Jihan duduk sembari melamun.Dia memikirkan Bos nya yang tinggal satu atap dengan nya.
"Lo disini?"Agnes mengagetkan Jihan.
"Ada apa?"Agnes melihat Jihan yang nampak bingung.
Kevin ikut duduk disebelah Agnes.Mereka bertiga sarapan pagi di kantor.
"Apa mungkin,orang yang sering memakai sarung tangan adalah sikopat?"
"Uhuk..Uhuk!"Agnes terkejut mendengar ucapan Jihan.Saat ini yang memakai sarung hanya bos baru mereka.
"Siapa yang Kamu maksud,jangan bilang Kamu sedang memikirkan bos Kita?"
"Memikirkan apa?Aku kesal dia tinggal satu apartemen dengan Aku!"
"Apa?Ha...Ha..Ha.."Agnes menertawakan Jihan.
"Ha..Ha.."Kevin juga ikut menertawakan Jihan.
"Apa?kenapa kalian tertawa,Aku harus segera pindah!"Timpal Jihan dengan kesal.
"Pindah?seperti nya itu bukan ide yang bagus,bagaimana kalau Kamu melanjutkan misi mu,untuk membuat Bos kita menghapus peraturan kantor!"Saran Agnes.Jihan terlihat berpikir.
"Iya,Aku setuju!"Cetus Kevin dengan semangat.
"Akan Aku pikirkan !"Jihan segera berdiri dari duduk nya,dan berjalan ke arah kasir.
Setelah mereka bertiga selesai membayarkan sarapannya.Mereka kembali ke kantor,di lobi Jihan bertemu dengan Arnav.
"Jihan,Saya tunggu Kamu di ruangan Saya,dalam waktu li-ma menit.Jika telat Kamu di hukum!"Tegas Arnav,yang melewati mereka bertiga.
"Kenapa harus Aku sih,Kalian 'kan ada!"Ketus Jihan dengan kesal.
"Udah,terima saja,'kan Kamu sekretaris CEO,dan juga asisten direktur.Jadi ini sudah tugas Kamu !"Imbuh Agnes,dengan raut wajah yang penuh kebahagian.
"Direktur siapa?CEO Siapa?"Jihan menatap Agnes dengan tajam.
"Pak Arnav!"Sahut Agnes,yang menahan ketawa nya.
"Iya,pria mesum yang tinggal satu atap dengan Gue!"Ketus Jihan,lalu pergi ke ruangan Arnav.
Semenjak bergantian dengan pemilik baru,mereka tidak memiliki direktur baru di Royal.Hanya ada,CEO baru di sana yaitu Arnav.
Pria itu,dapat menjalani dua peran sekaligus, sungguh benar-benar Pria yang egois.
Ceklek !
Jihan langsung masuk,tanpa mengetuk pintu.Saat ini Arnav sedang berbicara dengan klien lewat telepon.
"Aku akan menghubungi Anda nanti!"Ujar Arnav memutuskan panggilan nya,lalu duduk di kursi kerja nya.
"Kenapa tidak mengetuk pintu,apa Kamu tidak memiliki sopan santun?"
Jihan berbalik,tanpa menjawab.
Tok..Tok..Tok..
"Permisi Pak!"Ucap Jihan,dengan nada yang sedikit di tahannya.
"Eeem"Arnav mengangguk nya.
Jihan berjalan ke arah meja Arnav.Pria itu sedang memeriksa laptop nya.
"Kenapa selama satu bulan ini tidak ada pemasukan ?bahkan tidak ada pesanan sama sekali dari klien?"Arnav memperlihatkan layar laptop milik nya kepada Jihan .
"Pak,kalau ada pemasukan selama sebulan,dan juga barang Kita banyak pesanan dari klien,Pak Rendi enggak akan ngejual ini Perusahaan ke Bapak!"Tegas Jihan.
Brak!
Arnav mengebrak meja,membuat Jihan terkejut.
"Bukan itu yang Saya maksud.Kamu punya tanggung jawab disini,Kamu adalah pemimpin Proyek.Bagaimana pun Kamu harus berpikir,bagaimana caranya dalam satu Minggu kedepan harus ada pemasukan,dan juga Klien dapat memesan barang dari Kita,Aku tidak mau rugi dalam hal ini!"Tegas Arnav,dengan tatapan nya yang dingin.
"Kalau Bapak takut rugi,seharusnya bapak gak ngebeli ini kantor.Harusnya bapak bisa mikir !"
"Kamu!"Arnav menatap Jihan dengan tajam.Wanita itu tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.
"Oke,berarti saya bisa simpulkan kalau penanggung jawab tim seperti Kamu tidak lah hebat.Mungkin Kamu hanya mengaku-ngaku saja!"Ujar Arnav dengan santai,sembari melipatkan ke dua tangan di dada nya.
Brak!
Jihan mengebrak meja,tentu membuat Arnav terkejut.
"Bagaimana kalau Kita taruhan?"Jihan menatap nyalang ke arah Arnav.Menantang Pria itu,untuk menaikan statistik pemasukan keuangan perusahaan.
Arnav menaikan alisnya.Sembari menatap netra Jihan yang terus melihat nya tanpa berkedip.
"Apa Kamu yakin?"
"Kenapa tidak!"
"Jika Kamu gagal?Kamu akan mengundurkan diri atau di pecat secara tidak hormat?"
Mendengar penuturan itu membuat Jihan sedikit ragu.
"Kamu ragu?"
"Oke,Aku setuju.Kalau Aku gagal,Bapak tidak perlu memecat Ku,Aku sendiri yang akan pergi meninggalkan perusahaan ini!"Tegas Jihan,dengan menggertakkan gigi nya berkali- kali.
"Setuju!"Arnav mengulurkan tangan nya.Tapi,Jihan mengabaikan itu,dan berbalik pergi meninggalkan ruangan Arnav.
Blam!
Jihan kembali menutup pintu ruangan Arnav.Semua temannya telah menunggu dia di meja kerja mereka.
"Bagaimana ?"Agnes menghampiri Jihan.
"Eeemmm,huff!"Jihan menghela nafasnya.Lalu meletakkan kepala nya di atas meja.
"Apa yang terjadi?"Agnes semakin penasaran saat melihat Jihan yang lesu.
"Kita punya misi!"Sahut Jihan,kembali duduk.
"Misi apa?"
"Jika dalam satu Minggu ini Kita tidak dapat klien,dan statistik keuangan tidak naik,maka Aku akan di pecat"
"Apa?"Teriak Agnes,semua karyawan melirik mereka.
"Tapi jika Aku berhasil,Bos akan mengabulkan semua permintaan Kita,termasuk menghapus peraturan itu!"Sambung Jihan lagi.
"Aku akan membantu mu!"Sahut Kevin yang ikut menguping.
"Aku juga !"Agnes menepuk pelan bahu Jihan.
"Baiklah,semangat untuk bekerja !"Teriak mereka bertiga.
Jihan,Agnes dan juga Kevin langsung menyiapkan beberapa proposal dan juga brosur.
Mereka bertiga mengiklankan perusahan mereka di internet,itu juga suatu usaha yang sedang mereka kerjakan.
Arnav keluar dari ruangan nya,datang mencari Jihan yang sedang berdiskusi dengan temannya.
"Jihan!"Panggil Arnav,semua orang menoleh bukan Jihan saja.
"Berikan Saya satu file pemasaran bulan lalu,saya ingin memeriksa nya!"Ujar Arnav,melepaskan sarung tangan milik nya di depan semua orang.
Jihan,Agnes dan juga Kevin,terkejut melihat Arnav yang tiba-tiba melepas sarung tangan.Tidak ada yang cacat atau bekas luka di tangan Arnav.Tapi,mereka tidak tahu alasan Arnav memakai sarung tangan.Yang ia tahu Arnav adalah pria Misofobia.
"Baik pak!"Jihan segera berdiri,setelah Arnav berlalu ke ruangan nya.
"Tidak ada apa-apa dengan tangan nya,kenapa dia memakai sarung tangan ?"Bisik Agnes,Jihan menggelengkan tangan nya.
"Aku antar ini dulu,sebelum harimau itu mengaung lagi!" Cetus Jihan,yang pergi mengantar berkas ke ruangan Arnav.
Tok..Tok..
"Masuk!"
Ceklek !
"Pak,ini berkas nya!"
"Letakkan di atas meja!"
Jihan mengangguk,lalu segera meletakkan berkas tersebut di atas meja.Jihan terus saja memperhatikan tangan putih dan mulus milik bos nya itu.
"Ada apa?kenapa Kau terus melihat tangan Ku?"
Jihan tersadar dari penglihatan nya.
"Eng-enggak,siapa yang liat tangan bapak,terlalu percaya diri bapak!"Ujar Jihan yang langsung pergi meninggalkan ruangan Arnav.
Dukung karya baru Saya,dengan like +vote jangan lupa Fav ya ✌️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ria
semangat jihan..
2022-10-18
0
Lutfie Wachad
semangat Jihan... pasti bisa untuk memenangkan misi
2022-10-08
0
Asrini Zafarani
survive jihan
2022-09-08
0