Pembuluh darah tampak tegang di leher nya, Mirna yang berdiri di teras kolam renang sambil melipatkan kedua tangan di dada langsung memulai pembicaraan ketika Danu berada di belakang nya.
"Kenapa bisa seperti ini, apakah kau benar-benar lupa dengan perjanjian kita?" Tanya Mirna dengan mata berkeliling.
"Mirna, aku sungguh tidak tahu jika Fiona akan kembali pulang." Ujar Danu.
"Benarkah? kemana Rosa sehingga dia membiarkan nya. Bukankah dia di bayar dan di tugaskan untuk mengurus Fiona agar tidak pernah kembali lagi kesini." Tanya Mirna.
"Aku benar-benar tidak tahu, aku saja sangat terkejut melihat kepulangannya yang tiba-tiba." Ucap Danu.
"Cukup! bukankah sebelum kita menikah kau sudah mengatakan bahwa kau akan mengirimkan putri mu ke luar negeri dan memastikan dia tidak akan pernah kembali lagi kesini?"
"Baiklah, aku akan mencoba berbicara dengan nya untuk menyuruh nya kembali ke luar negeri." Papar Danu menghembuskan nafas kasar lalu pergi meninggalkan Mirna.
Dia memejamkan mata nya dan tertawa ringan mendengar perkataan Danu. Kemudian wanita setengah tua itu masuk kembali ke dalam rumah.
Sedangkan Fiona terlihat membaringkan diri di tempat tidur dengan penuh senyuman.
"Argh....akhir nya aku bisa tidur di kamar ini. Tapi seperti nya jika di lihat, ibu tiri tidak menyukai kehadiran ku." Ujar Fiona.
Akhirnya gadis itu tertidur pulas karena merasa tubuhnya benar-benar kelelahan.
Malam hari nya, Mirna berjalan menghampiri beberapa pembantu yang sedang menyiapkan makan malam. Rumah seluas istana itu sangatlah mewah, tidak heran jika memiliki banyak pembantu. Dia memerintahkan pembantu nya untuk memanggil Fiona untuk makan malam bersama.
Tak lama kemudian di meja makan sudah terdapat Danu, Mirna dan juga Tasya yang sudah duduk untuk makan malam bersama. Sedangkan Erik sangat jarang sekali berada di rumah. Maklum, karena Erik adalah anak laki-laki.
"Dimana Fiona? apakah dia tidak ikut makan malam bersama kita?" Tanya Tasya pada kedua orangtuanya.
"Mungkin Fiona sedang beristirahat karena merasa lelah." Seru Danu.
"Tunggu saja, Fiona akan turun sebentar lagi." Sambung Mirna dengan arah mata tertuju ke Danu.
"Apakah kalian menungguku?" Tanya Fiona tiba-tiba datang berdiri di anak tangga dengan senyum simpul.
Semua pandangan langsung tertuju ke arah Fiona. Fiona kemudian berjalan menuju meja makan dan menarik kursi untuk duduk menikmati makan malam bersama keluarga.
"Ayo kita makan malam bersama, sudah lima belas tahun lamanya aku tidak menikmati makan malam bersama dengan yang namanya keluarga." Ujar Fiona membuat Mirna memalsukan senyuman.
"Fiona." Lirih Danu menatap putri nya dengan tajam.
"Ayah, bukan kah perkataan ku ini benar?" Tanya Fiona
mengerutkan kening.
"Sudah cukup, mari lanjutkan makan malam ini bersama agar kau bisa merasakan kenikmatan makan bersama keluarga." Kata Mirna menyuap makanan sambil melirik Fiona.
Mereka kemudian makan malam bersama. Selang beberapa saat, makan malam pun selesai. Fiona meninggalkan ruang makan terlebih dahulu dengan di susul oleh Tasya.
"Aku akan ke kamar terlebih dahulu!" Tutur Fiona beranjak pergi.
"Mau kemana kau?" Tanya Mirna melihat Tasya juga bangun dari duduknya
"Aku akan menyusul Fiona ayah ibu." Jawab Tasya.
Baru saja akan membuka pintu kamar, tiba-tiba Fiona di panggil oleh Tasya.
"Fiona tunggu!" Pinta Tasya yang berada di belakang nya.
Tangan yang memegang gagang pintu terhenti sejenak saat mendengar namanya di panggil, dia langsung membalikan badan nya.
"Apa, ada apa?" Wajah datar mengiringi pertanyaan nya.
"Apakah kau ingin melanjutkan kuliah mu di sini?" Tanya Tasya."Kalau iya sebaiknya kau melanjutkan kuliah mu di universitas yang sama dengan ku." Terpampang senyuman di wajah nya.
"Sepertinya atau kenyataan nya kau lebih muda dari ku rupanya. Haruskah aku memanggil mu adik?" Tanya Fiona menatap wajah nya.
"Iya, aku memang lebih muda dari mu. Aku sedikit tahu tentangmu meskipun ayah tidak pernah berbicara tentang mu." Tutur Tasya dengan wajah polos nya.
"Benarkah? ayah memang tidak pernah berbicara tentang ku, tapi aku tahu jika hati ayah hanya untuk ku." Jelas Fiona menyeringai lalu masuk ke dalam kamar.
Senyuman di bibirnya terlihat memudar seketika, kemudian Tasya pergi begitu saja.
"Apa kau sangat senang jika putri mu ikut makan malam bersama?" Tanya Mirna pada Danu yang masih duduk di ruang makan.
"Aku tidak akan membiarkan putri ku tinggal seatap dengan orang seperti mu." Gumam Danu melirik istri nya lalu beranjak.
Di ruang kerja rumah nya, Danu duduk santai dengan di temani segelas minuman beralkohol. Tiba-tiba ruangan nya di masuki oleh Fiona.
"Ayah masih sama seperti dulu. Suka mengonsumsi minuman beralkohol." Tegur Fiona yang baru saja membuka pintu. Dia mendekati ayah nya yang duduk.
"Fiona !" Kaget Danu.
"Aku sangat merindukan rumah ini. Akhirnya aku bisa menjalani hidup di sini dengan keluarga ku, meskipun ibu telah meninggal." Tutur Fion duduk di hadapan Danu.
"Aku sama sekali tidak pernah mengizinkan mu pulang sebelum mendapatkan perintah dari ku. Lantas kenapa kau pulang begitu saja." Tanya Danu.
"Kenapa? kenapa ayah begitu melarang ku untuk pulang kesini?" Tanya balik Fiona. "Ayah sengaja dulu mengirimkan ku keluar negeri karena ayah akan melaksanakan pernikahan dengan wanita itu bukan?" Tanya nya lagi.
"Jaga ucapan mu Fiona!" Setu Danu.
"Dulu ayah berjanji kepadaku untuk segera datang menjemput ku, namun sampai aku tumbuh dewasa ayah juga tak kunjung datang. Jangankan datang, bertanya kabar ku pun ayah tidak pernah." Sambung Fiona dengan mata berkaca-kaca.
Ekspresi wajah nya mengeras mendengar ucapan Fiona. Satu sisi ia merasa kasihan kepada anak kandung nya, tapi satu sisi juga ia tak mau jika anak nya harus tinggal seatap dengan istri nya .
"Ayah memang tidak pernah peduli terhadap ku. Seperti nya Ayah hanya ingin hidup bersama istri ayah dan anak baru ayah." Kata Fiona dengan nada tinggi.
"Aku tahu jika ayah akan menyingkirkan ku dari rumah ini. Tapi itu tidak akan pernah terjadi lagi. Aku akan tetap tinggal disini!" Lirih Fiona memalsukan senyuman nya lalu pergi meninggalkan ruangan Danu.
Percakapan tersebut ternyata di dengar oleh Mirna yang sedang berdiri di luar.
"Apakah benar kau akan tetap tinggal di rumah ini?" Tegur Mirna menghentikan langkah Fiona yang baru keluar dari ruangan.
Gadis itu langsung menghentikan langkah nya. Ia menghadapkan pandangan nya ke Mirna dengan menghembuskan nafas terlebih dahulu.
"Iya benar, ku akan tetap tinggal di rumah ini! ibu tiri ku yang terhormat." Ujar Fiona mulutnya melengkung membentuk senyuman.
"Kita lihat saja, sampai kapan kau akan tetap tahan tinggal di sini sayang!" Ucap Mirna tersenyum tipis.
"Bahkan aku tidak peduli dengan ucapan mu." Balas Fiona lalu melanjutkan langkah nya.
Senyuman nya memudar seketika. Wanita setengah tua itu nampak tidak bisa berkata-kata. Kemudian ia memasuki ruang kerja suami nya.
"Mirna, ada apa kau kemari?" Tanya Danu.
"Kurang ajar putri mu, akan ku pastikan rumah ini seperti neraka baginya ." Pekik Mirna.
"Kau tidak bisa begitu Mirna!sekali kau menyentuh putri ku maka kau akan berurusan dengan ku." Gertak Danu.
"Apakah kau lebih membela putri mu? ingat Danu, kau sampai sini karena aku. Tidak hanya itu, orangtuaku juga banyak membantu mu. Jika semua orang atau publik tahu kau mempunyai anak selain Tasya dan Erik apa kata orang nanti." Gelegar Mirna dengan mata melebar lalu pergi.
"Aish.......!!prak....!!" Danu menghempaskan gelas yang berada di tangan kiri nya. Pria itu nampak mengigit bibir nya. Menikah dengan mu adalah kesalahan terbesar dalam hidup ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
gila c mirna ceritanya mau nyiksa Fiona
2022-09-02
0