🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Bocor?!"
"Hem, iya. Bocor" jawab Awan sambil memalingkan wajahnya yang merah padam karna malu.
Mentari yang menggeser tubuhnya lalu turun dari ranjang, ia keluar dari kamar tamu bergegas ke kamar sang suami yang masih sama di lantai dua.
Cek lek
"Rumahku yang dari kayu aja gak bocor, kenapa rumah mewah ini bocor. Emang hujan ya?" gumam Mentari sambil melihat langit-langit kamar. Ia juga mengibaskan gorden untuk melihat ke luar.
"Gak hujan, terus bocornya dimana!"
Mentari yang sadar sedang di permainkan akhirnya kembali ke kamar tamu. Dan ia mulai geram saat melihat Awan sudah meringkuk diatas ranjangnya dengan selimut yang membungkus tubuhnya sebatas dada.
"Hem, baiklah. Kita tuker kamar kalau begitu"
Mentari keluar lagi, ia kembali ke kamar Awan tanpa di sadar jika pria itu justru mengikutinya dengan pelan.
"Astaga!!!" pekik Mentari saat ia menoleh ke belakang.
"Idup lo ribet banget sih perasaan! tinggal tidur doang pake bolak balik" oceh Awan yang langsung mengangkat tubuh istri kecilnya kearah ranjang.
"Diem!" Sentaknya lagi.
Mentari yang sudah berbaring di atas ranjang akhirnya pasrah. Ia biarkan Awan tidur juga di sebelahnya sambil memeluk.
"Kamu demam?" tanya Mentari saat di rasa tubuh suaminya hangat.
"Sedikit"
"Aku ambilkan obat ya" tawarnya lagi yang di jawab gelengan kepala.
"Gak usah, aku cuma mau tidur sambil peluk kamu" jawab Awan dengan mata terpejam, nafasnya begitu hangat menyapu wajah Mentari.
"Kenapa? tapi aku Mentari bukan Lisya"
Awan membuka matanya, tatapannya datar tapi ada sedikit senyum di ujung bibirnya.
"Yang bilang lo Lisya siapa? gue juga tahu lo Mentari!" jawab Awan dengan kekehan kecil.
Mentari tersenyum simpul, setidaknya malam ini ia tak dianggap menjadi mantan kekasih suaminya.
"Aku tak menganggapmu sebagai Lisya karna kami tak pernah begini, aku tak pernah tidur satu ranjang di balik selimut yang sama dengannya" jelas Awan, pikirannya kini jauh mengingat banyak hal tentang wanita itu.
"Jadi baru denganku kamu melakukannya?" tanya Mentari.
"Hem, baru denganmu. Jadi diamlah"
Meski 4 tahun menjalin kasih, dan meski Lisya seorang pekerja **** komersial tapi keduanya berpacaran layaknya pasangan normal. Awan tak pernah di izinkan menyentuh kekasihnya sedikit pun kecuali beradu lidah dan bertukar saliva. Bahkan bagian area sensitif Lisya tak pernah di jamah sama sekali. Pernah Awan melempar gadis itu dengan card unlimitednya karna kesal di leher Lisya ada sebuah tanda merah buatan sang pelanggan. Tapi Lisya malah menangis dan memohon pada Awan untuk tak membelinya. Lisya benar-benar jatuh cinta dan menganggap Awan sebagai kekasih bukan seperti layaknya para hidung belang yang leluasa menikmati setiap inci tubuhnya.
Mentari yang belum juga menutup mata terus memandangi wajah tampan suaminya. Beruntungnya Lisya bisa memiliki hati pria itu tak seperti dirinya yang hanya bisa bersama namun tak pernah di prioritaskan.
"Jangan di liatin terus, nanti lo makin cinta gue gak mau tanggung jawab." ucap Awan, ia mengerjap lalu tersenyum meledek kearah istrinya.
Awan semakin mengeratkan pelukan, dan reflek mencium pucuk kepala Mentari. Dan di detik itulah Awan merasakan ada yang berdesir dalam hatinya.
.
.
.
Gak apa-apa, aku udah biasa mandiri.. Buktinya jatuh cinta aja sendiri.
🍂🍂🍂🍂🍂
Et dah.. kesian amat Neng 🙃🙃🙃***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Endang P
bbeeehhh....seteroonngg berarti yaa thoorr...😂😂😂🥰🥰🥰🥰
2023-11-28
0
Siti Farida
😢😢😢huuh... tarik nafas panjang Thor
2023-11-28
0
Ragil Saputri
mula" berbagi ranjang, trus peluk".....trus bilang cinta ma Tari....beri pelajaran bt suamimu Tari, Lo cuekin Awan saat dia mencintaimu
2023-11-27
0