BAB 5

...Sahabat sejati adalah seorang teman yang mampu menerima kita apa adanya, mengingat kita dalam setiap momen, melangitkan do'a untuk kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun....

 

Aletha berhenti di sebuah jalanan, ia merasa lelah_amat lelah. Perlahan kakinya melangkah menuju sebuah masjid yang didirikan di pusat kota. Terlihat megah dan terlihat kuat dengan tembok yang dibangun kokoh serta hiasan yang menempel di dinding masjid itu. Akan tetapi, Aletha hanya berdiri mematung di sana, tidak ada keinginan untuk masuk ke dalam_hanya sekedar berteduh dan menjadikan tempat itu dalam. meluapkan segala amarah yang belum kian mereda.

”Tuhan, kenapa? Kenapa Mama ku berbuat hal sejijik itu? Bahkan aku merasa malu untuk mengakui bahwa Dia Ibu kandungku.” batin Aletha.

Aletha menangis tersedu, mengingat apa yang beberapa menit lalu terjadi kepadanya. Bahkan kini tubuhnya luruh ke bawah saat bersandar di tembok dengan derai air mata yang terus mengalir membasahi pipi nya. Hancur, perih dan sakit hati yang begitu menusuk relung jiwa. Itulah yang dirasakan Aletha, hatinya berpotek mengingat Jennifer dengan lelaki itu, bahkan bisa saja Jennifer melakukannya dengan banyak lelaki.

”Trut ... trut ... trut.”

Ponsel Aletha terus berdering_menandakan ada panggilan masuk ke nomornya. Namun, rasa sakit hati yang membuncah, yang membuat sesak di dalam dada saat mengingatnya, membuat Aletha tidak ingin melihat panggilan masuk dari siapa itu. Saat ini pandangan Aletha kosong, terlihat samar rasa semangat yang membara sebelum pergi meninggalkan Indonesia.

”Siapa aku? Apakah aku saat ini telah menjadi anak dari seorang p****ur, hah?” batin Aletha.

Aletha tersedu-sedu saat kepalanya ia telungkup kan, kepedihan begitu menyelimuti nya saat ini. Dan saat itulah seseorang telah hadir lalu, menghampiri Aletha yang masih menelungkupkan kepalanya.

”Assalamu'alaikum,” tegur sapa dengan ucapan salam.

”Hiks... hiks... hiks...”

Hanya isak tangis Aletha yang masih terdengar jelas dalam keramaian saat berada di masjid besar itu. Dan Aletha tidak menghiraukan siapa yang menegurnya, karena baginya hidupnya telah sendiri dan ia juga butuh kedamaian. Sedangkan ia tidak menemukan sebuah pantai, yang mampu memberikan kedamaian ketika memandang ombak yang mengalun riuh saat ia merasa sedih. Hanya sebuah masjid yang mampu ia temukan untuk sekedar bersandar.

 

”Kenapa Aletha tidak menjawab panggilan ku?” batin Tara.

Banyak tamu undangan sangat menikmati semua hidangan yang tersaji. Begitu halnya dengan keluarga Bagas Kara, karena bukan hanya Aletha yang saat itu menerima undangan pernikahan Tara. Sehingga wajib bagi keluarga Bagas Kara untuk menghadiri acara formal itu.

”E ... boleh saya bertanya?” tanya Tara dengan ragu.

Tara menghampiri keluarga Bagas Kara yang tengah duduk manis di tempat yang sudah disediakan serambi menikmati hidangan lezat yang tersaji di atas meja makan. Memang terlihat begitu megah acara resepsi pernikahan Tara malam itu. Di mana dilaksanakan di sebuah gedung dengan rangkaian hiasan dalam. setiap. sudut ruangan.

”Ah iya, silahkan nak, Tara.” Jawab singkat dari Bagas Kara.

Nina dan Luna hanya diam, menikmati hidangan yang masih disajikan. Bukan berarti mereka berdua rakus loh, ya! Tetapi memang itu adanya, prasmanan yang diselenggarakan saat acara resepsi membuat makanan yang berada di atas piring mereka masih utuh, belum dimakan sama sekali. Karena secara kebetulan keluarga Bagas Kara baru saja tiba. dalam acara.

”Kenapa ... Aletha ... tidak ikut disini?” tanya Tara to the point, tapi dengan rasa ragu.

Pertanyaan Tara sukses membuat Nina dan Luna menghentikan acara makannya. Lalu, mereka bertiga menatap Tara yang masih mengenakan pakaian pengantin dengan tatapan tajam. Ada rasa pedih, kecewa dan marah terhadap Tara dari seorang Luna. Karena dasarnya, Luna memang sangat menyayangi adik tirinya itu. Bahkan Luna lah yang selalu mendukung hubungan asmara di antara Tara dengan Aletha. Namun, hasilnya kini telah sia-sia, Aletha terluka dalam hal ini.

”Lagipula, buat apa Aletha datang kesini? Karena yang ada hanya rasa sakit dan pedih. Jadi, lebih baik Aletha tidak usah datang.” Celetuk Luna dengan nada kesal.

Seketika Tara menundukkan kepalanya, entah merasa malu atau menyembunyikan rindu yang ia pendam untuk Aletha. Dan kali ini ucapan dari Nina membuat Tara terluka, tetapi ia tahan luka itu. Karena ia juga tidak mau jika kedua orang tuanya tahu bahwa ia masih memiliki perasaan terhadap Aletha. Kekasih pujaannya yang mampu menerangi setiap hari-harinya, bagaikan matahari yang mampu menerangi bumi dikala siang hari dan bagaikan bulan yang mampu menerangi bumi dikala malam yang sunyi.

”Sudahlah nak, Tara, jangan lagi memikirkan ataupun ingin tahu tentang Aletha lagi. Karena itu akan membuat Aletha semakin terluka dengan apa yang sudah terjadi antara kalian. Toh, sekarang Aletha berada di Amerika, biarkan Dia bahagia di sana dan menggaoai cita-citanya.” Sontak Nina berdiri dari tempat duduknya dan menatap tajam Tara yang masih berdiri di sana dengan rasa tidak malunya.

Semua mata tertuju ke meja keluarga Bagas Kara. Namun, Nina tidak memperdulikan apa yang ada di benak semua tamu tentang keluarganya yang berbicara kasar terhadap Tara. Mungkin hati seorang ibu ikut terluka jika penghianatan telah terjadi dalam sebuah hubungan yang sudah terjalin lama. Meskipun Nina hanyalah ibu sambung, tapi Nina menganggap Aletha sama dengan Luna_tidak membeda-bedakan satu sama lain.

”Maaf jika keluarga saya melakukan kesalahan dalam pesta nak Tara. Kami permisi. Dan selamat atas pernikahan nak Tara.”

Bagas Kara memutuskan untuk pulang bersama istri dan anaknya. Dan saat perjalanan menuju ke rumah tersirat bayangan Aletha dalam otak Bagas Kara. Karena merasa rindu dan ingin memastikan Aletha sudah tiba atau belum, Bagas Kara meraih ponselnya lalu menghubungi Aletha.

 

”Tidak. Aku tidak boleh rapuh saat berada di sini. Harus harus bisa bangkit dan kembali seperti Aletha yang dulu.” Anggukan pelan dilakukan oleh Aletha untuk memberikan keyakinan untuk dirinya sendiri.

Air mata yang tadi mengalir begitu deras, kini telah diseka dengan kasarnya. Lalu Aletha menyadari bahwa ada seseorang yang sudah menunggunya sedari tadi. Bahkan kini orang itu mengulurkan tangannya untuk membantu Aletha berdiri kembali. Namun, Aletha masih terdiam menatap sejenak wanita yang berdiri di depannya.

”Jangan takut! Aku bukan orang jahat yang akan menyakiti kamu. Dan aku akan mengajak kamu ke tempat tinggal ku, sepertinya ... kamu orang baru disini? ” Seulas senyum telah terukir di wajah wanita itu.

Aletha berusaha meyakinkan dirinya untuk mempercayai wanita yang di depannya itu adalah wanita yang memiliki hati baik. Mungkin benar, untuk sementara Aletha harus tinggal bersama Laura, wanita yang terlihat anggun dengan hijabnya.

Setelah berjalan kaki menuju sebuah tempat kost khusus untuk wanita, kini akhirnya mereka sampai juga disana. Aletha menyapu setiap sudut ruangan persegi itu. Ruangan yang tidak luas dan juga tidak kecil, cukup untuk tidur dia orang.

”Maaf, kalau tempatnya sempit bagimu. Oh iya, aku Laura ... kalau kamu?” tanya Laura dengan ramah dan tidak lepas dari senyum yang merekah.

”Aku ... Aletha. Kamu bisa panggil Al,”

Ada rasanya nyaman saat Aletha menatap wajah teduh Laura. Gadis berparas cantik dengan kulit khas Indonesia dan memiliki lesung pipit saat tersenyum, membuatnya semakin cantik. Dan Laura mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi di Amerika. Sungguh luar biasa, seperti kakaknya.

”Apa kamu tidak merasa risih jika ... aku tinggal bersama kamu? Toh ... kita masih baru kenal.”

”Aletha, aku tidak akan keberatan sama sekali dengan adanya kamu disini. Justru aku bahagia, karena aku mendapatkan sahabat saat berada di negara orang.” Binar matanya sungguh memperlihatkan bahagianya.

”Sahabat?” tanya Aletha memastikan.

”Iya, sahabat. Kamu keberatan ya ... jika aku menganggapmu sahabat?” Laura menatap lekat Aletha.

”Tidak. Tidak, masalah juga. Kita sahabat.”

Pelukan hangat telah dilayangkan Laura kepada Aletha setelah ia mendapatkan persetujuan darinya. Rasa bahagia tidak mampu dipungkiri oleh Laura, karena ia terus memberikan senyuman termanis untuk Aletha. Begitu halnya dengan Aletha, ia juga merasa nyaman dengan Laura yang baru dikenalnya. Dan pertemuan itu telah membuat Aletha dengan Laura semakin dekat.

”Sahabat sejati adalah ... seorang teman yang mampu menerima kita apa adanya, mengingat kita dalam setiap momen, melangitkan do'a untuk kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Dan aku mendapatkan seorang sahabat disini yaitu ... Laura.” Batin Aletha.

Laura tidak membenci Aletha setelah ia mendengar cerita hidup Aletha yang sedikit berliku. Terutama melihat perbuatan Jennifer dengan lelaki yang tidak sepantasnya memiliki hubungan dengannya. Bahkan Laura meminta Aletha untuk melupakan semua masalah itu dan meminta Aletha untuk membuka lembaran baru.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 BAB 29
30 BAB 30 ”Terimakasih”
31 BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32 BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33 BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34 BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37 ”Waktu”
38 BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39 BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40 BAB 40 ”Cinta”
41 BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42 BAB 42 ”Autoimun”
43 BAB 43 ”You Jump, I Jump
44 BAB 44 ”Sebuah Potret”
45 BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46 BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47 BAB 47 ”Suara Hati”
48 BAB 48 ”Taktik Belaka”
49 BAB 49 ”Air Mata”
50 BAB 50 ”Penyesalan”
51 BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52 BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53 BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54 BAB 54 ”Hanya Merindu”
55 BAB 55 ”Pesan Singkat”
56 BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57 BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58 BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59 BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60 BAB 60 ”Healing”
61 BAB 61 ”Mauritania”
62 BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63 BAB 63 ”Welcome”
64 BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65 BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66 BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67 BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68 BAB 68 ”Keras Kepala”
69 BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70 BAB 70 ”Pengakuan”
71 BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72 BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73 BAB 73 “Belum Barakhir”
74 BAB 74 “Bertanggungjawab”
75 BAB 75 “Kejutan”
76 BAB 76 “Berkorban”
77 BAB 77 “Sang Mentari”
78 BAB 78 ”Rindu”
79 BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80 BAB 80 ”Kabar Baik”
81 BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82 BAB 82 “Kejadian Pagi”
83 BAB 83 “11-11-2022
84 BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85 BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86 BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87 BAB 87 “Siap, Kapten!”
88 BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89 BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90 BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91 BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92 BAB 92 “Berita”
93 BAB 93 ”Suara Tembak”
94 BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95 BAB 95 ”Baku Tembak”
96 BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97 BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98 BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99 BAB “Ngidam”
100 BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101 BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102 BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103 BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104 BAB 104 “Perkenalan Diri”
105 BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106 BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107 BAB 107 “Permohonan”
108 BAB 108 ”Ketulusan”
109 BAB 109 “Welcome Back”
110 BAB 110 “Cemburu”
111 BAB 111 “You're My Everything”
112 BAB 112 “Panekuk”
113 BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114 BAB 114 “Lambang Cinta”
115 BAB 115 “Kalung Prajurit”
116 BAB 116 “Kekuatan Hati”
117 BAB 117 “Kamu Hebat”
118 BAB 118 “Emergency”
119 BAB 119 “Berdiskusi”
120 BAB 120 “Profesional”
121 BAB 121 “Rindu”
122 BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123 BAB 123 “Salah Prediksi”
124 BAB 124 “Berkunjung”
125 BAB 125 “Gelisah”
126 BAB 126 “Trust a Promise”
127 BAB 127 ”Mesin Waktu”
128 BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129 BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130 BAB 130 “Ratu Sejagad”
131 BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132 BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133 BAB 133 “Keyakinan”
134 BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135 BAB 135 “One”
136 BAB 136 “Terharu”
137 BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138 BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139 BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140 BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141 BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142 BAB 142 “Bersenang-senang”
143 BAB 143 “Tangis Bahagia”
144 BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145 BAB 145 “My Happiness”
146 BAB 146 ”Believe Me”
147 BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148 BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149 BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150 BAB 150 “Bergelayut Manja”
151 BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152 BAB 152 “Sudah Aman”
153 BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154 BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155 BAB 155 “Kebersamaan”
156 BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157 BAB 157 “Menahan Rindu”
158 BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159 BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160 BAB 160 “What Happen?”
161 BAB 161 “Mulai Bertindak”
162 BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
BAB 29
30
BAB 30 ”Terimakasih”
31
BAB 31 ”Wajahnya Mengingatkan Ku Pada?”
32
BAB 32 ”Malam Penuh Ketajaman”
33
BAB 33 ”Luka Dan Duka”
34
BAB 34 ”Pengantin Yang Tak Dirindukan”
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37 ”Waktu”
38
BAB 38 ”Sebatang Coklat”
39
BAB 39 ”Sebuah Keputusan”
40
BAB 40 ”Cinta”
41
BAB 41 ”Dibawah Sinar Matahari”
42
BAB 42 ”Autoimun”
43
BAB 43 ”You Jump, I Jump
44
BAB 44 ”Sebuah Potret”
45
BAB 45 ”Kedatangan Tamu”
46
BAB 46 ”Jangan Khawatir”
47
BAB 47 ”Suara Hati”
48
BAB 48 ”Taktik Belaka”
49
BAB 49 ”Air Mata”
50
BAB 50 ”Penyesalan”
51
BAB 51 ”Sabar dan Ikhlas”
52
BAB 52 ”Terbenamnya Matahari”
53
BAB 53 ”Aku Akan Egois”
54
BAB 54 ”Hanya Merindu”
55
BAB 55 ”Pesan Singkat”
56
BAB 56 ”Sepenggal Rasa”
57
BAB 57 ”Wanita Tangguh”
58
BAB 58 ”Serpihan Sesal”
59
BAB 59 ”Hanya Kata Maaf”
60
BAB 60 ”Healing”
61
BAB 61 ”Mauritania”
62
BAB 62 ”Caraku Menyatakan Cinta”
63
BAB 63 ”Welcome”
64
BAB 64 ”Pertemuan Setelah Perpisahan”
65
BAB 65 ”Kenangan Yang Terkunci”
66
BAB 66 ”Tak Inginkan Perpisahan”
67
BAB 67 ”Penggemar Sang Kapten”
68
BAB 68 ”Keras Kepala”
69
BAB 69 ”Tangis Perjumpaan”
70
BAB 70 ”Pengakuan”
71
BAB 71 ”Pergi Untuk Kembali”
72
BAB 72 ”Jangan Ada Nafas Terakhir”
73
BAB 73 “Belum Barakhir”
74
BAB 74 “Bertanggungjawab”
75
BAB 75 “Kejutan”
76
BAB 76 “Berkorban”
77
BAB 77 “Sang Mentari”
78
BAB 78 ”Rindu”
79
BAB 79 “Takdir Yang Indah”
80
BAB 80 ”Kabar Baik”
81
BAB 81 “Aku Menginginkanmu”
82
BAB 82 “Kejadian Pagi”
83
BAB 83 “11-11-2022
84
BAB 84 “Persiapan Yang Matang”
85
BAB 85 “Nyebelin Tapi Suka”
86
BAB 86 “Panggilan Dadakan”
87
BAB 87 “Siap, Kapten!”
88
BAB 88 “Sang Penjara Malam”
89
BAB 89 “Tingkah Absurd Dimas”
90
BAB 90 “Tetaplah Bersinar”
91
BAB 91 “Cinta Yang Diuji”
92
BAB 92 “Berita”
93
BAB 93 ”Suara Tembak”
94
BAB 94 “Ular Bakar Yang Lezat”
95
BAB 95 ”Baku Tembak”
96
BAB 96 “Ana Uhibbuka Fillah”
97
BAB 97 “Maaf tidak lengkap”
98
BAB 98 “Rumah Sakit Cinta”
99
BAB “Ngidam”
100
BAB 100 “Ngidam Yang Berlanjut”
101
BAB 101 “Es Krim Yang Melumer”
102
BAB 102 “Bakso Mas Kumis”
103
BAB 103 ”Panggil Saja Aku Aletha”
104
BAB 104 “Perkenalan Diri”
105
BAB 105 “Kejutan Yang Kamu Berikan”
106
BAB 106 “Khawatir Yang Berlebih”
107
BAB 107 “Permohonan”
108
BAB 108 ”Ketulusan”
109
BAB 109 “Welcome Back”
110
BAB 110 “Cemburu”
111
BAB 111 “You're My Everything”
112
BAB 112 “Panekuk”
113
BAB 113 “Pagi Yang Memilukan”
114
BAB 114 “Lambang Cinta”
115
BAB 115 “Kalung Prajurit”
116
BAB 116 “Kekuatan Hati”
117
BAB 117 “Kamu Hebat”
118
BAB 118 “Emergency”
119
BAB 119 “Berdiskusi”
120
BAB 120 “Profesional”
121
BAB 121 “Rindu”
122
BAB 122 “Maaf Aku Gagal”
123
BAB 123 “Salah Prediksi”
124
BAB 124 “Berkunjung”
125
BAB 125 “Gelisah”
126
BAB 126 “Trust a Promise”
127
BAB 127 ”Mesin Waktu”
128
BAB 128 “Tak Ingin Cinta Berakhir”
129
BAB 129 “Kenangan Yang Ku Rindukan”
130
BAB 130 “Ratu Sejagad”
131
BAB 131 “Menenangkan Pikiran”
132
BAB 132 “Tak Lupa Akan Waktu”
133
BAB 133 “Keyakinan”
134
BAB 134 “Pelitaku Telah Kembali”
135
BAB 135 “One”
136
BAB 136 “Terharu”
137
BAB 137 “Aku Jatuh Cinta”
138
BAB 137 “Cinta Dalam Setiap Momen”
139
BAB 139 “Jembatan Faidherbe”
140
BAB 140 “Berlibur Tipis-tipis”
141
BAB 141 “Sabar Ini Ujian”
142
BAB 142 “Bersenang-senang”
143
BAB 143 “Tangis Bahagia”
144
BAB 144 “Perhatian Dari Sang Kapten”
145
BAB 145 “My Happiness”
146
BAB 146 ”Believe Me”
147
BAB 147 “Komandan VS Dokter”
148
BAB 148 “Kami Pasukan Berseragam”
149
BAB 149 “Si Jago Merah Yang Mengkhawatirkan”
150
BAB 150 “Bergelayut Manja”
151
BAB 151 “Pelan-Pelan Saja”
152
BAB 152 “Sudah Aman”
153
BAB 153 “Perkumpulan Ibu Persit”
154
BAB 154 “Perpisahan Yang Memberatkan”
155
BAB 155 “Kebersamaan”
156
BAB 156 “Kembali Menahan Perih”
157
BAB 157 “Menahan Rindu”
158
BAB 158 “Tidak Ada Kabar”
159
BAB 159 “Seperti Roda yang Berputar”
160
BAB 160 “What Happen?”
161
BAB 161 “Mulai Bertindak”
162
BAB 162 “Hari Paling Membahagiakan”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!