BAB 2

Menatapmu begitu indah, terutama saat netra ini kau kunci. Entah apa yang sudah membuat pertemuan ini seolah takdir Tuhan yang tidak bisa dihindari. Dosa kah aku jika menatapmu seperti ini?

*****

"Dasar, gadis bodoh dan gila."

Tiba-tiba ucapan seorang lelaki menyadarkan Aletha dari lamunannya. Lalu, Aletha pun menoleh ke arah pemilik suara tersebut seraya menyapu area sekitar. Namun, tidak ada orang lain selain dirinya. Dan pertanyaan pun terlontar dari bibir Aletha terhadap lelaki tersebut.

"Kamu bicara sama saya? Kamu ngatain saya juga?"

Begitu enteng pertanyaan itu keluar begitu saja dengan nada ketusnya. Sedangkan lelaki itu sejenak terdiam seraya menatap Aletha dengan tajam. Dan tanpa di sadari mata mereka terkunci_tatapan mereka pun bertemu. Namun, ia itu tidak berlangsung lama karena, lelaki tegap itu segera mengalihkan pandangannya. Begitupun hal nya dengan Aletha yang melakukan hal sama.

"Iya. Saya memang bicara sama kamu, gadis ABG yang tidak tahu malu."

Ucapan itu begitu menohok Aletha. Seketika membuat mulut Aletha menganga karena baru kali pertama dia dikatakan gadis ABG yang gila dan tidak tahu malu. Mungkin itu sungguh keterlaluan, tetapi tidak bagi lelaki itu. Meskipun lelaki itu sendiri sebenarnya tengah patah hati juga, sama seperti Aletha.

"Sial sekali aku bertemu dengan lelaki sekasar kamu. Tapi ... kali ini kamu saya lolosin, karena saat ini suasana hatiku lagi kurang baik. So, lebih baik saya saja yang mengalah. Permisi!" ketus Aletha.

"Silahkan! Toh, tidak ada yang melarang."

Aletha pun pergi dan enyah dari pandangan lelaki itu. Begitupun dengan lelaki yang memiliki tubuh berisi itu, berkulit putih dan berkharisma_pergi meninggalkan pantai setelah menerima sebuah panggilan dari benda pipih yang berada di dalam sakunya. Entah siapa sebenarnya lelaki itu? Dan entah siapa yang baru saja berbicara dengannya melalui udara.

****

"Sial! Hari ini aku benar-benar sial! Arghhh,"

Beberapa kali Aletha mengumpat dan mengacak kasar rambutnya yang terurai itu. Gadis berparas cantik itu begitu merasa kesal, bibirnya pun ia manyunkan ke depan saat memasuki halaman rumahnya. Dan saat hendak masuk ke dalam rumah, ada rasa ragu di dalam hatinya. Bahkan rasanya ia tidak ingin bertemu dengan keluarganya itu terutama, papa nya.

"Haruskah aku masuk sekarang? Bagaimana kalau Papa di rumah?"

Setelah berdiri dan berpikir cukup panjang, akhirnya Aletha memutuskan untuk masuk dan menyapa siapa saja jika bertemu dengan keluarganya. Dan apa yang dikhawatirkan nya pun telah terjadi, Tuan Bagas Kara tengah duduk di ruang keluarga seraya meneduh kopi hitam sebagai minuman favoritnya.

Derap kaki sengaja Aletha pelankan, agar Tuan Bagas Kara tidak mendengarnya. Namun, tajamnya pendengaran Tuan Bagas Kara seketika membuat Aletha terhenti lalu, tanpa sebuah permintaan pun Aletha mengerti apa yang diinginkan papa nya itu.

"Aletha,"

"Iya, Pa. Ada apa?"

"Darimana kamu? Kenapa langkahmu seperti itu? Mengendap-endap di rumah sendiri bagaikan mau maling saja,"

"Ah ... tidak bermaksud apa-apa kok, Pa. Hanya saja, sepatu yang Aletha pakai sedikit kotor, kan kasihan jika bik Inah harus membersihkan berulang-ulang." Elak Aletha memberi alasan.

"Kamu pikir Papa ini bodoh? Sehingga mudah dikibulin sama kamu? Tadi Papa melihat kamu berhenti di tepi jalan dan berbuat onar. Benar, bukan?"

Tidak mudah bagi Aletha membohongi papa nya, sehingga membuat Aletha berkata jujur sejujurnya tentang apa yang dialami olehnya hari itu. Namun, hanya ekspresi datar dan perlakuan yang biasa-biasa saja dari Tuan Bagas Kara setelah mengetahui akan hal itu. Justru sebuah permintaan aneh yang membuat Aletha seketika merasa kesal.

"Papa sudah pernah bilang, jangan terlalu main-main dengan hidup. Tentukan pilihan kamu malam ini juga!"

"Apa harus malam ini, Pa?"

"Iya. Karena besok sudah Papa tentukan apa yang harus kamu lakukan setelah memberikan keputusanmu."

Lagi dan lagi Aletha memanyunkan bibirnya sedikit ke depan seraya menggerutu kesal. Karena baginya itu belum ada kepastian_masih diambang tanpa arah tujuan. Sedangkan saat ini ia hanya ingin tempat yang nyaman. Namun, saat berada di dalam kamarnya terbesit tentang lelaki itu. Lelaki yang sudah mengatainya dengan serangkaian kata yang tidak bisa ia diamkan saja jika itu terjadi lagi.

"Mungkin memang benar apa yang dikatakan lelaki itu tadi. Aku hanyalah gadis ABG yang masih labil. Tetapi ... aku sudah lulus SMA, jadi aku harus bisa mengubah sikapku ini. Bukankah, akan ada lebih dari ini masalah yang akan aku hadapi nanti? Kenapa aku harus menyerah secepat ini?" senyum sungging pun terlukis dari bibirnya.

"Aletha, kamu siap dengan keputusanmu ini. Ikhlas? Jika, ditanya seperti itu jelas jawabanku tidak. Tapi aku tidak mungkin menunggunya yang sebentar lagi akan menjadi suami orang."

Setelah Aletha berusaha bangkit, beberapa lembar fotonya dengan Tara ia ambil lalu, dibakar sampai menjadi abu yang hancur dengan sendirinya. Senyum puas pun kembali terlukis dari bibirnya, perlahan luka yang menguak hati ia kubur dalam. Meskipun itu sebenarnya terasa begitu sulit. Tapi pola pikirnya berbeda, karena ia memikirkan masa depannya_entah luka yang semakin menyakitkan atau akan berbuah manis dalam kisah asmaranya.

****

Acara makan malam bersama keluarga pun telah dilakukan. Dan setelah usai, Tuan Bagas Kara kembali bertanya kepada putrinya itu. Dengan suara lantang dan penuh dengan keyakinan Aletha pun memberikan jawaban atas pertanyaan papa nya tadi. Dan jawaban itu sukses membuat papa, mama tiri dan saudara tirinya seketika terkejut.

"Aletha mau melanjutkan kuliah di Amerika ... dan tinggal bersama Mama di sana."

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu?"

"Aletha yakin, Pa."

"Dek, apa kamu yakin? Kamu tidak sedang mengambil keputusan dengan kemarahan terhadap kak Luna, kan?"

"Tidak lah, Kak. Aletha yakin dengan keputusan yang sudah bulat ini. Bahkan Aletha berpikir besok adalah hari yang baik untuk pergi ke sana dan segera mendaftarkan diri di salah satu Universitas di sana."

Sejenak suasana berubah menjadi hening_nampak Tuan Bagas Kara tengah berpikir dengan apa yang sudah diputuskan oleh Aletha. Setelah berpikir cukup panjang, akhirnya Tuan Bagas Kara mengiyakan keinginan Aletha tersebut. Karena baginya, masa depan Aletha hanyalah Aletha sendiri yang harus memutuskan dan bagaimana pun konsekuensi yang akan terjadi atas keputusannya tersebut, Aletha harus menanggungnya sendiri. Tuan Bagas Kara begitu keras mendidik anak kandungnya beserta anak sambungnya, agar kelak menjadi seorang wanita yang mampu bersikap dewasa, bijak dan tidak direndahkan oleh seorang pun.

****

Malam sudah semakin melarut, jam dinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Namun, sepasang mata kecoklatan milik Aletha masih terjaga. Karena ia kembali memikirkan tentang Tara yang esok akan menjadi imam orang lain, bukan dirinya. Tapi perasaan cinta ia tepiskan, karena ia sadar akan semakin terluka jika memori tentang Tara masih melekat dalam otaknya.

"Tidak, Aletha. Kamu pasti bisa melupakan Tara."

Penuh semangat cinta itu ditepiskannya_dikubur dalam. Dan di saat itu, Aletha tiba-tiba kembali mengingat tatapan yang tidak sengaja terjadi antara dirinya dengan lelaki itu_dalam hatinya pun berkata, "Tanpa sengaja mata ini terkunci, lalu tatapan antara aku dengannya terjadi. Seolah takdir Tuhan memang ada. Dosa kah jika aku menatapnya seperti tadi?"

Lalu, perlahan Aletha pun terpejam_entah dari jam berapa Aletha mulai memejamkan sepasang matanya yang sudah lengket. Bahkan kini ia pun sudah berada di alam mimpi.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!