🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Awan yang kesal karna bertemu dengan gadis kecil yang sedikit kurang ajar akhirmya mengupat Kasar sampai harus menendang keranjang kosong sampai terbalik. Ia memang sedikit tempramental jika menghadapi satu hal yang kurang di sukai atau tak sejalan dengan keinginannya dan kejadian barusan tentu membuat kepalanya berhasil mengeluarkan tanduk.
"Kamu kenapa?" tanya Reza yang mendengar cucunya itu masih saja mengoceh.
"Gak apa-apa, tadi barusan ketemu cewe gila" sahut Awan.
Keduanya bergegas ke meja kasir untuk melakukan transaksi pembayaran dan setelahnya tentu langsung pulang kerumah utama sesuai pesan Melisa yang tak ingin di tinggalkan terlalu lama.
Dua pria beda generasi itu kini sudah ada di dalam mobil, Awan berkali-kali menarik napas lalu membuangnya perlahan sebelum menceritakan semua yang masih terasa sesak dalam dadanya.
"Mana bisa aku menerima wanita lain sedangkan seluruh hatiku masih ada nama Lisya, Appa" adu Awan. Pria di sebelahnya itu tahu semua tentang hubunganya termasuk pekerjaan Haram sang mantan kekasih.
"Jenis cinta paling murni adalah cinta yang di pertahankan pada orang yang sudah jelas tak bisa kamu miliki. Tapi kamu tetap mencintainya dan ingin melihatnya bahagia" ucap Reza dengan senyum simpul kearah cucunya.
"Dan itu untuk kami, kan?" tanya Awan yang di jawab anggukan kepala oleh Appanya.
Awan membuang napas kasar, ia tahu jika Appanya juga memang tak merestui hubungan ia dan Lisya meski tak sekeras pipih dan papinya yang begitu tak kenal lelah menentang. Tapi Reza masih bisa merangkul dan memberi banyak nasihat yang membuat Awan paham jika menikah memang bukan hanya dua kepala tapi dua keluarga.
.
.
.
Setelah mengantar Reza kerumah utama, Awan langsung pulang ke kediaman Biantara. Otaknya benar-benar tak bisa perpikir jernih karna merindukan sosok Lisya yang hari ini ia tak mendapatkan kabar apapun dari sosok gadis itu.
"Awan!" panggil Langit saat melihat putranya baru saja pulang.
"Hem, apa sih Pih?"
"Besok kita akan kerumah calon istrimu, jadi kosongkan jadwalmu demi hari pentingmu, Ok"
"Penting untuk kalian, bukan untukku" sahut Awan yang melengos pergi ke kamarnya.
Langit mendengus kesal, putranya kini jauh berbeda dari yang dulu. Tapi ia harus melakukan ini semua agar nama baik keluarga tetap terjaga. Dan yang terpenting Langit hanya tak ingin anak laki-laki satu-satunya itu terkena efek tak baik dari pekerjaan kekasihnya yang mungkin mengidap penyakit menular.
Braaaak
Awan membanting pintu kamarnya dengan cukup keras, tapi belum juga ia melempar tubuhnya ke ranjang, benda bercat putih itu kembali terbuka.
"Mimih?"
"Kamu dari rumah utama?" tanya Cahaya yang di jawab anggukan kepala oleh sang putra.
"Pipihmu sudah kasih tau kan, jika kita besok akan datang kerumah calon istrimu?"
"Sudah, apa aku akan langsung menikahinya?" tanya Awan sedikit cemas.
"Tentu tidak, kita datang hanya untuk silaturahmi. Masalah lamaran dan pernikahan akan di bicara kan lagi kapan waktunya yang tepat tapi di usahakan dalam waktu dekat" jelas Cahaya sambil mengusap lengan putranya yang kini terlihat sangat kesal.
"Mimih sama saja! tak ada yang perduli perasaanku" keluh Awan.
"Ini demi kebaikan mu, semoga kami tak salah memilihkah jodoh untukmu, Nak"
Awan tertawa kecil, karna baginya itu adalah alasan Klise yang tak penting.
"Siapa namanya?" tanya Awan.
.
.
.
Mentari...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Endang P
imuuuuttt buangeeeeeettttt visual mentari nyaaaaa...mana cantiiikkk bangeeeeetttt pulaaakkkk....🥰🥰🥰🥰
2023-11-27
0
Ragil Saputri
imut bener calon pawang Awan....klo pilihan Pipihnya kayah gini sih bisa" BUCIN AKUT bener ni si Awan ....
pasti yg ketabrak awan waktu di toko makanan burung waktu itu ya
2023-11-26
0
Wiwik Murniati
imut baget mentari ,,,
2023-07-20
0