Percuma menghindar,bola basket itu sudah sangat dekat dengan wajah mulusnya. Dia pasrah,memejamkan mata siap menerima resiko,kemungkinan bagian wajahnya akan memar atau benjol.
Sudah cukup lama,Mita tidak merasakan apapun. Perkiraannya beberapa detik yang lalu harusnya bola itu mengenai wajahnya. Akhirnya Mita membuka mata.
"Mita...gimana keadaanmu?" Terdengar suara panik Ita sambil melihat seluruh tubuhnya.
"Fiuh...Alhamdulillah aku selamat." Ucapnya setelah melihat sekeliling bola itu menghilang dari hadapannya. Mita menarik napas dalam untuk meredam detak jantung yang sempat menggila karena gugup akan dihantam bola.
"Gila...jantung ku hampir copot melihat itu tadi." Ita mengurut dada lalu tersenyum ke arah Mita.
"Ngomong-ngomong cowok tadi keren abis langsung menangkis bola diwaktu yang tepat."
"Kenal dari mana neng?" Mita mengerutkan dahi,bingung sama cowok yang dibicarakan Ita. Melihat saja tidak bagaimana bisa kenal.
"Jangan pura-pura gak tahu! Jelas-jelas dia melindungi mu." Rajuk Ita sambil memunggunginya.
"Kamu hapal mukanya? Bisa anterin ketemu dia? Aku mau ucapin makasih." Ita melotot kaget.
"Jadi beneran gak kenal?" Mita menggelengkan kepala. Ita garuk kepala.
"Saking paniknya aku gak perhatiin mukanya."
"Yang pasti bukan dari sekolah kita. Baju olahraganya beda." Terang Ita.
"Ya sudahlah kita balik ke kelas aja!"
Mita dan Ita berjalan beriringan masuk kelas. Sepanjang perjalanan Mita penasaran sama cowok itu. Dia merasa berhutang budi. Dia berharap semoga ada kesempatan untuk mengucapkan terima kasih pada orang yang sudah membantunya.
"Eh Mita...kebablasan." Panggil Ita melihat Mita terus berjalan melewati kelas mereka.
"Mita..." Ita melambaikan tangan seperti sedang ketinggalan taksi. Ita menepuk dahinya merasa konyol akan tindakannya barusan.
"Mita..." Ita sedang mengejar Mita yang sudah seperti kendaraan blong remnya.
"Mita..." Mita masih terus berjalan. Ita terus mengejar Mita hingga tangannya menepuk pundak Mita.
"Akhirnya..." Ita bernapas lega.
"Kamu itu gimana sih...dipanggil dari tadi gak denger." Omel Ita merasa jengkel dengan Mita.
"Memang kenapa?" Tanya Mita polos,Ita langsung merasa pusing. Sudah capek mengejarnya malah bertanya dengan tampang bodoh.
"Ya salam...lihat noh!" Tunjuk Ita.
"Kamu kelewatan" Ita menekan kalimatnya. Mita terkekeh geli menyadari kekonyolannya.
"Ya ampun kemana pikiran kamu neng bisa blong gitu remnya?" Geram Ita. Benar-benar menguras kesabaran.
"Maaf......" Ucapnya cengengesan.
"Ayuk...masuk kelas keburu pelajaran dimulai." Bujuk Mita sambil memeluk lengan besar Ita.
"Ngomong-ngomong lenganmu kekar juga pasti rajin olahraga ya." Puji Mita berusaha meredakan kemarahan Ita.
"Kekar gundulmu...memangnya aku anak laki segala dikatain kekar." Mita garuk kepala menyadari kekeliruannya. Bukannya meredakan kemarahan malah semakin menyulut.
"Bilang aja aku gendut. Itukan maksudmu?" Ita mendengus sebal.
"Makanya jangan sok-sokan puji orang kalau gak tau caranya." Ita membuang muka lalu meninggalkannya.
Melihat itu Mita bersikap masa bodoh toh nanti baik sendiri. Kemarahan sesaat.
Pelajaran terakhir adalah Matematika. Ternyata gurunya pak Yahya,anak cewek langsung tenang memperhatikan pak Yahya dengan tatapan memuja. Guru muda,ganteng tentu saja jadi pusat perhatian.
"Keluarkan buku paket,buka halaman 82 bab Trigonometri." Perintah pak Yahya.
Trigonometri termasuk bab tersulit karena harus hapal rumus sin cos Tan.
Pak Yahya mulai menulis dipapan tulis lalu menerangkan dengan sangat detail dan bagi Mita mudah dipahami.
"Sampai disini paham?" Tanya pak Yahya membalikkan badan menghadap semua murid.
"Jelas pak." jawab semuanya.
"Ok...mari kita lanjutkan!" Pak Yahya kembali menerangkan rumus selanjutnya. Terakhir meminta murid-murid mengerjakan soal dibuku paket."
Mita langsung membuka buku tulis mulai mengerjakan soal.
"Beib...aku gak paham." Bisik Ita lirih takut terdengar oleh pak Yahya.
"Jelas saja...yang kamu perhatiin orangnya." Sindir Mita tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Tega kamu ya?" Protes Ita cemberut. Langsung lemas dan pusing melihat soal-soal itu.
"Coba dikerjakan dulu aja,aku dukung kamu 100 persen." Mita menunduk menahan tawa.
"Cayoo...aku percaya kamu pasti bisa." Bisik Mita memberi semangat didetik berikutnya disambut dengusan sebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
abdan syakura
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-29
0