Malam telah tiba, Hana sekarang duduk termenung seorang diri di dalam kamar sambil meratapi nasib nya. Seketika terdengar suara orang membuka pintu yang ternyata adalah Fiona.
"Fiona...." Ucap Hana sedikit kaget. "Kenapa kau belum tidur jam segini?" Tanya Hana.
Fiona berdiri di depan Hana sambil menatap nya dengan penuh kesedihan.
"Ada apa sayang...kenapa wajah mu cemberut?"
"Ibu kemana ayah? kenapa tidak kelihatan dari tadi?" Tanya Fiona.
Hana yang mendengar itu langsung merangkul Fiona.
"Astaga aku tidak boleh memberitahu Fiona bahwa aku akan bercerai. Kasihan dia masih sangat kecil, nanti mentalnya terganggu." Batin Hana.
"Sayang...ayah mu sekarang sedang pergi berkerja di luar kota. Ayah mu pasti kembali lagi." Ucap Hana mengelus Fiona.
"Benarkah ucapan ibu? aku sangat merindukan ayah." Ujar Fiona.
"Sabar sayang, hang penting kau sekarang masih ada ibu pengantin ayah mu." Balas Hana tersenyum.
Sedangkan malam ini Mirna memiliki rencana jahat untuk menyingkirkan Hana. Ia berniat untuk pergi terlebih dahulu mengintai rumah Hana. Baru saja hendak pergi, tiba-tiba Tasya datang merengek memanggil ibu nya.
"Ibu....ibu mau kemana?" Tanya Tasya dengan nada tinggi.
"Tas....Tasya!" Ucap Mirna terkejut.
Tasya mendekati ibu nya, lalu memeluknya.
"Ibu jangan pergi, aku ingin malam ini ibu menemani ku tidur!" Pinta Tasya.
"Tasya, kan ada bibi yang menemani mu tidur." Ujar Mirna.
"Tapi aku malam ini ingin tidur bersama ibu." Seru Tasya.
Mirna mau tidak mau pun harus menuruti permintaan anak nya. Jadi malam ini Mirna gagal atas rencana nya.
Sesudah menidurkan Fiona, Hana keluar dari kamar anak nya.
Kembali melangkah menuju kamar nya. Hana tiba-tiba memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pandangan nya mulai kabur dan wajah nya memucat. Untung saja salah satu pembantu melihat nya.
"Haa....buk...buk!" Kaget pembantu itu melihat Hana yang hampir jatuh ke lantai.
"Kepala ku sakit sekali!ah.....aw!" Lirih Hana mempercepat langkah nya.
"Aku butuh obat, aku harus segera minum obat!"
Pembantu itu pun membantu Hana menuju kamar dan membaringkan nya ke tempat tidur.
"Tolong ambilkan obat ku!" Perintah Hana.
Pembantu itu dengan sigap memberikan Hana obat dan segelas air putih. Hana dengan cepat langsung menelan obat tersebut.
"Tolong jangan beritahu Fiona jika aku sakit." Pinta Hana.
"Baik buk saya tidak akan memberitahu Fiona." Ucapnya menganggukkan kepala lalu permisi.
Keesokan hari nya, jam delapan pagi Hana belum juga bangun dari tidur nya. Rosa yang mengetuk pintu kamar Hana berulang kali, membuat Hana terbangun.
Tok.....tok....tok....
"Iya tunggu sebentar....." Lirih Hana belum sadar sepenuhnya.
Dia beranjak dari tempat tidur dan melirik ke arah jam yang melingkar di dinding.
"Astaga aku kesiangan hari ini." Ucap Hana memegangi kepala mya dengan satu tangan.
Hana pun membuka kan pintu untuk Rosa.
"Rosa..."
"Hana...apa kau baik-baik saja?" Tanya Rosa.
"Ah iya aku baik-baik saja, aku hanya sedikit pusing." Jawab Hana.
"Aku kira tadi kau kenapa jam segini belum bangun. Oh ya hari ini aku yang akan menjaga Fiona dan kau jangan lupa minum obat mu sebelum pergi." Ungkap Rosa.
"Iya Ros. Kalau begitu aku mandi dulu, nanti aku akan turun ke bawah." Kata Hana.
"Emm baiklah.." Balas Rosa pergi.
Selang beberapa saat setelah mandi, Hana duduk berdandan di meja rias nya. Menatap wajah nya yang makin hari makin pucat, kelopak mata terkulai dan bibir kering dan pecah-pecah. Dia menatap dengan tatapan penuh kesedihan.
Dia mengambil ponsel menghubungi mantan suami nya.
"Hallo...." Seru Hana.
"Hana....kau....kau..." Ujar Danu.
"Kita akan bertemu di pengadilan nanti. Em..apa kau sangat merasa senang sekarang karena telah ku ceraikan?" Tanya Hana.
"Jujur Han....aku tidak ingin bercerai dari mu. Aku sangat merasa terpukul sekarang. Tolong maafkan aku dan beri satu kesempatan lagi." Pinta Danu.
"Tidak.....gugatan perceraian sudah menjadi keputusan ku." Ucap Hana.
"Hana....tolonglah Han....aku sangat merasa menyesal sekali." Mohon Danu.
"Aku tidak mau berdebat, jadi aku tutup telepon nya." Kata Hana menutup telepon.
"Han..Han...hallo!" Panggil Danu.
Mata Hana tidak sengaja mengeluarkan sedikit air mata.Ia langsung mengusap air mata tersebut dengan tisu. Sebelum pergi ia mengonsumsi obat nya terlebih dahulu.
Sedangkan Fiona saat ini sedang duduk sarapan di ruang makan di temani oleh Rosa. Hana yang baru saja menuruni anak tangga langsung menghampiri putri nya.
"Pagi sayang...." Seru Hana mengecup kening Fiona lalu duduk di hadapan nya.
Fiona membalas senyuman kepada Hana.
"Apa dia makan dengan lahap ?" Tanya Hana pada Rosa.
"Iya, makannya sangat lahap hari ini karena aku membawakan nya bubur dari rumahku." Balas Rosa.
"Terima kasih Ros.....kau memang sahabat ku yang baik." Ucap Hana sambil sarapan.
Selang beberapa saat setelah sarapan Hana berpamitan kepada anak nya jika dia ingin pergi sebentar karena asa urusan .Baru saja beranjak berdiri, badan nya tiba-tiba lemas dan hampir saja jatuh namun Rosa menahannya. Wanita itu memegang kepala nya dengan satu tangan seperti orang hilang kesadaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
sebenarnya obat apa sih yg Rosa kasih ke Hana masa g sembuh2 sakitnya mlh mkn hari mkn parah
2022-09-29
0