BAB 6

...’Melupakan masa lalu memang teramat sulit ... apalagi jika itu sudah membuat hati terluka. Tapi ... saat mengenalmu ada rasa tersendiri yang mampu membuat memori hitam ku menjadi berwarna.’...

 

Satu bulan telah berlalu dengan begitu cepat. Aletha menjalani hidup di negara itu dengan rasa bahagia, terutama saat mengenal sosok Laura yang memberikan warna dalam hidupnya. Pengalaman baru hampir setiap hari Aletha lakukan bersama Laura. Meskipun tidak bergelimang harta, Aletha tidak sedikitpun mengeluh. Bahkan Aletha juga tidak menyebutkan siapa ia yang sebernarnya kepada Laura. Karena Aletha merasa nyaman dengan hidup serba kesederhanaan bersama Laura.

”Ra, baju itu terlihat bagus deh!”

”Iya sih bagus, Al. Tapi sayang ... tidak pas jika aku yang memakai hijab. Lagipula pasti harganya juga mahal.”

”Ya... ya... ya, kamu memang benar. Bagaimana kalau sekarang kita makan saja, aku laper.” Ajak Aletha nyengir.

Hari yang begitu panas membuat seorang Aletha merasa kegerahan, seolah matahari sudah membakar kulitnya sampai gosong. Akh, lebay nih Aletha. Wkwkwk...

Hati yang sudah siang itu membuat Aletha merasakan lapar, cacing-cacing di perutnya sudah mulai meronta meminta jatah makanan di kala itu. Tanpa menunggu lama lagi Aletha dan Laura menuju ke tempat makan sederhana di sana. Mungkin para pembaca lagi mikir nih, memangnya ada ya warung makan sederhana di Amerika Serikat?

”Pemandangan yang indah ya, Ra. Bagaimana kalau hari libur berikutnya kita bersepeda lagi?”

”Bolehlah, kalau aku pas lagi tidak sibuk ya!” jawab Laura yang tetap mengatuh sepeda.

”Yah, kok gitu sih, Ra?” ada rasa sedikit kecewa.

Laura hanya terkekeh melihat ekspresi wajah Aletha yang cemberut karena kecewa terhadap jawabannya. Tapi, seorang Aletha tidak akan pernah marah kepada Laura, dan rasa kecewanya itu hanyalah semu. Karena pada akhirnya mereka kembali saling melengkapi, saling membantu dan saling mendoakan.

Hati itu memang jadwal kuliah mereka telah libur, tepatnya hari itu adalah hari minggu. Dan Aletha bersepeda dengan Laura di Philadelphia, bahkan kini mereka menghentikan sepedanya di depan warung makan sederhana, di mana warung makan tersebut sudah terkenal dengan nama Hardena Waroeng Surabaya. Yang didirikan sekitar 10 tahun lalu.

”Ra, kita duduk di sana yuk!” ajak Aletha yang menunjuk ke bagian ujung.

”Boleh. Kamu pesen makanan dulu ya, Al. Aku mau ke toilet sebentar.”

”Mau di pesenin apa, Ra?”

”Seperti biasa saja,”

Dan seperti biasa, Aletha memesankan makanan khas Surabaya yang sudah sangat terkenal di Philadelphia. Karena hampir sering makan berdua di sana, jadi Aletha tahu betul makanan kesukaan Laura.

Sejenak Aletha merajuk dengan benda pipihnya saat Laura masih berada di toilet umum. Sebuah pesan telah masuk ke nomornya, tetapi rasanya begitu enggan untuk sekedar membalas pesan itu. Hanya terbaca, lalu diabaikan kembali.

”Dek, kamu apa kabar? Kenapa tidak pernah memberi kabar kepada Kakak jika ... kamu tidak mau memberi kabar kepada Papa ataupun Mama? Kak Luna rindu,”

’Deg...’

Hati kembali ternyuh atas rindu yang memberikan kesedihan. Ingin menyapa tapi tak bisa, ingin menulis pesan tetapi masih begitu enggan. Ya ... selama satu bulan berada di Amerika Serikat Aletha masih belum memberikan kabar apapun kepada keluarga Bagas Kara. Dan itu ia lakukan karena luka.

”Maafkan Aletha, kak Luna. Melupakan masa lalu memang teramat sulit ... apalagi jika itu sudah membuat hati terluka. Tapi ... saat mengenal Laura, ada rasa tersendiri yang mampu membuat memori hitam ku menjadi berwarna. Jadi, aku ingin menikmati kesederhanaan dengan Laura.” Batin Aletha.

Aletha memilih meninggalkan beberapa fasilitas yang diberikan Bagas Kara terhadapnya. Bahkan ia rela naik sepeda atau naik bus untuk pergi ke Universitas di mana ia menempuh pendidikannya. Jurusan yang diambil pun sama dengan Laura, dokter ahli bedah jantung.

”Ya Allah ... Engkau mampu memperkenalkan aku dengan Laura, sehingga diri ini harus melewati bagaimana berjuang untuk hidup dan bersyukur atas apa yang Engkau berikan kepada ku, meskipun itu ... banyak kesederhanaan.” Aletha menyapu setiap sudut ruangan warung sederhana itu.

Seorang pelayan tengah berjalan menuju ke arah meja Aletha dengan membawa nampan yang diisi dengan beberapa makanan yang sudah dipesan Aletha tadi. Dengan senyum ramah Aletha menyambut pelayan tersebut. Dan tidak lama kemudian Laura datang.

Aletha dan Laura kini menyantap makanan itu dengan khidmat. Selalu ada rasa syukur saat menjalankan apapun itu, termasuk makanan khas Indonesia yang mereka santap siang itu. Semenjak mengenal Laura, Aletha sering menjalankan sholat lima waktu, membaca mushaf dan juga bertutur kata dengan sopan. Walaupun sampai saat ini Aletha masih belum siap untuk memakai hijab. Namun, Laura tidak pernah menuntut cara berpakaian Aletha, asalkan itu masih menutup aurat.

”Ra, kali ini aku yang bayar ya?”

”Ah tidak perlu lah, Al. Aku bayar sendiri saja, ya?”

”Sudahlah, Ra! Aku baru mendapatkan rejeki loh ini, jadi ... tak apa jika aku yang traktir kamu.” Senyum manis terukir indah di bibir Aletha.

”Ok lah, semoga rejeki kamu tetap lancar, Al.” Itulah doa yang selalu terucap dari seorang Laura.

Satu detik...

Dua detik...

Mereka berdua masih menikmati makanan khas Indonesia, tepatnya khas Surabaya. Dan saat mereka menikmati makanan itu tiba-tiba seseorang menghampiri meja makan mereka. Lalu menyapa mereka dengan amat sopan_dengan senyum yang menghiasi wajah tampan lelaki itu.

”Assalamu'alaikum,”

”Wa'alaikumsalam,” jawab Aletha dan Laura bersamaan.

Terlihat jelas Aletha dan Laura yang merasa terkejut atas kehadiran lelaki itu. Seorang lelaki yang bernama Fajar Nur Rahman, yang memiliki ketampanan khas Indonesia. Namun, tak kalah tampan dan menarik dengan lelaki bule di sana. Justru Fajar lah yang mampu menarik perhatian wanita yang berkuliah dengannya. Akan tetapi, tidak dengan dua wanita yang saat ini saling bertatap muka dengan Fajar.

”Kak, Fajar...”

”Iya, Laura. Kamu makan disini?” tanya Fajar sekedar basa-basi.

”Eh ... i ... iya, kak. Kak Fajar juga makan disini?”

Laura nampak gugup saat menjawab pertanyaan seorang Fajar, seniornya. Sedangkan Aletha, ia biasa saja_tidak menganggap adanya Fajar di sana. Bahkan Aletha terus menikmati makanan yang tersaji di atas mejanya. Berbeda dengan Fajar, meskipun ia menyapa Laura tetapi, pandangannya sesekali tertuju ke arah Aletha.

 

”Sungguh, Dia wanita yang aku rasa berbeda dengan wanita lainnya. Aletha ... kenapa aku merasa ... akh, tak mungkin secepat itu aku memutuskan perasaanku.” Batin Fajar saat memandang Aletha.

Perasaan yang bergejolak telah singgah sejenak di hati Fajar, senior Aletha dan Laura. Fajar yang dari Indonesia telah mendapatkan beasiswa full dari negara, sehingga ia mampu berkuliah di Amerika Serikat dengan jurusan yang sama. Dan saat pertama kali memandang Aletha, hatinya berdenyut nyeri_ada rasa yang berbeda yang membuat jantungnya berdesir hebat. Mungkinkah itu .... Cinta? Akan tetapi, berbeda dengan Aletha, karena ia masih enggan untuk membuka hatinya setelah terluka karena cinta.

Notes... anggap saja mereka bertiga berbicara dengan bahasa Indonesia karena, mereka berasal dari Indonesia. Sedangkan saat bicara dengan orang asing anggap saja mereka berbicara dengan bahasa Inggris.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!