"Kenapa Rosa sangat perhatian sekali dengan Fiona? dari semenjak kematian Hana dia terus menemani Fiona." Batin Danu.
Em....em...Danu berdehem membuat Rosa kaget dan menoleh nya.
"Rosa aku ingin bicara sebentar." Ujar Danu.
"Baiklah apa itu?" Tanya Rosa.
Danu mendekati Rosa dan duduk di sebelah nya. Sedang Fiona sedang asik main di lantai.
"Akhir-akhir ini kau lebih sering menghabiskan waktu mu disini untuk menemani Fiona. Apakah kau tidak keberatan.?" Tanya Danu.
"Danu, buat apa aku keberatan?semenjak Hana meninggal aku sudah menganggap Fiona sebagai anak ku. Kasihan Fiona dia masih kecil masih ingin mendapatkan sosok ibu." Jelas Rosa dengan wajah sedih.
"Iya kau benar Ros. Fiona masih terlalu kecil."
"Bahkan aku rela memberikan dan menghabiskan seluruh waktu ku untuk Melisa." Kata Rosa mencari muka.
"Oh ya aku ingin bertanya kepadamu, malam saat kejadian Hana meninggal dimana kau berada? aku tidak melihat mu?" Tanya Danu.
Mendengar pertanyaan itu, wajah Rosa yang sedih berubah menjadi canggung.
"Aku.....ah aku saat kejadian aku sama sekali tidak tahu karena aku sendiri sedang mengambil minum ke dapur karena haus." Bohong Rosa.
Tiba-tiba ponsel Danu berdering. Ia segera mengambil ponsel nya dari dalam saku lalu mengangkat nya.
Ternyata yang menghubungi nya adalah dari pihak kepolisian ya ng mengatakan bahwa Mirna mencoba bunuh diri dan sekarang di lari kan ke rumah sakit. Mendengar hal itu, Danu langsung beranjak berdiri dan terkejut.
"Danu ada apa?" Tanya Rosa.
"Rosa....aku ada urusan sebentar. Aku titip Fiona ya!" Ucap Danu.
Pria itu tanpa menjawab pertanyaan dari Rosa langsung bergegas pergi begitu saja.
Sesampainya di rumah sakit, Danu melihat Mirna yang sudah terbaring lemas di brankar.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Danu.
"Dia mencoba bunuh diri dengan menyayat leher nya. Untung saja dia masih bisa diselamatkan." Kata penjaga.
Danu menoleh Mirna, sedang Mirna hanya menatap langit-langit ruangan.
"Bisakah saya bicara berdua dengan nya?" Tanya Danu.
"Baiklah silahkan!" Jawab nya.
Danu mendekati Mirna dan mencoba bertanya mengapa ia melakukan percobaan bunuh diri.
"Mirna.....kenapa kau melakukan ini?" Tanya Danu.
Mirna mengalihkan tatapan nya ke Danu.
"Danu.....aku mohon jangan pergi dari sisi ku. Aku sama sekali tidak membunuh Hana. Jadi tolong bebaskan aku!" Lirih Mirna dengan mata berkaca-kaca.
"Itukah alasan mu untuk bunuh diri?" Tanya lagi Danu.
"Kau punya anak dariku Danu, apa kau tega jika melihat Tasya menangis karena ia tahu bahwa ibunya di penjara?" Tanya balik Mirna.
Danu terdiam seketika mengingat Tasya anak nya. Dia juga berfikir bagaimana dengan nasib Tasya nanti.
"Bagaimana Danu? jika kau bebaskan aku dan tutup masalah nya maka kita akan hidup damai. Tapi jika tidak biarkan aku mati saja!" Kecam Mirna mau melepas infus di tangan nya.
"Mirna.....Mirna....apa yang kau lakukan!hentikan!" Pinta Danu mencoba menenangkan Mirna.
"Tidak Danu.....lebih baik aku mati saja dari pada harus membusuk di penjara!" Kata Mirna.
"Dengarkan lah Mirna.....tenangkan dulu dirimu, tahan jangan emosi dulu." Pinta Danu.
Mirna yang menangis akhirnya bisa di tenangkan oleh Danu.
"Baiklah.....aku akan membebaskan mu dan akan menutup kasus nya." Ujar Danu mengambil keputusan.
Mirna yang mendengar itu langsung menunjukkan ekspresi senang campur sedih.
"Benarkah?" Tanya Mirna menyakinkan.
"Iya aku serius...tapi tolong jangan lukai dirimu. Dengar aku akan menyuruh polisi untuk menutup kasus kematian Hana dan akan memberitahu bahwa Hana meninggal karena bunuh diri." Jelas Danu. "Dan aku juga akan mencabut laporan ku."
"Terimakasih Danu.....terimakasih....kau sangat pengertian sekali." Puji Mirna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
kesel juga m danu mikirin anak mirna tp g mikirin gmn nasib Fiona kecil hidup tanpa seorang ibu
2022-09-29
0