak kecil mudah sekali sakit, sehingga Shanum dimanjakan oleh kedua orang tuanya.

Pak Suyanto hanya seorang petani biasa, sedang ibu Lestari menyewa kios di pasar untuk berjualan sembako. Pak Suyanto dan ibu Lestari memiliki anak banyak, yaitu 5 orang. Mereka hidup sederhana tapi bahagia.

Dari sekian banyak anaknya hanya Mutia yang kuliah, ketiga kakak Mutia hanya lulusan SMA atau sederajat. Anak pertama dan kedua sudah menikah sedang anak ketiga bekerja di sebuah pabrik di ibukota.

🌼🌼🌼

Shanum mulai membereskan rumahnya, dimulai dari menyapu, mencuci piring, mengangkat jemuran pakaian dan melipatnya. Rumah itu ditinggal pergi dalam keadaan berantakan. Karena pada saat itu ibu Lestari yang baru pulang dari pasar, mendapati pak Yanto tergeletak di lantai ruang tengah, dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Sampai sore hari Shanum tetap sendiri di rumah itu. Shanum tidak berani keluar untuk bermain bersama teman-temannya. Selama ini Shanum lebih senang bermain di rumah seorang diri, karena orang tuanya selalu melarang dia bermain jauh dari rumah.

Hingga hari menjelang Maghrib, kakak Shanum yang kuliah di Jogja pulang ke rumah. Mutiara pulang setelah mendapat kabar bahwa bapaknya masuk rumah sakit. Sebelum pulang ke rumah, tadi Mutia menyempatkan diri untuk menjenguk bapaknya di rumah sakit.

"Assalamualaikum ...." sapa Mutia di depan pintu.

"Kok gelap sih?! Dek ... Sha ... nuuuummmmm!" teriak Mutia.

Mutia mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah itu. Rumah itu gelap karena belum ada lampu yang menyala padahal matahari sudah lama terbenam. Mutia mulai menghidupkan semua lampu yang ada di rumah itu.

Mutia mendapati Shanum meringkuk di pojokan kamarnya, kamar dimana dia dan Mutia selama ini tidur. Shanum menangis karena takut di rumah sendirian.

"Dek ... lho kamu kenapa?" tanya Mutia mendekati adiknya, sebelumnya dia meletakkan tas ranselnya di atas meja.

"Sha takut mbak!" teriak Shanum sambil menangis.

"Ssttt ... ada mbak disini, jangan takut ya!" kata Mutia menenangkan adiknya. Mutia memeluk Shanum.

"Sha takut, bapak sama ibu bu kok nggak pulang pulang sih. Mbak memangnya libur kok pulang?" tanya Shanum sambil terisak.

"Ibu nemenin bapak di rumah sakit, Mbak pulang karena mau nemani Shanum di rumah. Biar Shanum ada temennya. Besok pagi Mbak ada kuliah jam sembilan pagi, jadi kalau berangkat jam tujuh masih bisa," jelas Mutia.

Diantara kelima anaknya, hanya Mutia dan Shanum yang dekat. Mungkin karena sejak kecil mereka selalu bersama. Berbeda dengan ketiga kakaknya, mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.

"Tadi Mbak sudah jenguk bapak di rumah sakit kan? Keadaan bapak gimana, Mbak?" tanya Shanum.

"Bapak sudah mendingan kok, dokternya cepat menangani tadi siang. Kamu sudah mandi?" tanya Mutia.

"Sudah, tadi Sha nimba pelan-pelan." jawab Shanum meringis.

Sumur mereka masih manual belum ada mesin pompa air. Kata pak Yanto sambil olahraga biar sehat, kalau pakai pompa air nanti jadi malas bergerak dan tidak keluar keringat.

Alasan sebenarnya adalah keuangan yang pas-pasan. Membiayai anak kuliah butuh uang yang banyak. Sedangkan pak Yanto sudah tua, sudah tidak bekerja lagi. Selama beberapa tahun terakhir hanya mengandalkan hasil sawah dan penjualan di pasar tradisional yang tidak seberapa.

"Waaahhh, tumben adik Mbak nimba sendiri. Sudah pinter ya, sudah beres juga rumahnya. Tadi kamu semua yang mengerjakannya?" tanya Mutia dengan wajah berbinar.

Mutia tidak menyangka adiknya mau mengerjakan itu semua. Padahal selama ini Shanum hanya tahu bermain dan belajar saja.

"Iya, Sha yang kerjain semuanya. Pelan-pelan tapi, kan Sha belum terbiasa," jawab Shanum malu-malu.

"Pelan-pelan nggak apa-apa yang penting beres!" kata Mutia sambil mengacungkan jempolnya pada Shanum.

"Sha sudah lapar belum, kalau sudah kita makan bersama ya. Tapi Mbak mau mandi dulu." sambung Mutia.

"Iya Mbak, Mbak mandi dulu! Sha tungguin Mbak," jawab Shanum.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

aku mampir y shanum😘

2022-12-03

2

Merpati_Manis (Hind Hastry)

Merpati_Manis (Hind Hastry)

aku mampir Shanum,, bunga cantik untuk mu 🌹
suka selalu 🤗

2022-10-24

1

Anisyah S

Anisyah S

semangattt bestie

2022-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!