Lima tahun kemudian.
Di rumah mewah berlantai dua, sedang mengadakan acara ulangtahun.
Begitu meriah dan sangat mewah acara ulangtahun anak,dari seorang pengusaha sukses. Bernama Samad Rianto dan memiliki istri bernama Lindaweni Fanetri,sering di panggil Linda.
Mereka memiliki anak perempuan bernama Calista,yang baru berumur empat tahun.
Samad Rianto,juga memiliki seorang adik bernama Shafira. Kedua orangtuanya sudah meninggal lima tahun lalu dan memiliki kakak bernama Daniel.
Shafira,dia baru saja kuliah dan tinggal satu atap bersama kakak dan istrinya yang kurang akur.
Shafira,hanya menyaksikan dari kejauhan saat potong kue. Dia sangat tidak suka dengan keramaian,memang banyak sekali orang lain memandang dirinya.
Shafira, begitu cantik menggunakan dress selutut berwarna biru langit. Ia menikmati jus jeruk di tangannya,ia menyunggingkan senyumnya kecil. Sebenarnya dia diam-diam,jika sang kakak memiliki banyak hutang kepada seseorang.
******
Malam harinya,acara pesta ulangtahun telah usai. "Wahhh... Calista, sangat suka. Banyak sekali mainan, aunty gak ada kado buat aku". Pinta keponakannya yang baru berumur Empat tahun itu
"Tidak ada,". Jawab Shafira, dengan ketus dia benar-benar tidak menyukai Calista. Karena dia sangat nakal,tidak bisa di tegur.
Shafira,sangat menyukai keponakan dari kakak pertamanya.
"Mamah, papah.... aunty, jahat gak ada kado buat aku. Sedangkan Rian, kemarin ulangtahun di kasih kado. Padahal tidak ada acara seperti Calista,". Rengeknya.
Kakak pertama Shafira bernama Daniel dan memiliki istri bernama Sintia. Mereka juga memiliki anak bernama Rian yang berusia enam tahun ,memang mereka tidak akur dengan keluarga Samad.
"Aku heran,kamu tidak berlaku adil terhadap keponakan mu Fira. Seharusnya kamu berlaku adil dong". Sahut Linda,sang kakak ipar.
Shafira, langsung menoleh ke arah kakak iparnya. "makanya punya anak jangan terlalu manja kak, seharusnya pahami kondisi kak Samad. Sekarang perusahaannya di ambang kebangkrutan,kalau gak di bantu sama kak Daniel. Ngapain juga ngadain pesta besar-besaran begini, buang-buang uang saja. Lebih baik seperti Rian,dia tidak meminta di rayakan. Memang beda didikan, sekarang apa? Lihat kak Samad,dia benar-benar pusing mencari uang,". Shafira, benar-benar geram kepada kakak iparnya.
Linda,tidak pernah memperdulikan kondisi keuangan. Kerjaannya hanya hura-hura saja,tanpa memikirkan beban sang suami.
"Sudahlah Shafira,jangan di perpanjang masalah ini. Sekarang kakak,sudah memiliki pinjaman uang. Secepatnya kakak,akan membayar hutang-hutang itu secepatnya. Doakan saja, semoga masalah keuangan stabil seperti dulu,". Samad, mencoba melerai pertikaian antara mereka.
Samad,juga menyayangi adiknya. Begitu juga menyayangi istri dan anaknya,entah kenapa sang adik tidak menyukai Linda. Kata Shafira,suami kakaknya boros. Tidak memikirkan keadaan samad,yang di ambang kebangkrutan.
"Bela terus,". Gumam Shafira, dengan ketusnya.
"Emang berapa banyak uang yang kamu pinjam sayang,". Tanya Linda, langsung sok imut. Ini adalah teknik,agar sang suami memberikan uang kepadanya.
"Tidak banyak hanya 10 Milyar, semoga perusahaan ku secepatnya stabil seperti dulu,". Jawab Samad,ia benar-benar bersalah hal masalah ini.
"Apa...? 10 Milyar,". Sontak membuat Shafira dan Linda, terkejut dan syok.
"Kak,apa tidak kebanyakan meminjam uang segitu banyaknya,". Tanya Shafira, langsung.
"awalnya memang segitu aku meminjam uang kepadanya,tapi di pikir-pikir kurang. Lebih baik aku meminjam uang 30 milyar, sekaligus. Doakan agar perusahaan kakak,jauh lebih baik dari dulu,". Senyum semerik Samad.
membuat Shafira,hanya geleng-geleng kepala mendengar semuanya. ia berharap sang kakak,dapat membayar hutang-hutangnya. perusahaan sang kakak tiba-tiba anjlok begitu saja, seperti ada seseorang yang menggoyahkan perusahaan sang kakak.
"Sayang, boleh dong minta uangnya. Gak banyak cuman 100 juta, transfer sekarang yah". Rengeknya Linda,ia benar-benar tidak sabar shoping-shoping bersama teman sosialita nya.
"Nanti aku transfer,sayang". Jawab Samad,ia tidak pernah pelit kepada istrinya. Apa mau Linda, langsung di turuti. "Uang yang aku pinjam kemarin,sudah aku transfer. Aku bayar Shafira, terimakasih sudah membantu kakak mu ini,".
"hemmm...kak Linda,di kurangin shopping nya. Ingat perusahaan kak Samad,kurang baik". Kata Shafira, sebelum pergi. Walaupun masih kuliah, Shafira juga memiliki butik baju.
Semoga saja perusahan ku akan lebih baik dan sukses lagi,maju dan berkembang. Demi adikku,sudah menggadaikan dirinya kepada seseorang,batin Samad. Wajahnya terlihat murung,saat memandang adiknya sudah menaiki anak tangga.
"Aku sudah mentransfer uang bulanan,kepadamu. Aku sudah mengatur semuanya,kamu harus berhemat,". Kata samad kepada istrinya.
Dengan sumringah Linda, langsung cek M-banking nya. Matanya terbalalak, ternyata sang suami hanya mentransfer uang senilai 10 juta. "apa-apaan kamu mas,kenapa hanya 10 juta? Gak cukup mas,uang segini mau di bawa kemana,". Bantah Linda,ia benar-benar syok.
"Kamu terima saja,gajih mbok Darmi juga sudah aku bayar. Belanja bahan dapur,aku dan Shafira sudah membeli. Cukup tidak cukup,harus cukup. Ingat kamu harus berhemat,jangan berfoya-foya tidak jelas begitu Linda. Aku iri dengan Istri-istri teman-temanku, walaupun sebulan ada lima juta. Mereka tetap makan enak-enak,ingat berhemat,". Tegas Samad,kepada istrinya.
"Mas, kirimkan aku uang lagi. Lusa aku,akan membeli tas kelurahan terbaru. Seharga 80 juta,kamu harus memenuhinya. Kenapa kamu berubah mas? Apa karena adikmu,yang selalu menghasut dirimu agar aku berhemat". Tanya Linda,ia nampak tak percaya. Kenapa sang suami tiba-tiba berubah, bukankah dia selalu menuruti kemauannya.
" Perusahaan di ambang kebangkrutan Linda, seharusnya kamu paham. Kalau tidak sanggup, silahkan kamu pergi,". Bentak Samad, langsung meninggalkan istrinya.
Shafira, tersenyum kecil. Saat mendengar kakaknya, tengah bertengkar dengan istrinya.
"Sial,pasti gara-gara Shafira. Aakkkhh....uang segini mana cukup,". Gerutu nya.
*****
pagi harinya,di meja makan. Linda, menatap intens ke arah meja makan. biasanya menu bermacam-macam,namun tiba-tiba hanya sedikit.
"mbok,kenapa menu hanya sedikit. biasanya banyak,tidak seperti dulu". tanya Linda, langsung. membuat selera makannya hilang,di meja hanya ada nasi goreng dan telor ceplok.
"Kata Tuan,kita berhemat Nyonya. sayang,kalau tidak habis mubajir". jawab mbok Darmi,ia tersenyum kecil.
"Benar sayang,kalau pagi-pagi kita sarapan nasi goreng atau roti. kalau siang, baru kita menu lainnya. aku lihat sering tidak habis menu yang terlalu banyak,lebih baik kita sisihkan dan berhemat". berharap sang istri mengerti, apa yang di katakan Samad.
"Hemat,hemat mulu...apa kata orang-orang nanti, seorang pengusaha sukses tapi makanan cuman ini doang,". gerutu Linda, membuat sang suami geleng-geleng.
"apa kamu lupa, jika perusahaan ku di ambang kebangkrutan Linda,". kata Samad,ia berharap sang istri bisa berhemat tidak berfoya-foya dan menghamburkan uang. semoga didikannya membuahkan hasil, berharap sang istri berubah.
"iya,ingat mas,". jawab Linda, penuh kesal. ia langsung melahap nasi goreng seadanya,hanya ada telor ceplok saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments