"Makasih,aunty. Rian,sudah lama gak beli mainan". Rian, keponakan shafira. Walaupun di membenci kakaknya,tak mungkin dia membenci keponakan.
Bukan hanya Rian,tapi Calista juga dapat mainan dari Shafira. Tidak ada tanda-tanda berterimakasih,kepada aunty nya.
"Terimakasih,kamu masih perhatian kepada Rian". Ucap Sintia, kepada adik iparnya.
"Hemm...". Jawab Shafira, dengan tenang. Ia membawa beberapa paper bag dan menaiki anak tangga.
Linda,geram kepada Shafira. Ia habis pulang shopping, terlihat sangat banyak sekali. Sintia,juga iri melihat adik iparnya bisa berbelanja sepuas-puasnya.
Sedangkan Sintia dan Linda, mereka sudah lama tidak berbelanja memanjakan diri sendiri. Mereka malah jadi babu, mengerjakan pekerjaan rumah.
"Mas,aku minta uang dong. Mau shopping juga, sudah lama gak perawatan sama beli skincare". Pinta Sintia, dengan manja.
Daniel, langsung mengirimkan uang senilai 10 juta ke rekening istrinya. "Segitu dulu yah,mas lagi nabung buat beli rumah. Gak papakan kecil,asal gak selamat di sini".
"Gak papa kok mas,yang penting keluarga kecil kita. Punya rumah sendiri,gak menampung di sini. Terimakasih,uangnya". Senyum merekah Sintia. Daniel, beruntung memiliki istri seperti Sintia. Ia tak banyak menuntut, seperti istrinya Samad.
"Mas, sangat beruntung memiliki istri seperti kamu sayang. Selalu pengertian walaupun keadaan mas, seperti ini". Daniel, memeluk erat tubuh istrinya. "dimana Rian, sayang,".
"Palingan dia lagi mainan sayang,tadi baru di belikan oleh Shafira". Jawan Sintia, kepada suaminya.
Maafkan aku dek, walaupun kakak sudah melakukan hal kesalahan. Tapi, kamu masih perhatian kepada keponakan,batin Daniel.
Linda, tengah mondar-mandir di dalam kamar. Hatinya memanas ketika melihat Shafira,tengah berbelanja sesuka hatinya. "Ck,aku tidak rela. Dia malah berfoya-foya dengan uang Arga, seharusnya aku yang menikmati hartanya. Bukan dia,tidak tahu malu". Gerutu Linda. Pas sekali mas Samad, pulang. Aku mau minta uang,biar bisa shoping. Aku sudah lama gak shoping-shoping,dan perawatan.
"Aakkhhh.... akhirnya selesai juga pekerjaan kantor,". Samad, berbaring di atas ranjang.
"Mas, berikan aku uang. Aku sudah lama tidak shoping dan perawatan, lihatlah kulitku sudah kusam". Linda, langsung mendekati suaminya.
"Baiklah,akan aku kirim 10 juta". Jawab Samad, dengan kesal."aku juga lagi menabung buat bangun rumah, jangan boros-boros".
Aku tidak mau pindah,jika aku pindah. Sudah pasti sangat susah, untuk mendekati Arga.Tapi,masih lama jugakan. Masih ada waktu untuk mendekati Arga dan kamu mas, akan aku tendang dari hidupku. "Iya deh,mas".
******
Shafira, begitu gelisah karena Rokky tidak ada. "Iiissshhh...kenapa aku kaya gelisah begini,masa sih aku kangen sama dia. Tapi, aaaakkhh....apa kau sudah jatuh cinta,tidaaakkk....itu tidak mungkin,". Gerutunya. Ia menatap ke arah langit-langit kamarnya.
Sesekali Shafira, menoleh ke satu sisi. Dimana Rokky, merebahkan tubuhnya. "Hemmm... munafik,jika aku tidak merindukan dia". Air matanya luruh begitu saja.
Karena bosan di dalam kamar. ia menuruni anak tangga dan menuju dapur, malam-malam enaknya makan mie instan.
Ting....
Sebuah pesan masuk di ponsel shafira,ia tengah memotong sosis untuk menu lengkap mie instannya.
"Ck, untuk apa lagi? Alvin, tiba-tiba menghubungi ku malam-malam begini". Shafira, langsung membuka isi pesannya.
[Shafira,aku boleh meminjam uang kepadamu. Aku sangat butuh sekali,kalau gajihan aku bayar deh. Sama yang lima juta kemarin,janji]
Shafira,hanya menyunggingkan senyumnya. Saat membaca pesan dari Alvin,kali ini dia tak bodoh lagi.
[Plisss...hanya kamu yang bisa bantu aku, motorku masuk bengkel. Uang buat ummi,gak ada. Ummi,mau adain acara pengajian. Aku mohon Shafira,mau yah. Kalau gak percaya,kamu anter saja ke ummi ku]
[Aku gak punya uang Alvin,suamiku tidak ada. Kamu tahu sendiri,bukan? Aku tidak berani, menggunakan uangnya tanpa memberitahu dia. Apa pagi, semenjak kejadian kita bertemu. Dia sangat marah kepadaku,aku takut]
Shafira, langsung membalas pesan dari Alvin. Kebaikan sudah di manfaatkan oleh mereka. Shafira,tahu jika Alvin tengah berbohong.
"Ck,dasar penipu". Decak Shafira.
"siapa yang penipu". Ucap Samad,kepada Shafira. Kebetulan Samad,hendak mengambil air minum.
"Bukan urusan kakak". Sinis Shafira,ia kembali memasak mie instannya.
"Kau masak mie,dek. Apa boleh,aku di buatkan juga. Sudah lama sekali,tidak memakan masakan mu dek".
"Maaf kak,dulu memang bodoh. Aku mau-maunya mengikuti kemauan kakak, sekarang tidak lagi. Walaupun kakak, meminta bantuan hanya segelas air putih ". Shafira, menuangkan mie ke dalam mangkok dan membawanya pergi.
Samad,menghela nafasnya dengan panjang. Ia menatap kepergian adiknya,memang saat ini Shafira berubah drastis.
********
Di tempat lain.
Rokky,tengah berbincang dengan rekan bisnis lainnya. rekan bisnisnya mengeluarkan beberapa set perhiasan,termahal dan termewah. tentu saja limited edition,hanya beberapa saja di buat.
Rokky, sengaja membelikan satu set perhiasan untuk istrinya. tentu saja matanya tertuju sebuah gelang,yang sangat cantik.
"ini adalah gelang kaki,Tuan. sangat indah, untuk menghiasai kakinya".
"Aku ambil ini dan ini". ucap Rokky,sang penjual tersenyum manis.
"Terimakasih,Tuan. sangat beruntung memiliki suami seperti anda, selalu perhatian kepada istri. Sudah pasti istri anda sangat senang".
Rokky, tersenyum kecil. benarkah Shafira,akan senang atau hanya biasa saja. perhiasan tersebut langsung di masukkan ke sebuah kotak lalu di masukkan ke dalam koper oleh anak buahnya Rokky.
selesai dengan semula. Rokky, berjalan-jalan di kota T. menikmati keindahan alam yang sangat indah,ia juga membeli beberapa villa di sini.
sebenarnya dia sangat merindukan istrinya, walaupun saat ini mereka tidak akur seperti pasangan suami-istri umum lainnya. sebenarnya Rokky, kecewa dengan jawab dari Shafira. saat dia mengajak Shafira, menjadi istri sesungguhnya.
********
"Aunty,boleh minta mie nya". Kata Calista, mendekati Shafira.
"Minta saja kepada mamahmu,papahmu ada di dapur ". Kini mood Shafira,hancur.
Praaankkk.....
Mata Shafira, melotot dan menganga atas tindakan Calista. Kini mangkok mie instan milik Shafira,di buang dan pecah di lantai.
Mendengar suara pecahan,semua orang-orang langsung menghampiri sumber suara tersebut.
"Aunty,peliiiiittt....emang enak,mienya aku jatuhkan,". Calista, menjulurkan lidahnya ke arah Shafira.
"Calistaaaaaaaa.....!!!!". Teriak, Samad melihat kelakuan anaknya.
Plakkkk....
"Kak,jangan pukul Calista". Shafira,membentak kakaknya.
Walaupun Shafira,marah kepada keponakannya namun tidak ada niatan memukul atau menghajar Calista.
Calista, menangis kesegukan di pinggir sofa. Ia sangat takut kepada ayahnya, melihat sang ayah melotot menahan amarahnya.
"Mas,ingat dia anakmu. Jangan memukulinya terus,". Linda, langsung memeluk anaknya.
"Didik anakmu dengan baik,lihat kelakuannya. Shafira, tengah makan mie tapi dia menjatuhkan mangkoknya dan pecah di lantai". Bentak Samad, kepada istrinya.
"Makanya kak Linda,didik anak dengan baik. Calista,memang keterlaluan kak. Tapi,jangan menggunakan kekerasan terhadapnya. Kasian,dia masih kecil". Ucap Shafira, dan meninggalkan mereka.
"Aku mau minta mie aunty,tapi tidak di kasih. aku marah dan menjatuhkan mangkoknya. huuu....huuuu...". tangisnya Calista.
"yang salah itu adikmu,mas. tidak memberikan mie instan kepada shafira, seharusnya dia yang di salahkan". kata Linda, dengan emosi.
"Ya sudah, cepat sana. kamu marah-marah dengan Shafira,biar kamu di tendang dari rumah ini. Calista nya saja,tidak tahu sopan santun ". decak Samad,ia meninggal Linda dan anaknya.
"sudah mamah, bilang. jangan ganggu aunty,mu". bentak Linda, langsung. Calista,hanya mengangguk pelan sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments