Fiona begitu tercengang saat mendengar ucapan dari pria yang belum ia ketahui nama nya itu. "Seumur hidup baru ini aku temukan pria sombong seperti mu!" Tutur Fiona dengan senyum menyeringai.
"Benarkah?" Tanya Alex dengan senyuman.
Selang beberapa saat, pesawat yang di tumpangi Fiona kini sudah mendarat di kota tujuannya.
"Argh....betapa segar nya udara di kota ini, pemandangan nya juga lebih indah disini." Ujar Fiona menengadahkan kepala nya sambil membentangkan kedua tangan.
"Singkirkan tangan mu ini! hanya menghalangi jalan saja!" Ucap seorang pria yang tak lain adalah Alex. Pria yang satu pesawat dengannya tadi.
"Apa-apaan kau!" Lirih Fiona dengan rahang menegang. "Bukan kah jalan di sini begitu luas?ada apa kau ini!" Geram Fiona.
Dengan dibukakan pintu mobil oleh asisten pribadi nya, pria itu langsung masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan celotehan Fiona.
"Sialan sekali!" Umpat Fiona langsung mengambil ponsel nya. "Aish....siapa yang akan menjemput ku?" Lirih Fiona.
Alex sekilas menatap Fiona yang berdiri di luar mobil seperti orang kebingungan dan setelah itu ia langsung pergi begitu saja.
"Baiklah, aku akan naik taxi saja." Ucap Fiona yang hanya berbekal alamat yang di beri oleh bibinya.
Di tengah perjalanan, Alex terus saja termenung. Sesekali dia mengingat wanita yang ia temui di bandara tadi.
"Wajah nya seperti tidak asing!sepertinya aku pernah bertemu dengan nya." Ujar Alex dalam hati.
Menjelang sore, Fiona yang melakukan perjalanan menggunakan taxi dari tadi terpaksa harus berhenti di salah satu cafe yang jaraknya lumayan dekat dari rumah nya.
"Terimakasih pak!" Ucap Fiona sambil memberikan ongkos taxi.
"Aku lapar sekali, aku akan makan terlebih dahulu di cafe favorit ku sejak kecil. Ternyata cafe ini masih buka saja." Lirih Melisa tersenyum.
Gadis itu kemudian berjalan masuk ke dalam cafe tersebut dan langsung memilih tempat duduk. Setelah selesai memilih menu makanan, Fiona kembali mengambil ponsel nya dari dalam tas dengan maksud menghubungi bibi nya jika ia telah sampai.
"Hallo bibi! aku sudah sampai, tapi aku belum di rumah." Tutur Fiona.
"Benarkah? lalu di mana kau sekarang?" Tanya Rosa.
"Aku sedang mampir makan di cafe yang sering aku kunjungi bersama ayah dan ibu dulu. Cafe nya lumayan dekat dari rumah. Aku kira cafe ini sudah tutup ternyata masih buka." Jelas Fiona.
"Baiklah, pokonya kau tidak boleh telat makan disana. Jaga kesehatan mu. Aku hanya bisa mengingatkan mu dari jarak jauh sekarang!" Ucap Rosa.
"Baik bi, sekarang aku matikan sambungan telepon nya. Nanti aku hubungi lagi." Ujar Fiona
Percakapan telepon pun berakhir, Rosa yang sedang menyeruput segelas minuman anggur. Tiba-tiba bunyi ponsel Rosa berdering, panggilan dari Danu membuatnya langsung segera mengangkat telepon.
"Darimana kau, kenapa kau tidak mengangkat telepon ku dari kemarin? bahkan aku mencoba mengirimi kau pesan, tapi tidak kau balas." Tanya Rosa dengan geram.
"Ah....aku sedang sibuk! Mirna bersama ku dari kemarin. Lagipula aku tidak sempat membuka ponsel." Jawab Danu.
"Benarkah? apakah kau sudah membaca pesan ku?" Tanya Rosa ."Bacalah pesan ku jika belum!" Titah Rosa lalu menutup telepon.
"Hallo....?hallo....?" Panggil Danu tapi sambungan telepon sudah mati.
Dengan menghembuskan nafas kasar, Danu lalu membuka pesan dari Rosa. Bukan main, ia begitu terkejut setelah membuka isi pesan tersebut. Rosa mengirimkan pesan bahwa Fiona sudah pulang dan kini sudah berada di kota xxx. Sontak pria itu langsung menghubungi kembali Rosa.
"Hallo...kau dasar wanita bodoh!kenapa kau izinkan Fiona untuk pulang kesini?!" Teriak Danu di ruang kantor nya.
"Maafkan aku, aku tidak bisa lagi menghalangi keputusan Fiona untuk pulang ke sana." Ucap Rosa.
"Setidaknya kau bisa mencegah nya dengan mencari berbagai alasan agar dia tidak pulang! lalu dimana dia sekarang? biarkan aku menyuruh suruhan ku untuk mengantar nya ke tempat lain!" Gerutu Danu dengan nafas tak beraturan.
"Mungkin putri mu baru saja memasuki rumah!" Ucap Rosa.
Tak tinggal diam, Danu yang sedang dirundung emosi langsung pergi meninggalkan ruangan nya. Pria itu bergegas untuk pulang ke rumah nya.
"Waah, akhirnya aku sampai juga!" Ujar Fiona yang sudah berdiri di gerbang rumahnya.
"Permisi nona!" Sapa penjaga rumah yang tidak mengenal Fiona.
Fiona pun memalingkan wajah ke arah penjaga rumah.
"Apakah nona ada kepentingan datang kesini?" Tanya nya.
"Apa?apakah kau tidak mengenaliku?" Tanya balik Fiona.
"Hanya orang yang berkepentingan dan mempunyai janji yang boleh masuk ke rumah ini." Ujar penjaga rumah dengan nada sombong.
"Aku adalah putri kandung dari pak Danu yang baru saja pulang dari luar negeri. Kau tidak perlu melarang ku untuk masuk." Kata Fiona dengan ketus.
"Hah? benarkah? maafkan saya, saya sama sekali tidak tahu!" Ucap nya terkejut. "Say akan membawakan koper anda dan mengantar anda masuk ke dalam." Tawar nya.
Fiona hanya mengangguk-anggukkan kepala nya. Dia kemudian berjalan masuk ke halaman rumah lalu setelah itu masuk ke dalam rumah.
Sampai nya di ruang keluarga, Fiona berdiri terdiam sejenak dengan kedua bola mata melirik suasana isi rumah. Matanya menatap bingkai foto yang tertera di atas meja maupun dinding.
"Apakah ini ibu tiri ku? penampilan nya sangat berubah drastis." Lirih Fiona sambil memegang bingkai foto keluarga itu.
"Apakah ini juga saudara ku?sepertinya usia kami tak beda jauh!" Ucap Fiona tersenyum.
Gadis itu kemudian menghempaskan badan nya ke sofa.
"Argh....aku sangat lelah sekali. Bisakah kau menyuruh pembantu untuk memberikan ku segelas jus tomat secepatnya?" Titah Fiona pada penjaga rumah yang berdiri.
"Baik nona!" Ujar nya lalu melangkah pergi.
"Banyak nya foto yang terpajang di rumah ini, hanya aku yang tidak ada." Batin Fiona sambil melipat kedua tangan nya. "Kenapa nampak sepi sekali?kemana orang-orang nya?"' Tanya Fiona.
Tiba-tiba datang Mirna dan Tasya dari arah belakang. Mirna yang melihat adanya Fiona yang sedang duduk, langsung saja terkejut.
"Kau?" Tegur Mirna mata nya melotot.
"Ibu? senang bisa bertemu dengan mu, setelah sekian lama tak bertemu." Kata Fiona beranjak berdiri dengan di iringi senyum menyeringai.
"Sejak kapan kau berada disini." Tanya Mirna yang masih kaget.
"Maaf jika kepulangan ku tidak memberitahu terlebih dahulu." Papar Fiona sambil mengambil segelas jus dari pembantu.
Mirna yang mendengar ucapan Fiona hanya diam merapatkan bibir nya.
"Fiona !" Sambung Danu yang baru saja datang.
"Ayah!" Lirih Fiona yang baru saja menyeruput segelas jus. Gadis itu kemudian menaruh kembali jus tersebut. Dia mendekati sang ayah lalu memeluknya dengan erat. Begitu pula Danu yang sudah lama tidak melihat putrinya, dia juga membalas pelukan dari Fiona tanpa menghiraukan adanya Mirna dan Tasya.
"Kenapa kau pulang, kenapa kau tidak memberitahu ku terlebih dahulu." Tanya Danu.
"Apa? Apakah ayah tidak suka dengan kepulangan ku?" Tanya balik Fiona.
"Bukan begitu sayang, ayah sangat merindukanmu." Ungkap Danu.
Cukup lama mereka berpelukan akhirnya mereka melepaskan pelukan tersebut.
"Pergi lah ke kamar dan beristirahat lah, pasti kau sangat merasa lelah dengan perjalanan pulang mu." Ujar Mirna membuka suara dengan memberikan setengah senyum.
"Iya benar sekali, aku sangat merasa lelah." Ucap Fiona.
Fiona langsung menyuruh pembantu untuk membawakan koper nya ke kamar. Baru saja akan melangkah menaiki anak tangga, mata nya terarah kepada Tasya.
"Apakah kau yang bernama Tasya?" Tanya Fiona berhenti sejenak.
"Iya, aku Tasya saudara mu." Balas Tasya.
"Sepertinya kita seusia." Ujar Fiona lalu pergi.
Tasya yang mendengar perkataan Fiona hanya bisa membalas dengan senyuman saja.
"Kita bicarakan setelah ini!" Seru Mirna pada Danu dengan mengigit bibir lalu melangkah pergi.
Danu kemudian langsung menyusul Mirna. Ia tahu jika Mirna sedang menahan emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
kenapa mirna mp g sukan n benci banget ke Fiona 🤔🤔🤔
2022-09-02
0