Setelah masuk ke dalam rumah Bu indah pergi ke dapur mengambil beberapa cemilan dan juga minuman. Sedangkan Mita menunggu diruang tamu mengedarkan pandangan mengamati rumah Bu Indah yang nampak cantik dengan penataan ruang sederhana namun apik kombinasi warna temboknya juga bagus menunjukkan keceriaan seperti orangnya.
"Nih cicipi cemilannya buatan ibu sendiri." Bu Indah mulai membahasakan dirinya sebagai ibu. Mita mengamati isinya dan matanya langsung berbinar takjub akan kemampuan Bu Indah.
"Wah ternyata ibu jago bikin cemilan kapan-kapan ajarin Mita ya?" Ucap Mita sambil mengunyah,dia seperti mendapat kekuatan baru.
"Tentu saja sayang." Mita tersenyum haru dipanggil sayang oleh Bu Indah.
"Ngomong-ngomong tentang acara tahlilan rencananya mau gimana?" tanya Bu Indah sambil menuang minuman ke dalam gelas.
"Rencananya kami pengen kasih santunan ke anak yatim gak banyak sih Bu sekitar 20 anak ya nanti atas nama orangtua kami. Kira-kira gimana Bu?" tanya Mita mengernyitkan dahi.
"Bisa...tapi apa ada dananya Mas Dani baru kerja pasti part time kan ya maaf gajinya sedikit terus kalian butuh biaya hidup bukan cuma buat makan tapi buat kuliah,sekolah dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Coba dipikir dulu!" saran Bu Indah merasa kasihan membayangkan jika Mita dan Dani sampai tidak pegang uang nantinya.
"Insya Allah nanti ada rezekinya bu...ini sudah kami niatkan cuma 20 anak." Jawabnya yakin jika Allah akan selalu memberikan rezeki padanya.
"Kira-kira dilingkungan sini ada berapa anak yatim Bu?" sambung Mita meminta informasi.
Bu Indah nampak berpikir keras mencoba mengingat keluarga mana yang statusnya anak yatim.
"Nanti ya coba saya tanyakan sama bapaknya soalnya ingat beberapa yang lain gak hapal. Sini minta nomer hp nanti bisa saling kasih kabar ya." Bu Indah mengacungkan hpnya pada Mita untuk dituliskan nomer hp Mita lalu mengembalikan hp itu pada Bu Indah.
"Biasanya dikasih makanan atau kue apa Bu?"
"Semampunya saja,bisa nasi kotak,snak box atau mau ditaruh piring jadi bisa dimakan ditempat setelah acara dan juga air mineral jangan lupa." Bu Indah menjelaskan panjang lebar.
"Pesan aja mbak biar gak ribet." sambung Bu Indah sambil memasukkan kacang goreng ke dalam mulutnya.
"Ibu bisa bantu belum tahu pesan ke mana kan?" tebak Bu Indah,Mita tersenyum sambil mengangguk tahu saja kalau dia sedang bingung memikirkannya.
"Nasi kotak dan Snack box biasanya berapaan Bu?" Bu Indah sibuk mengunyah sambil berpikir.
"Sebenarnya macem-macem,ada yang20,25 tergantung porsi yang murah jelas nasi dan lauknya sedikit terus untuk Snack box mau isi berapa untuk 4 jenis kue biasanya 7000."
"Terus biasanya mengundang berapa orang Bu?"
"Satu RT sudah cukup orang juga ngerti kok kondisi kamu." Mita mengangguk paham.
"Ok deh Bu sekalian hitung biayanya nasi kota k sama Snack box nanti wa saya kasih uangnya ke ibu,makasih Bu bantuannya."
"Iya sama-sama."
"Ayo dimakan cemilannya minumnya juga jangan sungkan kamu kan anak ibu juga!" Mita mengangguk,sedikit terangkat bebannya kali ini setelah berdiskusi dengan Bu Indah.
"Siapa yang anaknya Mama?" tanya seseorang dengan suara garau yang tiba-tiba masuk tanpa mengucap salam. Mita yang sedang minum langsung tersedak.
"Uhuuuk...uhuuuuk...." air yang ia minum telah salah masuk tenggorokan dan sedikit keluar dari hidung.
"Dasar anak nakal masuk rumah gak salam kamu bikin anak gadis ku keselek lihat sampai merah mukanya karena batuk-batuk terus ya Allah minum nak pelan-pelan." Bu Indah menepuk-nepuk punggung Mita pelan. Putra bungsu Bu Indah yang bernama Hafiz penasaran sama yang katanya 'anak gadis ku' mencoba menilik muka Mita.
"Maksud mama anak gadis calon mantu mama?" ucapnya saat mengetahui jelas wajah Mita yang menurutnya sesuai seleranya.
"Betul juga katamu anak gadis calon mantu mama hahaha......" Demi apapun anak dan mama sama-sama ajaib suka ngomong sembarangan.
"Tapi masih SMA gak pa-pa yah tinggal nunggu ujian kelulusan kan berarti dua sampe tiga bulanan lagi Hafiz kamu bisa tungguin Mita lulus kan?"
"Bisa..." jawab Hafiz tenang seolah tanpa beban tapi juga tidak meyakinkan kesannya main-main.
"Beneran kamu mau?" tanya Bu Indah semangat seperti mendapat harapan besar.
"Mau...makan." bisik Hafiz ke telinga mamanya dan Bu Indah langsung memukuli putranya yang sudah minta ampun untuk dilepaskan. Untung saja cuma main-main pikir Mita bernapas lega. Tapi detik berikutnya Hafiz mengedipkan sebelah matanya menggoda Mita yang langsung syok berat.
"Ayo gadisku kita makan sama-sama!" ajak Bu Indah sambil tersenyum ramah.
"Maaf Bu saya sakit perut...assalamu alaikum..."
"Walaikum salam...katanya sakit perut kok yang dipegang kepala." gumam Bu Indah bingung.
"Perutnya pindah ke kepala kali Ma...haahaahaaaa." jawab Hafiz asal sambil terbahak.
"Perutnya pindah ke kepala...." ulang Bu Indah malah memperagakan menyentuh perut lalu kepala sambil mencerna kalimat Hafiz.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments