BAB 11

”Ya Allah ... hamba tahu kalau hamba tak pandai bersyukur atas apa yang Engkau berikan. Hamba hanya pandai mengeluh dan terus mengeluh kepada-Mu. Kini ... hamba kembali melangitkan do'a kepada-Mu, jika ... hamba berjodoh dengan kak Fajar, maka permudahkan lah urusan kami tanpa adanya zina.”

 

Aletha memakai mukena yang berwarna putih dengan sedikit manik-manik untuk mempercantik mukena tersebut. Tidak lama kemudian terbentang lah sajadah ke arah kiblat, lalu Aletha menjalankan sholatnya sekhusu' mungkin. Dan dalam sujud terakhir, ia mengadu dan melangitkan do'a kepada Sang Pencipta.

”Ya Allah ... hamba tahu kalau hamba tak pandai bersyukur atas apa yang Engkau berikan. Hamba hanya pandai mengeluh dan terus mengeluh kepada-Mu. Kini ... hamba kembali melangitkan do'a kepada-Mu, jika ... hamba berjodoh dengan kak Fajar, maka permudahkan lah urusan kami tanpa adanya zina.” Gumam Aletha lirih.

Setelah usai menjalankan sholat sunnah istikharah, Aletha sejenak berdiam diri di sisi kanan ruang kamar kosnya. Tepatnya ia berada di samping jendela, tetapi malam itu jendela sudah ia tutup rapat, hanya saja gorden yang menghiasi jendela tersebut masih dibuka dengan lebar.

Malam kian melarut, hanya kerlipan remang antara bintang dan bulan yang menemani malam Aletha. Karena lampu setiap gedung dan rumah telah dipadamkan kecuali ... lampu setiap jalan. Namun, bagi Aletha suasana sunyi sedemikian membuatnya merasa tenang dan damai saat rasa bimbang dan rindu telah menerpa dalam setiap malam-malamnya.

”Aku akan mencoba mengirim pesan untuk kak Luna. Ah tidak, aku akan mengirim pesan langsung kepada Papa saja.” Pekik Aletha.

Segera Aletha meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Karena ia tidak ingin mengurungkan niatnya lagi untuk menghubungi Bagas Kara, walaupun hanya melalui pesan singkat saja. Setidaknya rasa rindu dan kecemasan yang menyelimuti dirinya malam itu telah terobati sejenak.

”Assalamu'alaikum, Pa. Emm ... maafin Aletha jika, Aletha baru bisa menghubungi Papa. Di sini Aletha baik-baik saja, bagaimana kabar Papa? Jaga kesehatan, jangan lupa untuk makan tepat waktu. Dan Aletha janji, akan sesering mungkin untuk memberi pesan kepada Papa.” Senyum tipis telah terukir di bibir Aletha.

Setelah mengirim pesan singkat kepada Bagas Kara, Aletha memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di samping Laura yang sudah tertidur kembali setelah memberikan penuturan singkat kepada Aletha. Selimut tebal yang selalu menghangatkan malamnya, kini telah ditarik sampai menutupi sebagian tubuhnya dan juga Laura.

 

Waktu terus berjalan dengan begitu cepat, hampir empat tahun sudah Aletha menempuh pendidikan di Amerika. Begitupun dengan Laura, kini ia juga hampir lulus dan di wisuda bersama Aletha. Sedangkan Fajar, ia sudah lulus terlebih dahulu dari mereka. Bahkan Fajar kini sudah bekerja menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit di Amerika. Tetapi, Fajar juga tidak pernah berhenti berkunjung ke Universitas nya dulu, di mana Aletha dan Laura masih berada di sana.

”Al, tadi kata pak Robert ada surat untuk kamu. Nih!” Laura menyodorkan selembat kertas yang dilipat rapi kepada Aletha.

”Dari siapa, Ra?” tanya Aletha penasaran.

”Entahlah!” Laura hanya mengedikkan kedua bahunya.

Aletha dan Laura memang penasaran dengan siapa yang mengirimkan surat itu, bahkan mereka juga merasa penasaran dengan isi di dalam surat tersebut. Tetapi, mereka mengurungkan niat untuk membuka surat itu dan membacanya, karena mereka harus mengayuh sepeda-melanjutkan perjalanan menuju ke tempat kos.

Keduanya menikmati perjalanan dalam setiap ayuhan dengan suasana kota yang cukup ramai sore itu. Dan selama hampir empat tahun mereka juga tidak pernah berkeluh kesah tentang kehidupan sederhana mereka saat dalam perantauan. Hanya ada canda tawa riuh yang selalu menghiasi mereka dalam setiap hari-hari. Seperti sore itu saat masih dalam perjalanan, tak hentinya canda tawa menghiasi mereka.

Setelah satu jam mengayuh sepeda, kini mereka masuk ke dalam kamar dan merebahkan sejenak tubuh mereka yang merasa lelah. Keduanya mengamati_menyapu setiap sudut ruangan persegi itu dengan beberapa foto berbingkai milik Laura sebagai penghiasnya. Sedangkan Aletha, ia tidak pernah memajang foto siapapun dalam kamar itu, bahkan mengenalkan siapa ayahnya kepada Laura saja tidak.

”Al, tidak terasa ya kita hampir saja meninggalkan negara ini.” Ucap Laura dengan seulas senyuman.

”Kamu benar, Ra. Dan tidak terasa juga persahabatan kita sudah selama itu. Yang membuatku menyadari betapa penting dan berharganya dirimu untukku, tanpa kamu ... aku tidak akan mengerti banyak hal.”

”Sama, Al. Aku juga tidak akan mengalami banyak hal tanpa adanya kamu. Dan ... bagiku itulah gunanya seorang sahabat.”

Keduanya melepas lelah dengan mengenang masa pertama mereka saling mengenal hingga saat ini. Rasanya mereka begitu enggan untuk berpisah setelah wisuda nanti. Tapi, mereka harus tetap menjalankan kehidupan mereka meskipun tidak saling bersama, tetapi tetap saling menyapa melalui udara.

Satu bulan lagi mereka akan mendapatkan tugas skripsi_yang menentukan bagaimana masa depan mereka nanti. Dan saat ini mereka ingin bersenang-senang terlebih dahulu sebelum banyak tugas yang akan membuat otak dan tenaga mereka terkuras habis.

”Ra, bagaimana kalau nanti kita ke pasar malam?”

”Emm ... boleh juga, Al. Ya ... itung-itung kita bersenang-senang di sini sebelum nanti kembali ke Indonesia.”

Dan akhirnya mereka saling berjanji untuk mendatangi acara pasar malam yang digelar di sana. Kebetulan sekali, malam itu adalah malam minggu_malam yang digunakan sebagai ciri khas bagi anak remaja untuk nongkrong bersama teman-teman mereka.

Malam pun telah tiba, Aletha bersiap-siap mengenakan kaos lengan panjang dan juga celana jeans hitamnya dengan rambut yang sebagai diurai. Sedangkan Laura, ia mengenakan gamis panjang bermotif bunga dengan corak warna biru tua yang dipadukan dengan jilbab berwarna hitam. Begitulah kehidupan sehari-hari mereka, memiliki agama yang sama tetapi, cara berpakaian yang berbeda. Namun, mereka tidak mempermasalahkan akan hal itu.

”Are you ready, Ra?” tanya Aletha memastikan.

”Ready!” jawab Laura dengan semangat.

”Ok. Let's Go...!”

Aletha dan Laura kembali mengatuh sepeda untuk pergi ke pasar malam yang masih digelar di sana. Hal yang sama telah mereka lakukan, di mana keduanya saling canda dan tawa saat perjalanan. Dan malam itu terasa begitu indah, banyak lampu terang yang menerangi malam, cahaya rembulan dan kerlap-kerlip bintang adalah penghias terindah pada malam itu.

Setelah mengayuh sepeda, akhirnya mereka pun sampai di tempat pasar malam. Dan dengan segera mereka menikmati kehangatan, keramaian dan juga keindahan pasar malam yang sebelumnya belum pernah mereka temui di sana. Bahkan setiap momen selalu mereka abadikan dengan kamera. Tetapi, saat kebahagiaan di antara mereka benar-benar mereka rasakan tiba-tiba seseorang telah menghancurkan rasa bahagia itu.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!