🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Plaaaakk..
"Aw--" pekik Awan yang langsung menoleh saat bahunya ada yang memukul, ia membuang napas kasar saat ternyata Mentarilah yang kini ada di depannya.
"Apa?!"
"Kata Ibu mau mandi gak?" tanya gadis itu yang tinggi badaanya ternyata hanya sebatas dada Awan saja.
"Gak! pergi lo" usir Awan yang tak ingin di ganggu. Biasanya jika sedang kesal begini, ia akan lari kedalam pelukan Lisya. Wanita itu akan dengan sangat mudahnya mengusir kejengkelan dalam diri awan dengan hanya menyentuhnya saja.
Bukan pergi, Mentari justru tetap tinggal sambil menatap Awan dengan sorot mata tegas seolah menyelidik. Dan Awan yang sadar di perhatikan malah mencondongkan wajahnya hingga kedua hidung mereka hampir bersentuhan.
"Huft, naksir ya?" ucap Awan sambil meniup wajah Mentari.
"Iya, kamu ganteng!" jawab gadis itu.
"Nyesel kan lo, cowok seganteng ini udah lo pukul pake sendal murahan yang bau itu" cetus Awan dengan sangat percaya dirinya.
"Enggak, kan Aku juga cantik! yuk kawin" ajak Mentari, gadis itu langsung menggandeng tangan Awan masuk kembali kedalam rumahnya.
Awan yang kaget dengan ajakan si gadis imut itu justru reflek sampai menurut saja. Keduanya pun kini sudah kembali ke ruang tamu dimana dua keluarga masih berkumpul.
"Nak Awan mau mandi? biar ibu siapkan dulu ya" ucap Ibu sambil bergegas kearah belakang ruangan.
"Gak usah, Bu!" jawab Awan dan Mentari bersamaan.
"Cie...... jodoh!!" ledek Senja sambil tertawa, begitu pun dengan orang tua mereka yang tersenyum simpul.
"Mulut lo gue kuncir ya, Nja!" ancam Awan pada kembarannya.
"Lah, salahku dimana? kalian kalo gak jodoh gak mungkin masih gandengan tangan gitu" balas Senja lagi yang kini hanya terkekeh.
Awan sontak melihat tangannya, yang tanpa sadar memang masih berada di lengan Mentari. Pria itu pun melepas paksa sambil menjauh dua langkah.
"Gak usah, Bu. Terimakasih. Cuma rambutnya aja kok yang bau" ucap Awan dengan senyum terpaksa.
"Untung aku pukul kepalanya, bukan wajahnya ya. Kan gak lucu seganteng ini ada bekas pup si Cimol" kekeh Mentari yang rasanya ingin sekali di gigit pipinya oleh Awan karna sedikit mengembung dengan mata yang menyipit.
"Tari--"
"Maaf, Ayah" jawabnya yang langsung menunduk.
Semuanya kembali duduk bersama, begitu pun dengan Awan yang menghempas bo kongnya lagi pada sofa single karna tak ingin bersanding dengan Mentari.
Langit dan Pak Haditama terus saja berbincang mengenai kelangsungan hubungan putra putri mereka, Awan yang masih geram sudah sangat jengah mendengarnya apalagi tak ada penolakan dari Mentari yang seolah setuju dengan perjodohan gila tersebut.
"Baiklah, kami akan datang kembali untuk acara lamaran resminya pekan depan. Terimakasih banyak Pak Haditama berserta Ibu sudah mau menyambut kami. Dan mohon maaf jika sikap Awan yang sedikit keterlaluan" ucap Langit sebelum mereka berpamitan.
"Kami yang harusnya banyak terimakasih, Kedatangan keluarga Biantara adalah suatu kehormatan. Kami akan menunggu niatan baik kalian semua" balas Pak Haditama selaku ayah Mentari.
"Kalau begitu, kami permisi pulang dulu"
Semuanya kini bangun dari duduk, saling bersalaman dan mengucapkan salam perpisahan tapi tidak dengan Awan yang malah menarik calon istrinya itu sedikit menjauh.
"Apa?"
"Kenapa diem aja sih? Emang lo gak bisa protes? nolak kek, gitu? dijodohin kok mau aja!" sentak Awan.
.
.
.
Maulah... kalo model lakinya kaya gini, siapapun gak nolak. Udah ganteng, tinggi, kaya, wangi, meski sedikit GALAK, tapi nanti Tari jinakin, Boleh ya??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Siti Farida
😂😂😂😂💪💪💪 Awan DPT partner yang sepadan
2023-11-28
0
Endang P
boleehhh...boleeehh bangeeeeetttt malahan Tar....😂😂😂😂 lhaaa iyaaa yaaa Tar yaaa....Saiya juga mau klo lakinya modelan awan...🤣🤣🤣🤣
2023-11-27
0
Endang P
tttuuuhhhh Wwaannn... langsung mau tancap gasss aja tuuhh mentari nya...🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 bar bar emaaanggg emaknya cimol....🤣🤣🤣🤣🤣
2023-11-27
0