Ah. Desah Gina saat Alden mulai memainkan tangan. Masuk ke dalam bajunya dan meremas kasar salah satu buah sintal itu.
Sebuah rasa menjalar di sekujur tubuh Gina, sebuah rasa yang tak mampu dia ungkapkan dengan kata-kata.
"Al," ucap Gina Setelah dia berhasil melepaskan ciuman itu. meski dia pun menginginkan sentuhan ini tapi Gina masih mempunyai akal sehat untuk tidak melakukan lebih jauh.
Mengingat bahwa hubungan di antara mereka berdua tidak akan pernah abadi untuk selamanya. Bahkan pintu perpisahan itu sudah berada tepat di hadapan Gina.
"Kenapa? apa kamu lupa keinginan ku?" tanya Alden pula, semakin mengeratkan pelukan di antara mereka. Sampai Gina pun bisa merasakan sesuatu yang sudah mengeras di balik celana sang Boss.
"Al, bagaimana jika aku tau siapa kamu sebenarnya?" tanya Gina, bukannya menjawab pertanyaan Alden dia malah mengajukan pertanyaan lain.
Mendengar itu Alden mengerutkan dahi. Pikirannya tidak terlalu jauh, malah berpikir wajar saja jika Gina mengetahui siapa dia sebenarnya, karena Gina memanglah istrinya, bahkan sebelum dia mengalami amnesia.
Namun dia tidak ingin langsung menebak seperti itu, dia akan dengar apa ucapan sang istri.
"Memangnya siapa aku?" tanya Alden pula.
"Kamu adalah Boss ku, CEO Harwell Life Ansuran yang hilang."
Seketika itu juga tawa menggelegar keluar dari mulut Alden. Bahkan sampai membuat pelukan diantara mereka berdua terlepas.
Pandaan Gina terlalu lucu untuk menjadi nyata.
"Astaga Gina ku sayang, hanyalan mu terlalu tinggi. Ayo duduk," ajaknya, dia pun menarik Gina yang mencebik untuk duduk di kursi ruang tamu itu. Bukan duduk sendiri, tapi Alden memangku istrinya.
Meski belum sembuh total, tapi memangku Gina bukanlah perkara sulit baginya.
Dan Gina pun menurut, dia bahkan menggantungkan kedua tangannya di pundak sang suami.
"Bagaimana jika itu benar Al? bagaimana jika kamu benar-benar adalah dia."
"Baguslah, berarti kita akan jadi orang kaya, kamu tidak perlu lagi bekerja keras seperti Ini," balas Alden pula.
Namun mendengar jawaban itu, Gina malah merasa tak suka. Merasa jika Alden meragukan ucapannya.
"Ingat ini baik-baik," ucap Gina kemudian, merubah raut wajahnya jadi lebih serius.
Alden pun terdiam, menatap kedua mata sang istri dengan lekat, siap mendengarkan apapun yang akan diucapkan oleh Gina.
"Aku punya kesempatan untuk memberitahu keluargamu tentang kamu, tapi aku tidak mengatakannya sekarang. Bukannya aku mau memanfaatkan situasi, tapi aku hanya ingin kamu pulih dulu." terang Gina dengan sangat serius.
Tapi tetap saja di mata Alden itu hanyalah terdengar seperti bualan, entah apa yang terjadi di tempat kerja istrinya, sampai-sampai saat istrinya pulang Gina jadi aneh seperti ini.
"Baiklah, aku akan mengingatnya dengan baik," ucap Alden, dia pun membelai lembut wajah Gina, ingin kembali meneguk manisnya bibir merah itu.
"Janji dulu, jangan menuduhku yang macam-macam nanti, apalagi saat Ingatan kamu kembali.".
"Iya, Iya," balas Alden pula.
"Aku sudah sangat mematuhi kamu, jadi apa imbalannya?" tanya Alden lagi, lengkap dengan kedua tangannya yang mulai memberi kode, membelai lembut punggung Gina dan menggerakkan pinggul istrinya bergoyang di atas pangkuan.
Deg! Gina menelan ludah.
"Ja-jangan sekarang, aku belum beli pengaman untuk kamu." balas Gina gagap, mencari-cari alasan untuk menunda.
"Aku bisa mengeluarkannya diluar kalau kamu belum mau hamil, untuk apa pengaman?"
Deg! Gina kehabisan kata-kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Lina
oh tidak tidak aku masih polos aku gak tau apa-apa 🙈🙈🙈🙈🤣🤣🤣🤣
2024-02-08
2
Lily Miu
kukuh banget ya pendapatnya😅
2024-01-19
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Ya klo sdh sah sebtul nya ya tak masalah seh , mmg lbih nyamana di kluarkan di dlm he...he...he...
2024-01-08
1