Mita terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara Alarm diponselnya.
"Hoam..."Mita menguap lebar,matanya masih berat sebenarnya tapi kalau tidur lagi takut kebablasan. Banyak yang harus ia kerjakan.
Mita memaksa matanya untuk terbuka sambil menahan mata yang ingin kembali terpejam.
"Bismillahirrohmanirrohiim." Mita memaksakan diri untuk bangkit dari kasur lalu meregangkan tubuhnya. Kalau menuruti rasa malas pasti gagal rencananya hari ini.
Berjalan menuju meja rias,mengamati penampilan dirinya melalui pantulan cermin.
"Ternyata aku tetap cantik meskipun baru bangun tidur. Pantesan Alif deketin aku pasti karena pesonaku." Ucapnya percaya diri sambil terkikik geli.
Mita menyisir rambut dan mengikatnya asal. Gayanya sudah seperti emak-emak punya anak. Lalu bergegas menunaikan sholat tahajud dua rakaat. Untuk kebiasaan mandi sebelum subuh dia tunda sampai selesai melakukan pekerjaan daripada bolak-balik mandi.
"Bismillahirrohmanirrohiim...ya Allah mudahkanlah hamba dalam melakukan pekerjaan hari ini...aamiin." Mita meraup mukanya.
Mita mulai memunguti pakaian kotornya. Melewati kamar Dani,dia mengetuk pelan pintu kamar Dani.
"Kak...sudah bangun belum?"
Kemudian terdengar suara kunci diputar dari dalam. Dani muncul dengan rambut berantakan sambil menguap tanpa ditutup. Spontan Mita menutup mulut dan hidungnya.
"Ih nyebelin...nguap gak ditutup,bau jigong." protes Mita memberengut kesal.
"Maaf gak sengaja..." balas Dani dengan suara serak.
"Gak sengaja tapi lebar banget nguapnya." omel Mita masih kesal.
"Kan sudah minta maaf dek."
"Ya sudah dimaafin...mana baju kotor sekalian aku cuci?"
"Gak usah biar ku cuci sendiri nanti kamu telat ke sekolah."
"Sekalian kak...kalau bolak-balik cuci baju pake mesin cuci tagihan listrik tambah gede kecuali dicuci manual,pake tangan."
"Perhitungan amat sih dek sekarang." protes Dani merasa terkungkung sama peraturan baru yang dibuat Mita.
"Bukan perhitungan kak tapi berhemat." Mita menjelaskan. Dani merenung mencerna ucapan adiknya yang ada benarnya. Sekarang belum ada pemasukan jadi memang harus berhemat.
"Jangan kelamaan mikir kita ambil jalan tengah,aku yang cuci kakak yang jemur." usul Mita tegas.
"Ok lah..." Dani mengalah demi kebaikan bersama.
"Dek...sejak kapan kamu mulai kepikiran berhemat." tanya Dani penasaran.
"Sejak aku mengurus keperluan rumah ini. Mulai hari ini aku ratu dirumah ini kakak jadi pengawal."
"Eh kok gitu? Harusnya aku jadi raja kok malah pengawal." protes Dani,menjadi pengawal artinya menjadi bawahan yang harus melakukan semua perintah.
"Jangan banyak protes!"
"Gak ada waktu buat debat,waktuku terbatas,pekerjaanku menunggu."
Mita masuk ke kamar dan memungut pakaian kotor Dani.
"Ini nanti kamar disapu,pengen lebih bersih dipel sendiri." Dani melongo. Belum apa-apa Mita sudah main perintah.
"Oh iya...jangan lupa juga sholat tahajud!" perintahnya tegas tidak menerima penolakan.
Dani menggaruk kepala,heran dengan perubahan adiknya. Bagus sih semakin dewasa tapi kok kesannya jadi diktator. Galak,tegas dan suka memberi perintah. Setelah ini hidupnya akan berubah 180 derajat.
Pepatah bilang'sambil nyelam minum air'. Sembari menunggu mesin cuci bekerja Mita akan memasak nasi.
"Yah...nasinya masih banyak sayang banget kalau dibuang tapi ini lembek dibikin nasi goreng pasti gak enak." ucapnya saat melihat isi Magicom tersisa banyak nasi.
"Coba aja punya ayam atau bebek pasti gak kebuang gini kan..."
Mengingat kata ayam dan bebek,Mita jadi kepikiran beternak salah satunya agar tidak mubazir kalau ada makanan sisa. Pilih yang perawatannya mudah saja. Dia menyimpan ide itu dalam memori otaknya. Insya Allah akan berguna. Saat ini yang terpenting adalah semua urusan rumah beres.
Pilih mana ayam atau bebek?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments