BAB 3

...Pesan tersendiri untuk diriku ini. Cinta memang tidak mudah dipaksakan dengan siapa pula kita akan berjodoh. Hanya satu yang patut untuk diyakini yaitu , takdir....

****

Sang fajar mulai menyingsing, memancarkan kehangatan di pagi hari. Begitupun dengan Aletha yang seketika terbangun saat merasakan pancaran sinar matahari dari sela-sela jendelanya. Lalu, ia pun menatap jam yang berdetak di atas nakas. Dipandangnya jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Oh my God! Aletha, bodoh sekali kamu ini!" gerutu kesal Aletha.

Aletha segera beranjak dari atas kasurnya lalu, menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya sekaligus menyegarkan wajah yang terasa berminyak. Setelah kurang lebih lima belas menit, akhirnya Aletha pun keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya_handuk khsusu pengering rambut pun ia pakai.

"Akh, segarnya!"

Saat merasakan kesegaran dalam tubuhnya tiba-tiba pintu kamar pun terdengar ada ketukan dari arah luar. Entah siapa yang bertengger di sana? Dan ketukan itu dilakukan beberapa kali seraya memanggil nama Aletha. Bahkan meminta Aletha untuk segera membuka pintu kamar tersebut. Pada akhirnya Aletha pun melakukan perintah itu.

"Ceklek,"

"Selamat pagi sayang,"

"Ada apa? Apa ada hal penting?" ketus Aletha.

"He ... he ... maaf, sayangnya ... tidak ada hal yang penting pagi ini untuk kamu." Jawab Luna terkekeh.

"Sial!" umpat Aletha.

Aletha sungguh berdecik kesal terhadap kelakuan kakak nya itu. Ya ... seperti itu lah kehidupan keluarga Aletha. Mesikoun bukan saudara sedarah, tetapi mereka saling menyayangi satu sama lain, bercanda dan tertawa bersama. Bahkan mereka juga ingin memiliki perkerjaan yang sama. Namun, hanya berbeda tentang tempat di mana mereka akan menempuh pendidikan yang tinggi.

"Al, mau tidak kamu temani kakak pagi ini? Hanya sebentar saja." Teriak Luna.

Karena pintu yang sudah ditutup kembali oleh Aletha_membuat Luna harus berteriak agar Aletha mendengar ajakan yang ia ajukan. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama Aletha segera menjawab sekaligus melontarkan pertanyaan terhadap Luna yang masih setia berdiri di sana.

"Aku mau tapi ... kemana dulu, Kak?"

"Ceklek,"

Pintu kamar dibuka kembali oleh Aletha lalu, mereka saling pandang dan sedikit candaan pun mereka lakukan. Dan ajakan itu pun berujung dengan kebahagiaan, meskipun di dalam hati Aletha masih merasakan luka yang tajam bak pisau bedah yang sudah menusuk hati dan jantungnya_seolah jantung telah berhenti untuk berdetak.

"Al, apa kamu yakin dengan keputusanmu itu? Kenapa kita tidak satu Universitas saja di Jakarta?"

"Kak, aku hanya ingin mengejar cita-cita dan rasa inginku saja. Jika aku sudah lulus dan mendapatkan kerja di sana, paling tidak bertahan untuk satu tahun saja. Itu pun ... kalau aku betah menahan rasa rindu terhadap kakak ku yang satu ini. He ... he ... he," kekeh Aletha.

Saat pembicaraan sederhana itu berlangsung sejenak harus terhenti saat ketukan pelan telah terdengar di gendang telinga mereka. Lalu, Luna pun memutuskan untuk membuka pintu tersebut dan memastikan siapa yang sudah bertamu di rumahnya sepagi ini. Dan saat Luna membuka pintu ia dikejutkan dengan selembar undangan yang namanya tertulis jelas di sana. Pak kurir yang mengantarnya pun pergi setelah Luna menerima paket tersebut.

"Tara dan Cl ... Clara? Siapa wanita ini?" batin Luna.

Luna pun mengenga setelah membaca pemilik undangan tersebut, tetapi tangan Luna seketika menutup mulutnya. Terlihat jelas bahwa Luna merasa terkejut_tidak memercayai apa yang baru saja ia terima. Sebuah undangan pernikahan yang akan dilangsungkan hari itu juga oleh Tara dengan pasangannya, Clara. Wanita yang dijodohkan dengan Tara tidak lain adalah wanita yang bernama Clara.

"Oh, jadi ini yang membuat Aletha marah seperti itu kemaren? Dan malah merusak harga dirinya sendiri saat berada di tepi jalan. Bre****k kamu, Tara." batin Luna yang ikut teriris.

Luna masih tampak termenung di depan pintu_yang membuat Rena menghentikan aktivitasnya sejenak lalu, menghampiri Luna dan bertanya kepadanya, "Luna, ada apa? Kenapa kamu tidak segera masuk? Apa terjadi sesuatu hal?"

Luna tidak mampu menjawab dengan rangkaian kata-kata. Melainkan hanya menyodorkan selembar undangan pernikahan kepada Rena, mama nya. Hal sama pun dilakukan oleh Rena, terkejut itu sudah pasti. Bagaimana, tidak? Sedangkan mereka tahu bahwa Aletha sangat mencintai Tara, begitupun dengan Tara yang sama halnya mencintai Aletha. Namun, kenyataan pahit saat ini sedang dirasakan putri sambungnya itu.

"Kak, jadi pergi?"

Pertanyaan itu seketika membuyarkan lamunan Luna dan juga Rena. Dan saat menyadari bahwa ada Aletha di samping mereka, Rena pun segera menyembunyikan undangan tersebut. Dalam hati nya pun ikut teriris dan miris saat menerawang bayangan Aletha hidup bahagia bersama Tara, kekasih pujaan Aletha selama ini.Namun, kenyataan telah berkata lain_takdir tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Kenapa Mama sama kak Lina menatapku seperti itu?"

"Lalu ... undangan milik siapa itu?"

Aletha terus melontarkan pertanyaan kepada dia wanita yang berada didepannya. Sedangkan Rena dan Lina merasa tercekat atas setiap pertanyaan Aletha. Namun, pada akhirnya Aletha pun mengetahui undangan dari Tara tersebut. Karena merasa penasaran, ia merebutnya dari tangan Rina.

"Aletha..."

"Hem ... sudahlah! Mama dan kak Lina tidak perlu khawatir. Aletha sudah tahu semuanya kok."

"Apa ... karena ini kamu mau ke Amerika?" tanya Rena nampak ragu.

"Tidak. Aletha punya satu alasan kenapa Aletha mau pergi ke Amerika, Ma. Tapi bukan karena ini."

Aletha begitu tenang saat menjawabnya. Dan tidak menampakkan ekspresi sedih seperti kemaren. Namun, hati Rena dan juga Lina merasa tidak tenang_mata mereka masih setia menatap dalam Aletha. Akan tetapi, justru sebaliknya_Aletha nampak memperlihatkan senyuman yang sungguh manis.

"Kak, jadi kan ke pantai?"

"Emm ... baiklah! Kalau begitu kakak ambil tas dulu."

******

Siang itu Aletha menghabiskan waktu bersama Lina di sebuah pantai yang pernah dikunjungi oleh Aletha saat patah hatihati_saat cintanya dengan Tara telah berakhir. Dan saat menikmati pemandangan pantai di sana tiba-tiba Aletha mengingat lelaki yang menyapanya.

"Sial! Kenapa aku teringat perkataan bodoh lelaki itu?" umpat Aletha dalam batinnya.

"Kenapa wajahmu berubah seperti itu?" tanya Luna saat melihat Aletha nampak kesal.

"Akh tidak, kak. Aku ... hanya ingin buang air kecil sebentar."

Aletha berlari terburu-buru untuk menghindari Luna yang mulai mempertanyakan ekspresi wajahnya saat mengingat lelaki yang begitu menyebalkan baginya. Dan Aletha juga sering mengumpat kesal saat memori ingatannya kembali tentang lelaki yang menyatakan bahwa dirinya adalah gadis bodoh.

"Sial ... sial ... sial! Arghhh ... Lelaki gila itu, kenapa bisa begitu melekat dalam memoriku?"

Aletha begitu merasa kesal_untuk membuat mood nya kembali ia menghidupkan air keran lalu menyiram wajahnya sampai beberapa kali. Sehingga kesegaran dapat ia rasakan kembali. Dan setelah Aletha cukup merasa tenang, ia segera kembali menemui Lina_takut jika Lina merasa khawatir dengan keadaannya yang tak kunjung kembali.

"Bruk,"

Tabrakan pun terjadi secara tiba-tiba saat berada di depan toilet wanita. Aletha pun seketika tersungkur ke bawah dan mengaduh kesakitan, karena luntutnya berdarah setelah terbentur baru kerikil yang tajam.

"Maaf, saya tidak sengaja."

"Tidak apa-apa. Mungkin saya kurang hati-hati. Ya sudah, saya permisi dulu!"

*****

"Lama sekali pergi ke toilet nya, dek?"

"Maaf kak, tadi ada kejadian yeng menghalangi langkahku." Aletha menyengir.

"Ha ... ha ... ha ..." Luna pun tertawa terpingkal.

"Dek, kakak boleh bertanya?"

Deg...

Aletha seketika berhenti tertawa saat Lina menatapnya tajam dengan ekspresi wajah yang nampak serius. Dengan ragu Aletha menjawab iya kepada Lina, meskipun dalam hatinya merasa penasaran dengan pertanyaan Lina yang belum dilontarkan.

"Apa kamu yakin, sudah merelakan Tara? Dan ... apa kamu benar sudah baik-baik saja?"

"Kak Lina tenang saja dan jangan khawatir! Cinta memang tidak mudah dipaksakan dengan siapa pula kita akan berjodoh. Hanya satu yang patut untuk diyakini yaitu , takdir. Dan aku juga tidak bisa memaksa Tara untuk mempertahankan aku, kak." Senyum pun terukir di bibir Aletha.

Jawaban Aletha membuat Lina sedikit merasa lega. Bahkan Lina tidak merasa khawatir lagi untuk melepas Aletha pergi dari kota Jakarta, tepatnya Indonesia. Demi menempuh pendidikan yang diinginkan, ikhlas lebih baik bagi Lina.

*****

Akhirnya kini Aletha berada di Bandara Jakarta_menanti keberangkatannya.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!