seluruh pemain team basket disekolah mulai berlatih dengan gigih terkecuali senja.
"senja ! Kamu ini bagaimana bermainnya? Fokus dong fokus !! Kamu kan kapten team basket kita ! Kalau cara bermain kamu seperti ini, bisa kalah nanti sekolah kita !!"
Bentak guru keenan memarahi senja yang memang tak bersungguh-sungguh untuk berlatih.
"mau menang atau kalah, itu bukan urusan saya !"
Sahut senja kemudian pergi keluar dari lapangan.
"saya bisa adukan kamu ke kepala sekolah jika kamu terus-terusan semaunya seperti ini !!!"
Ancam guru keenan pada senja yang hendak melangkah pergi meninggalkan mereka di area lapangan basket.
"adukan, saya tidak takut apalagi dengan anda !"
Senja benar-benar pergi tanpa memperdulikan lagi teman-teman lainnya yang sedang berlatih.
Guru keenan mengadukan semua kepada kepala sekolah atas sikap senja yang terjadi dilapangan.
Kepala sekolah pun mengadukan semua itu pada pak bara agar dapat menasehati dan membujuk senja agar tetap dapat bergabung dengan team basket . Karena senja satu-satunya pemain andalan di sekolah mereka.
.
"senja !!"
Panggil pak bara saat senja baru saja tiba di rumah.
senja menoleh ke arah lelaki yang tak lagi muda dan selalu disibukkan dengan segudang pekerjaan kantor hingga jarang sekali ada waktu untuk keluarga.
"kemarilah, papa mau bicara!"
pak bara mencoba menahan emosinya dan berbicara pelan karena ia tau senja memiliki watak yang tak bisa untuk dikerasi.
"ada apa pa?" tanya senja mendekat dan duduk disofa yang berbeda dengan pak bara.
"apa benar kamu sedang ada masalah di sekolah?"
tanya pak bara.
"enggak" sahut senja datar.
"kenapa kamu kehilangan semangat untuk berlatih basket sedangkan sebentar lagi disekolahmu akan diadakan lomba"
"ooh jadi guru sialan itu sudah melaporkan semuanya ke kepala sekolah dan papa"
senja tetap menanggapi pertanyaan sang papa dengan santai.
"kamu gak boleh seperti itu senja . Bagaimanapun mereka itu guru kamu yang harus kamu hargai"
terang pak bara yang tak tau mengapa senja berani berkata seperti itu.
"dia bukan panutan untuk senja !"
"maksud kamu?" tanya pak bara.
"sudahlah lupakan saja. Intinya senja sudah tak berminat lagi untuk bermain basket apalagi untuk mengikuti perlombaan itu !"
Senja bangkit dan berjalan pergi menuju kamarnya.
"baiklah ! Tapi ingat, kalau itu keputusanmu. Kamu pun harus ikuti semua keputusan papa! papa akan mengirimmu ke aussie !!"
Senja menghentikan langkahnya saat ia mendengar ancaman dari sang papa. Senja menoleh ke arah pak bara yang terlihat tenang namun dengan wajah serius.
"papa bisanya hanya mengancam !!" ucap senja penuh penekanan.
"sejak kapan papa bermain-main dengan perkataan papa? Secepatnya papa akan urus keberangkatanmu !"
Ucap pak bara kembali menatap layar laptop yang berada dihadapannya.
"baiklah, senja akan kembali bergabung dengan team basket itu ! Tapi gagalkan semua keberangkatan senja"
"hemm" sahut pak bara tanpa menoleh sedikitpun ke arah senja.
Senja masuk kedalam kamar dengan perasaan yang begitu kesal.
Ia melempar tas ransel nya kesembarang arah, lalu menjatuhkan tubuhnya disofa.
Senja mencengkram rambutnya kasar.
"mengapa tak ada satupun yang dapat mengerti aku !!! Semua sesuka hatinya saja untuk memaksakan kehendak mereka sendiri"
Pekik senja yang sedang dirundung rasa pilu.
senja mengambil sebuah kotak kecil berwarna putih dari laci nakas. Ia mengambil sebuah lintingan benda kecil dan mulai menyulutkan api di ujungnya.
Semenjak pertemuannya dengan caca malam itu, senja semakin penasaran bagaimana rasanya menikmati benda kecil yang menghasilkan kepulan-kepulan asap itu. Apakah benda itu mampu membuat hati yang sedang pilu menjadi lebih lega?
Ataukah
kepulan asap itu dapat membawa semua masalah yang ada dalam hati dan otaknya terbang ke udara?
senja mulai menghisap perlahan benda itu.
"uhukkk uhukkk.... Sialan !!"
Umpatnya saat kepulan asap justru membuatnya tersedak.
Namun ia tak menyerah begitu saja. Ia terus menikmati setiap hisapan demi hisapan hingga akhirnya ia dapat merasakan kenikmatan tersendiri yang dihasilkan oleh benda kecil yang terselip diantara jari jemari.
Entah sudah berapa batang rokok yang senja habiskan untuk menemani suntuknya malam ini.
.
.
.
seluruh pemain team basket telah kembali berkumpul di lapangan untuk berlatih. Senja berjalan meski dengan langkah gontai dan malas, namun ini semua ia lakukan daripada ia harus di kirim ke aussie dan tak dapat lagi bertemu dengan caca.
"saya senang kamu dapat kembali bergabung bersama kami"
ucap guru keenan saat melihat kedatangan senja diantara mereka.
"ini semua bukan untuk anda, sang pengadu !"
sahut senja sambil menaikkan sudut bibirnya.
.
.
.
Malam ini senja berniat untuk memberi kabar pada caca tentang perlombaan yang akan ia ikuti. Senja mendatangi caca ke tempat kerjanya.
"caca ada?" tanya senja pada si mbak penjaga resepsionis
"ohh caca sedang melayani tamu"
Seketika jawaban itu membuat hati senja mendadak panas seperti terbakar.
senja langsung pergi begitu saja saat ia tau caca tak dapat ia temui malam ini.
.
.
.
Hari perlombaan itupun dimulai. Suasana di sekolah menjadi sangat ramai. Seluruh peserta team basket dari masing-masing sekolah terlihat begitu bersemangat. Berbeda dengan senja yang terlihat begitu santai dan biasa saja.
"hey bro !!." sadewo menepuk bahu senja lalu berjalan beriringan menuju lapangan.
"kusut amat tuh muka ! Kenapa?" tanya sadewo saat senja tak membalas sapaannya.
"sejak kapan muka aku kusut, mukamu tuh yang kusut" senja tertawa meski dengan dipaksakan.
"what? Apa benar mukaku kusut?? takut aja nanti si nina tak melirik aku sedikitpun"
Gumam sadewo namun masih terdengar oleh telinga senja.
"ooh jadi semangat banget karena ada si nina yang jadi supporter" ledek senja.
"ahh kamu nja. Oiya si tante itu apa akan datang kesini untuk menyemangatimu?"
Senja mengangkat kedua bahunya tanpa berkata apapun pada sadewo.
"mana mungkin dia bisa datang kesini, aku saja tak sempat memberitahu nya!"
Batin senja.
.
.
Pertandingan pun segera dimulai. Kali ini team basket dari sekolah senja melawan team basket dari sekolah yang tak kalah terkenal hebat, dengan permainan basketnya.
Wasit sudah meniupkan pluit pertanda bahwa permainan sudah dimulai. Awalnya team lawan memegang kendali dengan skor yang lebih tinggi. Sedangkan team basket yang di pimpin senja memiliki ketertinggalan 8 skor dibawah mereka.
"ayo dong nja semangat !!"
Teriak guru keenan meski tak dihiraukan sedikitpun oleh senja.
Ntah mengapa di pertandingan kali ini senja sama sekali tak bersemangat dan tak berharap untuk menang.
Seluruh guru juga teman satu team pun terheran-heran melihat tingkah senja yang tak seperti biasanya.
karena biasanya dialah orang yang paling bersemangat dan selalu memegang kendali untuk menguasai bola.
"nja kamu maennya kenapa sih !!"
cetus teman satu team mereka yang merasa kesal dengan keanehan senja.
"semangat dong nja... Malu tuh sama yang udah nyemangatin !"
bisik sadewo yang mendekati senja ditengah permainannya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments