2. Ingin Pulang

Fiona yang mendengar ucapan Rosa, langsung tercengang. Mata yang awal nya berkaca-kaca kini menumpahkan air mata. Dirinya tak menyangka bahwa orang yang selalu berada di sisi nya berkata seperti itu.

"Jika kau merasa keberatan selama ini, lantas kenapa kau merawat ku hingga aku tumbuh menjadi dewasa? " Tanya Fiona. "Lalu apa yang harus aku lakukan?tidak bisa kah aku melakukan itu? tidak bisakah aku mengeluh dan merengek? kau adalah satu-satunya orang yang berada disisi ku sekarang. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu." Ucap Fiona dengan tekanan.

Rosa terdiam sejenak mendengar ucapan Fiona. Wanita itu sedikit kaget mendengar perkataan

yang dilontarkan Fiona.

"Fiona, bukan maksud ku berbicara seperti itu. Aku sudah menganggap mu seperti anak ku sendiri." Tutur Rosa mendekati lalu mencoba memeluk.

Fiona yang menangis ter sendu-sendu langsung melepaskan pelukan Rosa.

"Aku akan segera pulang dan pergi meninggalkan tempat ini!" Ucap Fiona.

Lagi-lagi Rosa terdiam, wanita itu sudah tidak bisa menahan keinginan Fiona untuk pulang.

"Boleh tidak boleh aku akan tetap pergi! kau tidak bisa lagi menghalangiku! karena aku sudah mengambil paspor ku." Seru Fiona.

"Fiona, bagaimana kau tahu dimana aku menyimpan paspor mu? kau tidak boleh pulang begitu saja Fiona, ini belum waktunya." Ujar Rosa terperanjat.

"Aku akan mulai mengemasi pakaian ku." Lirih Fiona tanpa menghiraukan pertanyaan Rosa.

Fiona kemudian melangkah ke kamar untuk mengemasi pakaian nya.

"Fiona.... Fiona!!" Teriak Rosa

"Ya tuhan.... bagaimana ini? " Ucap Rosa terduduk lemas di sofa sambil menutup mulut nya. "Aku sangat mengerti perasaanmu Fiona, tapi ini bukan waktunya untuk kau kembali pulang!" Ujar Rosa cemas.

Sore harinya, Rosa yang sedari tadi duduk di ruang keluarga nampak seperti orang bingung. Sesekali ia termenung memikirkan keputusan Fiona yang akan kekeh dengan kepulangan nya. Wanita itu kemudian beranjak dari sofa dan langsung melangkah masuk ke dalam kamar Fiona.

"Fiona!" Panggil nya pada Fiona yang sedang duduk menghadap ke luar jendela.

"Maafkan atas sikap ku tadi!" Kata Rosa namun tak dihiraukan. Ia kemudian mencoba mendekati dan merangkul Fiona.

"Pulanglah! jika itu keinginan mu!" Ucap Rosa.

Ucapan Rosa kemudian membuat Fiona langsung menatap nya.

"Bibi, benarkah ucapan mu itu?" Tanya Fiona menyakinkan.

"Kau sudah besar sekarang, pergilah dan temui lah ayah mu!" Kata Rosa mencoba lapang dada.

"Terimakasih bibi!" Seru Fiona dengan nada girang. "Apakah ayah tahu jika aku akan segera pulang?" Tanya Fiona

Rosa menggeleng pelan. "Belum, tapi aku akan memberi tahu ayahmu nanti." Jawab Rosa.

"Apakah bibi akan ikut bersama ku juga?" Tanya lagi Fiona.

"Untuk ini, aku tidak bisa ikut pulang bersama mu, karena masih ada sedikit urusan yang harus ku selesaikan.Tapi aku akan segera menyusul mu nanti." Papar Rosa menghela nafas sambil menatap wajah Fiona.

Keesokan harinya, Fion sudah menyiapkan diri untuk berangkat menuju bandara.Namun sebelum itu, Rosa tak lupa menghidangkan sarapan untuk Fiona terlebih dahulu. Seusai nya sarapan, Rosa memberikan beberapa pertanyaan kepada Fiona.

"Apa kau benar-benar yakin ingin pulang?" Tanya Rosa.

"Kenapa tidak yakin, ini adalah hal yang aku inginkan selama ini." Jawab Fiona lalu menyeruput segelas susu.

"Apakah kau siap tinggal dengan bersama ibu tiri mu?" Tanya lagi Rosa.

"Entahlah, tapi aku harap dia baik terhadap ku. Lagipula beberapa hari setelah ibu ku meninggal, aku langsung pergi ke luar negeri." lirih Fiona.

"Di Sana kau akan bertemu dengan kedua saudara tiri mu." Ujar Rosa. "Aku juga tidak bisa memastikan apakah saudara tiri mu baik nantinya." Batin Rosa sambil menatap wajah Fiona.

"Lihat saja nanti!" Ucap Fiona

."Marilah kita pergi sekarang." Ujar Fiona sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

Rosa mengantar Fiona ke bandara dengan di supir oleh bodyguard nya. Selang beberapa saat mengendarai mobil, Fiona kini sampai di bandara. Di lobby bandara mereka menyempatkan diri untuk melakukan perpisahan.

"Aku akan segera checkin!" Ujar Fiona sambil mengambil ponsel nya dari dalam tas. "Aw...tapi sebelum itu ada hal yang ingin aku tanyakan." Ucap Fiona.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Rosa.

"Di berbagai cerita menceritakan bahwa ibu tiri sangatlah jahat, apakah ibu tiri ku juga jahat?" Tanya Fiona.

Rosa yang mendengar pertanyaan Fiona langsung terdiam sejenak.

"Fiona, sebentar lagi kau akan berangkat, cepatlah! nanti kau akan tertinggal." Ujar Rosa mengalihkan pembicaraan.

"Hem...baiklah kalau begitu. Aku akan selalu menelpon mu. Aku harap bibi menyusul ku secepatnya." Tutur Fiona merangkul Rosa dengan raut wajah sedih.

"Kau harus memberi ku kabar." lirih Rosa. "Hubungi aku jika sesuatu terjadi padamu. "Cepat atau lambat aku akan menyusul mu." Ujar Rosa mengelus rambut Fiona.

Fiona pun melepaskan rangkulan nya. Entah antara bahagia atau sedih gadis itu merasa keberatan jika harus berpisah dengan orang yang merawat nya dari kecil. Tapi disisi lain dia juga harus pergi. Sebaliknya dengan Rosa, Rosa yang sudah menganggap Fiona sebagai anak sangat merasa sedih atas kepergiannya. Mau tidak mau ia harus merelakan Fiona pergi.

Fiona membalikan badan nya dan berjalan melangkah masuk sambil menyeret koper. Dengan mata berkaca-kaca Rosa tersenyum pada Fiona yang menoleh nya.

"Aku akan selalu merindukan mu!" Teriak Fiona sambil melambaikan tangan.

"Aku juga akan merindukan mu!" Balas Rosa sambil melambaikan tangan juga.

Selepas itu, Rosa melangkah berjalan keluar menuju mobil. Sebelum masuk kedalam mobil, Rosa mengambil ponsel nya dari dalam tas. Ia berniat untuk menghubungi atau memberitahu Danu soal kepulangan Fiona.

"Pasti kau akan sangat marah!" Tutur Rosa menghembuskan nafas kasar.

Telepon tersebut ternyata tidak di angkat oleh Danu. Sudah berapa kali menghubungi namun tak ada jawaban. Rosa yang sedikit geram langsung mematikan ponsel nya.

"Kenapa kau tidak mengangkat telepon mu Danu? segitu tidak penting nya kah anak mu? Baiklah kalau begitu, biarkan kau terkejut atas kedatangan anak mu." Gerutu Rosa lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.

Sedangkan Fiona kini sedang melakukan penerbangan ke kota xxx . Dia duduk berdampingan dengan salah satu pria yang seusia dengan nya. Fion menghadapkan kepala nya ke pintu jendela sambil menutup mata nya dengan maksud akan tidur selama penerbangan.

Beberapa jam penerbangan, Fiona terbangun.Wanita itu kemudian membuka penutup mata nya.

"Apakah tidur mu sangat nyenyak? sampai-sampai dengkuran mu sangat keras dan menganggu ku." Celetuk seorang pria yang bernama Alex.

"Apa? siapa kau? apakah aku mendengkur dengan sangat nyaring?" Tanya Fiona yang belum tapi sadar sambil mengucek mata.

Alex hanya memalingkan pandangan nya dari Fiona dengan menghembuskan nafas kasarnya.

"Katakanlah, apakah aku mendengkur dengan sangat keras?sungguh ini memalukan!" Keluh Fiona mengerutkan dahi nya. "Kenapa kau tidak memberitahu ku?" Tanya Fiona sambil memegang bahu Alex.

"Apakah itu penting? tidak, itu tidak penting bagiku!" Ujar Alex menyingkirkan tangan Fiona.

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

kejutan yg g disangka2 buat danu

2022-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!