BAB 9

..."Rindu...? Aku merasakannya saat aku mundur tiga langkah darinya. Memilih menjauh daripada membuat hatinya terluka.”...

---------

Malam yang dipenuhi dengan keheningan. Hanya angin malam yang berhembus pelan_menemani Aletha yang tengah merenung di sisi kanan dekat jendela yang sengaja dibuka dengan lebar. Berdiri di sana adalah hal yang membuat Aletha merasa nyaman ketika rindu telah mengusik hatinya. Rindu yang tidak bisa diobati dengan saling sapa, hanya melalui udara saja. Akan tetapi, hal itu tidak bisa Aletha lakukan untuk mengobati rindu yang semakin membuncah. Dirinya begitu enggan untuk melakukan panggilan ke nomor Bagas Kara.

”Al, kamu tidak apa-apa, kan?”

Kehadiran Laura telah membuyarkan lamunan Aletha. Dan dengan segera Aletha menjawab pertanyaan Laura dengan asal. Tetapi masih masuk akal bagi Laura yang begitu polos. Yah... Laura memang wanita yang begitu polos, baik dan bersikap santun. Jauh berbeda dengan Aletha, meskipun keduanya memang memiliki paras cantik di wajah mereka. Yang mampu menarik para kaum Adam meskipun hanya melihat saja.

”Ra, bolehkah aku bertanya?” tanya Aletha masih menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang.

”Silahkan! Asalkan jangan tanya tentang kamu Fajar. Karena... aku tidak tahu banyak tentangnya. He... he... he...” Laura menyengir.

”Ye... siapa juga yang mau tanya tentang kak Fajar. Tapi... kalau dilihat-lihat kak Fajar itu... tampan juga ya, Ra.” Aletha tersenyum sendiri.

Seketika Laura menatap tajam Aletha, yang dirasa cukup aneh malam itu. Karena tadinya Aletha yang begitu menolak mentah-mentah tentang Fajar, justru saat ini Aletha memuji Fajar sebagai lelaki yang memiliki paras tampan. Tapi saat ini yang hendak ia tanyakan kepada Laura bukanlah tentang Fajar, melainkan tentang kedekatan sebuah keluarga.

”Ra, selama di sini ... kamu rindu kah sama keluarga kamu?” tanya Aletha yang masih menatap langit berbintang.

”Hmmm ... kalau rindu itu sudah pasti, Al. Tapi ... bagiku sama saja saat aku masih berada di Indonesia. Papa ku seorang duda yang memiliki dua anak yaitu, aku dan kakak ku. Dan kedua orang yang aku sayang telah bertugas menjadi abdi negara, sehingga ... aku sangat jarang bertemu dengan mereka.” Senyum sungging telah terukir di bibir Laura.

’Jadi... Laura keluarga dari anggota abdi negara.’ Batin Aletha sejenak menatap Laura.

Hening...

Satu detik...

Dua detik...

”Ra, pernah kah kamu marah kepada ayah dan kakak mu yang jarang pulang?”

Akhirnya Aletha melontarkan kembali pertanyaan dan memecahkan keheningan yang sejenak menemani mereka. Aletha kali ini begitu pensaran atas jawaban dari Laura. Sedangkan Laura, ia tidak segera menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, justru ia beralih tempat.

”Ayolah Ra, cepetan jawab!”

”Memangnya kenapa sih, Al? Kamu ... begitu antusias dengan dunia militer kah?”

”Tidak juga, aku ... hanya penasaran saja atas jawaban kamu itu. Siapa tahu saja ... aku bisa merekomendasikan calon suamiku nanti.” Aletha menyengir.

Laura yang mendengar alasan absurd Aletha seketika tertawa lepas. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun oleh Laura bahwa Aletha akan memikirkan ”suami” masa depan, sedangkan selama Laura tahu dan mengenal Aletha, ia tidak pernah melihat Aletha dekat seorang lelaki. Apalagi saat Fajar mendekati Aletha, sangat ditolak mentah olehnya.

”Al, kamu yakin dengan alasan kamu itu? Aku tidak percaya loh!” tatap Laura dengan lekat.

”E... entahlah! Ayolah Ra, cepat jawab pertanyaan aku tadi!”

”Ok. Marah ... tidak pernah, karena mereka bertugas untuk melindungi negara kita. Yang ada hanya rindu dan kesepian.”

Hening...

Keduanya saling membayangkan wajah yang mereka rindukan. Keluarga, terutama ayah mereka yang memang saat ini berjarak sangat jauh dengan mereka. Dan malam itu Aletha memutuskan untuk mencoba bertutur sapa dengan sang ayah, Bagas Kara. Walaupun hanya melalui udara.

”Ra, aku mau keluar cari udara segar dulu ya!” ijin Aletha.

”Tidak ada yang namanya udara malam itu segar Al, yang ada malah DING...IN.” Ujar Laura menatap nanar Aletha.

”Terserah apa kata kamu sajalah, Ra.” Aletha berucap lalu berlalu.

”Kalau mau pergi ucap salam dulu, Al. Jangan pulang terlalu malam!” teriak Laura.

Aletha berjalan sudah jauh dari tempat kos, ia tidak mendengarkan teriakan Laura yang memperingatkan dirinya. Dan kini Aletha hanya membutuhkan ketenangan di saat malam menerpa. Rasa rindu yang membuncah membuatnya ingin bertutur sapa dengan Bagas Kara melalui ponselnya. Namun, terbesit kembali rasa bimbang dalam hatinya.

Langkah Aletha terhenti saat berada di sebuah tempat yang baginya mampu membuatnya merasa tenang. Tetapi bukanlah pantai, tempat yang sangat disukai oleh Aletha. Terlihat di bawah pohon besar nanti rindang ada sebuah kursi panjang dengan cahaya lampu remang sebagai penghiasnya. Dan Aletha memutuskan untuk duduk di sana, lalu merogoh benda pipih yang berada di saku celananya.

”Rindu...? Aku merasakannya saat aku mundur tiga langkah darinya. Memilih menjauh daripada membuat hatinya terluka. Aku takut jika ... papa akan tahu betapa terlukanya hati ini melihat kelakuan mama sama lelaki tidak tahu diri itu.” Ucap Aletha lirih seraya menatap foto seorang Bagas Kara yang tersimpan dalam memori ponselnya.

Tangis pun akhirnya pecah, Aletha tidak mmou mebendungnya lagi. Rasa rindu yang membuncah hanya mampu dipendam nya begitu dalam di lubuk hati. Ingin menyapa dan bertutur sapa, tetapi ia tidak mampu membuat orang yang dicintainya merasa terluka. Bahkan bisa saja papa nya lebih terluka.

Saat Aletha masih duduk termenung dan sesekali sesenggukan karena tangisnya, tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sapu tangan kepadanya. Dan seketika Aletha mendongakkan kepalanya untuk memastikan siapa yang berada di hadapannya itu.

”Assalamu'alaikum, Al.” Ucap salam Fajar yang menyapa Aletha dengan sopan.

”Wa'alaikumsalam, Kak.” Jawab Aletha singkat.

Aletha merasa kikuk dengan kehadiran Fajar yang tiba-tiba saja berada di sana. Sehingga keheningan menemani mereka dalam malam itu. Bahkan Aletha melihat Fajar saja tidak, hanya duduk dengan seribu diamnya.

”Hapuslah air mata mu, Al. Terlalu berharga untuk luruh begitu saja.” Ucap Fajar memecahkan keheningan.

Fajar kembali menyodorkan sapu tangannya kepada Aletha. Tetapi, Aletha bersikukuh tidak mau mengambil sapu tangan dari tangan Fajar. Hanya mengatupkan bibirnya dengan seribu kebisuan yang ada. Dan itu membuat Fajar hanya mampu menelan salivanya sendiri. Namun, Fajar tetap berusaha untuk menghibur Aletha dan juga mendekatkan dirinya agar Aletha mau membuka hat.

”Aku tahu, kamu pasti risih dengan kehadiranku. Tapi ... aku tidak bermaksud yang lainnya. Hanya ingin menghibur kamu saja. Tak lebih dari itu.” Tutur Fajar dengan lembut.

”Untuk apa menghiburku? Kenal saja tidak, jadi ... tak perlu se peduli itu kepadaku.” Pekik Aletha.

”Itulah gunanya sesama manusia, Al. Allah menciptakan makhluknya untuk saling berbagi, saling menghibur dan saling mengingatkan satu sama lain. Peduli? Aku memang ingin peduli sama kamu, karena aku ... menyimpan namamu di hatiku. Aku ... jatuh hati padamu.” Fajar mengungkapkan isi hatinya.

Deg...

Aletha benar-benar terkejut dengan ungkapan hati Fajar secara tiba-tiba. Seakan ia mendapat serangan dari seorang Fajar. Mungkin itu yang namanya serangan mendadak dalam dunia militer.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!