Roti habis tenggorokan jadi seret. Melihat minuman dingin seolah mereka sedang melambai,menggoda Mita untuk mengambilnya. Mita sampai menelan ludah membayangkan minuman dingin sampai dikerongkongannya. Pasti menyegarkan.
"Tahan Mita...ingat belajar hemat." batin Mita mengingatkan diri sendiri. Jadi dia berpaling,menatap lurus ke depan agar tidak tergoda.
"Mau apa lagi neng?" Tanya ibu penjaga toko,mengernyitkan dahi heran melihat Mita yang duduk dengan kaku seperti robot.
"Gula sekilo,garam...biasanya berapaan Bu?" Tanpa sadar suaranya pun terdengar kaku.
"Sekilo gula 13.000,garam sebungkus 1500."
"Beli garam berapa ya?" Mita mempertimbangkan sebentar. Ibu itu terkekeh melihat kepolosan Mita. Bahkan untuk sekedar garam butuh pertimbangan juga.
"Satu bungkus bisa satu bulan neng kalau jarang masak tapi tergantung pemakaian juga." Sahut ibu penjaga toko sambil tersenyum. Mita membelalakkan mata,kaget karena memang tidak pernah memasak.
"Dua deh Bu." jawab Mita malu-malu.
"Mau apa lagi neng?" Tanya beliau setelah mengambil garam dan meletakkan diatas etalase.
"Itu dulu Bu nanti bisa beli lagi kalau kurang." Beliau langsung mencatat semua daftar belanjaan Mita sambil memberitahu harganya.
"Neng minyak goreng 14.000,telur sekilo 30.000,sedap goreng 2 biji 6000,Indomie goreng 2 biji 6400,sedap kuah 3 biji 8.400,Indomie kuah 3 biji 9000,gula sekilo 13.000,garam 3000,roti 3000. Totalnya..."Ibu itu menghitung dengan kalkulator.
"Semuanya 92.800." sambung ibu penjaga toko.
Mita kaget. Belanja enam macam hampir 100.000. Kemudian Mita menyodorkan selembar uang seratus ribuan.
"Kembaliannya neng 7.200." Mita menerima kembalian sambil merenung memikirkan betapa banyak kebutuhan rumah tangga. Dia jadi ingat dulu hampir setiap hari ibu membuat cemilan entah itu bakwan sayur,pisang goreng atau yang lain. Jika dikalkulasi sebulan bisa habis berapa juta? Pikirnya penasaran.
"Jangan lupa belanjaannya neng!" Beliau mengingatkan,melihat Mita akan pergi dengan tangan kosong.
"Maaf Bu lagi gak fokus." Ucapnya sambil tersenyum malu.
"Makasih ya neng."
"Iya Bu sama-sama."
Sepanjang jalan Mita terus berpikir tentang banyak hal hingga sampai didepan rumah. Ia melihat pintu rumahnya terbuka.
"Assalamu alaikum...kak Dani sudah pulang?" Mita langsung ke dapur meletakkan belanjaan di meja makan.
"Walaikum salam...dari mana?" Tanya Dani dengan wajah lelah.
"Nih belanja telur,minyak,mie instan,gula garam." Terang Mita.
"Buat stok dirumah kak." Mita mengeluarkan semua belanjaan untuk ditata pada tempatnya.
"Maaf kak tadi aku masuk ke kamar kakak ambil uang sekalian ku hitung ada 37.910.000 yang 200 aku ambil buat belanja." Mendengar itu Dani sedih. Tidak pernah terbayang hidupnya akan begini.
"Maaf ya tadi siang gak ada makanan...kakak lupa."
"Terus tadi makan apa?" Mita hanya tersenyum,tidak ingin membuat kakaknya semakin sedih.
"Kebetulan tadi disekolah dibawain bekal sama Ita." bohong Mita.
"Dianterin sampe rumah pula." Ucapnya riang.
"Dia juga menawarkan antar jemput sekolah, uang bensin dibagi berdua. Aku setuju."
"Alhamdulillah...adikku sudah dewasa rupanya,bisa mengurus diri sendiri dan keluarga." Puji Dani sambil mengelus kepala Mita.
"Kakak bisa aja." Mita tersenyum malu mendengar pujian dari kakaknya. Melihat itu Dani tertawa. Ekspresi adiknya seperti anak kecil.
"Udah ah aku mau bersihin rumah dulu keburu gelap tapi belum mandi,belum sholat. Bingung deh."
"Utamakan kewajiban baru yang lain!" Saran Dani.
Hidup memang tidak ada yang tahu. Kadang diatas kadang dibawah. Kadang enak kadang tidak. Intinya hidup itu tempatnya ujian dan ujian belum berakhir kecuali sudah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments