Terjebak Cinta Palsu

Terjebak Cinta Palsu

1. Awal

Fiona kini sudah beranjak dewasa. Lima belas tahun hidup di luar negeri membuat dirinya berkeinginan untuk pulang ke tempat dimana dia lahir . Keinginan nya untuk pulang bahkan selalu ia nantikan tiap hari. Namun apa daya, ayah nya yang mengirimkan nya ke luar negeri sama sekali tidak pernah menghubungi maupun menanyakan kabar . Lima belas tahun lamanya Fiona hanya hidup di dampingi oleh Rosa. Tak terlalu tua ,tak terlalu muda juga, Rosa di perintahkan Danu untuk mengurus dan menjaga Fiona di luar negeri.

"Apakah ayah tidak pernah menanyakan keadaanku? " Tanya Fiona yang sedang sarapan.

"Mungkin ayah mu sedang sibuk ." Tutur Rosa memegang kedua bahu melisa.

"Ayah benar-benar lupa pada putrinya. Apakah ayah tidak ingin aku pulang." Tanya lagi Fiona lalu menyeruput segelas susu.

"Fiona, sudah tidak apa-apa. Disini ada bibi yang selalu menemani mu." Ujar Rosa.

"Aku ingin pulang! aku rindu suasana di tempat lahir ku." Celetuk Melisa.

"Aku akan pergi ke kamar! aku tidak ingin berangkat kuliah hari ini." Ucap Fiona yang selalu mengurung diri di dalam kamar. Gadis itu lalu beranjak dari tempat duduk nya dan berjalan menuju kamar.

Rosa hanya membuang kasar nafasnya ketika Fiona pergi ke kamar.

"Kasihan sekali! Kau diasingkan oleh ayah mu sendiri. Aku akan mencoba menghubungi Danu saja." Ujar Rosa dalam hati lalu meraba saku nya untuk mengambil ponselnya.

ponsel Danu berdering.

Pria yang baru saja duduk bersantai di sofa ruang kantor nya langsung saja mengambil ponsel yang berada di dalam saku nya. Danu sempat merasa heran kenapa Rosa menelpon nya, padahal belum lama diri nya sudah mengirimkan jumlah uang yang sangat banyak untuk biaya hidup putrinya.

"Hallo...ada apa kau menelpon ku? " Tanya Danu.

"Aku ingin berbicara sebentar." Jawab Rosa.

"Apa yang ingin kau bicarakan? " Tanya kembali Danu.

"Akhir-akhir ini Fiona sangat jarang masuk kuliah, dia juga selalu berkata ingin pulang. Bahkan Fiona terus bertanya pada, kenapa ayah nya tidak pernah menanyakan keadaan nya." Bisik Rosa agar tak terdengar.

"Agrh... carilah alasan dulu, jangan sampai Fiona pulang ke sini. Bahkan lebih baik jika Fiona tinggal selama-lamanya di sana." Tutur Danu ."Tidak apa jika dia tidak ingin berangkat kuliah, yang penting jangan sampai dia kembali." Jelas Danu.

"Sampai kapan kau terus begini? lima belas tahun lamanya Fiona tidak pernah melihat mu. Dia sangat membendung kerinduan untuk mu." Keluh Rosa yang kasihan.

"Rosa, aku belum siap untuk bertemu dengan putri ku. Mungkin butuh waktu lagi untuk siap menemui nya.Tolonglah, gantikan aku di sisinya untuk sementara waktu." Pinta Danu.

Mendengar ucapan Danu Yang sama setiap saat, Rosa pun langsung mematikan sambungan telepon tanpa berpamitan.

"Maafkan ayah mu ini putriku!" Lirih Danu membuang nafas kasar.

Tiba-tiba datang Mirna istri nya dari arah luar.

"Mir... Mirna? apakah kau mendengar ku tadi? " Tanya Danu bangun dari duduknya, dia sedikit terkejut.

"Pilihan ada di tangan mu!" Ujar Mirna duduk di hadapan suaminya.

"Jika putri mu kembali kesini, mungkin putri mu akan mengalami nasib yang sangat buruk.Tapi jika putri mu tetap di sana maka putri mu akan ku pastikan baik-baik saja." Kata Mirna.

"Akan ku pastikan putri ku tidak akan pernah kembali kesini. Agar kau tidak bisa menyentuhnya sedikit pun." Papar Danu.

Wanita itu tertawa renyah mendengar perkataan Danu. Ia sangat tidak menyukai putri kandung suami nya, bahkan Mirna lah yang menyuruh Danu untuk mengirimkan Fiona ke luar negeri lima belas tahun Yang lalu.

🥦

Malam hari nya, Danu berserta keluarga sedang menikmati makan malam bersama di ruang makan. Nampak penuh kebahagian yang terpampang di wajah mereka. Hana ibu kandung Fiona yang telah lama tiada kini di gantikan oleh Mirna. Ya, setelah Hana meninggal, Danu memutuskan untuk menikah dengan Mirna dan sekarang hasil pernikahan nya dengan Mirna menghasilkan dua orang anak yang bernama Erik Dan Tasya.

Erik yang berusia dua puluh lima tahun kini sedang menjadi direktur salah satu perusahaan di kota nya. Sedangkan Tasya baru saja berusia dua puluh dua tahun dan masih kuliah.

"Sangat nikmat sekali makan malam kali ini! " Ujar Mirna membuka percakapan di suasana yang hening.

"Kapan aku bisa makan bersama dengan Fiona." Tanya Danu dalam hati sambil mengunyah daging.

"Bukankah begitu?" Tanya Mirna tersenyum melirik Danu.

Bukan tidak tahu, Mirna sangat tahu jika suami nya selalu memikirkan putri kandung nya yang berada di luar negeri.

"Owh iya...Aku sangat senang sekali bisa makan dengan putra putri ku setiap harinya. " Balas Danu membohongi perasaan nya.

"Aku jadi teringat dengan saudara ku yang sudah berada di luar negeri. Bagaimana kabar nya ayah? " Tanya Tasya membuat Danu berhenti makan. Sorot mata Mirna langsung mengarah ke Danu yang sejenak terdiam.

"Dia baik-baik saja di sana, bahkan dia berkata lebih senang tinggal di sana." Dalih Danu berbohong.

"Benarkah?tapi setidaknya kenapa ayah tidak pernah menyuruh nya pulang kesini walaupun sebentar saja? " Tanya lagi Tasya.

"Sebaiknya kau makan lebih banyak lagi untuk menjaga kesehatan mu agar tidak sakit." Ucap Danu mengalihkan pembicaraan. Dia tersenyum pada Tasya.

Mirna yang mendengar jawaban suaminya hanya tersenyum tipis dengan bibir sedikit keatas.

"Ayah selalu mengalihkan pembicaraan ketika aku bertanya tentang saudaraku." lirih Tasya lalu menyeruput minuman.

Sedangkan Fiona yang berada di dalam kamar nya, terus saja berdiri melamun menghadap ke arah luar jendela kamar sambil menghayati rintikan hujan yang turun.

Kemudian wanita itu duduk di kursi. Dihadapannya ada meja yang terpajang bingkai foto ia bersama orangtuanya ketika ia masih kecil.

"Aku sangat merindukan pelukan kalian berdua!" Lirih Fiona mengucurkan air mata. "Ibu, seandainya saja ibu masih ada sampai sekarang, pasti aku tidak akan begini." Tutur Fiona.

"Aku juga merindukan mu ayah!" Ujar Fiona lalu merangkul bingkai foto.

Tak lama kemudian, Fiona akhirnya terlelap tidur di kursi sambil memeluk bingkai foto. Rosa yang selalu mengecek Fiona tiap malam di kamar, langsung saja meletakan bingkai foto tersebut kembali ke atas meja. Rosa lalu memindahkan tubuh Fiona yang lumayan berat ke tempat tidur lalu menyelimutinya.

"Tidurlah sayang, aku akan selalu menjagamu. Gadis yang malang!" Bisik Rosa mengelus rambut Fiona.

Besok harinya, seperti biasa Rosa selalu menyiapkan sarapan untuk Fiona yang akan berangkat kuliah. Rumah yang hanya di huni dua orang itu sangat lah hening setiap hari nya. Bodyguard hanya ditugaskan berjaga di halaman rumah saja.

"Makanlah roti dan minumlah susu terlebih dahulu!" Tawar Rosa yang menyajikan di meja makan.

Dengan wajah murung, Fiona yang baru saja turun tangga langsung mendekati Rosa.

"Bibi, aku ingin pulang! aku tidak mau tahu aku ingin pulang!" Kata Fiona menatap Rosa.

Rosa seketika berhenti sejenak dari aktivitasnya dan langsung menoleh ke Fiona.

"Aku muak setiap hari selalu begini, aku bosan aku juga ingin mendapatkan suasana yang baru." Jelas Fiona dengan mata berkaca-kaca.

"Fiona!" Ucap Rosa menghembuskan nafas kasar.

"Selama ini aku yang merawat mu, setiap pagi juga kau mengatakan ingin pulang. Apakah menurutmu aku tidak muak? jelas aku lebih muak setiap hari mendengar rengekan mu." Pekik Rosa mengucurkan air mata."Kau bukan anak kecil lagi Fiona, belajarlah menerima keadaaan." Pinta Rosa sedikit kesal.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Aku sudah mampir Kak, sesuai janjiku d FB, semangat terus, sukses untuk karya barunya..🤲💪💪

2022-09-02

1

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

wow ceritanya seru Baru j dimulai sukses buat kk jack aq mampir 👍👍👍

2022-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!