part 20. tak mengikuti pelajaran

Senja hanya bisa melongok mendengar perkataan sadewo yang sama sekali tak ia mengerti.

senja mengarahkan matanya menuju ke arah seorang wanita yang sedang duduk sambil tersenyum sesuai arahan yang sadewo berikan.

"caca...." ucap senja lirih.

senja merasa terkejut entah siapa yang memberitahu wanita itu hingga kini ia bisa duduk dideretan kursi para supporter .

Caca memberikan satu jempol kearah senja sebagai tanda bahwa ia tengah menyemangati senja ditengah permainan.

Senja pun tersenyum. Entah ada energi apa, namun setelah melihat caca datang senja berubah menjadi lebih fokus dan bersemangat untuk mengikuti lomba. Bahkan ia sangat berambisi untuk bisa kembali meraih piala kemenangan untuk sekolah seperti tahun-tahun sebelumnya.

wasit meniup pluit panjang pertanda bahwa permainan telah usai. Dan kali ini, team basket yang dipimpin senja berhasil menjadi juara.

Tentu saja semua pencapaian itu membuat seluruh guru juga teman-teman mereka merasa bangga. Karena ini kesekian kalinya sekolah mereka berhasil mendapatkan juara.

"wo aku ke toilet bentar ya !"

Ucap senja pada sadewo yang sedang sibuk bercengkrama dengan teman-teman lainnya untuk merayakan kemenangan.

senja meninggalkan sadewo begitu saja saat ia melihat caca pergi, bukan untuk menghampirinya.

"ca..." panggil senja saat melihat caca sedang mencuci tangan diluar toilet.

"eh senja..." caca yang sedang mencuci tangan pun mendongakan kepalanya menatap lelaki muda yang sudah berkeringat dan berjuang untuk menghasilkan juara dari pantulan cermin yang cukup besar.

"oh iya selamat ya atas kemenangannya " caca memutar tubuhnya dan mengulurkan tangan ke arah senja .

"terimakasih ca"

senja pun menjabat uluran tangan itu.

"oiya kamu kok tau kalau hari ini aku ada lomba basket?" tanya senja.

"hmm iya, aku di beri tau sama ...._"

.

"ca udah selesai?" pungkas suara seorang lelaki yang tiba-tiba muncul di belakang senja.

"oh udah... Mau pulang sekarang?"

Tanya caca yang mendapat anggukan dari lelaki yang ternyata dia adalah guru keenan.

senja hanya bisa menatap guru keenan dari pantulan cermin dibelakang caca.

"aku duluan ya nja, sekali lagi selamat loh"

Caca tersenyum ke arah senja namun senja hanya terdiam merasakan hati yang tiba-tiba hancur berkeping-keping.

.

.

"kamu gak ikut bergabung dulu sama yang lain, kan kamu pelatih mereka?" tanya caca.

"ah enggak, aku mau antar kamu pulang aja. Makasih ya udah mau datang kesini. Udah mau melihat anak-anak didikku" balas guru keenan

"iya sama-sama nan, anak-anak didik kamu ternyata hebat-hebat ya"

"siapa dulu dong gurunya!" jawab guru keenan.

.

.

Kasak kusuk pembicaraan antara caca dan guru keenan yang masih tertangkap oleh indera pendengaran senja meski mereka berdua berjalan semakin menjauh dari nya benar-benar membuat hati senja bergemuruh.

senja mengepalkan tangan dan mengeraskan rahang. Ternyata ia salah, caca datang kemari atas permintaan guru keenan dan bukan untuk melihat permainannya apalagi memberi support untuknya.

Semua itu membuat senja semakin menganggap guru keenan adalah saingan untuknya karena guru keenan telah menabuh genderan diantara mereka berdua.

.

"aku pulang duluan wo !"

pamit senja lalu meraih ransel miliknya.

"gak makan dulu nja ?" tanya sadewo.

"buat kamu aja !"

Senja berlalu pergi meninggalkan sadewo dan yang lain.

dada nya naik turun menahan amarah dan kecewa.

"senja kenapa sih?" tanya salah satu teman pada sadewo karena senja kembali bersikap aneh.

sadewo hanya mengangkat kedua bahunya tanpa mau banyak bicara. Yang ada difikirannya hari ini adalah ia mendapat dua jatah makan miliknya dan milik senja.

.

.

"aaaaakhhhhh" teriak senja saat diperjalanan dan kemudian melajukan sepedamotornya dengan kecepatan tinggi.

Hatinya benar-benar merasa kesal dan kecewa dengan perilaku caca.

.

.

"senja papa ingin mengucapkan selamat ya atas kemenangan team basket sekolahmu"

kata pak bara saat mereka sedang menikmati sarapan .

"makasih pa"

sahut senja.

"nja, apa sejauh ini kamu belum punya pacar?"

tanya pak bara yang penasaran dengan sang anak yang belum pernah membawa wanita lain kerumah mereka.

senja menggeleng tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan sang papa.

"kamu mau papa kenalkan sama anak dari klien papa " tanya pak bara yang lebih menuju ke tawaran perjodohan.

"apaan sih pa ! Senja berangkat duluan"

senja menolak tawaran sang papa yang membuatnya kehilangan mood untuk makan dan langsung meninggalkan sang papa begitu saja.

pak bara hanya bisa menggelengkan kepala melihat senja yang sejak kecil memang memiliki watak keras kepala.

.

.

.

"tunggu nja !" pekik sadewo pada senja yang sudah selesai memarkirkan motor.

Senja menghentikan langkahnya dan menunggu sadewo yang sedang memakirkan motor nya.

"oiya kemaren kamu kenapa buru-buru pulang ??" tanya sadewo.

"gak ada apa-apa" sahut senja sekenanya.

"ada masalah? Apa gara-gara tante itu?"

Sejak awal sadewo sudah curiga jika semua perubahan sikap senja itu karena caca.

senja menggeleng tanpa mau menjawab pertanyaan sadewo.

.

Langkah senja terhenti sebelum mereka sampai didalam kelas.

"kenapa nja?" tanya sadewo saat langkahnya pun ikut terhenti.

"aku gak masuk kelas lah wo, kamu masuk duluan sana !"

senja memutar balik arahnya saat memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran dikelas.

"lho kenapa nja??" sadewo semakin penasaran dengan tingkah senja.

"gak apa-apa !!" senja berjalan meninggalkan sadewo.

"yaudah, aku masuk kelas dulu ya. Nanti istirahat aku temuin kamu!" pekik sadewo.

senja hanya mengacungkan jempol ke arah sadewo sambil berjalan berbalik arah membelakangi sadewo.

Sadewo sudah paham jika saat ini senja sedang ada masalah atau mungkin keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja.

.

.

Senja duduk di belakang sekolah sambil menikmati sebatang rokok yang ia rasa mampu menjadi teman dikala hatinya sedang sepi.

senja menghisap dalam-dalam dan menyebulkan asapnya membiarkan kepulan asap itu menari-nari diudara.

senja menundukkan kepala meratapi takdir yang ia fikir selalu tak mau memihak padanya.

Memiliki papa yang sibuk dengan banyaknya pekerjaan. Mama yang sedang sakit dan tak tinggal dirumah. kehidupan senja yang sejak kecil kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua membuat senja tumbuh menjadi anak yang keras kepala.

Belum lagi wanita yang membuat hidupnya kembali berwarna justru memilih lelaki lain daripada dirinya.

Semua itu benar-benar takdir yang tak adil bagi senja meski ia memiliki segalanya.

.

"kamu kenapa malah disini?"

senja mendongakan kepala saat ia mendengar suara wanita yang tak asing ditelinga.

senja terdiam sesaat sambil memandang lekat wajah wanita itu yang ia fikir hanya sebatas khayalannya saja.

"inikan jam pelajaran !! Kamu kenapa malah duduk disini ??" tanya wanita itu sambil menatap tajam ke arah senja.

"kenapa kamu memperdulikanku !" ucap senja acuh meskipun kedatangan wanita itulah yang ia harap-harapkan.

Senja mengalihkan pandangannya lalu menghisap kembali lintingan benda kecil yang terselip dikedua jarinya.

"katanya gak merokok??"

tanya wanita itu sambil berjalan mendekati senja.

senja tetap diam dan mengacuhkannya . Senja benar-benar merasa kesal dengan caca karena kejadian kemarin.

Namun hatinya berdebar hebat saat caca duduk tepat disampingnya.

"kamu kenapa disini??" senja berbalik tanya saat caca tak lagi mengajaknya bicara.

Sekuat apapun senja berusaha untuk mengacuhkan caca. realitanya semua itu sulit dia lakukan saat matanya menatap wajah sendu caca yang selalu memberi keteduhan.

Rasa kesal yang senja rasakan terhadap caca, ternyata masih kalah dengan rasa sayang pada wanita yang usia nya jauh diatasnya itu.

.

"aku kesini, tadi karena ada urusan "

jawab caca.

"apa kamu kesini hanya untuk bertemu dengan guru keenan???" tanya senja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!