BAB 17

...”Siapa aku...? Aku hanyalah manusia biasa ciptaan Tuhan yang diberi nyawa, akal yang sehat dan perasaan... yang terkadang merasa sakit dan bahagia. Seperti halnya saat ini... saat perpisahan antara aku dan dirinya telah terjadi.”...

 

Aletha mengangkat senjatanya mainannya, lalu menyipitkan sebelah kanan matanya dan bersiap untuk meluncurkan peluru. Kali ini Aletha tidak meluncurkan ke papan uji tembak, melainkan ke arah lelaki itu, yang bernama Alexander.

Satu detik...

Dua detik...

”Dorr... dorr... dorr...”

Hebat, satu kata yang harus diucapkan untuk memuji Aletha. Ketiga peluru Aletha sukses terbidik mengenai Alexander, sehingga membuatnya meringis kesakitan. Sedangkan peluru Alexander sukses ditampik oleh Aletha dengan pelurunya. Dan akhirnya Aletha lah yang memenangkan tantangan tersebut. Laura tertawa bahagia, rasa syukur pun terucap dari bibirnya.

”Alhamdulillah, kak Fajar... Aletha menang.” Senyum sumringah terukir dengan indah.

”Hebat. Aletha ... jarang sekali aku menemukan wanita sepertinya, pemberani dan tangguh.” Ujar Fajar yang memuji Aletha. Dan berhasil membuat Fajar semakin cinta dengan sosok Aletha.

Sedangkan Rion, ia hanya terpaku melihat keberanian dan kehebatan Aletha. Karena ia menyadari siapa dia, hanya lelaki yang kadang merasa takut jika digertak oleh lelaki yang tubuhnya lebih tinggi daripada dirinya.

Haduh... Rion kok cemen banget sih,,

”Sudah aku bilang ... jangan melawan aku! Kamu hanya mengenal Jennifer, sebagai Mamaku. Tapi ... kamu tidak mengenal Aletha.” Senyum semirk terukir di bibir Aletha.

Aletha melangkahkan kaki dan meninggalkan Alexander, lalu menuju di mana Laura, Fajar dan Rion masih berdiri menyaksikan aksi sangarnya. Saat hampir dekat, Laura bertepuk tangan dengan bersorak. Berbeda dengan Fajar, ia hanya tersenyum untuk menyambut kemenangan Aletha.

”Al, kamu hebat! Aku bangga memiliki sahabat seperti kamu,”

”Itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang sahabat. Karena aku tidak ingin kamu terluka sedikitpun, Ra.” Aletha melayangkan pelukan kepada Laura.

”Ehm... hemm...”

Tiba-tiba Rion berdehem dengan sengaja, dan itu sukses menjadi pusat perhatian Aletha, Laura dan Fajar. Heran? Itu sudah pasti dirasakan oleh ketiga temannya, karena merasa aneh atas sikap Rion yang tiba-tiba berubah. Sedangkan Rion hanya menyengir saat Aletha, Laura dan Fajar menatap nanar dirinya.

Suasana yang penuh bahagia karena rasa bangga, kini berubah menjadi suasana yang seram dan mencekam saat Alexander berusaha menyakiti mereka semua di tempat yang sama.

”Aletha, aku tidak semudah itu bisa dikalahkan. Aku ... akan melawanmu dan menyakiti mereka semua.” Teriak Alexander mengancam Aletha.

Hanya teriakan yang saat itu dilakukan oleh Alexander untuk mengancam Aletha. Lalu berlalu pergi meninggalkan tempat bermain "shooting experience" tanpa menghiraukan apa yang akan Aletha lakukan untuk membalas ancamannya.

Aletha berdecak, rasa benci dan amarah telah memuncak ke ubun-ubunnya. Rasanya ia ingin sekali meraih kerah baju Alexander dan menyeratnya keluar. Tapi sayang, Alexander sudah berlalu pergi dengan sendirinya.

”Kita tidak boleh berpencar, bahaya dari Alexander telah mengancam keselamatan kita.” Ujar Aletha dengan tegas dan tetap menatap punggung Alexander yang kian menghilang.

”Al... apa kita akan mati ditangannya?” tanya Laura dengan pelupuk mata yang mengembun.

”Ra, ada aku, kak Fajar dan kak Rion bersama kamu. Jadi... jangan pernah berpikir sejauh itu. Tentang kematian ... hanya Allah yang bisa memutuskan. Bukankah ... itu yang sering kamu katakan kepadaku?” Aletha berusaha meyakinkan Laura yang merasa takut.

”Benar apa yang dikatakan Aletha, Ra. Ada kita ... dan tidak akan ada yang akan membuatmu terluka.” Timpal Fajar yang ikut meyakinkan Laura.

Laura mengangkat pandangannya lalu, menganggukkan pelan kepalanya untuk mengitakan Aletha dan Fajar. Dan senyum kembali menarik ujung bibir Laura.

---------

Setelah acara makan siang yang hampir sore itu dilakukan dengan khidmat, kini mereka berempat melanjutkan perjalanan ke pantai, melihat sunset yang indah. Tempat yang sangat disukai oleh Aletha, bahkan menjadi favorit untuknya.

Baru pertama kali Aletha membuka hatinya kembali setelah pernah merasakan yang namanya sakit hati. Dan kembali, hatinya merasa lain saat ia berusaha menyeka keringat yang mengucur di pelipis Fajar.

”Deg...”

Fajar merasa jantungnya berdebar kencang, tubuhnya merasa kaku dan yang bisa ia lakukan hanya diam, berdiri mematung seraya menikmati suasana yang tidak pernah terjadi dalam hidupnya selama ini. Karena Aletha adalah cinta pertamanya.

”Biasa saja lihatnya. Anggap saja kita dalam masa ... ta'aruf, sebelum kak Fajar benar-benar bertemu dengan orangtua ku dan mengkhitbahku.” Senyum yang merekah dari seorang Aletha telah berhasil mengacak-ngacak hati Fajar.

Ungkapan yang sangat disukai oleh Fajar, bahkan sukses membuat hidung mancung Fajar berkembang kempis. Ingin rasanya Fajar melonjak tinggi dan berteriak hore, karena baru pertama kali Aletha mengungkapkan perasaannya walaupun hanya melalui bahasa yang santun. Begutupun halnya dengan Aletha, ia benar-benar merasa malu, membuat pipinya memerah saat mengucapkan masa ta'aruf kepada Fajar. Sedangkan ia tidak pernah mengucapkan hal semacam itu kepada Tara dulu, menjadi gadis bar-bar dan labil, itulah Aletha yang dulu.

”Al, aku ingin mengenal siapa kamu sebenarnya. Bolehkah aku...”

”Siapa aku...? Aku hanyalah manusia biasa ciptaan Tuhan yang diberi nyawa, akal yang sehat dan perasaan... yang terkadang merasa sakit dan bahagia. Seperti halnya saat ini... aku merasa bahagia berada di dekat orang yang menyayangiku dan ... terluka saat perpisahan antara aku dan dirinya telah terjadi.” Ujar Aletha yang menghentikan ucapan Fajar.

Lagi-lagi Aletha sukses membuat hidung Fajar kembang kempis, karena rasa percaya dirinya yang tinggi membuatnya merasa bahwa orang yang tengah dibicarakan oleh Aletha tidak lain adalah dirinya. Namun, Fajar tidak ingin memperlihatkan rasa bahagianya itu dihadapan Aletha, untuk memastikan pemikirannya benar atau tidak, Fajar pun melontarkan pertanyaan kepada Aletha.

”Maksud kamu ... siapa, Al?”

”Kalau kak Fajar ingin mengenalku, maka kak Fajar harus mencari tahu siapa orang yang membuatku terluka dengan adanya perpisahan.” Jawab Aletha tanpa mengalihkan pandangannya.

--------

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 18.00 malam, Aletha yang baru saja usai mandi kini kembali bersiap-siap, memoles sedikit wajahnya dengan bedak dan lipbalm yang melembabkan bibirnya. Dan Laura pun melakukan hal yang sama, meskipun berhijab tapi ... Laura gadis yang tahu bagaimana cara menjaga penampilan.

”Al, bagaimana kalau kita tidak bisa bertemu dengan kak Fajar? Sedangkan... ini sudah mepet banget loh, cuma satu jam.” Laura menatap jam dinding yang berdetak.

”Kita akan bertemu sebelum pesawat lepas landas, Ra. Kak Rion akan menjemput kita dengan mobilnya.” Ujar Aletha dengan senyum yang mengembang.

Rion adalah putra dari orang yang cukup kaya, dan ia menawarkan diri kepada Aletha untuk mengantarkan Aletha bertemu dengan Fajar di Bandara sebelum Fajar benar-benar meninggalkan Amerika Serikat dan kembali ke Indonesia, tepatnya pontianak.

------

Rion melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Karena ia ingin mempertemukan sahabatnya dengan Aletha malam itu. Dan akhirnya... mereka pun sampai di Bandara lalu, bertemu dengan Fajar yang duduk bersama koper besarnya.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!