part 15. ke tempat kerja

seperti biasa caca selalu merubah pola hidupnya siang menjadi malam dan malam ia jadikan siang.

Karena jam kerjanya yang menuntut dia harus begadang hingga larut malam. Jadi waktu di siang hari ia habiskan untuk memanjakan matanya didalam kamar.

Sore ini caca sedang bersantai diteras belakang rumah. Tempat ternyaman untuknya agar bisa menghirup udara luar dengan bebas.

Tempat yang tak terjangkau oleh pandangan mata tetangga karena pagar bagian belakang rumah yang sengaja ia buat tinggi hampir sejajar dengan dinding rumahnya.

Caca sedang menikmati kepulan asap yang berselucur menari di rongga paru-parunya. Lintingan benda kecil yang dulu ia anggap sangat menjijikkan dan tak patut untuk dinikmati oleh wanita itu kini seolah menjadi satu-satunya teman baginya yang sering merasa kesepian.

.

drrrtttt drrrtttt drrtt

Suara getaran ponsel caca yang berada diatas meja dekat tempat duduk membuyarkan kenikmatannya yang sedang menikmati kepulan asap dari benda berapi kecil itu.

"hallo"

Sapa caca saat ia sudah menggeser tombol hijau pada layar ponsel.

"kak, kakak apa kabar?"

Tanya gempita sekedar berbasa basi.

mereka berbincang layaknya saudara yang saling merindukan. Setelah itu gempita memberitahu caca bahwa dia dan gemilang mungkin tak akan lagi sekolah karena sekolahnya bermasalah dan akan tutup dalam waktu dekat ini.

Caca memijat pelipis matanya. Tiba-tiba rasa pusing menghampiri kepala yang sejak tadi baik-baik saja.

Caca menanggapi semua pengaduan gempita dengan baik. Kini tak ada pilihan lain selain meminta mereka untuk segera mencari sekolah yang baru.

.

.

"lagi apa ya kira-kira tante itu?"

Tanya senja dalam hati saat memainkan gitar kesayangannya di balkon kamar sambil menikmati indahnya pemandangan ibu kota dari atas sana.

"aku kerumahnya ajalah !"

Senja segera bergegas masuk kedalam kamar memakai hoodie kesayangannya dan topi yang tak pernah lepas saat ia bepergian.

Senja melajukan motor bututnya menyusuri jalanan menuju rumah caca yang memang sudah pernah ia sambangi sebelumnya.

tok tok tok

Senja mengetuk pintu rumah yang nampak sepi seperti tak berpenghuni itu.

"tante... Permisiiii "

Teriak senja dari luar rumah namun tak ada jawaban apapun dari dalam.

"heh mas, mau sampai berbusa pun pemilik rumahnya tak akan keluar. Soalnya dia tadi pergi sama temannya"

Ucap seorang ibu-ibu dari luar pagar rumah caca.

Senja berjalan mendekat ke arah ibu-ibu yang kebetulan melintas didepan rumah itu.

"kira-kira ibu tau gak ya, pemilik rumah ini pergi kemana?"

tanya senja dengan polos.

"ya kerja dong mas"

"kerja dimana? "

"Lho emang mas nya ini gak tau atau pura,-pura gak tau kalau pemilik rumah ini bekerja menjadi wanita penghibur"

Senja membelalakkan matanya karena merasa terkejut atas penuturan yang mungkin dia adalah salah satu tetangga caca.

"atau jangan-jangan mas ini salah satu pelanggannya ya??!"

Senja semakin membulatkan mata nya setelah tuduhan itu ditunjukkan untuk dirinya.

"aduhhh mas... sayang banget !! Masih muda, wajahnya tampan, masa depannya masih cerah tapi kok sukanya jajan yang begituan"

Ledek ibu-ibu itu yang kemudian pergi meninggalkan senja begitu saja.

"itu ibu-ibu mulutnya lemes amat yaak!"

maki senja saat ibu-ibu itu telah jauh meninggalkannya.

.

"dimana ya tante caca kerja?"

Gerutu senja sambil mengemudikan motornya menyusuri jalanan.

Tiba-tiba matanya tertuju pada plang besar disebuah club malam yang membuatnya ingin mencari caca disana.

Senja memarkirkan motornya diantara deretan mobil-mobil mewah yang berbaris rapi di tempat parkir. Seperti nya club ini memang menjadi warung jajan para pejabat dan pengusaha yang memiliki kelas ekonomi menengah keatas.

Dengan rasa kurang percaya diri senja mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang sudah mulai terdengar hentakan musik dj itu.

Senja menurunkan topinya agar wajahnya tak begitu terlihat. Seluruh mata yang berada didalam ruangan itu pun turut menatap lelaki muda itu seolah mengejek dirinya yang tak ka mungkin mampu membayar wanita-wanita yang bekerja disana.

senja terus berjalan dan berhenti di sebuah resepsionis tempat para tamu untuk memilih wanita mana yang ingin mereka jadikan teman malam.

Terlihat dari kejauhan caca yang sedang bercengkrama dengan temannya yaitu rina sambil menikmati lintingan benda kecil yang terselip dijemari tangan.

"aku mau yang ini !"

Bersamaan dengan itu seorang lelaki yang juga menjadi salah satu tamu di club itupun ikut menunjuk foto caca yang terpampang disana.

"lhoo bapak !!"

senja menunjuk lelaki yang berada di sampingnya .

"senja !!"

sahut lelaki itu tak kalah terkejutnya dengan senja.

"pak keenan ngapain disini??"

"seharusnya saya yang tanya! Ngapain kamu disini !! Kamu itu masih belum cukup umur. Masih sekolah kok maennya sampe sini"

Omelan pak keenan yang ternyata berprofesi sebagai guru olahraga disekolah.

"Laa bapak seorang guru kok maennya ditempat kaya gini !! Itu namanya bukan panutan !"

Balas senja tak mau kalah.

keenan mendengus kesal, karena disekolahpun senja menjadi salah satu murid yang menyebalkan.

"pokoknya aku mau yang ini mbak. Aku bayar satu juta,"

ucap keenan. kekeh meminta caca untuk menemaninya.

"gak bisa !!! Yang ini untuk aku aja. Aku bayar lima juta "

Tegas senja.

Senja mengulas senyum smirk melihat keenan yang tak berani lagi berkutik dengannya.

keenan yang mengetahui siapa senja pun hanya diam karena ia tau ia tak kan bisa menyaingi senja apalagi dalam hal ekonomi.

bayaran yang senja tawarkan untuk caca malam ini memang begitu fantastis bahkan hampir setara dengan gaji caca selama satu bulan bekerja.

.

"baik, silahkan mas tunggu disana. Saya akan panggilkan cahaya "

ucap si mbak petugas resepsionis.

"lhoo mbak? Saya mau perempuan ini, kok malah mau di kasih cahaya? Cahaya lampu apa cahaya ilahi?"

Mbak itupun terkekeh mendengar penuturan senja si bocah tengil. belum lagi wajahnya yang tampan, membuat si mbak itu ingin sekali mencubit pipinya gemas.

"bukan cahaya lampu apalagi cahaya ilahi mas, tapi emang perempuan ini namanya cahaya"

jelas si mbak itu lalu berlalu begitu saja. Mungkin saja mbak itu sedang memanggil caca.

"oowwh"

Senja segera mencari tempat duduk yang ia rasa cukup nyaman.

.

"aku duluan yaa!"

kata rina saat dirinya sudah mendapat panggilan dari pelanggan dan pergi meninggalkan caca.

caca kembali menyesap lintingan benda berapi kecil itu dan menghempaskan kepulan asapnya keudara.

"ca, ada pelanggan"

Ucap si mbak resepsionis itu saat tiba dihadapan caca.

"heem"

caca langsung mematikan puntung rokok itu dengan menekan ujung apinya kedalam asbak yang Telah tersedia disana.

"gila caa ! Malam ini dia bayar kamu lima juta"

resepsionis itu memberi kabar gembira namun mendapat respon biasa saja dari caca.

"tapi kalau dia minta aneh-aneh, aku gak mau loh !"

Jelas caca yang memang selalu menolak servis khusus untuk pelanggan nya.

"tenang aja dia gak minta aneh-aneh kok ! Tapi kamu harus hati-hati ca. kali ini kamu dapet tamu berondong"

"emangnya kenapa?"

" awas ntar jatuh cinta"

Ledek teman nya itu sambil terkekeh.

"gak apalah sekali-kali dapet tamu yang bau kencur, jangan dapetnya yang bau tanah terus "

caca membalas ledekan itu dengan candaan yang garing namun membuat mereka berdua tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!