"aku pesen sama kaya sadewo ya buk"
Ucap senja lalu berjalan memilih tempat duduk yang nyaman yaitu di kursi pojok paling belakang.
"nja, kok ibu kantin itu baik banget ya kalau sama kamu. padahal kamu juga kan sering utang sama dia. Tapi kamu gak pernah ditagih kaya aku"
ucap sadewo sambil menunggu makanan pesanan mereka datang.
"ah itu perasaanmu aja wo"
sanggah senja.
"tapi beneran loh nja, kalo misalkan itu si ibu kantin punya nomor wa ku. Mungkin setiap satu jam sekali dia selalu ingatkan aku untuk bayar hutang"
"kamu terlalu berlebihan wo"
Senja terkekeh mendengar perkataan sadewo
"tapi aku sedikit curiga kalau ada sesuatu denganmu nja, atau jangan-jangan karena kamu _...."
jantung senja berdegup lebih kencang berbeda dengan ritme detak jantung sebelumnya.
"apa dewo sudah mengetahui semuanya?"
batin senja merasa khawatir bahwa sadewo telah mengetahui siapa dia sebenarnya.
Selama ini senja memang selalu mengimbangi bagaimana kehidupan sadewo yang memiliki perekonomian berbeda dengannya.
Bahkan senja tak pernah menceritakan pada sadewo tentang keluarganya.
semua itu senja jaga agar sadewo tetap mau berteman dengannya tanpa ada rasa minder terhadap dirinya. Bahkan senja lebih senang hidup sederhana seperti teman-teman yang lain. Meskipun senja sering mentraktir sadewo atau teman lainnya, namun ia selalu mengatakan bahwa itu hasil kerja kerasnya.
.
makanan yang mereka pesan sudah datang. Tanpa menunggu aba-aba sadewopun langsung menyantap makanan yang berada di depannya.
"doa dulu wo"
ucap senja mengingatkan sadewo yang sudah bersemangat melahap butiran bakso di depannya.
"oh iya" tiba-tiba sadewo komat kamit dengan mulut yang masih terisi penuh dengan bakso.
"kalo udah liat makanan aja, kamu lupa segalanya"
senja terkekeh sedangkan sadewo tak menggubris ucapannya karena keasyikan menikmati makan.
"wo, tadi kamu bilang curiga. Curiga kenapa?"
Senja kembali menanyakan ucapan sadewo yang masih menggantung dan membuat penasaran hatinya.
"oh itu" sadewo menyeruput es jeruk untuk menurunkan mie dan bakso agar segera berseluncur kedalam perut.
"aku curiga kalau ibu kantin itu hendak menjadikanmu sebagai menantunya he he"
Sadewo tertawa. Sedangkan senja merasa lega mendengar penuturan sadewo yang sejak tadi membuat jantungnya berdebar.
"ah kamu ada-ada saja" senja kembali lanjut makan.
"kamu kenal kan sama nina anak ipa 2?"
"hemm" sahut senja.
"dia kan anak ibu kantin. Bisa jadi kamu akan dijodohkan dengan nya"
"mana mau ibu kantin memiliki menantu yang masih sekolah seperti aku wo. lulus juga belum, kerja juga belum pasti, mana bisa aku menghidupi anaknya. Lagian anak ibu kantin juga kan masih sekolah, ya kali ada ibu meminta anaknya yang masih sekolah untuk nikah. Yang ada juga orang tua itu ingin anaknya sekolah setinggi-tinggi nya hingga jadi sarjana wo"
kultum senja pada sadewo yang otaknya sudah kebuntel mie dan bakso.
"he he tumben omonganmu masuk jalur nja. Tapi setelah lulus apa kamu akan kuliah? Sekolah aja bolos terus, apa kabar kalau kuliah??" ledek sadewo pada senja.
"sial kamu !!"
umpat senja pada sadewo seolah meremehkan dirinya yang tak akan bisa berubah dari perilaku nakal.
.
.
Mereka berdua telah usai menikmati makan siang dikantin. Sadewo kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, sedangkan senja memilih pulang lebih awal atau yang lebih tepatnya disebut dengan kata 'Bolos'.
.
Senja mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit tempat dimana mama nya berada.
Jangan tanya mengapa senja bisa pulang cepat dan mengeluarkan mobilnya dari lingkungan sekolah, karena alasan yang senja berikan kepada satpam yang bertugas selalu masuk akal hingga senja bisa lolos begitu saja.
"apa kabar ma?" tanya senja pada sang mama yang masih duduk dengan tatapan kosong.
"senja" ucap mentari, ibu senja yang kini berada dirumah sakit jiwa karena mengalami depresi berat hingga harus di rawat dirumah sakit itu.
"iya ma, apa mama sudah baikan?" tanya senja sembari menggenggam tangan sang mama yang berpenampilan sangat memprihatinkan.
sang mama mengangguk, sambil menatap wajah anak kesayangannya yang selalu hadir untuk menjenguk dirinya.
"kenapa kamu ada disini?? Kenapa kamu masih memakai seragam sekolah???" mentari mulai menaikkan nada bicaranya saat menyadari bahwa senja masih menggunakan seragam dan pasti bolos dari sekolah.
"mama gak suka kamu ada disini !! Pergii !! Pergiiiiiii" teriak bu mentari yang mulai tak bisa mengontrol emosi.
"ma... Tenang ma. Senja memang sudah pulang, tapi senja belum sempat pulang kerumah" bohong senja berharap mama nya dapat lebih tenang lagi.
"tidak..!!! Tidaakkk !!!! Sekolah, kamu harus sekolah !!" mentari terus saja mendorong tubuh senja agar menjauh dan pergi kembali ke sekolah.
"bagaimana kamu mengerti cara menyayangi seseorang. Bagaimana kamu mengerti cara untuk menghargai seseorang. Jika sekolah saja kamu malas-malasan !!" teriak mentari semakin menjadi-jadi.
Dokter yang bertugas merawatnya pun bergegas menemui bu mentari dan memberikan obat penenang agar mentari tak lagi mengamuk penuh emosi.
"ma... Sembuh lah ma, senja sangat rindu mama yang lembut seperti dulu"
Ucap senja saat sang mama mulai terkulai lemas dan terlelap akibat efek dari obat yang diberikan oleh dokter.
"nak, sebaiknya nak senja pulang terlebih dahulu. Karena bu mentari bisa menjadi lebih parah jika selalu tersulut oleh rasa emosi"
Ucap dokter tersebut menyarankan agar senja dapat mengerti bagaimana kondisi ibunya.
"baiklah dok, saya titip mama ya dok. Tolong jaga dan awasi dia"
pesan senja yang berlalu begitu saja sesaat setelah mendapat jawaban anggukan oleh sang dokter yang bertugas mengobati mamanya.
.
"apa yang telah kau lakukan pada mamaku !!!"
senja mengumpat kesal pada lelaki yang membuat mama nya mengalami depresi gangguan kejiwaan seperti sekarang ini. Siapa lagi dia kalau bukan papa nya sendiri.
senja tak pernah tau apa penyebab utama mamanya menjadi seperti ini. Yang ia tau, saat kecil sang mama selalu memperlakukannya dengan lembut dan manja. Bahkan kedua orang tuanya tak pernah menunjukkan sikap sedih dan amarah mereka di hadapan senja.
Namun semakin lama keadaan mama nya semakin memburuk. Ia sering kali menjadikan senja sebagai pelampiasan amarahnya saat senja melakukan sedikit saja kesalahan.
saat itu pula senja mulai merasa kehilangan sang mama yang bersikap lembut seperti dulu.
Bu mentari selalu meminta senja untuk mengerti bagaimana cara untuk menyayangi dan menghargai. Entahlah... Sampai saat ini senja tak pernah tau apa maksud dari setiap kalimat yang selalu mama nya ucapkan itu.
Namun senja yakin, bahwa semua itu ada sangkut paut nya dengan penyebab depresi mama.
.
.
Senja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Melihat keadaan sang mama yang tak kunjung membaik membuatnya merasa benar-benar marah dan kecewa.
.
.
Braakk
Senja membuka pintu utama dengan sedikit keras hingga membuat bik surti yang sedang membersihkan meja tamu sedikit terperanjak karena merasa terkejut.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments