"yaudah, kamu boleh menginap disini tapi kamu tidur disofa"
Senja mengangguk dengan raut sumringah dari sebelumnya.
Caca berjalan masuk kedalam kamar berniat mengambil bantal dan selimut untuk senja.
"aaaaakkkhh, kenapa kamu sudah buka-bukaan disini ?!! Kamu bilang kamu tak akan macam-macam. Lalu kenapa kamu membuka semua pakaianmu"
caca menutup wajahnya dengan bantal yang ia bawa saat ia keluar kamar dan mendapati senja yang hanya mengenakan kaos dalam dan boxer pendek yang menempel ditubuhnya.
"apa tante gak lihat kalau bajuku kotor dan juga basah? Apa tante tega membiarkanku tidur dengan baju basah itu?"
Caca menoleh ke arah baju dan celana sekolah senja yang sudah ia jemur diatas kursi lainnya.
"hufftt kamu kira rumahku jemuran umum" umpat caca saat melihat baju dan celana yang dijemur asal dan sangat merusak pemandangan mata.
"maaf te" senja hanya bisa nyengir kuda menampakkan deretan gigi putihnya yang berjajar rapi seperti pernah dipasang kawat gigi.
" kalau tante punya baju kaos longgar dan memperkenan aku untuk memakainya. Pasti akan dengan senang hati aku memakainya" sindir senja yang secara tak langsung ia hendak meminjam baju caca.
Caca mendengus kesal, menaruh bantal dan selimut yang tadi ia bawa keatas sofa. Caca kembali masuk kedalam kamar untuk menuruti permintaan lelaki menyebalkan yang ia tolong malam ini.
"hufftt apes banget !! kenapa aku harus bertemu lelaki menyebalkan seperti itu tuhan !!" gerutu caca saat ia tiba didalam kamar untuk memilih baju seperti yang senja minta.
Caca membuka lemari dan memandang satu persatu baju miliknya yang tak memiliki kaos longgar.
Caca membuka lemari lain berisi baju-baju lama nya yang dulu ia bawa dari kampung saat pertama kali dia pergi ke jakarta. Terlihat baju-baju itu ia simpan dengan baik dan tersusun dengan rapi dalam tumpukkan dilemari. banyak kaos longgar miliknya yang sudah jarang ia pakai semenjak disini.
Caca memilih salah satu kaos kesayangannya, meski warna nya sudah pudar namun masih layak untuk dipakai.
Caca membawakan kaos itu dan memberikan pada senja. Senja pun langsung memakai meski kaos itu terlihat cingkrang ditubuhnya. Wajar saja, karena tubuh caca yang langsing dan tak begitu tinggi berbeda dengan tubuh jangkung senja yang sedikit berisi. Namun senja tetap menikmati kaos beraroma maskulin itu meski tubuhnya tak leluasa untuk bergerak.
"nah kalau begini kan jadi enak tidurnya" ucap senja seraya mengambil bantal dan selimut yang tadi caca bawa.
Caca memutar mata nya malas melihat senja terlihat begitu nyaman tinggal dirumahnya.
"jadi, besok pagi apakah ada yang akan menjemputmu?"
"iya, aku akan meminta temanku untuk menjemputku"
"baguslah, pagi-pagi sekali temanmu harus sudah menjemputmu"
"iya te, aku juga akan langsung kesekolah jadi aku akan pulang pagi-pagi"
Senja merebahkan tubuhnya diatas sofa depan televisi. Sedangkan caca kembali ke kamar untuk memejamkan mata dan beristirahat disana.
"setahun sudah aku berharap agar dapat kembali bertemu mu, dan ternyata tuhan begitu cepat mengabulkan harapan itu. Namun disaat kita sudah bertemu, kau malah tak ingin berusaha untuk mengingatku"
batin senja bermonolog sendiri sebelum ia kehilangan kesadaran. Hingga pada akhirnya matanya terasa berat dan terpejam larut dalam mimpi yang indah.
.
.
Didalam kamar mata caca tetap terjaga meski rasa kantuk dan letih menyelimuti dirinya.
"apa benar dia lelaki yang waktu itu bertemu denganku?? Aku dulu berharap ingin bertemu lagi dengannya , namun bukan dengannya yang masih berseragam SMA"
Caca merasa bahwa ia menganggap senja seperti adiknya sendiri. sedangkan dulu ia berharap bahwa lelaki yang dulu menolongnya adalah lelaki yang dewasa dan berwibawa, bukan bocah tengil yang menyebalkan seperti senja.
Caca memutuskan untuk membuat sarapan untuk mereka berdua saat ia rasa hari mulai menampakkan cahaya mentari pagi.
Caca melihat senja yang sedang tertidur dengan sangat lelap hingga terdengar dengkuran kecil dari mulutnya.
Caca tersenyum, melihat wajah polos senja saat tertidur dengan luka lebam yang menambah variasi diwajah tampannya.
.
.
Senja mengerjabkan mata nya saat aroma masakan menusuk indera penciumannya dan menggugah cacing-cacing dalam perut untuk berdendang meminta asupan makanan.
"tante masak apasih? Wangi banget"
"sana mandi, setelah itu sarapan" caca tak menoleh kearah senja yang sudah berada didekatnya
"apa gak bisa ?? kita makan dulu baru aku mandi, aku laper banget te" pinta senja dengan nada sedikit merengek.
caca hanya mengehmbuskan nafas kasar, tanpa menjawab perkataan senja namun ia tetap menuruti keinginannya.
Caca menaruh nasi goreng buatannya kedalam dua piring yang berbeda. Nasi goreng spesial tanpa toping apa-apa namun begitu menggoda selera bagi senja.
Senja melahap nasi goreng buatan caca dengan semangat. Caca tersenyum melihat senja bisa menerima masakannya yang sederhana dengan sangat antusias.
"masakan tante paling top" senja kembali memuji masakan caca disela-sela makannya.
"temanmu jadi jemput kan?"
"jadi te, mungkin sebentar lagi dia akan sampai"
"yasudah cepat habiskan sarapanmu, lalu mandi dan pergi !"
terkesan ketus namun senja tak merasa tersinggung atas ucapan caca yang secara tak langsung mengusirnya.
"kenapa harus buru-buru sih te, apa aku tak boleh berlama-lama disini?" ucap senja yang semakin suka meledek caca yang sering sebal dengan tingkahnya.
"huffttt... Cepat pergi, aku tak ingin kamu berlama-lama disini ! Nambah-nambahin biaya pengeluaran untuk makan saja "
Senja tertawa dan sama sekali tak tersinggung atas ucapan caca. Entah mengapa senja merasa begitu nyaman berada didekat caca meski caca seringkali berkata ketus padanya.
Setelah selesai makan, senja segera membersihkan diri dan memakai kembali seragam sekolahnya karena ia memang akan langsung berangkat ke sekolah.
caca menelan saliva nya saat melihat senja yang baru selesai mandi. Meski pakaiannya sedikit kotor dan lusuh. tak dapat dipungkiri jika wajah senja terlihat lebih fresh dan lebih tampan dari semalam dengan rambut basah yang disisir rapi . Luka lebam semalam masih tersisa disudut bibirnya meski hanya terlihat samar- samar namun sama sekali tak bisa mengurangi ketampanan wajahnya.
Caca terkesima saat menatap senja pagi ini dan yakin bahwa benar senja lah lelaki yang menolong nya satu tahun yang lalu.
"tante, aku pergi dulu ya" pamit senja ketika suara klakson motor sadewo sudah terdengar dihalaman rumah caca untuk menjemputnya.
Caca mengangguk, mengapa baru saat ini ia merasa berat untuk melepas senja pergi meninggalkannya.
"apa lain waktu aku boleh main kesini lagi?" tanya senja pada caca yang berdiri diambang pintu.
caca menggeleng tanda bahwa ia tak ingin kedatangan tamu lelaki seperti ini lagi.
"baiklah, kalau begitu aku akan kembali dan menginap disini saat kita sudah resmi menikah. Tante tunggu aku ya !"
Senja menaikkan sebelah alisnya. Seolah ia tak main-main dengan ucapannya, meski caca menganggap ucapannya hanya sebuah lelucon biasa.
"woy senja ayook buruan !! Jangan ngegombal terus !! lama-lama gombalan mu jadi lusuh, mampus !"
teriak sadewo yang sudah merasa letih menunggu senja yang tak kunjung naik keatas motornya.
"huhh reseh amat !! gak seneng bener liat kawan lagi bahagia" ucap senja seraya berjalan menghampiri sadewo yang masih duduk diatas motor kesayangannya.
"bye bye tante"
senja melambaikan tangannya kearah caca yang berdiri mematung diambang pintu melihat kepergian lelaki yang sejak semalam bersamanya.
Tanpa aba-aba sadewo melajukan motornya membuat senja yang baru menempelkan ****** nya diatas jok motor hampir terjengkang.
caca tertawa melihat ekspresi senja yang terkejut saat sadewo menarik gas motornya dengan mendadak.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments