Ide licik

"pas banget kalian pada ngumpul,". Kata Linda,yang baru datang.ia juga ikut bergabung dengan suaminya dan kakak iparnya.

"Darimana saja kamu? Keluyuran gak jelas,". Gerutu sang suami.

"Ck,aku keluyuran ada hal penting mas. Kamu gak usah asal tuduh,". Bantah Linda, langsung. "Kalian pasti tidak tahu,kalau Shafira dan suaminya. Mereka tinggal di rumah,baru di bangun. Tepat di persimpangan jalan sana,kenapa kalian kaget".

"Apa...?apa yang kamu katakan ini benar, Linda". Tanya Daniel,nampak tak percaya.

"Jangan asal-asalan ngomong kamu, Linda". Sahut Sintia, juga.

Sang suami menatap tajam ke arahnya. "Kenapa mas? Kamu tidak percaya, kalau tidak percaya lihat saja sendiri". Senyum semerik Linda.

"Dia bahkan mengejek-ejek harga diriku, seakan-akan hidupnya sekarang jauh lebih baik dari dulu. Karena sekarang dia sudah pasti, hidup dengan bergelimang harta,". Linda, langsung meninggalkan mereka yang masih terpaku diam.

"bagaimana ini kak? Shafira, sekarang enak-enakan. Sedangkan kita pontang-panting memikirkan masalah perusahaan,jadi nyesal aku. Bahwa dirinya jadi jaminan dia,". Kata Samad,nampak tak terima hidup Shafira enak-enakan.

"Lebih baik kita datang ke rumah tempat tinggal, Shafira. Kita minta uang lebih,biar perusahaan kita kembali normal. Enak saja hidupnya,hanya hongkang-hongkang di rumah tanpa berbuat apapun". Ide Daniel,mampu membuat samad setuju.

"Harus tegas dong, dengan Shafira. Dia itu,harus nurut sama kakaknya". Sahut Sintia, juga.

"Ck,yakin dengan ide kalian? Shafira, sekarang sudah berbeda tidak seperti dulu lagi. Apa lagi kalian,sudah mengecewakan dirinya ". Kata Linda, dengan entengnya. "bahkan aku saja di ejek-ejeknya,karena hidupnya bergelimang harta,".

Sontak membuat Daniel dan Samad,jadi gusar mendengar ucapan Linda.

"Tidak mungkin Shafira, seperti itu Linda. kamu jangan asal mengarang". sahut Samad,ia tahu betul bagaimana sifatnya Shafira.

"kalau tidak percaya, silahkan besok kita pergi ke sana. siap-siap kalian, menghadapi Shafira yang jauh berbeda dengan dulu,". Linda, menyungging senyumannya.

"Apa yang di katakan Linda,memang benar kak. Kalau sekali di kecewakan,pasti susah di taklukkan hati Shafira". Kata Samad, kepada sang kakak. "apa benar, Shafira sudah berubah. apa dia membenci kita segitu dalamnya kak,"

Enak sekali hidupnya Shafira, sekarang. Tidak boleh di biarkan dong. Batin Sintia.

******

Besok harinya. Daniel dan Samad, sepakat untuk pergi ke rumah Shafira. Sebelum berangkat pergi, mereka mendengar debat antara istri masing-masing.

"Kak Sintia,jangan diam aja dong. Setidaknya nyapu kek,atau ngepel. Inikan rumah aku sama mas Samad, seharusnya kamu tahu diri dong. Cuman numpang saja,". Decak Linda,sangat kesal kepada kakak iparnya.

"Terserah aku dong,inikan rumah kamu sendiri". Jawab Sintia, dengan santai. Membuat Linda,geram dengan sikap kakak iparnya."kenapa kamu marah? Seharusnya kamu nurut dong,aku ini kakak iparmu ". Senyum semerik Sintia.

"Ini rumahku dan suamiku,kami bisa saja menendang kalian dari sini " Ancam Linda,namun tidak mempan bagi Sintia.

"sudah-sudah jangan berdebat lagi, bisa tidak kalian ini akur ha". Bentak Daniel, kepada mereka berdua.

Linda dan Sintia, langsung diam. Masing-masing meninggalkan satu sama lain dan masuk ke dalam kamar.

"Ayo kak,kita berangkat menemui Shafira. Katanya Rokky,sudah berangkat". Kata Samad,ia mendapatkan informasi dari anak buahnya.

"Hemm... baiklah kita berangkat sekarang". Jawab Daniel. Yang di iringi istrinya juga, begitu juga Linda ikut serta.

Kini mereka berangkat menggunakan mobil.

Hanya beberapa menit saja, mereka sudah sampai. Masing-masing mereka keluar dari mobil dan menuju pintu rumah Shafira.

"Gede daripada rumah kalian". Ledek Sintia,hanya ada senyuman kecil di sudut bibirnya Linda.

"Daripada kalian,gak punya rumah". Linda, menyunggingkan senyumnya. Sintia, memutarkan bola matanya.

"Hussssttttt...jangan berisik,gak usah bertengkar kalian". Bisik Samad, matanya menyeringai ke arah Linda.

Ting.... Nong....Ting...Nong....

"Iiissshhh...lama banget sih,mana di kunci lagi dari dalam," Gerutu Linda, berdecak kesal.

Beberapa kali Daniel, memencet bel rumah. Akhirnya Shafira membuka pintu lebar-lebar.

"Ngapain Kalian ke sini". Tanya Shafira, kepada mereka yang tengah berdiri di pintu masuk.

"Apa begini caramu, menyapa kakak-kakak kamu Shafira. Apa otakmu sudah di cuci,sama pria itu". Bentak Daniel, namun Shafira hanya santai saja. Bahkan dia memainkan kuku-kukunya, tanpa memperdulikan ucapan sang kakak.

"Shafira,kenapa kamu seperti ini ha?sejak kapan kamu,mulai berani". Samad,juga membentak keras kepada Shafira.

"Seharusnya kamu, mempersilahkan kami masuk dan berikan kami beberapa cemilan dan minuman. Dasar gak punya akhlak jadi seorang adik, kepada kakaknya,". Timpal Sintia, yang ikut-ikutan.

"Oh... kalian ingin tahu, kenapa aku berubah ha? Sejak kakakku, menjaminkan diriku kepada Tuan Rokky. Tapi,aku juga berterimakasih atas kalian. Sekarang aku tahu,jika kalian hanya memanfaatkan diriku saja dan mengambil untung tanpa sepengetahuan aku. Oh,jelas aku tidak mau mempersilahkan kalian masuk. Semenjak kejadian itu, kalian bukan siapa-siapa aku. Apa jangan-jangan aku,bukan adik kandung Kalian". Ucap Shafira, dengan tenang namun bisa membuat raut wajah Daniel dan Samad jadi gelisah.

"Kamu berbicara apa sih, dek. Kami ini kakakmu,kakak kandung mu. Lupakan masalah waktu tempo, bukankah kakak sudah meminta maaf kepada mu". Kata Daniel,tanpa memikirkan beban Shafira.

"Untuk apa kalian ke rumah ku". Ucap seseorang dari belakang,suara tegas dan menggelegar membuat mereka syok dan kaget.

Mereka menoleh ke arah belakang, ternyata Rokky sudah berdiri tegap di hadapan mereka.

"Tu-tuan Rokky,". Ucap mereka bersamaan, mereka ketakutan saat melihat tatapan tajam dari Rokky. susah payah mereka meneguk air ludah, karena begitu tajam tatapan Rokky.

Sepertinya aku punya ide,yang lebih bagu. Untuk memberikan pelajaran kepada mereka.batin Shafira. Dengan ide jail,ia langsung berlari ke arah Rokky dan memeluknya erat.

"Huhuhuuu.... huuuu...sayang, mereka membentak keras kepadaku". Rengeknya Shafira, ia membenamkan wajahnya di bidang dada Rokky.

Mata Linda,membulat sempurna. Ingin sekali ia, menghampiri Shafira dan mendorong tubuhnya. Cemburu buta, di hatinya seketika memuncak.

"Berani sekali kalian, memperlakukan istriku seperti itu ha? Apa kalian tidak takut, akibatnya nanti". Seringai tajam Rokky.

"Tu-tuan Rokky,kami tidak membentak Shafira. Kami hanya...".

"Hanya apa ha? Aku lebih mempercayai istriku,di bandingkan kalian,". Rokky, langsung memotong perkataan Daniel. "lihat istriku merengek-rengek seperti ini ha,".

"ternyata mereka benar,sayang. mereka hanya berpura-pura saja, menyayangi dan perhatian kepadaku. padahal mereka hanya manfaat diriku,saja. mereka benar-benar jahat,saat mereka berhasil melakukannya. lihatlah mereka membentakku seperti tadi,huuuuu...huuuu". Shafira, berpura-pura menangis di pelukan Rokky.

Linda, menatap nanar ke arah Rokky. seharusnya dialah yang di pelukkan Rokky, tidak Shafira. membuat hati Linda, langsung memanas.

Terpopuler

Comments

Mila Jamila

Mila Jamila

lanjut Thor ceritamu bagus
aku suka aku suka👍🌹🌹🌹🌹

2022-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!