"ku fikir ini semua masakan mu rin, hampir saja aku hendak memujimu" canda caca pada rina yang membuat rina malah terkekeh mendengarnya.
"aku mana sempat lagi masak semua ini. Hidup dikota itu gampang ca, cuma pesan lewat online delivery, semua sudah ada yang antar kerumah" ujar rina disela-sela nikmatnya mereka menyantap makanan mereka.
"nambah ca, jangan malu-malu" lanjut rina yang melihat isi dipiring caca sudah bersih seperti habis dicuci.
"ahh pasti rin, kenapa harus malu denganmu. Bahkan kamu sudah aku anggap lebih dari sekedar teman" ucap caca yang kembali menyendokkan nasi kedalam piring makannya. Rina mengulas senyum karena merasa senang melihat caca yang menyantap makanan dengan lahapnya.
Tak dapat dipungkiri semua makanan yang terlah tersaji rasanya terasa begitu nikmat meski ini baru pertama kalinya caca menikmati jenis makanan yang seperti ini. Aneka seafood dan olahan daging serta sayuran yang dimasak tak seperti masakan bunda dikampung.
.
.
Setelah selesai makan, caca segera mencuci piring kotor didapur. bahkan rina tak dapat melarangnya karena memang begitulah kebiasaan mereka saat tinggal dikampung.
.
"kamu mau kemana rin?" caca bertanya pada rina yang kini telah berdandan dengan cantik dan rapi padahal hari sudah mulai gelap.
"aku pergi dulu sebentar ca, kamu dirumah aja istirahat. Toh kaki mu juga masih sakit kan?" jawab rina yang kemudian pergi meninggalkan caca setelah ia berpamitan.
Caca tak menghiraukan kepergian caca. Mungkin memang rina sedang ada keperluan pikirnya. setelah mencuci piring caca merebahkan tubuhnya diatas sofa sambil menonton televisi. Tanpa ia sadari kini ia terlelap karena lelah dalam tubuhnya yang ia rasa.
Caca terbangun karena rasa dingin mulai menembus kulit hingga menusuk ketulang. tangannya mengucek kedua mata dan melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua malam. televisi yang berada di depannya pun masih menyala meski tak lagi menayangkan sinetron yang sejak tadi dilihatnya.
" apa rina belum pulang?" ucap caca sambil melihat ke arah kamar rina yang masih gelap tanpa sinar lampu.
Caca mematikan televisi yang sejak tadi menontonnya tidur bukan lagi dia yang menonton televisi. Caca masuk kedalam kamar dan kembali melanjutkan tidurnya dibalik selimut hangat yang telah rina siapkan untuknya.
.
.
Caca menguap dan menutup dengan sebelah tangannya. Begitu pula dengan sinar matahari pagi yang mampu menyilaukan mata menembus kamar melalui celah-celah kecil pada ventilasi jendela. Caca segera keluar kamar, tak lupa yang pertama kali ia lakukan adalah mengecek keadaan kamar rina.
"untunglah rina sudah pulang" ucapnya saat melihat lampu kamar rina yang sudah menyala. Meski ia tak tahu semalam rina pulang jam berapa, setidaknya ia tak lagi khawatir terhadap rina.
Caca berjalan ke dapur. Ia memasak sayuran yang tersedia dikulkas. untunglah, meski tak sepandai rina dalam memasak, caca masih bisa jika hanya sekedar menggoreng tempe dan memasak tumis cah kangkung.
Rina yang sedang tertidur pun menggeliat karena hidungnya tergelitik dengan aroma masakan dari dapur yang mampu membuat cacing dalam perutnya berdemo meminta asupan makanan.
rina mengumpulkan nyawa dengan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur..bukan tanpa alasan mengapa matanya masih terasa begitu berat untuk terbuka, bahwasannya rina baru pulang pukul empat dini hari dan saat ini waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi.
Dengan langkah malas nya rina berjalan ke dapur untuk mencari sesuatu yang mampu menggugah tidur nyenyaknya.
"kamu masak apa sih ca, menggoda banget" ucap rina yang langsung saja menjatuhkan tubuhnya duduk di kursi makan menanti caca yang masih sibuk mengaduk masakan diatas kompor.
"aku cuma masak cah kangkung sama goreng tempe, ah kamu jangan tanya aku masak apa? Sepertinya kamu tau aku bisanya cuma masak itu" sahut caca dengan rasa minder karena ia tak semahir rina dalam bidang masak memasak.
"ha ha nanti aku ajarin kamu banyak menu biar menghemat pengeluaranku, boros tau makannya beli terus" jawaban rina membuat caca menoleh ke arahnya.
"bukannya kamu pinter masak? Kenapa harus beli??" tanya caca
"gak sempet. masakanmu udah matang belum? perutku udah laper banget ca" ucap rina sambil memainkan sendok yang sudah ia siapkan untuk dirinya menyantap masakan caca pagi ini.
"sebentar lagi rin. Cuci muka dulu sana, kamu jorok banget !!"
"aah nanti aja, abis makan aku mau lanjut tidur lagi" jawab rina kemudian menidurkan kepalany Diatas meja makan sambil menunggu masakan caca siap disantap.
.
.
Caca membawa cah kangkung dan tempe goreng buatannya ke atas meja. Masakan yang begitu sedeehana tapi mereka berdua begitu menikmatinya.
"oiya rin kamu semalem pulang jam berapa? Aku ketiduran jadi gak bukain pintu buat kamu" caca merasa tak enak hati pada rina karena ia tak mengetahui jam berapa si pemilik rumah pulang.
"ah santai aja, aku bawa kunci rumah sendiri kok" jawab rina sambil menyantap masakan caca yang terasa begitu nikmat baginya yang memang sedang kelaparan.
"oiya, kamu ada acara kemana hari ini?" tanya caca pada rina disela-sela sarapan mereka.
"tidur" sahut rina
"kamu gak kerja?" tanya caca
rina menggelengkan kepala nya. ia kembali menyantap sarapan yang berada didepannya, begitupun dengan caca yang juga sangat menikmati masakannya sendiri. Hingga tanpa mereka sadari bahwa nasi sayur dan lauk yang caca masak pagi ini habis tak tersisa.
"masakanmu enak juga ca" puji rina yang melihat seluruh isi dalam piring diatas meja habis tak tersisa.
"entah masakanku yang enak atau kitanya yang memang begitu rakus"
Mereka berdua terkekeh melihat tingkah mereka yang memang begitu antusias jika soal makanan.
"rin hari ini aku mau mulai cari kerja" ucap caca sambil menaruh piring kotor mereka ketempat pencuci piring.
"kamu yakin? Apa kakimu sudah baikan?" tanya rina sambil membantu caca membereskan sisa makan mereka.
"kakiku sudah baikan rin, aku juga gak enak sama kamu kalo mau numpang hidup terus" canda caca pada rina yang notabene nya caca memang mengetahui bahwa rina tulus membantunya.
"ah kamu, kaya sama siapa aja" sahut rina merasa tak enak atas ucapan caca.
" yaudah aku doakan semoga kamu cepat dapat pekerjaan ya ca" lanjut rina yang kemudian mengambil alih pekerjaan caca yang sedang mencuci piring.
" yaudah gih sana siap-siap" rina menyuruh caca untuk bersiap karena tak ingin sahabatnya itu menghabiskan waktu untuk melakukan pekerjaan rumah yang seharusnya mereka memang berbagi tugas.
Caca segera mandi dan mempersiapkan berkas-berkas yang akan ia bawa untuk melamar pekerjan . Kini ia sudah siap dengan kemeja putih dan rok hitam selutut. Rambut nya diikat rapi juga makeup tipis yang membuat aura kecantikannya makin terpancar sempurna.
Rina tersenyum melihat sahabatnya itu siap mencari pekerjaan dengan wajah yang begitu sumringah.
"aku berangkat dulu ya rin. Doakan aku dapat pekerjaan hari ini" ucap caca sambil berjalan meninggalkan kediaman rina untuk memulai tujuan utamanya mengadu nasib di ibu kota
"aku selalu doakan yang terbaik untukmu ca" batin rina sambil tersenyum melihat kepergian sahabatnya...
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments